Akhlak Dan Tasawuf
Akhlak Dan Tasawuf
Akhlak Dan Tasawuf
Disusun Oleh :
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Akhlak Tasawuf :
DISEKITAR PENGERTIAN AKHLAK kaitannya dengan perkembangan Akhlak
pada kepribadian individu makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam era globalisasi ini banyak pemuda yang sudah
kehilangan akhlakulkarimahnya sehingga perlu pemahaman dan pembelajaran
untuk mengkaji akhlak dan tasawuf.
Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan duniawi, sehingga tercermin ahlak
yang mulia dan dekat dengan Allah Swt. Inilah hakikat tasawuf itu sendiri.
1.3 Tujuan
Tujuann di buat makalah ini ialah agar mahasiswa dapat mempelajari sejarah
tentang "Disekitar Pengertian Akhlak " secara ringkas dan mudah di pahami,dan
sekaligus mempelajari tentang sejarah
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Difinisi Akhlak
Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang
manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya
suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau
kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu
Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah
perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan
baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan
baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh
motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran
apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai
keterpaksaan untuk berbuat.
Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha min ghoiri
fikrin walaa ruwiyatin” yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir
perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan
dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam
diri manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
ringan tanpa berpikir dan direnungkan.
Manusia pasti kehilangan kendali dan salah arah bila nilai-nilai spiritual
di tinggalkan, sehingga mudah terjerumus ke berbagai penyelewengan dan
kerusakan akhlak, misalnya melakukan perampasan hak-hak orang lain,
penyelewengan seksual dan pembunuhan.
Menurut Al-Ghazali, tingkatan keburukan akhlak yang pertama, kedua dan ketiga
masih bisa dididik dengan baik, sedangkan tingkatan keempat, sama sekali tidak
bias dipulihkan kembali. Karena itu, agama islam membolehkannya untuk
memberikan hukuman mati bagi pelakunya, agar tidak meresahkan masyarakat
umum. Sebab kalau dibiarkan hidup, besar kemungkinannya akan melakukan lagi
hal-hal yang mengorbankan orang banyak.
Banyak sekali petunjuk dalam agama yang dapat dijadikan sarana untuk
memperbaiki akhlak manusia, antara lain anjuran untuk selalu bertobat, bersabar,
bersyukur, bertawakal, mencintai orang lain, mengasihani serta menolongnya.
Anjuran-anjuran itu sering didapatkan dalam ayat-ayat akhlak, sebagai nasihat bagi
orang-orang yang sering melakukan perbuatan buruk. Ini terbukti bahwa akhlak
buruk dapat dididik menjadi baik, kecuali tingkatan akhlak buruk yang keempat
tadi.Secara normative, pendidikan akhlak sudah ada dalam Al-Quran dan Hadis,
tinggal kita merumuskannya secara operasional, sehingga dapat diterapkan pada
peserta didik, baik yang menyangkut perkembangan anak manusia maupun tempat
dilaksanakannya pendidikan itu.
Ilmu akhlak, adalah segala macam ilmu yang ada kaitannya dengan akhlak”.
Dalam pengertian seperti itu, maka daya jangkauannya menjadi luas sekali,
termasuklah kedalamnya antara lain ilmu jiwa ( psychology ), ilmu logika ( ilmu
manthiq ), ilmu sosiologi, ilmu aestetika ( terminologo ), maka ada pula beberapa
devinisi.
Hubungan ilmu Akhlak dengan ilmu Tauhid dapai dilhat dari analis berikut ini
diantaranya :
Kalau dipandang ilmu manthiq sebagai alat penimbang mengotrol dan neneriksa
sesuatu yang berasal dari pikiran, maka dia kuat sekali ikatannya dengan ilmu
akhlak dari dua segi:
2. Ilmu manthiq dan ilmu akhlak keduanya membahas dan meneliti manusia
dari segi yang bersifat kejiwaan, dengan catatan, ilmu akhlak menyorot
manusia dari segi tingkah lakunya sedang ilmu manthiq menyorot dari
segi hasil pikirannya.
Oleh karena itu ilmu manthiq sebagai kunci untuk mengerti filsafat, dalam
pengertian, orang yang tidak memahami ilmu manthiq tidak akan bisa memahami
filsafat. Ilmu akhlak disebut juga dengan filsafat akhlak, maka orang tidak akan
mengerti filsafat akhlak bila tidak mengerti manthiq. Dari uraian diatas dapat
disimpulakan bahwa terarah dan baik atau tidak sesuai prilaku sangat tergantung
dan dipengaruhi kepada baik tidaknya dalam berfikir.
Hubungan ilmu Akhlak dengan ilmu aestetika ( ilmu jamal )
Ilmu Aestetika, adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang manusia dari
aspek kelazatan-kelazatan yang ditimbulkan oleh sesuatu pemandangan yang indah
dalam diri manusia.
Kebanyakan ahli ilmu mengatakan, sangat erat hubungan antara ilmu akhlak
dengan ilmu aestetika, tak obahnya laksana hubungan antara paman dengan
keponakannya di mana diatasnya bertemu pada satu nasab atau keturunan. Hanya
saja kalau ilmu akhlak yang menjadi sasarannya dari segi segi perilaku ( suluk )
maka ilmu aetetika sasarannya dari segi kelezatan yang obyeknya tetap sama taitu
diri manusia.
Ilmu jiwa suatu ilmu yang menyelidiki bekas-bekas jiwa seseorang seperti:
pengetahuan, perasaan dan kemauannya, dan dalil bekas dan akibatnya mengambil
faidah dari padanya.
Dengan lain perkataan, ilmu jiwa sasarannya meneliti peranan yang dimainkan
dalam perilaku manusia. Karenanya dia meneliti tentang suara hati ( dhamir ),
Kemauan ( iradah ), daya ingatan, hafalan, dan pengertian, sangkaan yang ringan, (
waham ) dan kecenderungan-kecenderungan( awathif ) manusia. Itu semua
menjadi lapangan kerja jiwa, yang menggerakan manusia untuk berkata dan
berbuat. Oleh karena itu ilmu jiwa merupakan muqaddimah yang pokok sebelum
mengadakan kajian ilmu akhlak. Dikatakan oleh Prof. ahmad Luthfi”, tanpa
dibantu oleh jiwa, orang tidak akan dapat menjabarkan dengan baik tugas ilmu
akhlaq”.
Sesungguhnya antara akhlak dengan aqidah dan iman terdapat hubungan yang
sangat kuat sekali ,karena akhlak yang baik itu sebagai bukti dari keimanan dan
akhlak yang buruk sebagai nukti atas lemahnya iman. Semakin sempurna akhlak
seseorang muslim berarti semakin kuat imannya. Akhlak yang baik adalah bagian
dari amal shaleh yang menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam
timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh nabi SAW dan akhlak yang baik adalah
satu penyebab masuk jannahnya seseorang
Secara etimologi Sosiologi berasal dari kata “Socius” yang berarti kawan dan
“logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan
tentang berkawan atau didalam arti luas, adalah ilmu pengetahuan yang berobyek
hidup bermasyarakat”. Memang banyak pengertian ( ta’rif ) tentang sosiologi
tentang, antara lain yang dikemukakan oleh P.J. bouman, Samuel Smith dan Ch. A.
Ell wood, tekanannya kepada “masyarakat “, bukan kepada “hidup
bermasyarakat”. Kita lebih tepat memakai pengertian yang memuat “hidup
bermasyarakat”, karena masyarakat tidak mempunyai arti yang tepat. Ada
masyarakat dalam arti luas, ialah kebulatan daripada semua perhubungan didalam
hidup bermasyarakat. Sedangkan dalam arti sempit, ialah suatu kelompok manusia
yang menjadi tempat hidup bermasyarakat, tidak dalam aspeknya, tetapi dalam
berbagai-bagai aspek yang bentuknya tidak tertentu. Masyarakat dalam arti sempit
ini tidak mempunyai arti yang tertentu, misalnya: masyarakat mahasiswa,
masyarakat pedagang, masyarakat tani dan lain-lain.
Dikatakan Ahmad Amin, bahwa pertalian antara Ilmu Sosiologi dengan Ilmu
Akhlak erat sekali. Kalau Ilmu Akhlak yang dikaji tentang prilaku (suluk) ,artinya
perbuatan dan tindakan manusia yang ditimbulkan oleh kehendak ,dimana tidak
bisa terlepas kepada kajian kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian Ilmu
sosiologi.
4 Hal yang demikian itu dikarenakan manusia tidak mungkin melepaskan diri
sebagai makhluk bermasyarakat. Dimanapun seseorang itu hidup , ia tidak bisa
memisahkan dirinya lingkungan masyarakat dimana dia berada walaupun kadar
pengaruh itu relative sifatnya.
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut
etimologi berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara
terminologi ulama sepakat mengatakan bahwa akhlak adalah yang berhubungan
dengan perilaku manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini,
tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya, baik
sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan social.
3.2 SARAN
Saya menyadari bahwa,dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu saya sebagai penyusun berharap ada kritik dan saran dari teman-
teman terutama dosen Studi Akhlak Dan Tasawuf, jika ada kesalahan dalam
penulisan Saya mohon maaf. Saya berharap teman-teman memahami tentang
makalah yang Saya buat tentang Di sekitar Pengertian Akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-akhlak/
https://syulhadi.wordpress.com/my-document/islami/akhlak-tasawuf/hubungan-
ilmu-akhlak-dengan-ilmu-ilmu-lain/
https://www.merdeka.com/jateng/macam-macam-akhlak-dalam-islam-beserta-
pengertian-contoh-dan-manfaatnya-kln.html
https://arova.blog.institutpendidikan.ac.id/2018/06/24/akhlak-dan-tasawuf/
http://gudang-materipembelajaran.blogspot.com/2017/02/pokok-persoalan-
akhlak.html