Laprak Kation
Laprak Kation
Laprak Kation
KIMIA ANALISIS
IDENTIFIKASI KATION
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan :
1. Identifikasi Kation Golongan I
Pembahasan :
Pada identifikasi kation golongan I digunakan senyawa Pb-asetat dan perak
nitrat (AgNO3) sebagai senyawa uji yang akan diidentifikasi serta larutan HCl 4N
sebagai reagen atau pereaksi. Pada umumnya, kation golongan I yang terdiri dari
timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan merkurium (Hg+) merupakan golongan yang
membentuk garam-garam klorida sukar larut dalam air dan larutan asam kuat encer.
Maka dari itu, pada identifikasi golongan I kali ini menggunakan larutan HCl 4N
sebagai reagen uji sehingga memudahkan dalam pembentukan endapan dan
identifikasi kation. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses identifikasi
kation golongan I yaitu menyiapkan senyawa uji pada tabung reaksi. Setelah itu,
masing-masing senyawa uji diberi 1-2 tetes larutan HCl 4N menggunakan pipet
kemudian tunggu beberapa menit. Seteleh diberi perlakuan tersebut, baik senyawa
Pb-asetat maupun perak nitrat akan segera bereaksi dengan reagen HCl hingga
membentuk endapan masing-masing berwarna putih.
Reaksi :
Pb2+ + 2Cl- ⇄ PbCl2 ↓
Ag+ + Cl- → AgCl ↓
Perlu diketahui bahwa endapan yang terjadi pada senyawa Pb-asetat dan perak nitrat
sama-sama berwarna putih tanpa ada perbedaan yang signifikan. Maka dari itu
untuk mempermudah dalam menentukan kation apa yang terkandung dalam kedua
senyawa tersebut perlu dilakukan proses penegasan. Proses penegasan antara PbCl2
dan AgCl dilakukan berdasarkan perbedaan dari kelarutan kationnya. Perlakuan
yang dapat diberikan yaitu dengan menambahkan air sebanyak kurang lebih 1 ml
pada kedua tabung reaksi yang berisi endapan PbCl 2 dan AgCl kemudian
dipanaskan. Setelah beberapa menit akan terlihat bahwa endapan PbCl 2 larut dalam
air panas sedangkan endapan AgCl tidak larut. Maka dapat disimpulkan bahwa
kation Pb2+ lebih mudah larut dalam air panas dibandingkan Ag+.
Pembahasan :
Dalam percobaan ini, disediakan senyawa Pb Asetat, CdSO4 dan CuSO4
sebagai senyawa uji yang akan diidentifikasi, HCl dan H2S sebagai reagem, langkah
awal yang perlu dilakukan dalam memulai percobaan ini adalah melakukan
identifikasi kation golongan I pada tiap-tiap senyawa, apabila ketiga senyawa
tersebut tidak mengendap maka dilakukan uji identifikasi kation golongan II. Gas
H2S dapat dibuat dengan melarutkan serbuk FeS dengan akuades lalu ditambahkan
dengan HCl 4N lalu panaskan, maka akan menghasilkan reaksi :
FeS + HCl → FeCl2 + H2S
Aliri gas H2S ke tiga zat senyawa uji tersebut, saat gas H2S dialiri pada senyawa Pb
asetat, larutan Pb Asetat menghasilkan reaksi :
Pb(C2H3O2)2+ H2S → PbS + CH3COOH
Reaksi di atas menghasilkan endapan PbS yang berwarna hitam dan itu
menandakan bahwa larutan A mengandung kation golongan II yaitu Pb2+¿ ¿, saat gas
hidrogen sulfida dialiri pada senyawa CdSO4 menghasilkan reaksi :
CdSO4 + H2S → CdS + H2SO4
Reaksi di atas menghasilkan endapan CdS yang berwarna kuning,
menandakan bahwa larutan B mengandung kation golongan II yaitu kation Cd 2+¿¿,
saat gas hidrogen sulfida dialiri senyawa C yang mengandung CuSO4 menghasilkan
reaksi :
CuSO4 + H2S → CuS + H2SO4
Reaksi di atas menghasilkan endapan CuS yang berwarna hitam, hal itu
menandakan bahwa senyawa C mengandung kation golongan II yaitu kation Cu 2+¿ ¿.
Percobaan di atas menghasilkan hasil yang sama dengan teori yang ada, dengan
berdasar pada teori tersebut senyawa kation golongan II saat dialiri gas hidrogen
sulfida akan menampilkan warna yang berbeda-beda, seperti endapan PbS
menghasilkan warna hitam, endapan CdS mwnghasilkan warna kuning, sedangkan
endapan CuS menghasilkan warna hitam.
Golongan III B
Pembahasan :
Pada identifikasi kation golongan III dilakukan dua tahap
pengidentifikasian. Tahap pertama dilakukan untuk mengidentifikasi golongan III A
dan tahap kedua dilakukan untuk mengidentifikasi golongan III B. Langkah pertama
yang dilakukan adalah dengan memasukkan masing-masing analit ke dalam tabung
reaksi lalu dilarutkan dengan 1 mL aquades (air suling) kemudian ditambah 1-2
tetes HCl 4 N. Setelah itu, dibuat gas H 2S dengan cara mencampur serbuk FeS dan
HCl 4N untuk dialirkan pada masing-masing analit. Langkah selanjutnya adalah
masing-masing analit ditambah dengan NH4OH. Hasil yang diperoleh dari kation
golongan III A adalah sebagai berikut :
Endapan berwarna putih pada terdapat pada ion zink (Zn 2+), aluminium(Al2+),
mangan(Mn2+), dan magnesium (Mg2+), endapan berwarna hijau abu-abu/biru abu-
abu terdapat pada ion nikel (Ni2+), sedangkan endapan berwarna hijau kecoklatan
terdapat pada ion besi (Fe2+)
Reaksi :
Untuk golongan III B analit dialiri dengan gas H 2S selama satu menit lalu
dipanaskan. Hasil yang diperoleh hasil dari masing-masing analit adalah sebagai
berikut :
Endapan hitam pada ion Nikel (Ni2+), kobalt (Co2+), endapan berwarna merah muda
pada ion Mangan (Mn2+), sedangkan endapan berwarna putih terdapat pada ion zink
(Zn2+).
Reaksi :
Pembahasan :
Kation golongan IV tidak dapat diidentifikasi bila menggunakan senyawa
HCl , H2S, maupun NH4OH seperti pada kation golongan I, II, dan III. Identifikasi
kation golongan IV dapat dilakukan apabila menggunakan NH 4OH dan (NH4)2CO3
(amonium karbonat) sebagai reagen atau pereaksi. Kation yang termasuk dalam
golongan IV antara lain Ba2+ , Ca2+ dan Sr2+. Kation-kation tersebut merupakan
golongan alkali tanah (II A pada tabel periodik) yang mempunyai sifat hampir sama
dengan yang lain pada larutan air sehingga sulit untuk membedakannya maupun
memisahkannya.
Oleh karena itu, pada identifikasi kation golongan IV menggunakan larutan
(NH4)2CO3 sebagai reagen uji sehingga memudahkan dalam pembentukan endapan
dan identifikasi kation. Pada percobaan ini, langkah pertama yang perlu
dilaksanakan adalah menyiapkan senyawa uji pada tabung reaksi. Langkah
berikutnya, masin-masing tabung reaksi tersebut diberi beberapa tetes NH4OH dan
juga (NH4)2CO3 menggunakan pipet. Setelah itu, tiap senyawa dalam tabung reaksi
dipanaskan menggunakan api bunsen selama beberapa menit. Perlakuan ini akan
mengakibatkan terbentuknya endapan berwarna putih pada tiap senyawa yang
diujikan.
Reaksi :
BaCl2 + 2NH4OH → Ba(OH)2 + 2 NH4Cl
Ba(OH)2 + (NH4)2CO3 → NH4Cl + BaCO3 ↓(putih)
Pembahasan :
Senyawa kation golongan V dikenal sebagai golongan yang nilai derajat
kelarutannya yang sangat tinggi, sehingga terkadang disebut sebagai golongan
mduah larut. Identifikasi kation golongan V tidak dapat ditentukan secara pasti
hanya dengan satu reaksi spesifik. Ion ammonium dapat diidentifikasi dari suatu
sampel yang tidak diketahui melalui gas yang dibebaskannya. Sedangkan kation
lainnya tidak memiliki pereaksi pengendapan yang cukup spesifik. Kation K+
merupakan turunan dari anggota golongan alkali, maka dari itu K+ memiliki sifat
yang mirip dengan golongan alkali yaitu tidak memiliki warna dan tidak dapat
bereduksi menjadi logamnya ketika berada dalam kondisi larut. K + termasuk ke
dalam golongan asam lemah sehingga tidak dapat bereaksi dengan air serta tidak
membentuk kompleks dalam larutan air. Beberapa senyawa golongan V sukar larut
dalam air, tetapi reaksi pengendapan tidak sensitif untuk kepentingan identifikasi.
Meskipun demikian, pengendapan selektif dapat digunakan untuk identifikasi.