KELOMPOK 4 - Hakikat Penyikapan Dan Refleksi Terhadap Profesi Kependidikan
KELOMPOK 4 - Hakikat Penyikapan Dan Refleksi Terhadap Profesi Kependidikan
KELOMPOK 4 - Hakikat Penyikapan Dan Refleksi Terhadap Profesi Kependidikan
PROFESI KEPENDIDIKAN
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Profesi Kependidikan.
Didalam pembuatan makalah ini diambil dari berbagai macam referensi yang merupakan salah
satu sarana yang harapannya dapat membantu pembaca dalam memahami pembahasan yang
akan kami kritis. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini,dapat menjadi manfaat bagi
pembaca sekalian.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,saran dan krtik yang
membangun dari pembaca sekalian sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Lebih
dan Kurangnya kami mohon maaf.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 6
A. Pengertian Sikap Profesional Kependidikan........................................................ 6
B. Refleksi Sikap Terhadap Profesional Kependidikan........................................... 6
C. Sasaran Sikap Profesional Kependidikan............................................................. 7
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan............................................................................................................... 14
B. Saran......................................................................................................................... 14
C. Daftar Pustaka......................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Guru tidak dapat dilepaskan dari pendidikan karena guru merupakan unsur yang mutlak
dengan tugas sejatinya yaitu mendidik. Dalam mendidik tentu saja ada tujuannya yaitu
menciptakan individu yang berakhlak mulia, cerdas, bertanggung jawab, takwa kepada Tuha,
beriman, beraka, berbudi pekerti luhur serta memiliki kecakapan atau keterampilan yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Agar hal itu tercapai makan diperlukan guru
yang professional, artinya guru yang cakap dalam mengelolan pembelajaran sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Di Indonesia memang masih sangat banyak guru yang berada di bawah garis professional.
Hal ini disebabkan oleh system pendidikan nasional yang kurang mumpuni, baik dari pemimpin,
kurikulum, sarana dan prasarana, maupun guru itu sendiri. Dampaknya adalah mutu pendidikan
Indonesia yang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga maupun
negara internasional. Oleh karena itu, dibutuhi pembenahan jika ingin memperoleh perubahan ke
arah yang positif. Salah satu upya pembenahan tersebut adalah menciptkan profesionalisme guru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi Sikap
Profesional Kependidikan adalah sikap seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya yang
mencakup keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi keguruan. Sikap dan perilaku guru yang profesional adalah
mampu menjadi teladan bagi para peserta didik, mampu mengembangkan kompetensi dalam
dirinya, dan mampu mengembangkan potensi para peserta didik.
Guru merupakan bagian penting dari suatu sistem pendidikan yang memiliki tujuan mulia
dalam mencerdaskan bangsa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh seperti yang
tertuang dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, semua pemegang
otoritas pengelolaan satuan pendidikan harus bekerjasama dan memberdayakan segenap potensi
yang terdapat pada semua pihak yang berkepentingan yang relevan dengan satuan pendidikan
yang bersangkutan. Selain itu, segenap tenaga kependidikan yang terdapat dalam lingkungan
internal satuan atau gugus pendidikan, segenap sumber daya termasuk para pakar, asosiasi, dan
lembaga lainnya yang relevan juga dapat dilibatkan. Sebagai seorang guru tentunya pencapaian
tujuan pembelajaran juga menjadi sangat penting. Dengan banyaknya tugas dan tanggungjawab,
seorang guru yang profesional harus mampu belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah
dijalani, kemudian berupaya untuk tidak mengulangi perbuatan atau tindakan yang dipandang
salah atau keliru atau kurang terpuji, menyimpang, bahkan mungkin dapat merugikan pihak-
pihak berkepentingan. Kemampuan seseorang untuk sanggup dan mau merenungkan,
memahami, dan menyadari pengalaman-pengalaman masa lalu dalam hidupnya itulah
merupakan hakikat refleksi diri. Kemampuan seperti itu teramat penting bagi mereka yang
mengemban tugas-tugas profesional terutama yang termasuk kategori profesi pelayanan bantuan
seperti dokter, psikiater, dan guru. Mochtar Buchori (1994) menekankan pentingnya kemampuan
refleksi profesional itu dimiliki oleh pengemban tugas kependidikan, khususnya guru.
1. Profesi guru belum diakui sepenuhnya sebagai suatu profesi yang telah mapan seperti
dokter, sementara pada era globalisasi seperti saat ini dengan perkembangan dalam
berbagai bidang terutama IPTEK yang sangat kompetitif, para pengemban profesi
kependidikan dan keguruan juga dituntut untuk dapat bersaing.
2. Perubahan masyarakat yang sangat dinamis dari saat ke saat, sehingga tuntutan
kedinamisan profesi kependidikan dan keguruan juga sangat diharapkan
Guru sebagai pendidikan profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-
hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan
pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak
didiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan
siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.
Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan dibicarakan
dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini
berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta
mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru yang
berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap profesional
keguruan meliputi: peraturan perundang-undangan; organisasi profesi; teman sejawat; anak
didik; tempat kerja; pemimpin; serta pekerjaan.
1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: “Guru melaksanakan
segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan” (PGRI,1973). Kebijaksanaan
pendidikan di negara kita dipegang oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh aparatur dan abdi
negara. Guru mutlak merupakan unsur aparatur dan abdi negara. Karena itu guru
harus`mengetahui dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Setiap guru di
Indonesia wajib tunduk dan taat terhadap kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan dalam
bidang pendidikan, baik yang dikeluarkan oleh Depdikbud maupun departemen lainnya yang
berwenang mengatur pendidikan. Kode Etik Guru Indonesia memiliki peranan penting agar hal
ini dapat terlaksana.
Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia, Departemen Pendidikan
Nasional mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang merupakan
kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi antara lain: pembangunan
gedung-gedung pendidikan, pemerataan kesempatan belajar antara lain dengan melalui
kewajiban belajar, peningkatan mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan menggiatkan
kegiatan karang taruna, dan lain-lain. Kebijaksanaan pemerintah tersebut biasanya akan
dituangkan ke dalam bentuk ketentuan-ketentuan pemerintah. Dari ketentuan-ketentuan
pemerintah ini selanjutnya dijabarkan ke dalam program-program umum pendidikan. Setiap guru
Indonesia wajib tunduk dan taat kepada ketentuan-ketentuan pemerintah. Dalam bidang
pendidikan ia harus taat kepada kebijaksanaan dan peraturan, baik yang dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional maupun departemen yang berwenang mengatur pendidikan, di
pusat maupun di daerah dalam rangka melaksanakan kebijaksanan-kebijaksanaan pendidikan di
Indonesia.
Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa pentingnya hubungan yang harmonis untuk
menciptakan rasa persaudaraan yang kuat di antara sesama anggota profesi. Di lingkungan kerja,
yaitu sekolah, guru hendaknya menunjukkan suatu sikap yang ingin bekerja sama, menghargai,
pengertian, dan rasa tanggung jawab kepada sesama personel sekolah. Sikap ini diharapkan akan
memunculkan suatu rasa senasib sepenanggungan, menyadari kepentingan bersama, dan tidak
mementingkan kepentingan sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Sehingga
kemajuan sekolah pada khususnya dan kemajuan pendidikan pada umumnya dapat terlaksana.
Sikap ini hendaknya juga dilaksanakan dalam pergaulan yang lebih luas yaitu sesama guru dadri
sekolah lain.
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas di tuliskan bahwa : Guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa
pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus di pahami oleh seorang guru
dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni : tujuan pendidikan nasional, prinsip
membimbing, dan prinsip pembentukkan manusia indonesia seutuhnya. UU No. 2/1989 tentang
sistem pendidikan nasional, yakni : manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Prinsip
yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik saja. Pengertian
membimbing seperti yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem Amongnya.
Tiga kalimat padat yang terkenal dari sistem itu adalah ing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso, dan tut wuri handayani. Ketiga kalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan
harus dapat memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh, dan harus dapat mengendalikan
peserta didik. Dalam tut wuri terkandung maksud membiarkan peserta didik menuruti bakat dan
kodratnya sementara guru memperhatikannya. Dalam handayani berarti guru mempengaruhi
peserta didik, dalam arti membimbing atau mengajarnya. Dengan demikian membimbing
mengandung arti bersikap menentukan ke arah pembentukan manusia indonesia seutuhnya yang
berjiwa pancasila, dan bukanlah mendikte peserta didik, apalagi memaksakannya menurut
kehendak sang pendidik. Motto tut wuri handayani sekarang telah di ambil menjadi motto dari
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya
mengutamakan pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus
memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik. Baik jasmani, rohani, sosial
maupun yang lainnya yang sesuai dengan hakikat pendidikan. Ini di maksudkan agar peserta
didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia yang mampu enghadapi tantangan-tantangan
dalam kehidupannya sebagai insan dewasa. Peserta didik tidak dapat di pandang sebagai objek
semata yang harus patuh kepada kehendak dan kemauan guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menelaah dan memahami materi diatas,kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa Guru sebagai pendidikan profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat
apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan
masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan
guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan
kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul
baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian
masyarakat luas. Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang
akan dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan dengan
profesinya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam
memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa calon guru sudah seharusnya mempersiapkan keprofesionalan
kerja dari sekarang agar kelak kita dapat menjadi guru dengan profesionalisme tinggi.
Pemahaman akan kinerja yang baik dapat menjadi satu langkah awal dalam mencapai
profesionalisme karena dalam bekerja pada profesi tertentu kita harus membulatkan tekatd
dan pikiran, jangan tanggung-tanggung. Sekali kita terjun pada sebuah profesi maka kita
harus menaruh hati dan pikiran kita guna mencapai tujuan yang semaksimal mungkin. Jadi,
marilah kita berupaya menjadi individu yang memiliki profesionalisme dalam profesi kita.
C. Daftar Pustaka
Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
AlfabetaUU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional