Strategi Inovatif Pembelajaran Unsur
Strategi Inovatif Pembelajaran Unsur
Strategi Inovatif Pembelajaran Unsur
Pendahuluan
Bahasa merupakan sesuatu yang urgen bagi setiap manusia, karena dengan bahasa
seseorang dapat berkomunikasi, bertukar pikiran dan ide satu dengan yang liannya baik
secara lisan maupun tulisan. Karena hakikat bahasa adalah sebagai sarana komunikasi sosial
atau sarana komunikasi dalam suatu masyarakat, sehingga diantara anggota masyarakat dapat
menjalin hubungan sosial dengan masyarakat lainnya.2
Salah satu bahasa Internasional yang telah ditetapkan Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) selain bahasa Inggris, Francis,Tionghoa, Rusia, dan Spanyol adalah bahasa Arab.
Selain menjadi bahasa resmi negara-negara Timur Tengah, bahasa Arab masih menjadi salah
satu mata pelajaran yang dipelajari dari berbagai institusi pendidikan (khususnya Indonesia)
mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi (termasuk negeri dan swasta). Secara
historis salah satu faktor eksistensi bahasa Arab sampai sekarang ini adalah karena bahasa
Arab merupakan bahasa al-Quran dan Bahasa Agama (Baca: Islam), seperti dalam shalat,
dzikir, dan do‟a.3
1
Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Angkatan
tahun 2019.
2
Imam Asrori. Strategi Belajar Bahasa Arab: Teori & Praktek. (Malang: MISYKAT, 2014), hlm 2
3
Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu‟atul Ni‟mah. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab. (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm 3- 4.
Dalam perkembangan pembelajaran bahasa Arab, siswa harus menguasai empat
keterampilan bahasa. yaitu keterampilan menyimak atau mendengar (mahārah al-Istimā '),
keterampilan berbicara (mahārah al-Kalām), keterampilan membaca (mahārah al-qirā'ah)
dan keterampilan menulis (Mahārah al- Kitābah). Keempat keterampilan berbahasa tersebut
dibagi menjadi dua jenis, Pertama keterampilan reseptif meliputi keterampilan mendengar
dan membaca, kedua keterampilan produktif, yaitu keterampilan berbicara dan menulis.4
Selain keempat keterampilan berbahasa di atas, ada juga unsur-unsur bahasa yang tidak kalah
pentingnya untuk dikuasai oleh setiap pembelajar bahasa (Arab), diantaranya adalah: 1) unsur
bunyi (fonetik), 2) unsur kata (mufarādat), 3) unsur gramatikal (qawā’id).5 Ketiga unsur
bahasa ini merupakan prasyarat bagi setiap pembelajar yang ingin dapat mencapai tujuan
pembelajaran bahasa Arab, yaitu dapat mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan
menggunakan bahasa baik secara aktif maupun pasif.6
Pengertian Mufradat
Pengertian Qawaid
Unsur lain dalam pembelajaran bahasa yang perlu dikuasai siswaadalah penguasaan
qawaid. Menurut Syaiful Mustofa Qawā’id adalahkumpulan kaidah nahwu dan sharaf yang
mengatur penggunaan bahasaArab dengan baik dan benar agar dapat memahami maksud
4
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hlm 83.
5
Syaiful Mustofa. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm 91
6
Ulin Nuha, Metodologi Super,..., hlm. 83
7
Syaiful Mustofa. Strategi…, hlm 61
8
Rusydi Ahmad Tho‟īmah, Dalīl ‘Amal Fī ‘Idādi al-Mawād al-Ta’limiyah Li Barāmij Ta’līm
al-‘Arabiyah, (Mekkah al-Mukarramah: Universitas Ummu al-Qurā, 1198), hlm. 181
9
Syaiful Mustofa. Strategi…, hlm 62
dalam suatu kalimat. Oleh karena itu, qawā'id berperan penting dalam pembelajaran bahasa
Arab, agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan kalimat. Meskipun demikian,
keberadaan qawā'id sangat penting untuk memahami suatu kalimat bahasa arab, namun
mempelajari qawā'id bukanlah tujuan inti dari belajar bahasa arab, melainkan cara
menggunakan dan memahami kalimat bahasa arab dengan benar, mengoreksi uslub-uslub,
dan mejaga lisan darikesalahan.10
Secara garis besar pembahasan materi dalam qawā’id terdiri daridua aspek, yaitu
kaidah nahwu (sintaksis) dan kaidah sharaf (morfologi).baik kaidah nahwu maupun kaidah
sharaf, masing-masing keduanyamemiliki peran dan objek pembahasan tersendiri dalam
gramatikal Arab. Yang mana secara teori ketika siswa mampu menguasi kosakata dan
qawā’id dengan mapan, maka hal itu akan memudahkan siswa dalam menguasi keterampilan
berbahasa.
Tujuan mempelajari Mufradat dan Qawaid
10
Hasan Syahatah, Ta’limu al-Lughat al-‘Arabiyah Baina an-Nadzariyyah wa at Tathbiqi, (Daaru al-Misri:
Thaba‟atu ats-Tsalasah, 1996), hlm 201
Syarifuddin Hayim, “Keefektifan Pembelajaran Mufradat Untuk Meningkatkan Kemahiran Berbicara Bahasa
11
Dalam mempelajari mufrodat dan qawaid tentunya guru mempunyai strategi yang
baik dan pas sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, berikut merupakan strategi
yang dapat mempermudah siswa dalam mempelajari mufrodat dan qawaid :
12
Eka, “Strategi Pembelajaran Qawaid (Tata Bahasa)." Diakses dari
ttp://ekandute.blogspot.com/2014/11/strategi-pembelajaran-qowaid-tata-bahasa.html, pada 14 Maret 2021 pukul
12:59
13
Edi Setyawan Dosen STAIMS Yogyakarta, “Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab Menggunakan Metode
Induktif Berbasis Istilah-Istilah Linguistik" Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam 4, no. 2 (2015): 81–95
dalam pembelajaran seperti ini pembelajar perlu meningkatkan keakuratannya
dan ketelitihan agar dapat membedakan beberapa kosakata dengan benar.
Kegiatan bahasa dalam belajar membaca teks Bahasa arab sebenarnya bukanlah
tugas yang mudah, karena selain persyaratannya mengenal qawa'id nahwu dan sharaf
juga bagus juga harus memiliki kemampuan membaca dialek dan nada yang bagus
(lahjah). Mampu menyelaraskan melalui intonasi Dialek yang baik (lahjah) akan
memberi nuansa dan kesan, bahkan menginspirasi siswa
14
Taufik, "Pembelajaran Bahasa Arab MI" ( Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2011) hlm 84.
15
Ibid, hlm 95.
Mengenal qawaid dibutuhkan membaca mufrodat ( kosa kata ) pada tahap ini
setelah mengenal kosa kata kaidah-kaidah berbahasa yang baik dan benar dapat
tercapai. lewat kegiatan membaca Bahasa arab siswa dapat belajar kaidah-kaidah
berbahasa yang benar.
16
M.Pd.I Muhammad Holimi, “PEMBELAJARAN MUFRODAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR,”
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 1 (2019): 86–102.
2) Menggunakan permainan jenga
Untuk memahami mufradat dengan mengembangkan permainan jenga. Jenga adalah
permainan balok yang baloknya berjumlah 48 buah. Mufradat ditulis dalam dua
bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa Indonesia yang baloknya masing-masing
berjumlah 24 buah. Cara bermain menggunakan jenga ada dua cara yaitu
menerjemahkan dan mencocokkan kosakata :
Menerjemahkan
Cara bermain jenga dengan menerjemahkan bertujuan untuk mengulas kembali
materi yang telah dipelajari. Terjemahannya dilakukan dari bahasa Indonesia ke
bahasa arab atau sebaliknya. Langkah-langkah permainannnya:
1) Menyusun balok dengan rapih dan membentuk menjulang keatas.
2) Permainan ini dibagi menjadi beberapa kelompok
3) Setiap kelompok akan diberi satu jenga yang tersusun rapih
4) Saat permainan dimulai setiap siswa mengambil satu balok kemudian
menaruhnya diatas
5) Selanjutnya siswa yang telah mengambil balok, menerjemahkan
mufradat tersebut. Apabila mufradatnya bahasa Indonesia maka dia
menerjemahkan ke bahasa arab dan begitu sebaliknya.
6) Apabila jenga tersebut runtuh, maka siswa yang meruntuhkannya yang
kalah.
Mencocokkan kosakata
Memainnkan jenga dengan mencocokkan kosakata hampir sama dengan
menggambungkan kata. Pertama, bentuklah dua kelompok. Setiap kelompok
akan diberi jenga bahasa arab. Dua kelompok akan diadu cepat dalam
mencocokkan mufradat. Kelompok yang paling cepat dialah pemenangnya.
Cara memainkannya :
1) Balok-balok dipisahkan antara bahasa Indonesia dan bahasa arab
2) Kemudian balok disusun secara vertical dengan pemain lawan
3) Selanjutnya, masing-masing kelompok mencocokkan mufradat bahasa
Indonesia dan bahasa arab
4) Kelompok yang paling cepat adalah pemenangnya.17
Ada beberapa jenis media yang digunakan untuk memudahkan pembelajaran quwaid
:
1. Kubus Struktur
Kubus struktur merupakan sebuah kotak yang berbentuk kubus yang semua sisinya
membuat unsur-unsur kalimah. Kalimah yang ditempelkan pada kubus kalimah yang
telah diajarkan oleh guru. Tujuannya untuk mempelajari susunan kalimah. Contoh
kubus pertama berupa kalimah sebagai mubtada, kubus kedua sebagai fiil, dan kubus
ketiga sebagai maf’ulbih. Berikut langkah-langkah permainannya :
a. Letakkan kubus struktur diatas meja
b. Ajak salah satu murid untuk bermain. Biarkan dia memilih materi yang akan
dimainnkan
c. Setelah itu bacalah kalimah yang pada salah satu sisi kubus.
17
Moch Aris Andika, “Permainan ‘JENGA’ Sebagai Media Pembelajaran MufrodatSiswa Kelas III Madrasah
Ibtidaiyah Luqman Al-Hakim Batu,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99.
d. Lakukan berikut secara bergantian.
2. Papan selip
Media ini berupa papan yang memiliki saku. Media ini sangat membantu siswa untuk
mengurutkan kalimat, menyempurnakan jumlah. Langkah permainannya :
a. Menentukan pembahasan yang diinginkan. Misal membahasa fi’il menjadi
fa’il.
b. Tulislah kalimah kedalam kartu, dengan materi fi’il
c. Kemudian letakkan papan pada dinding, dan seluruh siswa yang telah menulis
kalimah memasukkan kedalam kantong dan diberi jarak setiap kalimah.
d. Setelah itu siswa maju untuk mengambil kalimah yang lain. Jangan membaca
kalimah yang dibuat.
e. Siswa menjelaskan arti kalimah dan mencari perubahan fi’il dalam
jumlah(kalimah) dan mencari isim fa’il18
Daftar Pustaka
Edi Setyawan Dosen STAIMS Yogyakarta, Cahya. “Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab
Menggunakan Metode Induktif Berbasis Istilah-Istilah Linguistik.” Jurnal Komunikasi
Dan Pendidikan Islam 4, no. 2 (2015): 81–95.
Taufik. "Pembelajaran Bahasa Arab MI." Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2011.