Strategi Inovatif Pembelajaran Unsur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI INOVATIF PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR BAHASA ARAB

( Mufradat dan Qawaid ) BAGI PEMULA

Diajeng Avita Sari,


Khanifatus Sholikhah, Laelatul Azizah1

Abstrak : seseorang sudah dikatakan belajar mufradat adalah bahwa ia telah


belajar mengenai makna sekumpulan kata-kata dalam bahasa Arab. Dengan
kata lain, ia telah mampu untuk menerjemahkan bahasa Arab kedalam bahasa
yang sudah dikuasai sebelumnya. Qawaid atau nahwu bisa dilihat sebagai
sesuatu landasan pembelajaran bahasa. Prinsip ini termasuk dalam metode
pembelajaran bahasa Inilah yang disebut metode al-nahwu wa-l-tarjamah.
Kata kunci : Mufradat, Qawaid, Strategi inovatif

Pendahuluan
Bahasa merupakan sesuatu yang urgen bagi setiap manusia, karena dengan bahasa
seseorang dapat berkomunikasi, bertukar pikiran dan ide satu dengan yang liannya baik
secara lisan maupun tulisan. Karena hakikat bahasa adalah sebagai sarana komunikasi sosial
atau sarana komunikasi dalam suatu masyarakat, sehingga diantara anggota masyarakat dapat
menjalin hubungan sosial dengan masyarakat lainnya.2

Salah satu bahasa Internasional yang telah ditetapkan Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) selain bahasa Inggris, Francis,Tionghoa, Rusia, dan Spanyol adalah bahasa Arab.
Selain menjadi bahasa resmi negara-negara Timur Tengah, bahasa Arab masih menjadi salah
satu mata pelajaran yang dipelajari dari berbagai institusi pendidikan (khususnya Indonesia)
mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi (termasuk negeri dan swasta). Secara
historis salah satu faktor eksistensi bahasa Arab sampai sekarang ini adalah karena bahasa
Arab merupakan bahasa al-Quran dan Bahasa Agama (Baca: Islam), seperti dalam shalat,
dzikir, dan do‟a.3

1
Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Angkatan
tahun 2019.
2
Imam Asrori. Strategi Belajar Bahasa Arab: Teori & Praktek. (Malang: MISYKAT, 2014), hlm 2

3
Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu‟atul Ni‟mah. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab. (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm 3- 4.
Dalam perkembangan pembelajaran bahasa Arab, siswa harus menguasai empat
keterampilan bahasa. yaitu keterampilan menyimak atau mendengar (mahārah al-Istimā '),
keterampilan berbicara (mahārah al-Kalām), keterampilan membaca (mahārah al-qirā'ah)
dan keterampilan menulis (Mahārah al- Kitābah). Keempat keterampilan berbahasa tersebut
dibagi menjadi dua jenis, Pertama keterampilan reseptif meliputi keterampilan mendengar
dan membaca, kedua keterampilan produktif, yaitu keterampilan berbicara dan menulis.4
Selain keempat keterampilan berbahasa di atas, ada juga unsur-unsur bahasa yang tidak kalah
pentingnya untuk dikuasai oleh setiap pembelajar bahasa (Arab), diantaranya adalah: 1) unsur
bunyi (fonetik), 2) unsur kata (mufarādat), 3) unsur gramatikal (qawā’id).5 Ketiga unsur
bahasa ini merupakan prasyarat bagi setiap pembelajar yang ingin dapat mencapai tujuan
pembelajaran bahasa Arab, yaitu dapat mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan
menggunakan bahasa baik secara aktif maupun pasif.6

Pengertian Mufradat

Secara definitif, mufrādat atau kosakata merupakan kumpulan kata atau sebagian dari


kumpulan/khazanah bahasa tertentu. Lebih jelas lagi kosakata didefinisikan sebagai
kumpulan kata-kata yang dapat dipahami dan dapat digunakan seseorang untuk membuat
kalimat baru.7 Sebagaimana dikatakan di atas, bahwa pentingnya unsur bahasa dalam upaya
menguasai keterampilan berbahasa, maka kosakata menjadi salah satu unsur penting yang
perlu dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa Arab, sehingga menjadi hal yang logis
ketika seseorang yang mampu menguasi unsur bahasa dengan baik maka kemungkinan besar
juga akan mudah untuk menguasi keterampilan berbahasa.8 Meski demikian, bukan berarti
hanya dengan penguasaan Mufrādat saja yang dapat membantu siswa dalam menguasai
keterampilan berbahasa, melainkan diperlukan juga unsur bahasa lainnya seperti qawā’id.9

Pengertian Qawaid

Unsur lain dalam pembelajaran bahasa yang perlu dikuasai siswaadalah penguasaan
qawaid. Menurut Syaiful Mustofa Qawā’id adalahkumpulan kaidah nahwu dan sharaf yang
mengatur penggunaan bahasaArab dengan baik dan benar agar dapat memahami maksud
4
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hlm 83.
5
Syaiful Mustofa. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm 91
6
Ulin Nuha, Metodologi Super,..., hlm. 83
7
Syaiful Mustofa. Strategi…, hlm 61
8
Rusydi Ahmad Tho‟īmah, Dalīl ‘Amal Fī ‘Idādi al-Mawād al-Ta’limiyah Li Barāmij Ta’līm
al-‘Arabiyah, (Mekkah al-Mukarramah: Universitas Ummu al-Qurā, 1198), hlm. 181
9
Syaiful Mustofa. Strategi…, hlm 62
dalam suatu kalimat. Oleh karena itu, qawā'id berperan penting dalam pembelajaran bahasa
Arab, agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan kalimat. Meskipun demikian,
keberadaan qawā'id sangat penting untuk memahami suatu kalimat bahasa arab, namun
mempelajari qawā'id bukanlah tujuan inti dari belajar bahasa arab, melainkan cara
menggunakan dan memahami kalimat bahasa arab dengan benar, mengoreksi uslub-uslub,
dan mejaga lisan darikesalahan.10
Secara garis besar pembahasan materi dalam qawā’id terdiri daridua aspek, yaitu
kaidah nahwu (sintaksis) dan kaidah sharaf (morfologi).baik kaidah nahwu maupun kaidah
sharaf, masing-masing keduanyamemiliki peran dan objek pembahasan tersendiri dalam
gramatikal Arab. Yang mana secara teori ketika siswa mampu menguasi kosakata dan
qawā’id dengan mapan, maka hal itu akan memudahkan siswa dalam menguasi keterampilan
berbahasa.
Tujuan mempelajari Mufradat dan Qawaid

1. Untuk mencapai kemahiran dalam berbahasa arab karena Mufradat (Kosakata)


merupakan hal yang sangat penting. Pada dasarnya, bahasa merupakan kumpulan
kosa kata yang mempunyai makna-makna atau arti masing-masing.
2. Sebagai kualitas dan kuantitas kemahiran berbahasa seseorang, yang dimaksud
dengan kualitas disini yaitu kemampuan pengetahuan dan penggunaan dalam
kosakata yang disertai dengan Ilmu Sharaf dan Ilmu Nahwu . Sedangkan, kuantitas
merupakan banyaknya kosakata yang dikuasai semakin banyak kosakata semakin baik
ia menguasai dan memahami Bahasa arab serta dapat diterapkan dalam
berkomunikasi11
3. Membantu murid meningkatkan kajian dan kejelihan terhadap kaidah dan pola-pola
pembentukan kata secara sistematis serta meningkatkan kebahasaan pada peserta ddik
4. Melatih pengetahuan murid dalam berpikir dan menemukan perbedaan struktur kata,
kalimat dan ungkapan.
5. Melatih murid dalam menggunakan dan menerapkan kata dan kalimat secara benar
ketika berkomunikasi Bahasa arab
6. Memperbaiki uslub-uslub dan kesalahan sacara nahwiyah
7. Sebagai bekal pengetahuan murid mengenai struktur kata dan kalimat supaya murid
dapat membedakan antara struktur kata yang salah dan benar

10
 Hasan Syahatah, Ta’limu al-Lughat al-‘Arabiyah Baina an-Nadzariyyah wa at Tathbiqi, (Daaru al-Misri:
Thaba‟atu ats-Tsalasah, 1996), hlm 201

Syarifuddin Hayim, “Keefektifan Pembelajaran Mufradat Untuk Meningkatkan Kemahiran Berbicara Bahasa
11

Arab Santri Dayah Di Kota Banda Aceh.”


8. Sebagai penggunaan kaidah-kaidah berbahasa secara benar maka diperlukannya
belajar qawaid12
9. Menajamkan akal, mengolah perasaan serta menerapkan kaidah-kaidah nahwu dalam
menerapkan struktur kata dalam kehidupan.
10. Sebagai upaya pencegah lisan dari ucapan yang salah, menjaga tulisan dari kekeliruan
serta sebagai pembiasaan penggunaan bahasa yang baik dan benar13

Strategi pembelajaran Inovatif Mufrodat dan Qawaid

Dalam mempelajari mufrodat dan qawaid tentunya guru mempunyai strategi yang
baik dan pas sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, berikut merupakan strategi
yang dapat mempermudah siswa dalam mempelajari mufrodat dan qawaid :

1. Strategi Pembelajaran Mendengar (Asalib Ta’lim alIstima’)


a) Ajarkan anak untuk selalu mendengar kata Mendengarkan Kata (Istima’ al-
Mufradat)

Tujuan dari kegiatan pembelajaran mendengarkan kata (Istima'al Mufradat)


adalah agar siswa dapat meniru dan membedakan setiap kata dalam bahasa Arab
(Al-Mufradat) dengan baik. Oleh karena itu dalam hal ini Guru harus mampu
memberikan latihan mendengarkan kosakata (al-Mufradat) dalam dua bidang:

 Istima’ al-Mufradat al-Munfaridah

Mendengarkan beberapa kosakata (Al-Mufradat), maka lafadz di antaranya tidak


dekat dengan makhraj dan sifatnya antara satu kosakata dengan kosakata
lainnya. Istima'al-Mufradat al-Munfaridah tergolong pembelajaran kosakata
sederhana karena sangat berbeda dengan beberapa kosakata yang terdengar dari
samping. Suara, lafadz dan artinya.

 Istima’ al-Mufradat al-Mutaqaribah

Istima'al-Mufradat al-Mutaqaribah adalah kegiatan mendengarkan beberapa kata


(al-Mufradat) yang bersebelahan dengan makhraj dan sifatnya. Oleh karena itu,

12
Eka, “Strategi Pembelajaran Qawaid (Tata Bahasa)." Diakses dari
ttp://ekandute.blogspot.com/2014/11/strategi-pembelajaran-qowaid-tata-bahasa.html, pada 14 Maret 2021 pukul
12:59
13
Edi Setyawan Dosen STAIMS Yogyakarta, “Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab Menggunakan Metode
Induktif Berbasis Istilah-Istilah Linguistik" Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam 4, no. 2 (2015): 81–95
dalam pembelajaran seperti ini pembelajar perlu meningkatkan keakuratannya
dan ketelitihan agar dapat membedakan beberapa kosakata dengan benar.

2. Strategi Pembelajaran Berbicara (Asalib Ta’lim alKalam)14


Pada Strategi ini ajarkan anak untuk berbicara mengenai kosa kata (Mufrodat) :
 Aktifitas Pembelajaran Berbicara (ta’lim al-Hiwar) yaitu aktivitas
penyebutan kosa kata benda yang dilakukan secara berpasangan kepada 2
lawan bicara baik dengan teman sebangku/ teman akrab
Langkah-langkah Strategi Ini :
1) Guru memberikan arahan untuk menyebutkan benda-benda disekitar
siswa
2) Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok siswa
berpasangan 2 orang
3) Siswa menyebutkan benda-benda disekitar secara bergantian
4) Guru mengawasi siswa sambal mendengarkan setiap kosa kata
(mufradat) yang diucapkan siswa.
3. Strategi Pembelajaran Menghafal
Ajarkan anak untuk menghafal dengan memahami makna pada kosa kata

Langkah-langkah Strategi ini :

1) Siswa menuliskan kosa kata benda-benda dalam Bahasa Indonesia


2) Lalu siswa mencari arti kata yang ditulis kedalam Bahasa arab. Bisa lewat
kamus, buku dan bertanya kepada guru
3) Siswa menghafal kosa kata dengan memahami artinya dihafalkan dirumah
ketika bangun tidur/ sambal beraktivitas
4. Strategi Pembelajaran Membaca (Asalib Ta’lim alQira’ah)15

Kegiatan bahasa dalam belajar membaca teks Bahasa arab sebenarnya bukanlah
tugas yang mudah, karena selain persyaratannya mengenal qawa'id nahwu dan sharaf
juga bagus juga harus memiliki kemampuan membaca dialek dan nada yang bagus
(lahjah). Mampu menyelaraskan melalui intonasi Dialek yang baik (lahjah) akan
memberi nuansa dan kesan, bahkan menginspirasi siswa

14
Taufik, "Pembelajaran Bahasa Arab MI" ( Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2011) hlm 84.
15
Ibid, hlm 95.
Mengenal qawaid dibutuhkan membaca mufrodat ( kosa kata ) pada tahap ini
setelah mengenal kosa kata kaidah-kaidah berbahasa yang baik dan benar dapat
tercapai. lewat kegiatan membaca Bahasa arab siswa dapat belajar kaidah-kaidah
berbahasa yang benar.

Langkah-langkah Strategi ini :

1) Guru memberikan siswa teks bacaan


2) Guru secara berkelompok menyuruh siswa untuk memahami teks bacaan
tersebut
3) Guru mendampingi siswa dalam menyatat kosa kata Bahasa arab yang tidak
diketahui
4) Guru menjelaskan kosa kata arab tersebut dan memberikan pengarahan
mengenai qawaid kaidah berbahasa yang baik dan benar.
5. Strategi Pembelajaran Menulis (Asalib Ta’lim alKitabah)
Secara teori, menulis adalah yang terakhir dari empat keterampilan bahasa Arab yang
dibutuhkan Guru terus menerus melatih siswa. Belajar menulis tidak hanya terfokus
pada belajar menulis indah (khat) dan dikte (imla '). Menulis juga dapat melatih
kemampuan siswa dalam penulisan kosa kata dan kaidah arab yang baik .
a) Al-Khat, kegiatan menulis, melatih siswa Untuk bisa menulis Bahasa Arab yang
indah, menurut aturan kaidah berbahasa.
Langkah-langkah Strategi ini adalah sebagai berikut:
-Guru memberikan contoh tulisan Arab
-Guru meminta siswa untuk menyalin tulisan Bahasa Arab sesuai dengan kaidah
khat.
b) Al-Imla ', kegiatan menulis yang melatih siswa menulis teks bahasa Arab tanpa
harus melihat contoh tulisan sebelumnya. "Aktivitas Imla adalah kombinasi dari
keterampilan mendengarkan (istima)" dan menulis. Istima' yang langsung ditiru
dengan mendengar, menjadi bagian dari belajar mendengarkan (istima') Istima
'yang diceritakan dalam disini, bukan hanya bagian dari pembelajaran menyimak
(istima'), tetapi juga belajar menulis. (kitabah).
Disini, siswa dapat memahami qawaid dengan baik melalui pendengaran (Istima’)
lalu diwujudkan dengan tulisan .
6. Ajarkan siswa menyebutkan Sinonim kata
Dengan mengajarkan siswa menyebutkan sinonim kata siswa dapat memahami
persamaan dari kata tersebut .
Seperti :
o Guru : ‫ ْال ُم َعلِّ ْم‬, ‫ْال ُم َدرّس‬
o Mengajar : ‫ يُ َد ِّرس‬,‫ ي َُربِ ْي‬,‫يُ َعلِّ ْم‬

Langkah-langkah Strategi ini :

1) Guru memberikan kosa kata Bahasa arab


2) Siswa membaca kosa kata yang diberikan guru
3) Siswa mencari sinonim dari kosa kata yang diberikan guru lewat kamus
7. Ajarkan siswa menyebutkan Antonim kata
Dengan mengajarkan siswa menyebutkan antonim kata siswa dapat memahami lawan
kata dari kosa kata tersebut
Seperti :
o Kecil : ‫ص ِغ ْي ٌر‬
َ ,‫ص ِغي َْرة‬
َ >< Besar : ْ‫ َكبِيْر‬,‫َكبِي َْرة‬
o Dekat : ٌ‫ قَ ِريْب‬,‫قَ ِر ْيبَة‬ >< Jauh : ‫ بَ ِع ْي ْد‬m,‫بَ ِع ْيدَة‬

Langkah-langkah Strategi ini :

1) Guru memberikan kosa kata Bahasa arab


2) Siswa membaca kosa kata yang diberikan guru
3) Siswa mencari sinonim dari kosa kata yang diberikan guru lewat kamus
Media Pembelajaran Mufradat dan Qawaid
Ada beberapa jenis media yang digunakan untuk memudahkan pembelajaran
mufradat :
1) Media gambar
Media gambar adalah media yang sering digunakan oleh guru, karena media ini
mudah dipahami dan dimengerti, mudah dijumpai dibandingkan media yang lainnya.
Pengajaran mufradat menggunakan media gambar sebagai berikut :
a. Guru memperlihatkan gambar misal mufradat buah-buahan.
b. Pertama guru akan menanyakan buah-buahan yang disukai oleh siswanya.
c. Setelah itu, guru menyebutkan mufradat buah yang mereka sukai.
d. Selanjutnya siswa menirukan mufradat yang disebutkan.
e. Kemudian, siswa diajak bermain game dengan menempelkan buah-buahan
dipapan tulis.
f. Lalu, siswa menuliskan mufradat yang ada dipapan tulis.16

16
M.Pd.I Muhammad Holimi, “PEMBELAJARAN MUFRODAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR,”
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 1 (2019): 86–102.
2) Menggunakan permainan jenga
Untuk memahami mufradat dengan mengembangkan permainan jenga. Jenga adalah
permainan balok yang baloknya berjumlah 48 buah. Mufradat ditulis dalam dua
bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa Indonesia yang baloknya masing-masing
berjumlah 24 buah. Cara bermain menggunakan jenga ada dua cara yaitu
menerjemahkan dan mencocokkan kosakata :
 Menerjemahkan
Cara bermain jenga dengan menerjemahkan bertujuan untuk mengulas kembali
materi yang telah dipelajari. Terjemahannya dilakukan dari bahasa Indonesia ke
bahasa arab atau sebaliknya. Langkah-langkah permainannnya:
1) Menyusun balok dengan rapih dan membentuk menjulang keatas.
2) Permainan ini dibagi menjadi beberapa kelompok
3) Setiap kelompok akan diberi satu jenga yang tersusun rapih
4) Saat permainan dimulai setiap siswa mengambil satu balok kemudian
menaruhnya diatas
5) Selanjutnya siswa yang telah mengambil balok, menerjemahkan
mufradat tersebut. Apabila mufradatnya bahasa Indonesia maka dia
menerjemahkan ke bahasa arab dan begitu sebaliknya.
6) Apabila jenga tersebut runtuh, maka siswa yang meruntuhkannya yang
kalah.
 Mencocokkan kosakata
Memainnkan jenga dengan mencocokkan kosakata hampir sama dengan
menggambungkan kata. Pertama, bentuklah dua kelompok. Setiap kelompok
akan diberi jenga bahasa arab. Dua kelompok akan diadu cepat dalam
mencocokkan mufradat. Kelompok yang paling cepat dialah pemenangnya.
Cara memainkannya :
1) Balok-balok dipisahkan antara bahasa Indonesia dan bahasa arab
2) Kemudian balok disusun secara vertical dengan pemain lawan
3) Selanjutnya, masing-masing kelompok mencocokkan mufradat bahasa
Indonesia dan bahasa arab
4) Kelompok yang paling cepat adalah pemenangnya.17
Ada beberapa jenis media yang digunakan untuk memudahkan pembelajaran quwaid
:
1. Kubus Struktur
Kubus struktur merupakan sebuah kotak yang berbentuk kubus yang semua sisinya
membuat unsur-unsur kalimah. Kalimah yang ditempelkan pada kubus kalimah yang
telah diajarkan oleh guru. Tujuannya untuk mempelajari susunan kalimah. Contoh
kubus pertama berupa kalimah sebagai mubtada, kubus kedua sebagai fiil, dan kubus
ketiga sebagai maf’ulbih. Berikut langkah-langkah permainannya :
a. Letakkan kubus struktur diatas meja
b. Ajak salah satu murid untuk bermain. Biarkan dia memilih materi yang akan
dimainnkan
c. Setelah itu bacalah kalimah yang pada salah satu sisi kubus.

17
Moch Aris Andika, “Permainan ‘JENGA’ Sebagai Media Pembelajaran MufrodatSiswa Kelas III Madrasah
Ibtidaiyah Luqman Al-Hakim Batu,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99.
d. Lakukan berikut secara bergantian.
2. Papan selip
Media ini berupa papan yang memiliki saku. Media ini sangat membantu siswa untuk
mengurutkan kalimat, menyempurnakan jumlah. Langkah permainannya :
a. Menentukan pembahasan yang diinginkan. Misal membahasa fi’il menjadi
fa’il.
b. Tulislah kalimah kedalam kartu, dengan materi fi’il
c. Kemudian letakkan papan pada dinding, dan seluruh siswa yang telah menulis
kalimah memasukkan kedalam kantong dan diberi jarak setiap kalimah.
d. Setelah itu siswa maju untuk mengambil kalimah yang lain. Jangan membaca
kalimah yang dibuat.
e. Siswa menjelaskan arti kalimah dan mencari perubahan fi’il dalam
jumlah(kalimah) dan mencari isim fa’il18

Metode Pembelajaran dan teknik teknik pembelajaran

Metode pembelajaran kosakata (Mufradat)


Dalam pembelajaran mufradat sebaiknya dimulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah
berubah, seperti nama hewan, kata kerja, kata ganti dan kosakata yang mudah dipelajari.
Menurut Ahmad Fuad Effendy menjelaskan teknik-teknik pembelajaran mufradat, sebagai
berikut:19
1. Mendengarkan kata. Hal ini merupakan tahapan awal dengan memberikan peluang
untuk siswa mendengarkan kata yang diucapkan oleh guru. Apabila kata yang
didengarkan sudah dikuasai, maka siswa mampu mendengarkan dengan benar.
2. Mengucapkan kata. Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengar. Dengan seperti ini siswa akan mudah untuk
mengingat kata baru.
3. Mendapatkan makna kata. Dalam tahap ini, guru hendaknya tidak memberikan
terjemahan langsung kepada siswa karena dengan teknik seperti itu siswa tidak terjadi
komunikasi secara langsung sehingga siswa akan mudah melupakan makna kata yang
telah dipelajari. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk menghindari
terjemahan, yaitu dengan pemberian konteks kalimat, definisi sederhana,
menggunakan gambar, peragaan gerakan tubuh.
4. Membaca kata. Setelah siswa melalui tahap mendengar, mengucapkan, memahami
makna kata, guru akan melanjutkan ke tahap yaitu menulisnya kata dipapan tulis dan
siswa membaca kata tersebut.
5. Menulis kata. Penguasaan kosakata sangat terbantu dengan cara menulis kata-kata
yang telah dipelajari.
6. Membuat kalimat. Pada tahap terakhir yaitu membuat kalimat yang sempurna baik
secara lisan maupun tulisan. Disini guru harus kreatif memberikan contoh-contoh
kalimat dan siswa diminta untuk menirukannya.
Metode Pembelajaran Qawa’id
18
Elma, “Makalah Bahasa Arab qawaid,” 2018.
19
Umi Hijriyah, Analisis Pembelajaran Mufradat dan Struktur Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, ed. oleh
Syarief, CV. Gemila (Surabaya, 2018).
1. Metode deduktif
metode ini mengajarkan nahwu yang diawali dengan penjelasan kaidah-kaidah lalu
memberikan contoh-contoh. Cara mengajarkan nahwu kepada siswa, guru terlebih
dahulu menjelaskan kaidah-kaidah kemudian memberikan contoh-contoh dalam
bentuk pola kalimat yang diambil dari bahan bacaan. Teknik penyampaiannya :
1) Penjelasan kaidah-kaidah, dengan cara guru menuliskan contoh kalimat
dipapan tulis kemudian guru membacanya dan diikuti oleh siswa dan
dilakukan secara berulang-ulang dan pada akhirnya siswa dapat menghafal
dan memahami. Ketika memberikan contoh dimulai dengan yang berada di
ruangan kelas untuk memudahkan dalam memahami.20
2) Saat mengajarkan kata sifat sebaiknya menyebutkan kata yang lengkap.
Contoh : panjang-pendek, kotor-bersih.
3) Saat mengajarkan huruf jar dan maknanya. Sebaiknya menggunakan huruf jar
yang paling sering digunakan.
4) Jangan memberikan contoh kalimat yang membuat siswa bingung.

Daftar Pustaka

Edi Setyawan Dosen STAIMS Yogyakarta, Cahya. “Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab
Menggunakan Metode Induktif Berbasis Istilah-Istilah Linguistik.” Jurnal Komunikasi
Dan Pendidikan Islam 4, no. 2 (2015): 81–95.

Eka. “Strategi Pembelajaran Qawaid (Tata Bahasa),” 2014.


http://ekandute.blogspot.com/2014/11/strategi-pembelajaran-qowaid-tata-bahasa.html.
20
Hijriyah.
Syarifuddin Hayim. “Keefektifan Pembelajaran Mufradat Untuk Meningkatkan Kemahiran
Berbicara Bahasa Arab Santri Dayah Di Kota Banda Aceh.” Journal of Chemical
Information and Modeling 110, no. 9 (2016): 1689–99.

Taufik. "Pembelajaran Bahasa Arab MI." Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2011.

Anda mungkin juga menyukai