Laporan Tekno Padat Erika Novita Sari - 1913015012 EVALUASI GRANUL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Nama : Erika Novita Sari

NIM : 1913015012

Kelas : A D3 Farmasi 2019

EVALUASI GRANUL

N Nama dan Gambar Bagian-bagian Fungsi


O
1. Seive Shaker a. Penutup Seive Shaker adalah
a b. Baut alat yang berfungsi
b Pengunci untuk memisahkan
c. Susunan serbuk material
c Ayakan berdasarkan ukuran
d. Vibrator butirannya.
d

2. Flow Tester a. Corong Flow Tester adalah


b. Tuas salah satu alat yang
a Pengatur digunakan untuk
b Ketinggian mengetahui aliran
c. Penutup material
Corong
c d. Papan
Landasan

3. Tapped Density Tester a. Gelas Ukur Tapped Denstity Tester


b. Dudukan digunakan untuk
a Gelas Ukur menentukan penurunan
c. Tombol Star volume sejumlah granul
d. Tombol atau serbuk akibat
b Stop hentakan dan getaran
e. Tombol
c Reset
f d f. Strokes
(Penghitung
e Tumbukan)
g g. Tombol
Setting
(Arah
Kanan Kiri
Bawah.
Metcho. Set
dan Enter)
4. Moisture Analyzer a. Lampu Moisture Analyzer
halogen adalah alat yang
b. Nampan berfungsi untuk
c. Tombol mengetahui kadar air
a Start dari sampel yang telah
d. Tombol dikeringkan
Stop
b e. Level asis
c
d
e
PEMBAHASAN

Granul merupakan gumpalan- gumpalan dari partikel-partikel yang lebih


kecil dengan bentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih
besar (Ansel, 1989). Granulasi serbuk ialah proses membesarkan ukuran partikel
kecil yang dikumpulkan bersama-sama menjadi agregat (gumpalan) yang lebih
besar, secara fisik lebih kuat dan partikel orisinil masih teridentifikasi dan
membuat agregat mengalir bebas. Metode yang terpenting dari granulasi
farmasetik, dapat digolongkan ke dalam tiga kategori utama, yakni proses basah,
proses kering (disebut juga slugging) dan proses lain (humidification, priling, melt
peletization). Granulasi basah ialah proses menambahkan cairan pada suatu
serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan
pengadukan yang akan menghasilkan aglomerasi atau granul, sedangkan granulasi
kering adalah proses granulasi serbuk tanpa menggunakan cairan granulasi
(Siregar, 2010).

Proses pembuatan granul memerlukan berbagai eksipien untuk memenuhi


persyaratan formulasi antara lain bahan pengisi, pengikat, disintegran, lubrikan
dan glidan. Dalam proses granulasi basah, bahan pengikat meningkatkan
pembesaran ukuran untuk membentuk granul sehingga dapat memperbaiki
mampu alir campuran selama proses pembuatan (Siregar, 2010). Bahan- bahan
pengikat tersebut dapat dibedakan dalam 3 golongan yaitu polimer alam, polimer
sintetis dan gula.

Evaluasi Sediaan Granul

a. Uji laju alir

Granul yang baik ialah granul yang dapat mengalir bebas sehingga
dapat kemudian dikempa menjadi sediaan tablet. Semakin kecil konsentrasi
bahan pengikat, maka ukuran, viskositas dan massa jenis semakin kecil,
sehingga meningkatkan gaya kohesi antar partikel granul atau serbuk. Gaya
kohesi yang tinggi menyebabkan granul sulit mengalir bebas. Massa jenis yang
kecil berarti bobot molekul juga kecil, menyebabkan kurangnya pengaruh gaya
gravitasi pada massa tersebut, karena gaya kohesivitas lebih tinggi dari gaya
gravitasi sehingga granul tidak dapat mengalir bebas. (Anshory et al, 2007).
Aliran granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan 100 gram tidak lebih dari 10 detik (Voight, 1994).
b. Uji sudut istirahat

Bila sudut diam yang terbentuk ≤ 30° menyatakan bahwa sediaan dapat
mengalir bebas dan bila sudut yang terbentuk ≥ 40° menyatakan bahwa sediaan
memiliki daya alir yang kurang baik. Dari nilai sudut diam dapat menunjukkan
suatu nilai indikasi bisa diterimanya sifat aliran yang dimiliki oleh suatu bahan
(Anderson, 1986).
Semakin kecil ukuran partikel maka gaya kohesivitas semakin tinggi.
Tingginya kohesivitas menyebabkan granul sulit mengalir dan menyebabkan
sudut diam yang terbentuk semakin besar (Anshory et al, 2007).

Sudut istirahat Sifat alir


<25˚ Sangat Baik
25 ˚- 30 ˚ Baik
30 ˚-40 ˚ Sedang
>40 ˚ Sangat Jelek

c. Uji kompresibilitas

Pengujian kompresibilitas bertujuan mengukur kepadatan dari bubuk,


granul, dan zat curah lainnya untuk mempermudah pencetakan tablet, karena
tablet yang memiliki persen kompresibilitas yang baik akan lebih mudah
dikempa. Persen kompresibilitas yang semakin kecil menandakan kemudahan
granul dalam pengempaan tablet sehingga dihasilkan tablet yang lebih kompak
dibandingkan dengan formulasi yang memiliki persen kompresibilitas yang
tinggi. Kompresibilitas juga akan mempengaruhi daya alir dari granul. Adanya
pembasahan dapat meningkatkan kompresibilitas granul. Hal ini dikarenakan
oleh adanya ikatan antar partikel yang kuat dengan kelembaban yang sesuai.
Sehingga, granul-granul tersebut dapat dimampatkan dengan baik. Berikut
merupakan tabel kriteria kompresibilitas menurut Chandira et al., (2012)

Komprebilitas Daya alir


5-15 Sangat baik
12-16 Baik
18-21 Cukup baik
23-35 Kurang baik
35-38 Tidak baik
Lebih dari 40 Sangat tidak baik

d. Uji kandungan lembab


Syarat kandungan lembab yang baik ialah 1-5%.Granul yang memiliki
kandungan lembab <5% akan stabil dan baik pada saat penyimpanan (Rowe, et
al, 2009).

e. Uji Distribusi ukuran partikel


Persyaratan untuk menjadi granul, granul yang melewati ayakan no-20
adalah yang tertinggi, dapat dikatakan granul lebih banyak memiliki ukuran
yang sama dengan 850 μm.

Cara Kerja Tiap Alat Evaluasi

a. Laju alir
Ditimbang 100 gram granul. Kemudian dituangkan secara perlahan-
lahan granul tersebut kedalam corong yang tertutup bagian bawahnya lewat
tepi corong. Dibuka tutup corong secara perlahan-lahan dan biarkan granul
mengalir keluar. Dicatat waktu yang diperlukan (detik) dengan stop watch
sampai semua granul melewati corong (Parrott, 1971). Laju alir granul yang
baik adalah antara 4-10 gram/detik (Carstensen and Chan, 1977). Diulangi
pengujian tersebut di atas sebanyak dua kali. Pengulangan sebanyak dua kali
ini dimaksudkan untuk meminimalkan galat percobaan, selanjutnya ditentukan
nilai rata- ratanya.

b. Sudut istirahat
Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong
dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu
alirgranul dicatat , sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameterdan
tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir yang
dipersyaratkan dengan sudut diam antara 250 sampai 300.(DepkesRI,1995)

c. Kompresibilitas
1). Bobot Jenis Nyata
Ditimbang granul yang dikeringkan sebanyak 50 Dimasukkan granul
tersebut ke dalam gelas ukur 100 mL dan dicatat volumenya. Dihitung bobot
jenis nyata dengan menggunakan rumus. Diulangi pengujian tersebut di atas
sebanyak dua kali, selanjutnya ditentukan nilai rata-ratanya.
2). Bobot Jenis Mampat
Ditimbang granul yang dikeringkan sebanyak 50 Dimasukkan
granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL kemudian dilakukan
pengetukan hingga volumenya konstan. Dicatat volume mampat dari
granul dan dihitung bobot jenis mampatnya.

d. Uji Kelembaban
Dinyalakan alat, kemudian buka penutup dan tara penampang.
Timbang sampel sebanyak 1 gram granul, dimasukkan kedalam sample
tray dan dianalisis kelembaban dengan pemanasan pada suhu 105℃.
Dicatat kadar air yang terbentuk, kandungan lembab menurut
persyaratan 2-5% (Williams and Allen, 2007).
e. Uji Distribusi Ukuran Partikel

100 gram sediaan diayak dengan ayakan bertingkat Elektromagnetic Sieve


Shaker EMS-8 mulai dari mesh 20, 40, 60, 80 dan 100,selama 5 menit, dimana
telah diisi sediaan pada ayakan paling atas. Bobot dari masing-masing ayakan
ditimbang dantentukan bobot sediaan uji padamasing-masing ayakan.
Kemudian dilakukan rekonsiliasi bobot sediaan. Total kehilangan tidak boleh
melebihi 5%dari beratspesimen uji asli (USP, 2015).

1. Ukuran Partikel Ayakkan Mess

4. Rumus
a. Laju alir
Dihitung lajur alir dengan menggunakan rumus :
g
Laju alir =
t

ket : g : berat sampel (gram)


t : waktu (detik)
b. Sudut istirahat
Diukur tinggi kerucut dan jari-jari kerucut yang terbentuk dengan
menggunakan rumus :

ket : h : tinggi kerucut granul h


tan α =
r : jari - jari r

c. Kompresibilitas
Dihitung bobot jenis nyata dengan menggunakan rumus :

Berat granul( g)
Bobot Jenis Nyata (p0) 
Volume granul(ml)

Dihitung bobot jenis mampatnya dengan menggunakan rumus :

Bobot Jenis Mampat (pt) 


Berat granul(g)
Volume
Persen kompresibilitas mampat(
granul dapat ml)
dihitung dengan menggunakan
rumus :

pt − p 0
% Kompresibilitas = x 100 %
pt

Perhitungan

a). Laju alir


Diketahui berat granul A,B,C adalah 10 gram. Waktu untuk granul A 0,98
detik, granul B 0,84 detik dan granul C 2,21 detik. Hitung laju alir tiap granul ?
Jawab :
10 g
a. Laju alir granul A ¿ = 10,20
0,98 s
10 g
b. Laju alir granul B ¿ = 1,90
0,84 s
10 g
c. Laju alir granul C ¿ = 4,52
2,21 s
b). Sudut Istirahat
Diketahui:
Tinggi tumpukan granul A adalah 1,32 cm dan jari-jarinya 3,75 cm.
Tinggi tumpukan granul B adalah 1,42 cm dan jari-jarinya 4,5 cm .
Tinggi tumpukan granul C adalah 1,51 cm dan jari-jarinya 3,8 cm. Tentukan
sudut istirahat granu A,B, dan C tersebut ?
Jawab :
1,32
A = tan α = = 19,39
3,75
1,42
B = tan α = = 17,48
4,5
1,51
C = tan α = = 21,65
3,8

c). Kompresibilitas
Diketahui berat granul awal 25 gram dengan volume 100 ml. Lalu dilakukan
hentakkan menggunakan jolting volumeter, volume berubah menjadi 92 ml.
Hitung % kompresibilitas dari granul tersebut ?
Jawab :
25 g
a. bobot jenis nyata P0 = = 0,25
100 ml
25 g
b. bobot jenis mampat Pt = = 0,27
92 ml
0,27−0,25
c. % kompresibilitas = x 100% = 7,41%
0,27

Metode lain
a. Laju alir (Metode sudut baring (istirahat)

Sudut istirahat merupakan sudut maksimum yang bisa didapat antara


permukaan tegak bebas dari tumpukan serbuk dan dasar horizontal. Bila nilai
sudut istirahat lebih kecil dari 20º dan nilai sampai 40º menunjukkan potensi
aliran yang baik. Namun, jika sudut yang terbentuk lebih besar dari 50º
menandakan alirannya kurang baik (Lachman, 1989:140-142).
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. C. 1986. Introduction toPharmaceutical Dosage Form.Georgia: Lea


and Ferbinge.

Anshory, H., et al.2007. Jurnal IlmiahFarmasi. Formulasi tablet Effervescentdari


Ekstrak Ginseng Jawa (Talinumpaniculatum) dengan Variasi
KadarPemanis Aspartam. Vol. 4, No. 1.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Lachman, L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta:


UniversitasIndonesia Press.

Lachman, L., H. A. Lieberman dan J. L. Kanig (1986). Teori dan Praktek


Farmasi Industri, Edisi Ketiga. Jakarta : UI Press.

Parrott, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics 3rd


Edition. Mineapolis : Burgess Publishing Company.

Rowe, R. C., dkk. 2006. Handbook ofPharmaceutical Excipients 5th


Edition.London: Pharmaceutical Press.

Siregar, C. 2010. Teknologi Farmasi SediaanTablet: Dasar-Dasar Praktis.


Jakarta:EGC.

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran TeknologiFarmasi. Diterjemahkan olehSoendani,


N. S. Yogyakarta: UGMPress.

Williams, J. C. and T. Allen. 2007. Handbook ofPowder Technology Granulation.


Vol 11.

Anda mungkin juga menyukai