36 3939 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN


MODEL ADDIE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
DI SDN 1 SELAT

I Gusti Lanang Agung Kartika Putra1, I Dewa Kd Tastra, IGN I Wy Suwatra3


1,2,3
Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected] 2, [email protected]


3
}@undiksha.ac.id

Abstrak

Permasalahan yang ditemukan di SD N 1 Selat berdasarkan observasi yang dilakukan


antara lain adanya keluhan beberapa pengelola pembelajaran (guru) terhadap rendahnya
daya serap pembelajaran. Hal itu disebabkan karena kurangnya bahan ajar atau media
pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yaitu sebuah media video pembelajaran yang layak pakai
pada mata pelajaran Bahasa Inggris Kelas V di SD Negeri 1 Selat, sesuai dengan
kebutuhan dan mengikuti aturan yang ada serta mampu memberikan daya tarik agar
siswa mampu menyerap isi dari materi pembelajaran lebih maksimal. sehingga dilakukan
penelitian produk media video pembelajaran tentang pengenalan nama-nama buah dan
sayuran pada mata pelajaran bahasa inggris Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (research and devlopment). Setelah melalui tahap produksi dihasilkan
produk awal kemudian dilakukan validasi oleh seorang ahli isi mata pelajaran, ahli desain
pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Selanjutnya produk diujicobakan kepada
siswa melalui tiga tahap, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba
lapangan. Subyek uji coba penelitian ini terdiri dari enam orang siswa untuk uji coba
perorangan, dua belas orang siswa untuk uji coba kelompok kecil, dan dua puluh orang
siswa untuk uji coba lapangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
dari uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli desain, uji ahli media pembelajaran, dan dari uji
coba siswa. Instrumen pengumpulan data berupa lembar evaluasi (angket) baik untuk uji
ahli dan uji coba siswa. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Hasil penilaian terhadap produk media dilaksanakan berdasarkan
enam aspek, yaitu: (1) ditinjau dari aspek isi bidang studi/mata pelajaran, media ini
termasuk dalam kualifikasi/predikat sangat baik, dengan persentase tingkat pencapaian
92.00%; (2) ditinjau dari aspek desain pembelajaran, media ini termasuk dalam
kualifikasi/predikat baik, dengan persentase tingkat pencapaian 85.00%; (3) ditinjau dari
aspek media pembelajaran, media ini termasuk dalam kualifikasi/predikat baik, dengan
persentase tingkat pencapaian 88.00%; (4) ditinjau dari aspek uji coba perorangan,
media ini termasuk dalam kualifikasi/predikat sangat baik, dengan persentase tingkat
pencapaian 92.31%; (5) ditinjau dari aspek uji coba kelompok kecil, media ini termasuk
dalam kualifikasi/predikat sangat baik, dengan persentase tingkat pencapaian 92.24%;
dan (6) ditinjau dari aspek uji coba lapangan, media ini termasuk dalam
kualifikasi/predikat sangat baik, dengan persentase tingkat pencapaian 92.46%. Dengan
demikian produk media video pembelajaran ini memiliki tingkat validitas yang baik dan
layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Kat-kata kunci: pengembangan, media video pembelajaran, Bahasa Inggris


e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

Abstract

The problem that was find based on observation in SD N 1 Selat is low of learning
capacity because lacking instructional media for increase student’s intention so that there
is a research abaut instructional video media product about introducing the fruit and
vegetable name in English Lesson. This research direct to product such as a instructional
video media that proper to use in English lesson for five grade in SDN 1 selat, according
to the requirements and follow the rules and be able to provide an incentive for the
students are able to absorb the contents for maximum. This research is about
development research. After pass production stage the early product was produce and
then validated by a subject matter content expert, subject design expert, and instructional
media expert. After that the product tested to the students through three stages such as
personal test, small group test and field test. Test subject of this study consisted of six
students for personal test, twelve students for small group test, and twenty students for
field test. Data that collected in this research are data from subject matter content expert,
subject design expert, instructional media expert and from students test. Data collection
instrument such as evaluation sheets for expert test and students test. Data analysis
using descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptive. Valuation result of
media products carried by six aspects such as : (1) observed from subject matter content
aspect, this media qualify as very good, with percentage level of achievement 92.00%; (2)
observed from study design aspect, this media qualify as good, with percentage level of
achievement 85.00%; (3) observed from instructinal media aspect, this media qualify as
good, with percentage level of achievement 88.00%; (4) observed from personal test
aspect, this media qualify as very good, with percentage level of achievement 92.31%; (5)
observed from small group test aspect, this media qualify as very good, with percentage
level of achievement 92.24%; (6) observed from field test aspect, this media qualify as
very good, with percentage level of achievement 92.46%. So that, this instructional video
media product has good validity level and proper to use in English lesson.

Keyword : development, instructional video media, English Lesson

Pendahuluan seiring perkembangan ilmu pengetahuan


Proses pembelajaran saat ini dan teknologi yang semakin maju. Media
sebagian besar hanya menggunakan buku audio, visual dan audio visual menjadi
sebagai media untuk belajar. Guru suatu yang tak dapat terpisahkan dari
menjelaskan kembali secara mendetail kehidupan manusia saat ini. Semua media
materi yang sudah ada dalam buku. tersebut berbasis pada teknologi
Belajar menggunakan buku saja masih informasi. Informasi yang disampaikan
memiliki beberapa kekurangan, melalui media memberi warna baru pada
diantaranya belajar dengan buku peradaban umat manusia.
meniadakan interaksi pebelajar dengan Salah satu mata pelajaran yang
pendidik. Selain itu, buku juga tidak bisa pembahasannya dapat menggunakan
menampilkan animasi. Melalui proses Media video Pembelajaran adalah mata
belajar mengajar seperti di atas, dirasa pelajaran Bahasa Inggris, karena
kurang optimal memberikan hasil belajar. materinya banyak bersifat menghafal,
Era globalisasi saat ini telah misalnnya materi tentang pengenalan
melanda dunia. Dunia yang luas sudah nama-nama buah dan sayur. Materi
menjadi seolah-olah sempit. Interaksi pengenalan nama-nama buah dan sayur
antar manusia dalam wujud tertentu sudah merupakan materi yang bersifat
tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. mengingat dan menghafal. Materi ini
Interaksi tersebut salah satunya dalam mungkin masih sulit dipahami oleh anak-
bentuk komunikasi. Komunikasi melalui anak setingkat SD, jika pembahasannya
media saat ini sudah menjadi suatu masih menggunakan model konvensional.
budaya. Media yang biasa digunakan Sementara itu, tingkat pencapaian
adalah media audio, visual dan audio tujuan pembelajaran di tingkat sekolah
visual. Perkembangan interaksi antar khususnya di SD Negeri 1 Selat masih
manusia melalui media semakin maju tergolong relatif rendah. Indikator dari
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

fenomena ini antara lain adanya keluhan diharapkan dapat mengarahkan siswa
beberapa pengelola pembelajaran (guru) mendapatkan informasi yang utuh dan
terhadap rendahnya daya serap pembelajaran berlangsung secara efektif
pembelajaran. Misalnya dalam mengikuti serta efisien.
pembelajaran tampak nilai akhir siswa Dengan pertimbangan, media
dalam beberapa mata pelajaran video pembelajaran mampu memberikan
khususnya pelajaran Bahasa Inggris rangsangan yang bervariasi kepada otak
belum memuaskan secara merata. kita dan (1) Penelitian Fitria.
Berdasarkan hasil wawancara di 2005.“Pengembangan Media Audio Visual
SD Negeri 1 Selat, ditemukan nilai rata- Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa
rata pada mata pelajaran Bahasa Inggris Inggris Pada Siswa Kelas IV Madrasyah
untuk siswa kelas V masih belum Ibtidaiyyah Negeri (MIN) Bawu Kecamatan
memuaskan yaitu 64,35 (pada semester I Batealit Kabupaten Jepara” Jurusan
tahun pelajaran 2011/2012), Nilai tersebut Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
kurang dari standar nilai ketuntasan untuk Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Negeri Semarang. Setelah dilakukan
Negeri 1 Selat yaitu 70. Rendahnya nilai pengembangan dengan media VCD
rata-rata siswa ditenggarai karena proses diketahui bahwa siswa kelas IV MIN
pembelajaran yang dilaksanakan kurang Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten
berkualitas. Beberapa permasalahan yang Jepara lebih mudah untuk memahami
menyebabkan rendahnya kualitas proses materi atau informasi yang disampaikan
pembelajaran mata pelajaran Bahasa oleh guru. (2) Penelitian Tegeh. 2006.
Inggris khususnya kelas V adalah antara “Pengembangan Paket Pembelajaran
lain minimnya sumber bacaan yang Dengan Model Dick & Carey Pada Mata
relevan. Permasalahan lain yang paling Kuliah Sinetron Pendidikan Jurusan
menonjol dirasakan adalah keterbatasan Teknologi Pendidikan Ikip Negeri
media pembelajaran yang menarik dan Singaraja” menarik kesimpulan bahwa
relevan pada mata pelajaran Bahasa hasil belajar sebelum dan sesudah
Inggris. Penggunaan media yang terdapat menggunakan paket pembelajaran tidak
di sekolah tersebut cenderung membuat sama. Dengan ungkapan lain dapat
proses belajar mengajar tidak berjalan dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang
dengan efektif. Penggunaan media yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa
masih sangat konvensional seperti papan sebelum dan sesudah menggunakan
tulis dirasakan sudah tidak menarik lagi. paket pembelajaran dalam kuliah. Melihat
Hal ini diduga sangat berpengaruh nilai atau rerata atau mean postes yang
terhadap minat dan motivasi siswa untuk lebih besar dari nilai rerata atau mean
belajar. Untuk itu, guru perlu merancang pretes, dapat diketahui bahwa paket
suatu bentuk media pembelajaran yang pembelajaran dapat mengingktkan hasil
sesuai dengan karakteristik siswa, belajar mahasiswa.
sehingga siswa dapat lebih mudah Berdasarkan paparan tersebut,
menyerap materi dalam pembelajaran maka dalam penelitian ini dicoba untuk
khususnya pelajaran Bahasa Inggris, mengembangkan Media video
media itu dapat digunakan di luar jam Pembelajaran dengan Model Addie
pelajaran mengingat keterbatasan jam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Untuk
pelajaran di sekolah. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1
Seiring dengan kemajuan dan Selat.
berkembangnya teknologi di bidang Rumusan masalah dalam
komputer, maka kegiatan belajar mengajar penelitian ini adalah bagaimana
dapat dikemas dalam suatu media menciptakan media video pembelajaran
pembelajaran yang menarik, sehingga yang layak pakai pada mata pelajaran
siswa tidak monoton menerima materi bahasa inggris kelas V semester I di SD
yang disampaikan secara abstrak dari Negeri 1 Selat
konsep yang disajikan. Dengan Berdasarkan rumusan masalah
tersedianya media pembelajaran ini tersebut adapun tujuan yang ingin dicapai
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

adalah untuk mengetahui kelayakan


media video pembelajaran. Media ini
diharapkan dapat menambah sumber
belajar dalam pelajaran bahasa inggris Implement Evaluation Design
kelas V, media yang dihasilkan berupa
Compac disk (CD).

METODE Development
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang bertujuan untuk 1) Tahap analisis (analyze) meliputi
mengembangkan media video kegiatan sebangai berikut: (1) melakukan
pembelajaran untuk pengenalan nama- analisis kompetensi yang dituntut kepada
nama buah dan sayur dengan bahasa peserta didik; (2) melakukn analisis
inggris. Dalam pengembangan media ini karakteristik peserta didik tentang
menggunakan model ADDIE (dalam kapasitas belajar, pengetahuan,
Tegeh & Kirna, 2010). Pemilihan model ini keterampilan, sikap yang telah dimiliki
didasari atas pertimbangan bahwa model peserta didik serta aspek lain yang terkait;
ini mudah untuk dipahami, selain itu juga (3) melakukan analisis materi sesuai
model ini dikembangkan secara sistematis dengan tuntutan kompetensi.
dan berpijak pada landasan teoretis 2) Tahap II Perancangan (Design)
desain pembelajaran yang dikembangkan. dilakukan dengan kerangka acuan
Model ini disusun secara terprogram sebagai berikut: (1) untuk siapa
dengan kegiatan yang sistematis dalam pembelajaran dirancang? (pesert didik);
upaya pemecahan masalah belajar yang (2) kemampuan yang diinginkan untuk
berkaitan dengan media belajar yang dipelajri? (kompetensi); (3) bagaimana
sesuai dengan kebutuhan dan materi pelajaran atau keterampilan dapat
karakteristik anak. Tegeh & Kirna (2010) dipelajari dengan baik? (strategi
menyatakan tahapan penelitian pembelajaran); (4) bagaimana anda
pengembangan pada model ADDIE yaitu: menentukan tingkat penguasaan pelajaran
(1) Analis (Analysis), (2) yang sudah dicapai (asesmen dan
Desain/perancangan (Design) (3) evaluasi).
Pengembangan (Development), (4) 3) Tahap ketiga adalah kegiatan
Implementasi/eksekusi (Implementation), pengembangan (development) yang
dan (5) Evaluasi/umpan balik (Evaluation). meliputi kegiatan pengumpulan
Sesuai dengan model yang dipilih, bahan/materi media pembelajaran
analisis yang dilakukan meliputi: pebelajar, berbasis multimedia interaktif, pembuatan
mengenal nama-nama buah dan sayur gambar-gambar ilustrasi, pengetikan, dan
pada mata pelajaran bahasa inggris, dan lain-lain. Kemidian dilanjutkan dengan
lingkungan. Desain meliputi: anak, tujuan, kegiatan penyusunan media pembelajaran
metode, dan evaluasi. Pengembangan berbasis multimedia interaktif dengan
dilakukan dengan memproduksi produk bantuan software-software yang
berupa media video pembelajaran. dibutuhkan.
Implementasi dilakukan validasi para ahli 4) Kegiatan tahap keempat adalah
dan Uji Coba media pembelajaran implementasi (implementation). Hasil
audiovisual di Sekolah Dasar Negeri 1 pengembangan diterapkan dalam
Selat. Evaluasi dilakukan secara formatif pembelajaran untuk mengetahui
pada tahapan pengembangan produk pengaruhnya terhadap kualitas
sesuai dengan model yang digunakan. pembelajaran yang meliputi keefektifan,
Kelima tahap prosedur kemenarikan, dan efesiensi pembelajaran.
pengembangan tersebut dapat dilihat 5) Tahap terakhir adalah melakukan
pada bagan tahap-tahap pengembangan evaluasi (evaluation)yang meliputi
sebagai berikut. evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan untuk
mengumpulkan data pada setiap tahapan
Analyze
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

yang digunakan untuk menyempurnakan penelitian tidak melakukan kontrol dan


dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir manipulasi variabel penelitian. Dengan
program untuk mengetahui pengaruhnya metode deskriptif, penelitian
terhadap hasil belajar peserta didik dan memungkinkan untuk melakukan
kualitas pembelajaran secara luas. Dalam hubungan antar variabel, menguji
penelitian ini hanya dilakukan evaluasi hipotesis, mengembangkan generalisasi,
formatif, karena jenis evaluasi ini dan mengembangkan teori yang memiliki
berhubungan dengan tahapan penelitian validitas universal. Di samping itu,
pengembangan untuk memperbaiki penelitian deskriptif juga merupakan
produk pengembangan yang dihasilkan. penelitian, dimana pengumpulan data
analisis data merupakan proses untuk mengetes pertanyaan penelitian
mencari dan menyusun secara sistematis atau hipotesis yang berkaitan dengan
data yang diperoleh dari wawancara, keadan dan kejadian sekarang. Mereka
catatan lapangan, serta dokumentasi melaporkan keadaan objek atau subjek
dengan cara mengorganisasikannya ke yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
dalam katagori, menjabarkan kedalam Dapat disimpulkan bahwa analisis
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun deskriptif kualitatif merupakan teknik
kedalam pola, memilih mana yang penting analisis data yang digunakan untuk
yang akan dipelajari sehingga mudah menampilkan data dalam bentuk kata
dipahami oleh diri sendiri maupun orang tertulis dari subjek penelitian. Teknik
lain (Sugiono, 2009). Agung (2011:67) analisis deskriptif kualitatif ini digunakan
mengemukakan tujuan analisis atau untuk mengolah data hasil review ahli isi
pengolahan data adalah “untuk bidang studi atau mata pelajaran, ahli
mengadakan generalisasi terhadap sifat- desai produk pembelajaran, ahli media
sifat, kondisi-kondisi, atau hubungan- pembelajaran dan uji coba siswa. Teknik
hubungan yang bersifat khusus, sehingga analisis data ini dilakukan dengan
diperoleh kondisi-kondisi, sifat-sifat, atau mengelompokan informasi dari data
hubungan-hubungan yang bersifat umum”. kualitatif yang berupa masukan,
Pada penelituan pengembangan ini tanggapan, kritik, dan saran perbaikan
digunakan dua macam teknik analisis yang terdapat pada angket. Hasil analisis
data, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan ini kemudian digunakan untuk merevisi
analisis deskriftip kwantitatif. produk yang dikembangkan.
1) Analisis Deskriptif Kualitatif, Data 2) Analisis deskriptif kuantitatif
dalam penelitian kualitatip bersifat ialah “suatu cara pengolahan data yang
deskriptif bukan angka. Data dapat berupa dilakukan dengan jalan menyusun secara
gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang sistematis dalam bentuk angka-angka dan
kemudian dianalisis dalam bentuk atau presentase, mengenai suatu objek
kategori-kategori. Menurut Kurnia (2010) yang diteliti, sehingga diperoleh
menyatakan bahwa “analisis kualitatif kesimpulan umum” (Agung, 2011:67).
adalah aktivitas intensive yang Dalam penelitian ini, analisis deskriptif
memerlukan pengertian yang mendalam, kuantitatif digunakan untuk mengolah data
kecerdikan, kreativitas, kepekaan yang diperoleh melalui angket dalam
konseptual, dan pekerjaan berat”. Analisa bentuk skor. Rumus yang digunakan untuk
kualitatif tidak berproses dalam suatu menghitung presentase menurut Tegeh
pertunjukan linier dan lebih sulit dan dan Kirna (2010:101) dari masing-masing
kompleks dibanding analisis kuantitatif subjek sebagai berikut.
sebab tidak diformulasi dan
distandardisasi. Menurut Best (dalam Persentase 
 ( Jawaban x Bobot tiap pilihan )
x 100
n x bobot tertinggi
Hartoto, 2009) Penelitian deskriptif
merupakan “metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa Keterangan:
adanya”. Penelitian ini juga sering disebut ∑ = jumlah
noneksperimen, karena pada penelitian ini
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

n = jumlah seluruh item dengan hasil yang diperoleh dari masing-


angket masing tahapan uji coba.
(1) Uji Ahli Isi Mata Pelajaran,
Selanjutnya, untuk menghitung prosentase Produk ini di nilai oleh seorang ahli isi
keseluruhan subjek digunakan rumus: mata pelajaran sekaligus sebagai guru
Prosentase = (F : N) x 100% mata pelajaran bahasa inggris atas nama
Ni Wayan Putu Sudiani, S.Pd.SD.
Keterangan: instrumen yang digunakan untuk uji coba
F = jumlah prosentase keseluruhan subjek ahli isi mata pelajaran ini adalah
N = banyak subjek angket/kuisioner. Metode yang digunakan
Untuk dapat memberikan makna dan untuk mengumpulkan data adalah metode
pengambilan keputusan digunakan kuisioner. Setelah dikonversikan dengan
ketetapan konversi tingkat pencapaian tabel konversi PAP tingkat pencapaian
dengan skala 5 yaitu sebagai berikut. skala 5, persentase tingkat pencapaiannya
adalah 92,00% dengan kualifikasi/predikat
sangat baik/sangat layak dikarenakan
penyajian materi sesuai dengan tuntutan
pencapaian standar kompetensi dan
Tabel 3.1 PAP Tingkat Pencapaian kompetensi dasar yang dimiliki sekolah.
dengan Skala 5 Selain itu juga didukung kesesuaian
gambar, teks, suara dan animasi pada
Tingkat
Pencapai
Nilai Nilai
Predikat Keterangan media video pembelajaran yang
Angka Huruf
an % disampaikan sehingga membuat materi
(1) (2) (3) (4) (5) yang disampaikan menjadi lebih menarik,
90 – 100 4 A Sangat Tidak
baik/SL perlu memotivasi dan menyenangkan.
direvisi sehingga dari segi isi/substansi materi
80 – 89 3 B Baik/L Tidak yang disajikan dalam media ini tidak
perlu
direvisi perlu direvisi.
65 – 79 2 C Cukup/CL Direvisi (2) Uji Ahli Desain Pembelajaran,
55 – 64 1 D Kurang/KL Direvisi Setelah mendapatkan penilaian dari ahli
0 – 54 0 E Sangat
kurang/SKL
Direvisi isi mata pelajaran, media yang
Sumber: Agung (2011:73) dikembangkan diujicobakan kepada ahli
desain pembelajaran untuk mendapatkan
Keterangan: 1) Sangat baik = sangat penilaian, komentar, dan saran terhadap
layak, 1)Baik = layak, 3) Cukup = cukup produk dari segi desain pembelajaran.
layak, 4) Kurang = kurang layak, 5) Media pembelajaran diujicobakan kepada
Sangat kurang = sangat kurang layak seorang ahli desain pembelajaran atas
nama I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T.,
HASIL DAN PEMBAHASAN M.Pd. Setelah dikonversikan dengan
Hasil penelitian pengembangan ini tabel konversi pap tingkat pencapaian
dipaparkan tiga hal pokok, yaitu (1) skala 5, persentase tingkat
penyajian data dan analisis data, (2) revisi pencapaiannya adalah 85.00% dengan
produk, dan (3) pembahasan produk kualifikasi/predikat baik/layak dikarenaka
pengembangan. kesesuain indikator dengan kompetensi
dasar, konsistensi penyajian materi
1) Penyajian dan Analisis Data. antara gambar, teks, audio dan animasi
Dalam Sub Bab Penyajian dan pada media video menjadi menarik, dan
analisis data ini akan dipaparkan enam memotivasi siswa untuk belajar.sehingga
hal, yaitu uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli dari segi desain pembelajaran, media ini
desain pembelajaran, uji ahli media tidak perlu direvisi.
pembelajaran, uji coba perorangan, uji (3) Uji Ahli Media Pembelajaran.
coba kelompok kecil dan uji coba Setelah melewati uji coba ahli isi mata
lapangan. Keenam hal tersebut akan pelajaran dan ahli desain pembelajaran
disajikan secara berturut-turut sesuai media yang dikembangkan dilanjutkan
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

dengan tahap uji coba ahli media gambar dengan teks, kualitas sound
pembelajaran. Produk media video effect/fx, tingkat kemudahan penggunaan
pembelajaran diujicobakan kepada media, kejelasan petunjuk penggunaan
seorang ahli media pembelajaran atas media pada media video pembelajaran
nama Dr. Made Tegeh M.Pd. Setelah sehingga membuat materi yang
dikonversikan dengan tabel konversi PAP disampaikan menjadi lebih menarik,
tingkat pencapaian skala 5, persentase menyenangkan dan memotivasi siswa
tingkat pencapaiannya adalah 88.00% dalam pembelajaran. sehingga media ini
dengan kualifikasi/predikat baik/layak tidak perlu direvisi.
dikarenakan kualitas tampilan animasi, (6) Uji Coba Lapangan. Setelah
nilai estetika penyajian animasi, melalui tahap uji coba perorangan dan uji
kemudahan pengoprasian secara coba kelompok kecil, selanjutnya
keseluruhan pada video pembelajaran dilakukan uji coba lapangan yang
sehingga memudahkan siswa untuk melibatkan dua puluh orang siswa sebagai
belajar. sehingga dari segi media responden. Penilaian yang dilakukan tetap
pembelajaran, media ini tidak perlu difokuskan pada aspek materi dan media
direvisi. secara keseluruhan, baik fisik maupun
(4) Uji Coba Perorangan, Sebagai non-fisik, termasuk juga dari segi teknis
produk pengembangan yang telah direvisi pengoperasian. Setelah dikonversikan
berdasarkan penilaian dari ahli isi mata dengan tabel konversi PAP tingkat
pelajaran, ahli desain, dan ahli media pencapaian skala 5, persentase tingkat
pembelajaran, selanjutnya dilakukan uji pencapaiannya adalah 92.46% dengan
coba perorangan. Sebagai subyek dari uji kualifikasi/predikat sangat baik/sangat
coba perorangan ini adalah siswa SD layak kesesuaian tata letak gambar
Negeri 1 Selat sejumlah tiga orang. dengan teks, kualitas sound effect/fx,
Setelah dikonversikan dengan tabel tingkat kemudahan penggunaan media,
konversi PAP tingkat pencapaian skala 5, kejelasan petunjuk penggunaan media
persentase tingkat pencapaiannya adalah pada media video pembelajaran sehingga
92.31% dengan kualifikasi/predikat sangat membuat materi yang disampaikan
baik/sangat layak kesesuaian tata letak menjadi lebih menarik, menyenangkan
gambar dengan teks, kualitas sound dan memotivasi siswa dalam
effect/fx, tingkat kemudahan penggunaan pembelajaran., sehingga media ini tidak
media, kejelasan petunjuk penggunaan perlu direvisi.
media pada media video pembelajaran
sehingga membuat materi yang 2) Revisi Pengembangan Produk.
disampaikan menjadi lebih menarik, Pada sub bab ini dipaparkan
menyenangkan dan memotivasi siswa mengenai revisi produk media video
dalam pembelajaran., sehingga media ini pembelajaran berdasarkan komentar dan
tidak perlu direvisi. saran dari para ahli dan siswa sebagai
(5) Uji Coba Kelompok Kecil. responden. Revisi produk dipaparkan
Setelah melalui tahap uji coba secara berurutan mulai dari ahli isi mata
perorangan, selanjutnya dilakukan uji coba pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli
kelompok kecil yang melibatkan dua belas media pembelajaran, uji coba perorangan,
orang siswa sebagai responden. Penilaian uji coba kelompok kecil, hingga uji coba
yang dilakukan oleh dua belas orang lapangan. Berikut ini adalah pemaparan
siswa ini tetap difokuskan pada aspek revisi produk media video pembelajaran.
materi dan media secara keseluruhan, Berdasarkan penilaian dari ahli isi mata
baik fisik maupun non-fisik, termasuk juga pelajaran, media video pembelajaran
dari segi teknis pengoperasian. Setelah mencapai tingkat pencapaian sangat baik,
dikonversikan dengan tabel konversi pap sehingga tidak perlu direvisi. Berdasarkan
tingkat pencapaian skala 5, persentase penilaian dari ahli desain pembelajaran
tingkat pencapaiannya adalah 92.24% saat tahap uji coba ahli desain
dengan kualifikasi/predikat sangat pembelajaran, produk yang dihasilkan
baik/sangat layak kesesuaian tata letak telah mencapai tingkat pencapaian baik,
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

sehingga tidak perlu direvisi. Tetapi uji coba lapangan. Hasil penilaian tersebut
berdasarkan saran yang diberikan, antara lain: (1) ahli isi mata pelajaran
dipandang perlu untuk melakukan berada pada kategori sangat baik/sangat
perbaikan terhadap produk yang layak, dengan persentase 92%
dikembangkan. Hasil penilaian pada uji dikarenakan penyajian materi, dengan
coba perorangan, uji coba kelompok kecil tuntutan pencapaian standar kompetensi
dan uji coba lapangan menunjukkan tidak dan kompetensi dasar yang dimiliki
adanya saran untuk melakukan revisi sekolah; (2) ahli desain pembelajaran
terhadap produk media video berada pada katagori baik/layak, dengan
pembelajaran. Tiga orang siswa yang persentase 85.00% dikarenakan
ditunjuk sebagai responden tidak konsistensi penyajian materi antara
memberikan komertar. Maka dari itu, pada gambar, teks, audio dan animasi pada
uji coba perorangan tidak dilakukan revisi media video menjadi menarik, dan
terhadap produk media video memotivasi siswa untuk belajar; (3) ahli
pembelajaran. media pembelajaran berada pada katagori
baik/layak, dengan persentase 88.00%
dikarenakan kemudahan pengoprasian
3) Pembahasan Produk secara keseluruhan pada video
Pengembangan. pembelajaran sehingga memudahkan
Penelitian pengembangan ini siswa untuk belajar; (4) uji coba
menghasilkan sebuah media video perorangan berada pada katagori sangat
pembelajaran. Media ini terlebih dahulu baik/sangat layak, dengan persentase
dinilai oleh beberapa ahli, seperti 92.31%; (5) uji coba kelompok kecil uji
ahli isi, ahli desain pembelajaran, dan coba perorangan berada pada katagori
ahli media pembelajaran. Setelah sangat baik/sangat layak, dengan
mendapatkan riview/penilaian dari para persentase 92.24%; dan (6) uji coba
ahli, media pembelajaran direvisi lapangan uji coba perorangan berada
sesuai dengan masukan yang diberikan, pada katagori sangat baik/sangat layak,
selanjutnya media ini di uji cobakan di dengan persentase 92.46% dikarenakan
SD Negeri 1 Selat. Berdasarkan hasil materi yang disampaikan menjadi lebih
validasi oleh para ahli dan uji coba menarik, menyenangkan dan memotivasi
lapangan, dapat diketahui kualitas media siswa dalam pembelajaran. Dengan
video pembelajaran yang dikembangkan demikian produk media video
termasuk baik/layak. Memperhatikan pembelajaran tentang pengenalan nama
aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan buah-buahan dan sayur-sayuran dalam
bahwa media video pembelajaran yang Bahasa Inggris memiliki tingkat validitas
dikembangkan termasuk dalam kriteria yang baik sehingga layak untuk digunakan
baik. Media yang berada pada tingkat dalam proses pembelajaran serta dapat
pencapaian baik tidak perlu direvisi. Akan menambah sumber belajar pada mata
tetapi berdasarkan tanggapan para ahli Bahasa Inggris
dan siswa pada saat uji coba produk, 2) Saran
perlu dilakukan beberapa perbaikan Adapun saran yang ingin
komponen media sesuai dengan disampaikan terkait pengembangan media
masukan yang diberikan demi ini, yaitu (1) kepada siswa, (2) kepada
kesempurnaan media yang dihasilkan. guru, (3) kepada kepala sekolah, (4)
kepada teknolog pembelajaran, dan (5)
SIMPULAN DAN SARAN Saran pengembangan produk lebih lanjut.
1) Simpulan Adapun pemaparannya sebagai berikut.
Penilaian terhadap produk media (1) Siswa. Media pembelajaran ini
dilaksanakan berdasarkan enam aspek, dikembangkan untuk memenuhi
yaitu aspek isi mata pelajaran, aspek kebutuhan siswa dalam mempelajari
desain pembelajaran, aspek media pengenalan nama buah-buahan dan
pembelajaran, aspek uji coba perorangan, sayur-sayuran dengan bahasa inggris.
aspek uji coba kelompok kecil, dan aspek Seluruh materi yang disajikan hanya
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

terbatas pada satu kompetensi dasar dan UCAPAN TERIMA KASIH


dua indikator kompetensi. Mengingat Dalam proses pembuatan skripsi
materi pelajaran pengenalan nama buah- ini, sangat banyak mendapat bantuan dari
buahan dan sayur-sayuran dengan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
Bahasa Inggris cukup luas, diharapkan kesempatan ini diucapkan terimakasih
dalam proses pembelajaran siswa tidak yang sebesar-besarnya dan setulus-
hanya mengandalkan media ini sebagai tulusnya kepada
satu-satunya sumber belajar yang 1) Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku
digunakan. Siswa disarankan untuk Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang
mencari atau menemukan sumber belajar mengesahkan skripsi ini.
lainnya yang relevan, baik berupa buku, 2) Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,
maupun sumber-sumber dari internet, selaku Ketua Jurusan Teknologi
termasuk juga mencari media Pendidikan dan selaku pembimbing I
pembelajaran yang lain, baik itu berupa yang telah banyak memberikan
tutorial maupun yang lainnya, sehingga arahan, petunjuk, dan saran dalam
dapat memperdalam pemahaman serta penyusunan skripsi ini.
kemampuan dalam belajar. (2) Guru. 3) Drs. IGN I Wayan Suwatra, M.Pd.,
Dalam pemanfaatan media ini hendaknya selaku pembimbing II yang telah
didukung oleh sumber belajar lain yang banyak memberikan bimbingan serta
relevan, sehingga tidak dijadikan satu- motivasi yang sangat bermanfaat
satunya media alternatif dalam proses selama dalam penyusunan skripsi ini.
pembelajaran. Pemanfaatan media ini 4) I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T.,
juga perlu didukung oleh sarana M.Pd., dan Dr. I Made Tegeh, M.Pd,
pendukung seperti komputer. Peran guru M.Si., selaku ahli desain
juga sangat diperlukan untuk memberikan pembelajaran dan selaku ahli media
informasi tambahan yang tidak ada pada pembelajaran yang telah membantu
media ini. (3) kepala sekolah. Dengan dalam validasi produk
adanya pengembangan media ini secara pengembangan. Para Dosen di
tidak langsung sudah menambah koleksi Jurusan Teknologi Pendidikan FIP
sumber belajar yang ada di sekolah. Undiksha yang telah banyak
Namun hal itu juga perlu didukung dengan memberikan motivasi dan saran yang
upaya rehabilitasi terhadap fasilitas yang sangat berharga dalam penyusunan
ada. Mengingat media ini secara teknis skripsi ini.
penggunaannya sangat tergantung pada 5) I Ketut Merta Yasa, S.Pd, M.Psi.,
komputer, maka pihak sekolah disarankan selaku Kepala SD N 1 Selat yang
untuk menambah atau memperbaiki telah memberikan izin untuk
beberapa unit perangkat komputer beserta melakukan pengumpulan data dalam
komponen lainnya. Sehingga proses rangka penyusunan skripsi ini. Ni
pembelajaran dapat terlaksana dengan Wayan Putu Sudiani, S.Pd.SD.,
optimal. (4) Teknolog Pembelajaran. selaku ahli isi yang telah membantu
Pengembangan media pembelajaran ini dalam validasi produk
baru hanya terbatas sampai pada uji pengembangan. Dan siswa-siswi
validitas produk. Bagi teknolog kelas SD N 1 Selat yang telah
pembelajaran disarankan untuk berpartisipasi dalam proses
kedepannya, dalam proses pengumpulan data skripsi ini.
pengembangan media terutama media 6) Rekan-rekan mahasiswa dan semua
pembelajaran berbasis multimedia pihak yang tidak bisa disebutkan
interkatif dapat dilakukan sampai uji namanya satu per satu atas peran
efektifitas produk. Sehingga media yang serta dan dukungannya dalam
dikembangkan tidak hanya sebatas penyusunan skripsi ini.
memiliki kelayakan untuk digunakan,
tetapi juga efektif dalam mendukung
proses pembelajaran. Daftar Pustaka
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)

Agung, A.A. Gede. 2011. Metode


Penelitian Pendidikan: Suatu Tegeh, I. M. 2006. Pengembangan Paket
Pengantar. Singaraja. Fakultas Pembelajaran Mata Kuliah Sinetron
Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan di Jurusan Teknologi
Pendidikan Ganesha. Pendidikan FIP IKIP Singaraja.
Tesis (tidak diterbitkan) Malang:
Universitas Negeri Malang.
Fitria, Dewi. 2005. Pengembangan Media
Audio Visual Dalam Pembelajaran Tegeh, I. M. & Kirna, I Made. 2010.
Kosakata Bahasa Inggris Pada Metode Penelitian Pengembangan
Siswa IV Madrasyah Ibtidaiyyah Pendidikan. Singaraja: Universitas
Negeri (MIN) Bawu Kecamatan Pendidikan Ganesha.
Batealit Kabupaten Jepara. Skripsi
(Diterbitkan). Tersedia pada
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect
/skripsi/archives/HASH01d0/a1119f
b7.dir/doc.pdf. (dikases tanggal 28
November 2011).

Hartono. 2009. “Pengertian Deskriptif”.


Tersedia pada httop://www.
penalaran-unm.org/index.php
/artikel-nalar/penelitian/163-
penelitian-deskriptif.html.
Diakses pada tanggal 15
Desember 2011

Santyasa, I Wayan. 2009. Metode


Penelitian Pengembangan dan
Teori Pengembangan Modul.
Tersedia pada http://www.
freewebs.com/santyasa/pdf2/

Sudarma, I Komang. 2006.


Pengembangan Paket
Pembelajaran dengan Model Dick
& Carey Mata kuliah
Pengembangan Media Pendidikan
II Program S1 Teknologi
Pendidikan IKIP Negeri Singaraja.
Tesis (tidak diterbitkan). Program
Studi Teknologi Pembelajaran
Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang.

Sudarma, I Komang & I M. Tegeh. 2007.


Penelitian Pengembangan
(Pengembangan Produk-Produk di
Bidang Teknologi Pendidikan).
Makalah Disajikan dalam Pelatihan
Penyusunan Proposal Penelitian
Pengembangan di Jurusan
Teknologi Pendidikan Undiksha.
Singaraja

Anda mungkin juga menyukai