BAB I-IV Filsha Dora
BAB I-IV Filsha Dora
BAB I-IV Filsha Dora
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diabaikan, dari aspek kuantitas, jumlah dan proporsi remaja Indonesia saat ini
diproyeksikan mencapai 66,3 juta jiwa atau sekitar 25,6 persen dari total
jumlah penduduk Indonesia. Artinya, satu dari empat orang Indonesia adalah
usia produktif (15-60 tahun) dan penduduk usia muda (10-24 tahun) di sekitar
opportunity, masa di mana dependensi rasio berada pada posisi sangat rendah.
Indonesia harus melakukan investasi secara efektif dan efisien dalam Sumber
Daya Manusia (SDM), terutama kelompok usia muda (10-24 tahun) di bidang
1
2
barat yang masuk ke Indonesia, berbagai aspek dan nilai-nilai ketimuran telah
banyak berubah digantikan oleh budaya barat, termasuk dalam hal perubahan
2016).
Masalah gizi pada remaja yang sering terjadi adalah anemia defisiensi
besi. Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di Negara-
disebabkan karena keadaan stress, haid, atau terlambat makan. Angka anemia
ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja putri, konsumsi Fe,
yaitu sebesar 29,8% perempuan dan 27,6% untuk laki-laki. Provinsi Sumatera
Barat menduduki posisi keempat teratas penderita anemia pada wanita setelah
angka kejadian anemia pada remaja tidak diketahui secara pasti dikarenakan
didalamnya sasaran Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak antara lain
masyarakat adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri
dengan target sebesar 30% pada tahun 2019 (Kemenkes RI, 2015).
(dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat, atau Ferro Glukonat) dan
memberikan tablet tambah darah bagi remaja yaitu pada remaja putri yang
duduk di bangku SMP dan SMA sederajat. Berdasarkan data tahun 2019,
maka cakupan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri hanya 49,7%.
Puskesmas Kajai (97%) dan terendah adalah wilayah Puskesmas Air Bangis
Barat ini berada di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis dengan jumlah siswa
4
putri sebanyak 202 orang yang terbagi atas 69 orang kelas VII, 56 orang kelas
tidak terlihat angka kejadian anemia pada remaja secara jelas. Untuk itu
mengalami anemia sedang kadar Hb (7-8 gr%) dan 3 orang remaja putri tidak
hubungan dengan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri sedangkan
5
teman yang lain juga tidak mengkonsumsinya. Selain itu responden juga
dikonsumsinya. Selain itu dirumah juga tidak pernah di ingatkan oleh orang
tua dan tenaga kesehatan yang datang hanya membagikan dan menganjurkan
Tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2020.
Tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Data dan hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
secara komputerisasi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
dewasa (Rolfes et al., 2009). Batasan usia remaja menurut World Health
jelas pada masa remaja adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
memerlukan zat gizi yang lebih banyak, hal tersebut merupakan satu dari
beberapa penyebab remaja ditempatkan pada kelompok rentan gizi. Zat gizi
yang dimaksud adalah zat besi, konsumsi zat besi yang kurang dapat
Remaja membutuhkan sumber energi dan zat gizi yang lebih besar
dari pada tahap sebelumnya dan sesudahnya kecuali masa kehamilan dan
9
10
(Patimah, 2017). Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan
yang beragam dengan gizi seimbang (Marmi, 2014). Zat gizi yang penting
a. Energi
al., 2009). Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 remaja putri
usia 10-12 tahun membutuhkan energi sebesar 2000 kkal, 13-15 tahun
b. Protein
(AKG) 2013 remaja putri usia 10-12 tahun membutuhkan protein sebesar
c. Lemak
Gizi (AKG), remaja putri usia 10-12 tahun membutuhkan lemak total
(Almatsier, 2009).
d. Karbohidrat
Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, remaja putri usia 10-12 tahun
(Almatsier, 2009).
12
e. Vitamin
tulang juga meningkat (Rolfes et al., 2009). Selain vitamin D remaja juga
zat besi seperti daging, sehingga prevalensi tertinggi defisiensi zat besi
adalah pada remaja putri ( Rolfes et al., 2009). Sangat penting bagi
Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, remaja putri usia 10-12 tahun
zat besi sebesar 26 miligram, 16-18 tahun membutuhkan zat besi sebesar
Zat besi dibutuhkan sebagai alat angkut elektron di dalam sel, bagian
penting dalam berbagai reaksi enzim di jaringan tubuh, dan alat angkut
g. Kalsium
zat yang bersifat atau mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral, dan
anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) yang diterbitkan
cadangan zat besi di dalam tubuh. Suplementasi TTD pada remaja putri
kebutuhan zat besi serta untuk mensukseskan periode 1000 Hari Pertama
suplemen TTD pada remaja putri dilakukan setiap satu kali per minggu dan
Standart Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
approach atau seluruh remaja putri baik penderita anemia maupun tidak
meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh tanpa dilakukan skrining awal
anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) oleh Kementrian
anemia ≥ 40%, pemberian suplemen TTD pada rematri dan WUS terdiri dari
30-60 mg elemental iron dan diberikan setiap hari selama tiga bulan
mcg asam folat dan diberikan satu kali seminggu selama tiga bulan
sebagai berikut:
lain- lain).
b. Makanan sumber protein hewani, seperti hati, ikan, ayam dan daging.
Terdapat juga makanan yang dikenal sebagai inhibitor zat besi yang
a. Teh tanin yang dapat mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks
b. Kopi karena mengandung senyawa fitat yang dapat mengikat zat besi
c. Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi dan susu, karena dapat
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
2. Dasar Pengetahuan
a. Awarness (Kesadaran)
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik.
d. Trial (Mencoba)
e. Adaptation
3. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (know)
badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
sebagainya.
18
b. Memahami (Comprehension)
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham akan objek atau
c. Aplikasi (Application)
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
d. Analisis (Analisys)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
f. Evaluasi (Evaluasion)
masa lalu.
suatu pemecahan masalah lebih akurat dan tepat. Cara baru atau
5. Pengukuran Pengetahuan
a. Tinggi
b. Rendah
sahabat, atau orang yang sama-sama bekerja dan berbuat. Menurut Slavin,
sebagaimana yang dikutip oleh agus bahwa teman sebaya adalah suatu
kesamaan antara individu satu dengan individu lainnya yang mana dalam
yang dikutip oleh eirene, bahwa teman sebaya merupakan suatu interaksi
menyiapkan panggung dimana ia dapat menguji diri sendiri dan orang lain.
Pengaruh teman sebaya dapat menjadi hal yang positif dan negatif.
kurang lebih kesamaan dan juga mempunyai kedekatan yang hampir mirip
hal apapun.
nantinya anak akan terbiasa melakukan hal tersebut dari bekal yang
laki-laki akan berperan sebagai bapak dan juga akan memperankan juga
umumnya.
c. Teman sebaya membantu anak bebas dari orang dewasa. Dalam hal ini,
temannya. Dan sedikit atau banyak akan timbul adanya konflik dalam
konflik tersebut sendiri tanpa harus dihadapi bersama orang tua atau
penolakan dari teman sebaya disebabkan berbagai hal yang tidak diterima
senang menyendiri.
“tolol”.
c. Sikap dan sifat, meliputi: suka melanggar norma dan nilai-nilai dalam
orang lain, penyabar atau dapat menahan marah jika berada dalam
bersangkutan.
situasi dan pergaulan sosial, pemurah atau tidak pelit dan tidak kikir,
suka bekerja sama dan membantu anggota kelompok, dan yang paling
Menurut (Sinay, 2017) ada tiga aspek yang ada pada kelompok
a. Keinginan meniru
c. Menjadi pengikut
Orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki peran
pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat
psikmotor.
orang tua yaitu cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga dalam
Oleh karena itu, orang tua harus membimbing dan memberikan contoh
pendidikan sosial”.
dari ayah, ibu dan anak. Setiap anggota keluarga memiliki peranan
masing-masing.
perkembangannya”.
28
peran dan fungsi keluarga sebaik mungkin. Orang tua juga harus
memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Selain peran orang tua
dalam keluarga, orang tua juga berperan penting dalam pendidikan anak-
anaknya.
Peran Orang tua dalam konsumsi tablet tambah darah Savitry et al.
faktor yang penting untuk membentuk niat para remaja putri dalam
suplemen TTD maka akan tinggi tingkat kepatuhan remaja putri dalam
Salah satu dukungan keluarga berasal dari ibu, wujud dukungan ibu
menurunkan risiko sebesar 3,213 kali bagi remaja putri untuk terkena
atau tingkah laku yang diberikan oleh tenaga kesehatan dengan subjek
didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang
a. Komunikasi
(Notoadmodjo, 2017).
1) Sebelum pengobatan
3) Setelah tindakan
memahami keadaannya.
dilakukan.
c. Sebagai Motivator
bertindak agar mencapai suatu tujuan tertentu dan hasil dari dorongan
(Novita, 2011).
d. Sebagai Fasilitator
zat besi dengan tujuan agar mampu melaksanakan pemberian tablet zat
kepada remaja, wanita usia subur dan ibu hamil juga harus dimiliki oleh
dan tempat ketika pasien ingin bertanya secara lebih mendalam dan
e. Sebagai konselor
Seorang konselor yang baik harus memiliki sifat peduli dan mau
hamil memiliki beberapa unsur. Proses dari konseling terdiri dari empat
G. Kerangka Teori
faktor pemungkin. .
Predisposisi factor
Usia
Paritas
Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Motivasi
Pekerjaan
Sosial Ekonomi
Kepercayaan
Enabling factor
(faktor pendukung)
Fasilitas kesehatan Konsumsi Tablet Tambah
Sarana kesehatan Darah
Reinforcing factor
(faktor pendorong)
Dukungan keluarga
Pola Konsumsi
Peran Orang Tua
Peran Petugas Kesehatan
Peran Teman Sebaya
Bagan 2.1
Kerangka Teori
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
variabel yang dialami atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur
melalui konstruk atau yang telah dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel
adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari
Pengetahuan
Peran Teman
Sebayan
Konsumsi Tablet
Tambah Darah
Peran Orang Tua
Peran Tenaga
Kesehatan
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
37
38
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
II. Dependen
1 Konsumsi tablet Responden Wawancara kuesioner Tidak teratur : Ordinal
tambah darah mengkonsumsi tidak konsumsi
tablet tambah tablet tambah
darah secara rutin darah 1
tablet/minggu
dalam 6 bulan
terakhir
Teratur :
konsumsi tablet
tambah darah 1
tablet/minggu
dalam 6 bulan
terakhir
39
C. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis dan kerangka konsep
yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang akan diuji adalah :
1: Ada pengaruh pengetahuan terhadap konsumsi tablet tambah darah
3: Ada pengaruh peran orang tua terhadap konsumsi tablet tambah darah
Barat
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
sebaya, peran orang tua dan peran petugas kesehatan) dan variabel dependen
yaitu penelitian dilakukan pada sampel yang sama dan waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2015).
1. Populasi
orang.
40
41
2. Sampel
D. Instrument Penelitian
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari responden, yaitu
a. Perencanaan Penelitian
Pasaman Barat
Pasaman Barat.
b. Pelaksanaan Penelitian
kuesioner.
yaitu data dari puskesmas Air Bangis, Dinas Kesehatan Pasaman Barat
1. Pengolahan Data
berikut:
a. Editing Data
b. Coding Data
c. Entry Data
telah disediakan. Data yang ientrikan adalah data yang sudah iberikan
d. Cleaning Data
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
sebaya, peran oang tua, peran petugas kesehatan dan konsumsi tablet
b. Analisis Bivariat
2) Jika nilai p value > 0,05 maka tidak ada hubungan pengetahuan,
Pasaman Barat.