Materi 12 Jalan Perkotaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

MANUAL KAPASITAS JALAN

INDONESIA (MKJI)

JALAN
PERKOTAAN

SJ-5122
KK Rekayasa Transportasi
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
REKAYASA DAN KENDALI LALU LINTAS
Lingkup dan Tujuan (1/3)

• Definisi Segmen Jalan:


o Di antara simpang dan tidak terpengaruh oleh simpang bersinyal atau simpang tak
bersinyal utama, dan
o Mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan.
• Segmen jalan perkotaan :
o Ada perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir
seluruh jalan, minimum pada salah satu sisinya,
o Jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan pusat perkotaan dengan penduduk >
100.000 orang.
• Penggunaannya dapat pada tahap analisis operasional, perencanaan atau perancangan,
pada kondisi:
o Alinyemen datar atau hampir datar
o Alinyemen horisontal lurus atau hampir lurus
o Pada segmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat persimpangan, atau arus
iringan kendaraan yang tinggi dari simpang bersinyal
Lingkup dan Tujuan (2/3)

• Indikasi jalan perkotaan antara lain:


o karakteristik arus lalu lintas puncak pagi dan sore didominasi kendaraan
pribadi dan sepeda motor,
o peningkatan arus yang cukup tinggi pada jam puncak.
• Tipe jalan perkotaan:
o 2/2 UD,
o 4/2 UD,
o 4/2 D,
o 6/2 D, dan
o Jalan satu arah (1-3/1)
• Penentuan akses segmen jalan ke jalan perkotaan bebas hambatan:
o Jalur hubung dan daerah jalinan harus dipisahkan dari jalan umum.
o Analisa menggunakan prosedur jalinan dan/ atau jalan bebas hambatan.
Lingkup dan Tujuan (3/3)

• Jika analisa jaringan diperlukan, prosedur perhitungan segmen


jalan dapat digunakan dengan cara:
o Hitung waktu tempuh, dengan prosedur segmen jalan perkotaan seolah-
olah tidak ada gangguan dari persimpangan untuk daerah jalinan.
o Untuk setiap simpang atau daerah jalinan utama pada jaringan, hitung
tundaannya.
o Tambahkan tundaan simpang/jalinan ke waktu tempuh tak terganggu
(untuk memperoleh waktu tempuh keseluruhan)
o Kecepatan rata-rata adalah jarak keseluruhan dibagi waktu tempuh
keseluruhan.
KARAKTERISTIK JALAN (1/3)

1. Geometrik
• Tipe jalan berpengaruh terhadap kinerja jalan, mis. UD/D/Satu arah.
• Lebar jalur lalu lintas: kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
bertambahnya lebar jalur.
• Kereb: sebagai batas antara jalur dan trotoar
• Bahu: jalan yang tidak mempunyai kereb pada umumnya mempunyai bahu.
• Median: median yang direncanakan dengan baik dapat meningkatkan kapasitas.
• Alinyemen jalan: kecepatan arus bebas akan berkurang bila jari-jari lengkung
horisontal kecil dan tanjakan alinyemen vertikal curam.
KARAKTERISTIK JALAN (2/3)

2. Komposisi arus dan pemisah arah


• Pemisahan arah lalu lintas
• Komposisi lalu lintas
3. Pengendalian lalu lintas
• Batas kecepatan jarang diberlakukan, oleh karena itu hanya sedikit
berpengaruh pada kecepatan arus bebas.
• Kinerja lalu-lintas dipengaruhi oleh : pembatasan parkir, berhenti sepanjang
sisi jalan, pembatasan akses tipe kendaraan tertentu, pembatasan akses dari
lahan samping jalan.
KARAKTERISTIK JALAN (3/3)

4. Tata guna lahan dan aktivitas samping jalan


• Aktivitas samping jalan menimbulkan hambatan samping seperti : pejalan
kaki, angkutan umum dan kendaraan lain yang berhenti, kendaraan
lambat, keluar masuknya kendaraan dari samping jalan.
• Untuk penyederhanaan gangguan samping dikelompokan dalam lima kelas
(sangat rendah sampai sangat tinggi, sebagai fungsi frekuensi kejadian
sepanjang segmen jalan yang diamati.

5. Pengemudi dan populasi kendaraan


• Di Indonesia keberagaman dan tingkat perkembangan daerah perkotaan
menunjukkan perilaku pengemudi dan populasi pengemudi adalah
beraneka ragam.
• Karakteristik ini dimasukkan dalam prosedur perhitungan secara tidak
langsung, melalui ukuran kota.
Beberapa Definisi dan Istilah
C Kapasitas (smp/jam) Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan sepanjang
potongan jalan dalam kondisi tertentu
DS Derajat Kejenuhan Rasio arus terhadap kapasitas
Wc Lebar Jalur Lebar (m) jalur jalan yang digunakan untuk lalu lintas, tidak termasuk
bahu
Ws Lebar Bahu Lebar bahu (m) di samping jalur jalan
Wk Jarak Penghalang Kereb Jarak dari kereb ke penghalang di trotoar misal pohon, tiang lampu)
Q Arus Lalu Lintas Jumlah kendaraan bermotor yang melalui suatu titik pada jalan per
satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkend), smp/jam
(Qsmp), atau LHRT (AADT) (QLHRT Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan).
QDH Arus Jam Rencana Arus lalu-lintas yang digunakan untuk perancangan:
QDH = k × LHRT
k Faktor LHRT Faktor untuk mengubah arus LHRT menjadi arus jam
puncak.
JUMLAH LAJUR JALAN PERKOTAAN
Lebar Jalur Efektif Wce (m) Jumlah lajur
5 – 10,5 2
10,5 - 16 4

UKURAN KOTA UNTUK JALAN PERKOTAAN


Ukuran Kota (juta pend) Kelas Ukuran Kota CS
< 0,1 Sangat kecil
0,1 – 0,5 Kecil
0,5 – 1,0 Sedang
1,0 – 3,0 Besar
> 3,0 Sangat besar
Menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp)
emp
Tipe jalan: Arus lalu-lintas
Emp untuk jalan Jalan tak terbagi total dua arah
HV MC
perkotaan tak-terbagi (kend/jam) Lebar jalur lalu-lintas WC(m)
=<6 >6
Dua-lajur tak-terbagi 0 1,3 0,5 0,40
(2/2 UD) >= 1.800 1,2 0,35 0,25
Empat-lajur tak-terbagi 0 1,3 0,40
(4/2 UD) >= 3.700 1,2 0,25

Tipe jalan: Arus lalu-lintas emp


Emp untuk jalan perkotaan Jalan satu arah dan per lajur
terbagi dan satu-arah jalan terbagi (kend/jam) HV MC
Dua-lajur satu-arah (2/1) 0 1,3 0,40
dan
Empat-lajur terbagi (4/2D) >= 1.050 1,2 0,25
Tiga-lajur satu-arah (3/1) 0 1,3 0,40
dan
Enam-lajur terbagi (6/2D) >= 1.100 1,2 0,25
KELAS HAMBATAN SAMPING JALAN PERKOTAAN
Kelas Hambatan Kode Jumlah berbobot kejadian Kondisi khusus
Samping (SFC) per 200 m per jam (dua sisi)
Sangat rendah VL < 100 Daerah pemukiman; jalan
samping tersedia
Rendah L 100 – 299 Daerah pemukiman, bbrp
angkt, umum tersedia
Sedang M 300 – 499 Daerah industri; bbrp
toko sisi jalan
Tinggi H 500 –899 Daerah Komersial;
aktivitas sisi jalan tinggi
Sangat tinggi VH  900 Daerah komersial;
aktivitas pasar sisi jalan
PROSEDUR
PERHITUNGAN
METODOLOGI
1. Pendekatan umum
2. Variabel
3. Hubungan Dasar
4. Karakteristik Geometrik
5. Panduan Rekayasa Lalu Lintas
6. Bagan Alir Prosedur Perhitungan
1. Pendekatan Umum
Hal-hal yang dihitung:
• Kecepatan arus bebas,
• Kapasitas,
• Derajat kejenuhan,
• Kecepatan pada kondisi arus sesungguhnya,
• Arus lalu lintas yang dapat ditampung oleh segmen jalan
tertentu dengan mempertahankan tingkat kinerja tertentu
dengan mempertahankan tingkat kecepatan atau derajat
kejenuhan tertentu.
1. Pendekatan Umum (lanjutan…)

Tingkat Analisis
• Dapat pada tahapan analisis operasional dan perencanaan atau pada tahapan
perancangan, perbedaannya adalah tingkat ketelitiannya.
Periode Analisis
• Analisis kapasitas, arus, dan kecepatan menggunakan periode satu jam puncak
untuk operasional dan perencanaan.
• Untuk perancangan digunakan LHRT yang dikonversikan ke arus dengan tabel
sebagai ukuran kinerjanya.
Jalan terbagi (D) dan tak terbagi (UD)
• Untuk jalan tak terbagi analisanya berdasarkan gabungan kedua arah pergerakan.
• Untuk jalan terbagi perlakuannya terpisah untuk masing-masing lintasan seperti
jalan satu arah.
2. VARIABEL
Arus dan komposisi lalu lintas
• Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas dalam satuan mobil penumpang
(smp) Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukan sebagai kejadian terpisah dalam faktor
penyesuaian hambatan samping.

Kecepatan Arus Bebas: FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVcs


FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati
FVW = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
FFVSF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak kereb penghalang
FFVCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota

Perilaku LaluLintas
Berdasarkan nilai-nilai dari kecepatan, derajat kejenuhan
Kecepatan arus bebas dasar (FVO)
untuk jalan perkotaan
Kecepatan arus (km/j)
Tipe jalan Kendaraan Kendaraan Sepeda Semua kendaraan
ringan LV berat HV motor MC (rata-rata)
Enam-lajur terbagi
(6/2 D) atau 61 52 48 57
Tiga-lajur satu-arah (3/1)
Empat-lajur terbagi
(4/2 D) atau 57 50 47 55
Dua-lajur satu-arah (2/1)
Empat-lejur tak-terbagi
(4/2 UD)
53 46 43 51
Dua-lajur tak-terbagi
(2/2 UD)
44 40 40 42

Catatan: Faktor-faktor penyesuaian dapat diambil dari Tabel-tabel MKJI


2. VARIABEL (lanjutan…)

Kapasitas: C = C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCCS


C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

Derajat Kejenuhan: DS = Q/C


Kecepatan: V = L/TT
V = Kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam)
L = Panjang segmen (km)
TT = Waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen (jam)
Kecepatan sebagai fungsi dari DS Kecepatan sebagai fungsi dari DS
untuk jalan 2/2 UD untuk jalan banyak-lajur dan satu-arah
Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan

Kapasitas dasar
Tipe jalan Catatan
(smp/jam)
Empat-lajur terbagi atau
1.650 Per lajur
Jalan satu-arah
Empat-lajur tak-terbagi 1.500 Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi 2.900 Total dua arah
Catatan: Faktor-faktor penyesuaian dapat diambil dari Tabel-tabel MKJI
3. HUBUNGAN DASAR
Model hubungan Kecepatan – Kerapatan:
V = FV [ 1- (D/Dj)(l-1)]1/(1-m)
D0/Dj = [(1-m)/(l-m)]1/(l-1)

FV = Kecepatan arus bebas (km/jam)


D = Kerapatan (smp/km) (dihitung sebagai Q/V)
Dj = Kerapatan pada saat jalan mengalami kemacetan total (smp/km)
DO = Kerapatan pada kapasitas (smp/km)
l,m = Konstanta
Hubungan Kecepatan - Arus

Bentuk umum hubungan kecepatan-arus Hubungan kecepatan-arus untuk


kondisi standar dan bukan standar
Hubungan kecepatan-arus untuk jalan empat-lajur terbagi
Hubungan kecepatan-arus pada jalan dua-lajur tak-terbagi
4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK (1/4)
4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK (2/4)
4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK (3/4)
4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK (4/4)
5. PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS (1/4)

1) Tujuan :
• Memberikan saran rentang arus lalu lintas yang layak untuk tipe dan denah
standar jalan perkotaan dalam masalah perancangan, perencanaan dan
operasional.

2) Tipe jalan standar dan penampang melintang :


• Parameter perencanaan untuk kelas jalan yang berbeda
• Tipe penampang melintang dalam batasan tertentu berkenaan dengan lebar
jalan dan bahu.
• Sejumlah standar tipe penampang melintang telah dipilih untuk penggunaan
khusus.
• Semua penampang melintang diasumsikan mempunyai bahu berkerikil yg
dapat digunakan untuk parkir dan kendaraan berhenti, tetapi bukan untuk
dilalui lalu-lintas.
5. PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS (2/4)

3) Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang


a. Dokumen standar jalan
b. Pertimbangan ekonomi
c. Kinerja lalu lintas
d. Pertimbangan keselamatan
e. Pertimbangan Lingkungan
Ambang arus lalu-lintas (tahun 1) untuk pemilihan tipe jalan
(Ukuran kota 1-3 Juta)
Jalan Perkotaan: Konstruksi Baru
Rentang ambang lalu-lintas (kendaraan/jam) Tahun 1
Kondisi
Tipe jalan/lebar jalur lalu-lintas (m)
Tipe Hambatan 2/2 UD 4/2 UD 4/2 D 6/2 D
Aliyemen samping 6m 7m 10 m 12 m 14 m 12 m 14m 21m
Rendah 150-200 200-300 350-500 600-800 600-800 650-950 650-1.500 > 2.000
Datar
Tinggi 150-200 200-300 300-400 400-500 500-600 550-700 550-1.350 > 1.600

Jalan Perkotaan: Pelebaran (Peningkatan Jalan)


Ambang arus lalu-lintas (kendaraan/jam) Tahun I
Kondisi
Tipe jalan/pelebaran jalur lalu-lintas, dari ... ke ... (m)
Tipe Hambatan 2/2 UD 4/2 UD 4/2 D 6/2 D
Aliyemen samping 6 ke 7 7 ke 12 10 ke 14 12UD ke 14D 14UD ke 14D 12D ke 21D
Rendah 900 1.100 1.200 1.800 1.950
Datar
Tinggi 800 850 950 1.500 1.600 3.550
5. PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS (3/4)

4) Perencanaan Terinci
• Sesuaikan dengan dokumen standar yang ada.

Prinsip umum:
• Standar jalan sedapat mungkin tetap sepanjang rute.
• Di pusat kota selokan sepanjang jalan harus ditutup dan disediakan
trotoar dan kereb
• Bahu jalan harus rata dan sama tinggi dengan jalur lalu lintas
• Halangan terletak jauh diluar bahu jalan (untuk keselamatan)
• Persimpangan jalan minor dan jalan keluar/masuk lahan di samping
jalan sebaiknya dibuat tegak lurus terhadap jalan utama.
5. PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS (4/4)

Panduan Rekayasa Lalu Lintas Bertujuan:


• Saran penyelesaian saat melakukan perencanaan & analisis
operasional jalan dengan kelandaian khusus
• Standar tipe & penampang melintang
• Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang

Anda mungkin juga menyukai