Tugas Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

SEBAGAI ADVOCATOR, EDUKATOR, FASILITATOR, MOTIVATOR,


COORDINATOR PELAKSANAAN PERAWATAN BDAN
PENGAWASAN PERAWATAN LANGSUNG

DISUSUN OLEH :

1. IMAKULATA
2. MINCE M . R
3. EMMA M. FAIDIBAN
4. RINA WULANDARI
5. SARAH IMBIR
6. GINA F. MANURUNG
7. LINI

POLITEKNIK KESEHATAN JAYAPURA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN ALIH JENJANG

KELAS BIAK

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Peranan bidan yang tampak nyata  adalah sebagai role model masyarakat,
sebagai anggota masyarakat, motivator , fasilitator, tentunya kompetensi seperti ini
yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan dan pelatihan bagi para
bidan. Peranan yang harus di lihat sebagai “main idea” untuk membentuk sebuah
peradaban dan tatanan seebuah pelayanan kesehatan. Tuntutan professional
diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan daerah terpencil. Pemerintah telah
mencanangkan mengangkat bidan sebagai PNS. Suatu langkah aktif dalam rangka
menyongsong peningkatan pelayanan di daerah terpencil.
Peran bidan mengacu pada keputusan Menkes RI no. 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, khususnya ibu hamil, melahirkan dan senantiasa berupaya
mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan
memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan
sehingga ibu hamil memahami dan siap menyusui anaknya.

B. Masalah
Apa peran Bidan dalam promosi kesehatan sebagai :
1. Bagaimana peran bidan sebagai Advocator?
2. Bagaimana peran bidan sebagai Educator?
3. Bagaimana peran bidan sebagai Fasilitator?
4. Bagaimana peran bidan sebagai Motivator?
5. Bagaimana peran bidan sebagai Coordinator pelaksanaan perawatan dan
pengawasan perawatan langsung?
C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran bidan sebagai Advocator?


2. Untuk mengetahui peran bidan sebagai Educator?
3. Untuk mengetahui peran bidan sebagai Fasilitator?
4. Untuk mengetahui peran bidan sebagai Motivator?
5. Untuk mengetahui peran bidan sebagai Coordinator pelaksanaan perawatan dan
pengawasan perawatan langsung?

‘’
BAB II
PEMBAHASAN

3. Peran Bidan Sebagai Fasilitator


Bidan Sebagai Fasilitator adalah bidan memberikan bimbingan teknis dan memberdayakan pihak yang
sedang didampingi (dukun bayi, kader, tokoh masyarakat) untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan
yang diinginkan
Fasilitas juga diartikan sebagai proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenaga membantu kelompok sukses meraih
tujuan terbaiknya dengan taat pada nilai-nilai dasar partisipasi (PNPM Mandiri,2008). Pendamping adalah
petugas yang ditunjuk untuk memfasilitasi dan melakukan aktifitas bimbingan kepada masyarakat untuk melalui
tahapan – tahapan dalam sebuah program pembangunan. 
Nilai - nilai universal dalam fasilitasi :
         Demokrasi
         Tanggung Jawab
         Kerjasama
         Kejujuran
         Kesamaan Derajat
Keberhasilan pelaku pemberdayaan dalam memfasilitasi proses pemberdayaan juga dapat diwujudkan
melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat. Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal penting
yakni optimalisasi fasilitasi, waktu yang disediakan, dan optimalisasi partisipasi masyarakat. Masyarakat pada
saat menjelang batas waktu harus diberi kesempatan agar siap melanjutkan program pembangunan secara
mandiri. Sebaliknya, fasilitator harus mulai mengurangi campur tangan secara perlahan.
Sebagai tenaga ahli,fasilitator sudah pasti dituntut untuk selalu terampil melakukan persoalan yang diungkapkan
masyarakat saat problem solving tidak secara otomatis harus dijawab oleh fasilitator tetapi bagaiman fasilitator
mendistribusikan dan mengembalikan persoaln dan pertanyaan tersebut kepada semua pihak (peserta atau
masyarakat ).
Upayakan bahwa pendapat masyarakatlah yang mengambil alih keputusan. Hal yang penting juga untuk
diperhatikan pelaku pemberdayaan sebagai fasilitator harus dapat mengenali tugasnya secara baik. Peran
fasilitator. Pendamping mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, menkondisikan iklim kelompok yang
harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok
a)      Pengembangan Pelayanan Dasar Kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien
meliputi :
1.      Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta
mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka
masyarakat.
2.      Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat
3.      Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana.
4.      Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan
program/ kegiatan pelayanan KIA/KB
5.      Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan
sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
6.      Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan
memanfaatkan potensi yang ada
7.      Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan,
magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
8.      Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

.4 Peran Bidan Sebagai Fasilitator pada Ibu Bersalin


Peran bidan sebagai fasilitator promosi kesehatan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut.
1.    Pendiri polindes.
Polindes adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dengan difasilitasi tenaga kesehatan dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainya termasuk KB.
2.    Program suami siaga.
Bidan sebagai fasilitator harus menjadi penghubung antar masyarakat untuk menetralisasi program ini.
Tujuannya menjadikan suami selalu mendukung istrinya dalam menghadapi persalinan dengan menyiapkan
transpotasi, biaya, obat dan donor darah serta siaga kapan pun istri akan melahirkan /terjadi kegawatdaruratan
yang membahayakan istri/janin.
3.    Persiapan rujukan
Bidan memfasilitasi kemungkinan terjadinya penyulit kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera ke
fasilitas yang lebih tinggi.
Fasilitator selaku ketua daalam pelaksanaan memiliki peran sebagai berikut:
1.      Memfasilitasi pembentukan Desa Siap Antar Jaga diwilayahnya masing-masing.Disini fasilitator berperan
dalam pembentukan Desa Siaga di wilayahnya.
2.      .Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan dalam pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga.
Disini fasilitator  membantu mengembangkan UKBM serta hal-hal yang terkait lain, contohnya PHBS, dana
sehat, tabulin, dasolin dan ambulan desa.
3.      Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan pendapatnya dan berdialog dengan sesama
anggota masyarakat, tokoh/ pemuka masyarakat, petugas kesehatan, serta unsur masyarakat lain yang terlibat
dalam pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga. Fasilitator Desa Siaga membantu dalam memecahkan setiap
permasalahan yang ada di wilayahnya secara musyawarah bersama.
4.      Melakukan koordinasi pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga secara berkesinambungan. Fasilitator setiap bulan
melakukan pertemuan dengan kader dan tokoh masyarakat lainnya.
5.      Menjadi penghubung antara masyarakat dengan sarana pelayanan kesehatan.
Fasilitator membantu tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Desa Siaga di wilayahnya.
Peran Fasilitator Dusun (Bidan atau Kader)
Fasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga memiliki peran sebagai berikut:
a.       Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan dalam pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga.
b.      Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan pendapatnya dan berdialog dengan sesama
anggota masyarakat, tokoh/ pemuka masyarakat, petugas kesehatan, serta unsur masyarakat lain yang terlibat
dalam pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga.
c.       Melakukan koordinasi pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga.
d.      Upaya pemberdayaan masyarakat atau penggerakan peran aktif masyarakat melalui proses pembelajaran yang
terorganisasi dengan baik melalui proses fasilitasi dan pendampingan.
Kegiatan pendampingan dan fasilitasi diarahkan pada :
a. Pengidentifikasian masalah dan sumber daya
b. Diagnosis dan perumusan pemecahan masalah
c. Penetapan dan pelaksanaan pemecahan
d. Pemantauan dan evaluasi kelestarian
Berkaitan dengan  jangka waktu keterlibatan fasilitator  (pelaku pemberdayaan ) dalam mengawali proses
pemberdayaan terhadap warga masyarakat, Sumodiningrat (2000) menjelaskan bahwa, pemberdayaan tidak
bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri,
meskipun dari jauh tetap dipantau agar tidak jatuh lagi. Meskipun demikian dalam rangka menjaga kemandirian
tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak
mengalami kemunduran.

1.5 Peran Bidan Sebagai Motivator


Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas
ketergantungan.
1.  Tugas mandiri
      Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
a.       Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan, mencakup:
  Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.
  Menentukan diagnosis.
  Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
  Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
  Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
  Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
b.      Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien, mencakup:
  Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pranikah.
  Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
  Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar bersama klien.
  Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
  Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien.
  Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan

c.       Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup:


 Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
 Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah diberikan.
Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
  Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.
  Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan.
  Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar prioritas masalah.
  Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
  Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai dengan prioriras.
  Membuat asuhan kebidanan.
d.      Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:
Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.
  Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
  Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
  Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
  Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
  Membuat rencana tindak lanjut.
  Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan.
e.       Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
  Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
  Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.
  Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.
  Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
  Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
  Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
f.       Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana,
mencakup:
  Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus (pasangan usia subur)
  Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
  Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien.
  Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
  Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
  Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
  Membuat pencatatan dan laporan.
g.      Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta menopause, mencakup:
  Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.
  Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan.
  Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.
  Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
 Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telahdiberikan.
  Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
  Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
h.      Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga, mencakup:
  Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi/balita.
  Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
  Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
  Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.
  Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
  Membuat rencana tindak lanjut.
  Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.
2. Tugas Kolaborasi
      Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan
klien dan keluarga.
2)      Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3)      Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga
4)      Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
5)      Memberi asuhan kebidanan pada bay, baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
6)      Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko cinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi betsamut klien dan keluarga,
3.Tugas ketergantungan
   Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
1.      Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan
keluarga,
2.      Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta
kegawatdaruratan
3.      Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga,
4.      Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit
tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga,
5.      Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga
6.      Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga,

1.6 Peran Bidan Sebagai Motivator Pada Masa Ibu Hamil


            Peran bidan sebagai motivator pada masa Ibu hamil adalah sebagai berikut:
1.      Mengontrol keadaan ibu dan janin, untuk memastikan ibu dan janin baik
2.      Memberikan pengertian bahwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis, dan setiap orang akan memiliki
pembawaannya masing – masing sehingga ibu tidak perlu merasa khawatir dengan keadaanya, serta mampu
melewati masa kehamilannya de3ngan menyenangkan.
3.      Menjelaskan pada ibu tentang perubahan emosional pada trimestter I adalah wajar. Hal ini dapat terjadi akibat
perubahan hormon secara tiba – tiba dalam menghadapi kehamilan. Kadang ibu merasa dirinya sangat sensitif,
atau sebaliknya menjadi sangat periang. Yakinkan ibu bahwa ia mampu melewati itu semua.
4.      Menyarankan pada ibu  agar  berkonsultasi jika tidak dapat memecah masalah. Mintalah ibu untuk segera ke
tenaga kesehatan jika ada hal – hal yang kurang dimengerti.
5.      Menjelaskan kebutuhan bayi.
6.       Membantu ibu mengatasi perhatian terhadap body image selama kehamilan. Wanita hamil biasanya akan
banyak makan ( hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal di tubuhnya ), tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi janin yang di kandungnya. Tidak heran jika hampir sebagian besar wanita hamil tubuhnya
menjadi besar. Bidan harus membantu meyakinkan ibu bahwa ibu hamil akan tetap menarik bagi suaminya
walaupun tubuhnya menjadi besar. Selain itu, yakinkan ibu, bahwa tubuhnya akan dapat kembali langsing
setelah persalinan asalkan ibu rajin berolahraga.
7.       Meyakinkan bahwa emosi sudah stabil dan bisa menerima kehadiran bayinya.
8.       Mengatasi emosi ibu dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai kemungkinan yang dihadapi pada proses
kelahiran.
9.       Menjelaskan bahwa pengalaman kehamilan adalah unik.
10.  Membantu menyiapak ibu menjadi orang tua yang baik.

Anda mungkin juga menyukai