Prosedur Penyimpanan Resep

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Penyimpanan Resep Secara Umum

(Agung Fitria Nugraha- 41201097000004)

Tujuan penyimpanan resep dibuat untuk melaksanakan kegiatan pencatatan, pengarsipan,


penyiapan laporan, dan penggunaan laporan untuk mengelola sediaan farmasi. Kegiatan ini
dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau apoteker pelaksana harian dan diawasi oleh
apoteker penanggung jawab.

Berikut prosedur penyimpaan resep:

1. Tiap Instalasi farmasi atau apotek harus mempunyai fasilitas penyimpanan arsip
resep, baik lemari, laci atau ruang khusus penyimpanan resep.

2. Resep baik permintaan tertulis atau elektronik harus mampu terdokumetasi dengan
baik dan mudah ditelusuri

3. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor
resep.

4. Resep berisi obat narkotika dipisahkan dari resep biasa atau diberi tambahan garis
bawah dengan tinta merah.

5. Resep yang berisi obat psikotropika harus dipisahkan dari resep biasa atau diberi
tambahan garis bawah dengan tinta biru.

6. Resep yang berisi obat golongan prekursor harus dipisahkan dengan resep biasa.

7. Resep yang berisi obat golongan narkotika dan psikotropika atau prekursor harus
disimpan bergabung dengan resep golongan narkotika.

8. Resep yang berisi obat golongna psikotropika dan prekursor, maka resep harus
disimpan bergabung dengan resep golongan psikotropika.

9. Resep dibendel sesuai kelompoknya setiap hari, dan dibendel per bulan.

10. Bendel resep diberi keterangan tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan
disimpan di tempat yang telah ditentukan.
11. Penyimpanan bendel resep harus dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga
memudahkan untuk melakukan penelusuran resep.

12. Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada
bendel semula tanpa merubah urutan.

13. Resep disimpan sekurang-kurangnya selama lima tahun berdasarakan tanggal dan
nomor urutan penerimaan resep.
Daftar Pustaka

Ikatan Apoteker Indonesia. 2013. Pedoman Praktik Apoteker: Contoh-contoh Standar


Prosedur Operasional (SPO) Praktik Apoteker Indonesia. Hal: 45.

BPOM. 2018. Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2018:
Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. Hal: 24, 38-39.

Anda mungkin juga menyukai