MAKALAH Prostitusi Online
MAKALAH Prostitusi Online
MAKALAH Prostitusi Online
PROSTITUSI ONLINE
Disusun untuk memenuhi tugas pengganti UAS
Mata Kuliah : Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Pengampu : Drs. Made Ngurah Parta, M.Si
Disusun Oleh:
Kevin Ely Asar Greas
2005046066
Kelas B/2020
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Prostitusi Online”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pengganti UAS Pak Drs. Made Ngurah Parta, M.Si pada mata kuliah Pendidikan
Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang prostitusi online bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Drs. Made Ngurah Parta,
M.Si selaku dosen mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik dan saran akan senantiasa kami terima dengan senang hati. Dengan segala
keterbatasan, saya menyadari pula bahwa makalah ini takkan terwujud tanpa
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca baik sebagai refrensi maupun informasi terkait
Prostitusi Online
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
A. Pengertian Prostitusi dan Maraknya Prostitusi Online................................3
B. Faktor-Faktor Penyebab Prostitusi Online....... ..........................................8
C. Upaya dan Pencegahan Prostitusi Online..................................................10
D. Dampak Dari Prostitusi Online Terhadap Ketahanan
Nasional......................................................................................................11
BAB III Penutup....................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan IPTEK khususnya teknologi informasi dan
komunikasi, memang membawa dampak yang besar terhadap kehidupan
manusia sekarang ini. Dengan adanya kecanggihan alat komunikasi, segala
informasi dari belahan dunia manapun bisa kita ketahui dengan segera.
Namun, perkembangan teknologi tersebut, tak selamanya
membawa dampak baik. Seiring dengan melesatnya teknologi yang
semakin canggih sering di salah gunakan oleh pihak pihak tertentu
khususnya para pelaku prostitusi dalam menjalankan pekerjaanya dengan
menawarkan dirinya melalui media online yang lebih praktis. Pelanggan
juga lebih di untungkan, karena akses mereka akan lebih mudah dan
efisien.
Tindak kriminal seksual dibagi ke dalam dua kategori: mereka
yang menjadi korban dan mereka yang bukan. Dari perspektif korban,
pemerkosaan orang dewasa, pemerkosaan anak-anak dan remaja, dan
penyerangan seksual masuk ke dalam kategori tindak kriminal karena
seseorang telah menjadi korban. Sementara itu, aktivitas seksual yang
dipersiapkan melalui persetujuan kedua belah pihak, prostitusi dan
pornografi, “tidak ada korbannya” Artinya, pihak yang terlibat di
dalamnya menganggap tidak ada yang saling dirugikan.
Prostitusi sangat merugikan bagi bangsa dan negara karena dengan
adanya prostitusi akan merusak moral bangsa. Sehingga jika dibiarkan
terus menerus akan menjadi masalah besar yang menggoyahkan ketahanan
negara. Prostitusi telah menciderai jati diri bangsa yang tersohor luhur dan
menjunjung tinggi nilai. Sehingga dapat dikatakan, prostitusi dapat
menjadi gangguan atau hambatan bahkan ancaman di bidang social
budaya. Untuk itu dibutuhkan penanganan yang serius terhadap prostitusi,
1
khusunya prostitusi online yang saat ini marak terjadi. Kerjasama antara 5
pemerintah, penegah hokum, dan masyarakat sangat diperlukan dalam
penanganan dan pencegahan prostitusi online ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Prostitusi Online?
2. Apa saja Faktor Penyebab Prostitusi Online?
3. Apakah Prostitusi Online masih marak di Indonesia?
4. Bagaimana Upaya dan Pencegahan dari Prostitusi Online?
5. Apa Dampak dari Prostitusi Online Terhadap Ketahanan Nasional?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Prostitusi Online
2. Mengetahui Faktor apa saja Penyebab Prostitusi Online
3. Mengetahui bahwa Prostitusi Online masih marak terjadi di Indonesia
4. Mengetahui Upaya dan Pencegahan dari Prostitusi Online
5. Mengetahui Dampak dari Prostitusi Online Terhadap Ketahanan
Nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kehadiran ruang publik virtual akhirnya mendorong para pelaku
praktik prostitusi tersebut untuk segera melirik dunia maya itu sebagai
ruang baru bagi mereka untuk menjalankan praktek-praktek prostitusinya.
Resistensi terhadap kekuasaan pemerintah ini diwudjukan dengan berupa
praktik-praktik prostitusi online. Melalui internet inilah eksistensi para
penjaja seks komersial ini seolah menemukan ruang barunya yang lebih
bebas dan ekspesif. Pola aktivitasnya pun berubah drastis. Prostitusi tidak
lagi dilakukan di satu tempat terpusat. Prostitusi bisa dilakukan di mana
saja dan pemesanan juga berubah dari pola on the spot (langsung di
tempat) beralih kepada pemesanan secara online. Prostitusi juga dapat
dilakukan tanpa perantara. Para pelacur ini pun tidak perlu secara terang-
terangan menunjukkan identitasnya sebagai penjaja seks komersial dengan
menunggu pelanggan di jalanan dan warung remang-remang. Sekarang
mereka cukup menggunakan smartphone dengan koneksi internet untuk
menjaring pelanggan. Saat ini, penyedia layanan seksual tumbuh di forum-
forum eksklusif. Tidak lagi terang-terangan. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikatakan Foucault: wacana tentang seks kehadirannya terselubung,
berbisik begitu lembut, dan seringkali samar-samar. Facebook, misalnya,
mereka tidak lagi menawarkan jasa seksual di status Facebook akun
mereka sehingga bisa dilihat oleh khalayak umum, tapi di grup-grup
Facebook yang berstatus secret atau closed. Demi menjaga keamanan,
privasi, dan kerahasiaan member, agak sulit untuk masuk ke grup
Facebook model ini. Itulah mengapa, status grup selalu dalam keadaan
secret atau closed sehingga tidak muncul dalam kotak pencarian. Atau
kalaupun muncul, untuk bisa masuk grup, harus diverifikasi dulu oleh
admin. Berselancar dan mencari jasa layanan seksual kini begitu mudah
dengan menggunakan internet. Banyak aplikasi pada media sosial yang
digunakan tidak hanya untuk berkenalan semata, namun untuk
menawarkan jasa layanan seksual. Peneliti mengidentifikasi beberapa
media sosial yang seringkali digunakan untuk transaksi prostitusi online
tersebut seperti Beetalk, Sayhi, Skout, Snapchat dan WeChat. Dalam
4
aplikasi tersebut biasanya mereka membuat akun dan memasang foto-foto
seksi yang atraktif sehingga membuat pengguna lain, terutama lawan jenis
tertarik untuk berkenalan dan menanyakan lebih jauh tentang aktivitasnya
di media sosial tersebut. Jika memang akun tersebut menawarkan jasa
layanan seksual, seringkali mereka memasang kode tertentu pada bagian
deskripsi diri agar memudahkan para calon pelanggan untuk
mengkonfirmasi akun tersebut sampai dengan transaksi seks berlangsung.
Selain kencan di tempat tidur, layanan seksualitas secara virtual ini
tersedia dalam berbagai macam variasi, tergantung selera dari para
pelanggan atau “para pemburu lendir” istilah user di Semprotku.com
(http://46.166.167.16/). Banyak yang menawarkan jasa phone sex dengan
memperdengarkan suara-suara desahan yang menggugah birahi para
pelanggan dan menuntuntunnya untuk bermastrubasi. Paket foto-foto dan
video telanjang yang dikirimkan melalui media sosial, dan banyak juga
yang sampai dengan live streaming via video call dan mempertontonkan
adegan syur, telanjang, hingga memperlihatkan adegan mempermainkan
alat kelamin sambil bermastrubasi dengan menggunakan aplikasi Line
sampai dengan Whatsapp. Kemudian terjadinya aktivitas pertukaran
konten-konten porno dan berbagai informasi seputar prostitusi pada
forum-forum “secret”. Biasanya mereka saling memberikan informasi
tentang “cewek bispak” (wanita yang dapat diajak kencan seksual) di kota
tertentu misalnya, lengkap dengan kriteria, kontak bahkan tarifnya.
Informasi di internet biasanya meliputi penilaian wajah, rambut, bentuk
tubuh, ukuran payudara, pinggul, pantat dan bentuk kaki, sampai kepuasan
service yang pernah diberikan terhadap pelanggan yang sudah pernah
mengalami kencan bersamanya. Untuk bagian service, mereka biasanya
membagi dan memberikan penilaiannya ke dalam beberapa layanan di
antaranya seperti: HJ atau handjob (memberikan layanan seks
menggunakan tangan), blowjob biasa disingkat dengan BJ atau sering juga
disebut dengan OS (Seks oral adalah layanan seks menggunakan mulut
dan lidah), dan FJ atau fulljob (artinya layanan yang diberikan mencakup
5
keseluruhan badan termasuk penetrasi alat kelamin) pada layanan
FJ seringkali ditambah dengan aktivitas “mandi kucing” atau menjilati
bagian tubuh yang diinginkan oleh pelanggan. Transformasi prostitusi
online tidak hanya menjamur di media sosial mainstream. Kalau media
sosial mainstream menyasar publik, maka prostitusi online berbasis forum
internet benar-benar menyasar para pemburu lendir. Betapa saat ini,
seluruh energi manusia hanyalah diarahkan pada pemuasan hawa nafsu.
Semua upaya dikerahkan untuk memenuhi hasrat akan kekayaan,
popularitas, kekuasaan dan seks. Sementara ruang bagi jiwa dan
spiritualitas nyaris kosong dan hampa. Dalam kebudayaan hawa nafsu
seperti ini, setiap upaya untuk menciptakan perubahan dan revolusi hanya
akan terjerumus pada penghambaan hawa nafsu. Di internet, segala hal
tentang informasi, kegilaan, fantasi, dipertontonkan. Fenomena sosial di
dunia internet sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa internet
merupakan dunia virtual yang menjadi ruang baru bagi para aktor yang
berkepentingan terhadap protitusi secara lebih bebas, lebih privat, lebih
ekspresif dan tentu saja lebih menguntungkan. Hal ini juga sekaligus
merefleksikan bagaimana kekuasaan pemerintah dalam mengatur dan
mengendalikan praktek-praktek prostitusi di ruang siber. Kekuasaan
sebagaimana diungkapkan oleh Foucault “kekuasaan bukan merupakan
institusi atau struktur, bukan kekuatan yang dimiliki, tetapi kekuasaan
merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut situasi strategis
kompleks dalam masyarakat”. Selain itu, kekuasaan dalam pandangan
Foucault juga dilihat sebagai relasi-relasi yang beragam dan tersebar
seperti jaringan, yang memiliki ruang lingkup strategis. Fenomena
prostitusi online telah menunjukkan bahwa eksistensi mereka semakin
menguat di ruang siber karena relasi-relasinya menjadikan bisnis mereka
semakin strategis dan semakin sulit diintervensi oleh pemerintah.
Banyaknya pilihan aplikasi yang ada dan dengan fitur-fitur kecanggihan
yang dimilikinya menjadikan para pelaku dapat dengan bebas berelasi
melalui aplikasiaplikasi yang ada. Pada grup-grup tertutup dan rahasia di
6
Facebook, seperti grup dengan inisial “IC” misalnya, mereka dapat
dengan mudah menghindari pengaturan dari pemerintah yakni dengan
membuat sub-sub grup yang memungkinkan mereka lebih leluasa
bergerak. Fenomena ini menunjukkan bahwa relasi-relasi yang dibangun
dengan strategi yang sangat kompleks tersebut telah membuat mereka
terus eksis dan menjadi resistensi terhadap kekuasaan yang mengekang
mereka terutama dari pihak pemerintah. Internet sejauh ini adalah satu-
satunya media paling aman sekaligus paling sulit dipantau. Perusahaan
seperti Apple (melalui produk Iphone, dan Ipad) pun menyediakan
enkripsi premium terhadap perangkat, yang bahkan tidak bisa ditembus
oleh Apple sendiri. Praktek prostitusi online semakin sulit dijangkau oleh
kekuasaan pemerintah karena berelasi sekaligus berlindung di balik
jejaring kekuasaan yang luas sekaligus bias sehingga sulit untuk diatur
oleh pemerintah. Karena pada saat yang sama, kehidupan kita pada masa
kini, sudah tidak bisa lepas dari jaringan internet. Praktek bisnis prostitusi
online yang semakin marak akhir-akhir ini perlu mendapat perhatian yang
serius, mengingat praktek ini belum memiliki pengaturan yang jelas
sehingga para pelakunya tidak dapat dijerat dengan ancaman pidana.
Banyak kasus mengenai prostitusi online, bahkan akhir-akhir ini mencatut
nama-nama artis.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE) dimaksudkan dapat memberikan banyak
manfaat, diantaranya untuk menjamin kepastian hukum bagi masyarakat
yang melakukan transaksi elektronik, mendorong pertumbuhan ekonomi,
mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi dan
melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi
informasi, tetapi ternyata pengaturan mengenai prostitusi online belum
tercover dalam undang-undang tersebut, sehingga pelaku praktek prostitusi
online bebas menjalankan “kegiatan usahanya”.
7
B. Faktor-Faktor Penyebab Prostitusi Online
Faktor yang menyebabkan prostitusi online internet semakin marak
terjadi dan terus berkembang dari waktu ke waktu, dalam makalah ini
penulis memaparkan 5 faktor penyebab terjadinya pelacuran, yakni:
1. Lemahnya tingkat keimanan seseorang terhadap Tuhan Yang Maha
Esa,pada dasarnya, keimanan adalah landasan sseorang dalam
menjalani kehidupan ini. Tiap-tiap agama mempunyai aturan sendiri-
sendiri mengenai perintah dan larangan Tuhan Y.M.E. Tidak ada satu
pun agama yang memperbolehkan pelacuran terjadi. Dalam hidupnya,
seseorang harus selalu berada pada jalur yang benar yakni jalur yang
sudah diatur dalam kitab suci agama. Dengan dilandasi keimanan yang
baik, diharapkan orang tersebut akan kuat menjalani arus tajam dalam
kehidupan ini.
2. Kemiskinan, kemiskinan telah memaksa banyak keluarga untuk
merencanakan strategi penopang kehidupan mereka termasuk menjual
moral untuk bekerja dan bekerja karena jeratan hutang, yaitu pekerjaan
yang dilakukan seseorang guna membayar hutang atau pinjaman;Pada
dasarnya, penyebab utama terjadinya pelacuran ialah keterpurukan
kondisi ekonomi Indonesia. Hal tersebut akan berdampak langsung
pada penutupan banyak pabrik dan rasionalisasi besar-besaran terhadap
jumlah tenaga kerja. Akibatnya, banyak orang yang kehilangan
pekerjaan. Selain itu, akibat kurang kondusifnya iklim investasi
terutama karena faktor keamanan, sedikit sekali lapangan kerja yang
tersedia. Peluang kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah orang
yang mencari pekerjaan. Keadaan ini membuat orang berupaya keras
mencari pekerjaan hingga kenegara lain. Disisi lain, dilihat dalam
konteks keluarga, wanita dipandang sebagai ”pekerja alternatif” yang
dapat menjamin kelangsungan hidup satu keluarga. Fenomena
pelacuran ini merupakan sektor perdagangan yang kini berkembang
pesat. Dimana ini juga ada yang dikendalikan oleh jaringan global
yang tersusun serta bersindikat, dengan menggunakan
8
3. kelengkapan teknologi yang canggih serta dilindungi oleh pihak-pihak
yang tidak bertangunggung jawab.
4. Keinginan cepat kaya (materialistic), keinginan untuk memiliki materi
dan standar hidup yang lebih tinggi-memicu terjadinya pelacuran.
Aktivitas haram ini sudah menjamah lingkungan pendidikan. Pelajar
SMP, SMA, Mahasiswa banyak pula yang terjun dalam dunia ini.
Motifnya, selain faktor kemiskinan juga adanya keinginan untuk dapat
segera memenuhi kebutuhan gaya hidup yang mewah. jika sang germo
mempunyai anak buah sebanyak delapan orang dengan tarif rata-rata
Rp300 ribu, dengan jam kerja sebanyak 12 jam, maka satu orang yang
sanggup menerima tamu setidaknya 6 orang dia bisa mendapatkan
penghasilan Rp1,8 juta per hari. Jika dikalikan delapan anak buah MW
maka si germo bisa menghasilkan pendapatan kotor sebanyak
Rp14.400.000 per hari. Maka jika dikalikan sebulan, maka mereka
akan mendapatkan pemasukan kotor sekira Rp432 juta. Memang
menggiurkan apa yang didapatkan di bisnis sex tersebut.
5. Faktor budaya, faktor-faktor budaya berikut memberikan kontribusi
terhadap terjadinya pelacuran wanita, seperti: budaya cyberporn di
internet dengan memasang foto-foto porno tanpa ada rasa malu dari
pihak yang bersangkutan dan secara terang-terangan menawarkan
dirinya dengan tarif dan harga yang dicantumkan dalam akun tersebut
dengan akses yang mudah karena banyaknya pengguna internet yang
akan dapat melihat produk yang ditawarkannya. situs prostitusi online
menjadi budaya bisnis yang memberikan keuntungan lebih besar
dibandingkan tempat prostitusi pada umumnya seperti Gang Dolly di
Surabaya, teknologi sangat tidak dibutuhkan sebagai media promosi
dalam hal prostitusi. Contohnya saja “Gang Dolly“. Sebagai tempat
Prostitusi terbesar di “Asia Tenggara” seharusnya lebih
menguntungkan dibanding prostitusi di Internet yang jaringannya tidak
besar. Namun bila dibandingkan tarif, Prostitusi Online yang menang.
9
6. Bila pada internet tarif berkisar antara 500 ribu hingga 50 juta, di Gang
Dolly paling murah hanyalah 100 ribu.
7. Lemahnya penegakan hukum, pejabat penegak hukum dalam
mengawasi beredarnya cyberporn. Bahkan kegiatan prostitusi dan
pornografi online internet dianggap “bahaya laten” yang selalu ada dan
berkembang walaupun terus diberantas. Sebenarnya, kenyataan di
masyarakat memang demikian. Akan tetapi hal ini kembali lagi pada
ketegasan aparat penegak hukum dalam memberikan “shock
therapy” pada pemuat situs porno.
10
yang tegas. Pemerintah melalui Komisi Informasi juga perlu
menjadi penengah dan jembatan bagi penyedia layanan internet dan
pengguna.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prostitusi online adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual,
melakukan perbuatan asusila sebagai mata pencaharian dan
menggunakan media sosial sebagai alat untuk membantu bernegosiasi
harga dan tempat dilakukannya prostitusi tersebut.
2. Faktor-faktor penyebab prostitusi online antara lain: Lemahnya tingkat
keimanan seseorang terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kemiskinan,
Keinginan cepat kaya, Faktor budaya, dan Lemahnya penegakan
hukum.
3. Praktek bisnis prostitusi online di Indonesia semakin marak terjadi,
mengingat praktek ini belum memiliki pengaturan yang jelas sehingga
para pelakunya tidak dapat dijerat dengan ancaman pidana.
4. Dampak dari prostitusi online antara lain: Merusak moral bangsa,
merusak moral dan jati diri generasi bangsa, Lunturnya nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi, Merusak ketahanan nasional, dan
Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit.
B. Saran
Sebagai warga Negara yang baik, maka kita harus membantu
pemerintah dalam mewujudkan ketahanan nasional, khusunya dalam
hal ini adalah tentang prostitusi online. Pencegahan secara preventif perlu
dilakukan sejak dini, bekerjasama dan ikut berperan aktif dengan
pemerintah dalam upaya penanganan maupun penanggulangan
prostitusi online, membentengi diri sendiri dan keluarga dengan
mempertebal moral dengan norma agama dan norma- norma
lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13