Bab I - 3
Bab I - 3
Bab I - 3
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar
persaingan dalam menawarkan produk- produk yang memiliki citra merek yang baik
mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut
untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat konsumen dalam
Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk, sampai pada
keputusan untuk membeli produk tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa tawaran
produk saat ini sangat beragam dan banyak, tak terkecuali untuk produk sepatu yang
mana sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pilihan yang semakin
banyak ini membuat banyak konsumen dapat menentukan pilihannya akan suatu
produk merek sepatu dalam hal ini adalah Untuk mendukung mobilitas mahasiswa ke
Pada saat ini terdapat beberapa merek (brand) produk sepatu yang saling
bersaing, yaitu Vans, All Star Converse, Nike, adidas dan berbagai merek lainnya
yang saat ini sedang populer dikalangan mahasiswa. Adanya persaingan saat ini tidak
1
hadapi oleh perusahan yang saling bersaing, salah satunya adalah bagaimana
menciptakan citra merek (brand image) yang baik teradap perusahan tersebut.
Menciptakan citra merek dalam kondisi persaingan yang kompetitif seperti saat ini
perusahan harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang baik agar citra merek
yang tertanam pada benak konsumen adalah citra merek yang baik. Menurut Kotler
& Keller (2013:4) bahwa menciptakan merek yang posotif membutuhkan program
Suatu perusahan bisa sukses karena adanya suatu merek (brand). Bagi
perusahan yang menjalankan roda usahanya melalui merek (brand), tidak hanya
sekedar mempunyai merek, tetapi juga harus memperjuangkan merek tersebut agar
menjadi suatu merek yang kuat. Merek (brand) membantu konsumen untuk mengenali
produk dari suatu perusahan serta membantu perusahan juga untuk menguasai pangsa
pasar. Citra merek adalah suatu kesan yang ada dalam benak konsumen mengenai
suatu merek yang dibentuk oleh pesan dan pengalaman konsumen mengenai merek,
sehingga menimbulkan citra yang ada dalam benak konsumen (Kotler & Keller,
2009:346).
sepatu olahraga didirikan di Jerman, pada tahun 1920-an. Adidas adalah salah satu
sepatu, baju, topi, tas, dan bahan fasion lainnya, salah satu produk unggulan dari
Produk sepatu adidas salah satu merek yang mendunia dan bergengsi, Adidas
memproduksi berbagai sepatu dengan desain serta warna yang berbeda-beda untuk
menarik minat konsumen agar bisah bersaing dengan produk – produk sepatu lainnya
di pasaran. Sepatu adidas merupakan salah satu sepatu, dari banyak jenis sepatu yang
2
di beli oleh konsumen. Masing–masing merek sepatu akan bersaing untuk
adalah bagaimana agar konsumen merasa puas dengan produk yang dibeli. Jika
konsumen merasa puas dengan apa yang di beli maka merek dari produk tersebut
selalu diingat konsumen dan merek produk tersebut sudah tertanam di benak
konsumen agar konsumen akan melakukan pembelian berulang pada produk tersebut.
sepatu dengan model, desain serta warna yang menari sehingga konsumen merasa
puas dan nyaman ketika memakai, sehingga konsumen setia terhadap produk sepatu
adidas tersebut.
(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Sedangkan
Tse dan Wilson (1988) dalam Lupiyoadi (2004) kepuasan atau ketidakpuasan
karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahan adalah menciptakan rasa puas
akan melalukan pembelian ulang terhadap produk perusahan tersebut. Namun apabila
tingkat kepuasan yang dirasakan kecil, maka terdapat kemungkinan bahwa pelanggan
3
Dari tabel 1.1 dibawah ini adalah tabel hasil observasi merek sepatu yang
Maluku, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen angkatan 2016-2018. Dan hasil studi
Tabel 1.1 Hasil observasi merek sepatu yang banyak di pakai konsumen.
Dari tabel 1.1 di atas dapat di lihat bahwa dari beberapa produk merek sepatu yang
2016- 2018, mengetahui bahwa produk sepatu merek Adidas adalah merek yang lama
dibandingkan dengan 3 merek lainnya, tetapi mahasiswa lebih banyak yang memakai merek-
merek tersebut di bandingkan dengan merek adidas. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di
atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan citra
merek dan kepuasan konsumen, dengan mengambil judul penelitian sebagai berikut, yaitu :
“Pengaruh Citra Merek (Brand Image) teradap Kepuasan konsumen” (studi pada
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah sepatu merek Adidas merupakan
4
beranggapan bahwa produk sepatu merek adidas memiliki model dan desain yang
kurang bagus bila dibandingkan dengan produk sepatu yang merek baru seperti All
Star Converse, Nike, Vans, Kondisi ini menyebabkan konsumen kurang tertarik untuk
dirumuskan dalam penelitin ini adalah : bagaimana pengaruh citra merek teradap
Untuk mengetahui pengharuh citra merek teradap kepuasan konsumen produk sepatu
a. Manfaat Teoritis
dalam bidang ilmu manajemen pemasaran, dan juga dapat dijadikan sebagai
b. Manfaat Praktis
5
Sebagai sumbangan pemikiran bagi toko penjual sepatu adidas (sport station
MCM) untuk memperbaiki strategi produk, strategi harga dan stategi promosi
BAB II
PENELITIAN TERDAHULU
6
2.1. Peneliti Terdahulu
Berdasarkan literatur yang mendukung penelitian ini maka akan diawali dengan
pengkajian teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dibahas. Kajian teori, yang
dimaksud sebagai kerangka pikir untuk melaksanakan penelitian. Disamping itu dilakukan
penelusuran hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian tentang
pengaruh Citra Merek terhadap Kepuasan Konsumen, agar dapat diketahui adanya temuan
Ravita Dwi Yana (2015), Pengaruh citra merek terhadap kepuasan pelanggan dan
loyalitas pelanggan (survei pada konsumen produk busana muslim diana pelangi di
malaysia). Variabel penelitian (X) citra merek (Y1) kepuasan pelanggan dan (Y2) loyalitas
pelanggan, penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel kuota. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian
menunjukan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
Radita Herlisa (2016), Pengaruh brand image terhadap kepuasan pelanggan pada zara
di mall PVJ Bandung. Variabel penelitian (X) brend image (Y) kepuasan pelanggan, Metode
yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskiptif dan kausal.
Pengambilan sampel digunakan dengan metode non probability jenis insidental sampling.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskiptif dan regresi linier sederhana. Hasil
penelitian menunjukan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada fokus kajian,
penelitian terdahulu mengkaji pengaruh citra merek dengan yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dan loyalitas pelanggan. Namun penelitian-penelitian tersebut terfokus pada citra
7
merek dan kepuasan konsumen dengan market yang berbeda. Penelitian sekarang dilakukan
pada sport station Ambon Maluku City Mall. Dengan asumsi tiap merek memiliki daya tarik
8
Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul dibenak
konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu. Terdapat beberapa definisi
tentang citra merek, berikut ini ada beberapa difinisi citra merek menurut para ahli:
Menurut Ginting (2011:99), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau
kombinasi daripadanya untuk menandai produk atau jasa dari satu penjual atau kelompok
penjual dan untuk membedakannya dari pesaing. Menurut AMA (American Marketing
Association) merek/brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, sesign atau kombinasi
semuanya yng di maksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau
kelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing. Kotler dan Keller
(2009:258) merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, kombinasi atau desain, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dan mendeferensiasikan
dari produk pesaing. Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran
karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa tidak terlepas dari merek
yang dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa merek tidak berdiri sendiri. Merek harus sesuai
dengan komponen proses pemasaran lainnya Surachman (2008:1). Selain itu, pengertian
merek bukan sekedar sesuatu yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melainkan juga
dapat memberikan nilai tertentu dalam lubuk hati atau benak konsumen Surachman
(2008:2).
Brand image adalah representasi dari keseluruan persepsi teradap merek dan dibentuk
dari informasi dan pengalaman masa lalu teradap merek itu. Citra teradap merek
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi teradap suatu merek.
Menurut (Kotler, 2009:346) brand image adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh
konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Citra
merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak
9
merek yang dibentuk karena informasi dan pengalaman konsumen teradap suatu merek
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan nama,
istilah, simbol, tanda, dan desain yang digunakan oleh perusahan untuk membedakan produk
konsumen teradap perusahan yang membuat suatu produk atau jasa. Citra
konsumen teradap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Citra
pemakai meliputi pemakai itu sendiri yaitu, gaya hidup/ kepribadian serta status
sosial.
konsumen teradap suatu produk atau jasa. Citra produk meliputi atribut produk
1. Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk Brand Image, dimana
produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan
kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya
merek dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh
merek akan dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka
10
2. Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi
masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari
citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan
informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang konsumen secara aktif
menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang
semakin kuat pada ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan
3. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi
dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing
yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.
diri dari image produk tersebut. Dari perbedaan yang ada, baik dari produk,
Menurut Joseph Plummer dalam Ratri (2007:54) citra merek terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
dengan merek tersebut sendiri, seperti kemasan, isi produk, harga, rasa,
dan lain-lain.
manusia
11
Menurut Kotler (2008), ada lima pilihan strategi merek yang dapat digunakan oleh
perusahan, yaitu :
a. Perluas lini. Perusahan lini ini dilakukan jika perusahan memperkenalkan unit produk
untuk meluncurkan suatu produk dalam katagori baru dengan menggunakan merek
c. Multi merek, adalah suatu strategi untuk mengenalkan merek tambahan dalam
d. Merek baru, yaitu strategi perusahan meluncurkan produk dalam suatu kategori baru,
tetapi perusahan tidak mungkin menggunakan merek yang sudah ada lalu
e. Merek bersama, yaitu dua atau lebuh merek yang terkenal dikombinasikan dalam
suatu tawaran.
Menurut Tjiptono (2011:43) Merek juga memiliki manfaat yaitu bermanfaat bagi
b. Bentuk proteksi hukum teradap fitur atau askep produk yang unik, Merek bisah
dilindungi melalui hak paten dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelangan yang puas, sehingga mereka bisa dengan
12
d. Sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
pra pesaing.
Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah
Menurut Suntoyo (2012:103), menjelasan bahwa memberi nama merek atas suatu
1. Bagi konsumen
produk yang sudah terkenal dan mapan, konsumen seolah suda menjadi
2. Bagi penjual
Menurut Suntoyo (2012 :110), beberapa karakteristik suatu merek yang baik, yaitu:
13
c. Mempunyai ciri khas yang tersendiri dan disenangi oleh konsumen
produk.
terhadap produk. Ini adalah sebuah perasaan pelanggan setelah membandingkan antara
konsumen tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima
dan harapannya.
Menurut Kotler dan Keller (2010, p. 177) kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil dari sebuah produk
Kotler dan Keller (2009: 177) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai tingkat
perasaan seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara kenyataan dan harapan yang
diterima dari sebuah produk atau jasa. Menurut Sunyoto (2012: 222), kepuasan konsumen
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan
adalah hasil pengalaman terhadap produk ini adalah sebuah perasaan pelanggan setelah
emosional terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang
14
dibeli, pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli) serta pasar secara
keseluruhan.
Hal-hal yang diukur dalam kepuasan pelanggan adalah Pelanggan yang merasa puas
akan tetap setia dalam kurun waktu yang lebih lama, melakukan pembelian kembali terhadap
produk ketika perusahaan kembali meluncurkan produk baru di pasar, komunikasi yang
positif kepada orang lain tentang perusahaan dan produknya , selain itu konsumen tidak
terlalu sensitive terhadap harga dan tidak terlalu memperhatikan merek pesaing. Menurut
Tjiptono (2014: 368), ada 6 aspek penting yang perlu ditelaah dalam kerangka pengukuran
5. Ketidakpuasan pelanggan
Menurut Freddy Rangkuti (2002 :30) kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan
teradap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang
menambahkan, pelanggan yang puas akan dapat kita lihat dari perilakunnya seperti :
15
Menurut Rangkuti (2003:30) kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respon
pelanggan teradap ketidak sesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual
4. Memberi peratian yang lebih sedikit kepada merek-merek dan iklan-iklan pesaing
2. Pelanggan merasa aman dan nyaman selama berurusan dengan perusahan tersebut
3. Memberikan saran untuk keluhan pelanggan baik melalui kotak saran atau email
Kotler dan Amstrong (2009) menyatakan ciri-ciri konsumen yang puas sebagai berikut:
1. Loyal terhadap produk. Konsumen yang terpuaskan cenderung akan menjadi loyal.
16
kecendrungan untuk membeli ulang karena adanya keinginan untuk mengulang
2. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif. Kepuasan adalah
merupakan faktor yang mendorong adanya kominikasi dari mulut ke mulut (word of
mouth communication) yang bersifat positif. Hal ini dapat berupa rekomendasi
kepada calon konsumen yang lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai
konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan
a. Kesesuaian harapan
17
Berminat untuk berkunjung kembali karena nilai dan manfaat yang
c. Kesediaan merekomendasi
Hubungan citra merek dengan kepuasan konsumen memiliki pengaruh yang posotif. Citra
merek merupakan image atau sesuatu yang melekat di benak konsumen. Semakin baik
persepsi di benak konsumen terhadap citra merek perusahan maka kepuasan konsumen juga
akan semakin tinggi. Sebaliknya juga, jika persepsi konsumen teradap citra merek buruk
maka kepuasan konsumen juga akan semakin rendah. Kepuasan pelanggan itu dapat
diciptakan karena apa yang mereka rasakan sesuai dengan yang diharapkan atau malah lebih
dari yang di harapkan. Tjiptono (2014). Menurut Lodhi (2013) berpendapat bahwa Brand
Image dan Kepuasan Pelanggan: Berhasil dalam menemukan beberapa hubungan antara citra
merek dan kepuasan pelanggan dengan melihat reaksi orang-orang untuk tenaga penjualan
yang berbeda. Mereka menemukan hubungan positif antara citra merek dan kepuasan
pelanggan. Menurut Pramudyo (2012) menjelaskan bahwa citra mempunyai peran dalam
18
memasarkan suatu organisasi karena berpotensi mempengaruhi persepsi dan ekspektasi
konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan serta pada akhirnya mempengaruhi
menghindari risiko yang besar, konsumen lebih suka membeli dari penyedia-penyedia barang
Tabel 2.2
KEPUASAN KONSUMEN
CITRA MEREK
(Y)
(X)
1. Kesesuaian harapan
1.Citra perusahan 2. Minat berkunjung
2.Citra pemakai kembali
3. Kesediaan
3.Citra produk merekomendasikan
2.5. Hipotesis
19
Hipotesis adalah pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji kebenarannya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa citra merek berpengaruh posotif dan
BAB III
METODE PENELITIAN
20
3.1. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian yang di ambil adalah Sport
Station Ambon Maluku City Mall (MCM), dirasa sangat strategis, karena kemudahan
kuesioner).
Titik fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh Citra Merek teradap
kepuasan konsumen produk sepatu merek adidas. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam
Penelitian Explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji bahkan menolak teori
atau hasil penelitian yang sudah ada dan memberi pemahaman. Penelitian ini dilakukan
apabila peneliti belum memperoleh data awal, sehingga belum mempunyai gambaran sama
sekali mengenai hal yang diteliti. Data untuk mengukur masing-masing variabel penelitian
(X) yaitu Citra Merek dan Variabel Dependen (Y) yaitu Kepuasan Konsumen.
21
Defenisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan atau
Tabel 3.1
Penelitian
1 Citra Merek Kesan yang di tanamkan di 1.Citra perusahan
3. Kesediaan
Merekomendasik
an
(2004 :101)
3.5.1 Populasi
22
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila sesorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi atau study populasi sensus (Sabar, 2007). Yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah 52 orang pemakai atau pembeli sepatu adidas di Sport Station Maluku City Mall.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel.
Dengan syarat tidak kurang dari 30 orang populasi maka yang menjadi sampel yaitu
mahasiswa di kota Ambon yang memakai dan membeli produk sepatu merek adidas di Sport
Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat
diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data Primer
dari sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
23
pengisian kuesioner oleh responden, yaitu mahasiswa yang menggunakan dan
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain atau literatur dan
konsumen pemakai citra merek produk sepatu yang banyak pada mahasiswa di
kota Ambon.
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner, disusun
dalam kalimat-kalimat pertanyaan, dari responden diminta mengisi daftar pertanyaan tersebut
dengan cara memberi tanda (x) pada jawaban yang dipilih. Untuk mengukur jawaban
responden digunakan skala interval. Skala interval merupakan skala yang sifatnya
menyatakan tingkat dengan jarak/rentang yang harus sama. Untuk mengukur jawaban
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner. Kuisioner ini dimaksud untuk memperoleh data primer berupa informasi secara
24
tertulis yang diperoleh langsung dari responden barkaitan dengan variabel-variabel yang
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
pengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat
freedom (df) = n – k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
item. Jika r hitung > r table, maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali,
2005:45).
reliabel atau handal jika jawaban seseorang teradap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur uji
reabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (q). Suatu variabel dikatakaan
reliabel jika memberikan nilai q > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali,
2005:42).
25
Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh Citra
Merek terhadap Kepuasan Konsumen produk sepatu Adidas adalah teknik analisis regresi
Y=a+bX
Damana :
X= citra Merek
Y= Kepuasan Konsumen
a= Konstanta
b= Koefisien Regresi
26