MAKALAH TELAAH Kurikulum Pai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KOMPETENSI PEMBELAJARAN PAI

Disusun Oleh :
Kelompok I

Rama Desri Ulandari : 1930202310


Muhammad Firdaus : 1930202323

Dosen Pengampu :

Dr. Abdurrahmansyah, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas,
mata kuliah Pengantar Kurikulum dengan judul makalah “ Kompetensi
Pembelajaran Pai ”.Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diyaumul akhir.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat
sehingga Penulis dapat membuat makalah ini dengan baik. Khususnya, Penulis
ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Abdurrahmansyah, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Telaah Kurikulum yang telah memberi tugas makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 19 Maret 2021

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Pengertian Kompetensi Pembelajaran ............................................ 3


B. Cara Mendesain Kompetensi .......................................................... 4
C. Tujuan Pembelajaran Pai................................................................. 5
D. Implementasi Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Pai .............. 8

BAB II PEUTUP ......................................................................................... 11

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi hal yang utama dan pertama dalam meningkatkan
pengatahuan anak. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membuat anak
menjadi pandai dan dewasa sehingga dapat mengikuti pekembangan zaman.
Proses pendidikan harus diatur sedemikian rupa dalam rangka mewujudnya anak
didik yang pandai dan dewasa tersebut. Pendidikan akan berlangsung dengan baik
apabila dalam proses belajar mengajarnya dipersiapkan terlebih dahulu. Beberapa
hal disiapkan oleh pendidik agar proses belajar mengajar tersebut dengan tujuan
agar berjalan dengan lancar dan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya dapat tercapai.1
Sebagai mahasiswa calon pendidik tentunya aktivitas-aktivitasnya tidak
dapat dilepaskan dengan proses pembelajaran sehingga harus mengetahui tentang
proses pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran merupakan proses yang
sistematis dimana setiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar
peserta didik. Proses pembelajaran juga dikatakan sebagai suatu sistem dimana
proses belajar mengajar saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai.Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka perlu
adanya dpersiapan komponen-komponen pembelajaran.
Kegiatan menyiapkan komponen pembelajaran atau perencanaan desain ini
diharapkan dapat mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan disertai dengan berbagai langkah antipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi. Oleh karena itu penyusunan makalah ini diharapkan
dapat membantu mahasiswa calon pendidik untuk memahami komponen
pembelajaran terutama dalam kompeensi pembelajaran.2

1
Abdul Majir, Dasar pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta : Depublish, 2017), hlm.
37
2
Ibid, hlm. 45

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pembelajaran ?
2. Bagaimana cara mendesain kompetensi pembelajaran ?
3. Apa tujuan pembelajaran Pai?
4. Bagaimana implementasi kompetensi guru dalam Pembelajaran Pai?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kompetensi pembelajaran
2. Untuk mengetahui cara mendesain kompetensi pembelajaran
3. Untuk mengetahui tujuan Pembelajaran Pai
4. Implementasi kompetensi guru dalam Pembelajaran Pai

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Pembelajaran


Kompetensi berasal dari kata competence, yang berati kecakapan,
kemampuan. pengertian kompetensi berdasarkan definisi Mendiknas
(SK.04/U/2002), bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang tertentu.
Pengertian dari Mendiknas ini mengandung tiga hal pokok yang menjadi potensi
dalam kompetensi. Ketiga hal tersebut yaitu akal berpikir (mental) yang berupa
seperangkat tindakan cerdas, potensi perasaan (emosi) berupa rasa penuh
tanggung jawab, dan potensi untuk melaksanakan tugas-tugas.3
Menurut R.M. Guion dalam Spencer and Spencer mendefinisikan
kemampuan atau kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang
dan mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir, dalam segala situasi dan
berlangsung terus dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa kemampuan adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu
pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya.4
Dalam hal pembelajaran, terjadi interaksi dua arah yakni antara peserta
didik dengan pendidik. Oleh karena itu, perlu juga adanya kompetensi yang
dimiliki oleh peserta didik yaitu, kemampuan peserta didik untuk mengerjakan
sesuatu dengan baik sebagai hasil dari proses pembelajaran atau pendidikan yang
diikutinya.
Sehingga kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
individu dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang
dilakukannya.Juga kompetensi dapat dikatakan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.Kebiasaan berfikir dan bertindak yang secara konsisten dan terus-

3
Wina Sanjaya, Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta : Prenadamedia, 2008), hlm 87
4
Sarinah, Metodelogi Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm 67

3
menerus memungkinkan seseorang menjadi kompoten, dalam arti memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu.
Untuk menjadi seorang guru yang ideal, kita harus memiliki 4 macam
kompetensi : Kompetensi paedegogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional dan kompetensi social.

B. Cara Mendesain Kompetensi


Alternative pertama mendesain kompetensi atau tujuan pembelajaran atau
hasil belajar mata kuliah atau mata pelajaran yaitu berdasarkan KBK (kurikulum
berbasis kompetensi), lazimnya ada tiga komponen yang harus dirumuskan
khususnya dalam KBK, yaitu:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Indicator
Standar Kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata
kuliah. Cakupan standar kompetensi yaitu 1. standar isi (content standard) dan 2.
standar penampilan (performance standar). Dengan kata lain Standar Kompetensi
adalah sebuah keutuhan prestasi terbesar dari mata kuliah yang diperoleh
mahasiswa atau sebuah keutuhan prestasi terbesar dari mata pelajaran setelah
mengalami proses pembelajaran dalam satu semester.
Sedangkan Kompetensi Dasar adalah jabaran dari standar kompetensi
yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
ditampilkan siswa atau mahasiswa. 5
Dengan demikian, Kompetensi Dasar adalah kompetensi-kompetensi
pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya Standar Kompetensi. Tanpa
penguasaan Kompetensi Dasar mahasiswa atau siswa tidak akan mungkin berhasil
dengan utuh atau sempurna akan tercapainya Standar Kompotensi sebagai hasil
prestasi terbesar sebagai sebuah totalitas.

5
Suarga, “Kerangka Dasar dan Landasan Perkembangan Kurikulum 2013”,Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Alauddin Makassar. Vol 6, NO. 1, Januari-Juni 2017, hlm . 19 .
diakses pada pukul 13.45 tanggal. 19 Maret 2021

4
Indikator adalah rumusan kompotensi yang lebih spesifik yang
menunjukkan ciri-ciri penguasaan suatu kompetensi dasar atau sub-kompetensi.
Sebuah kompetensi dasar memiliki beberapa bukti atau tanda penguasaan.

C. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang
berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, sehingga tujuannya
bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,
berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Dan dari sini dapat diketahui
betapa pentingnya kedudukan pendidikan agama dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya, dapat dibuktikan dengan ditempatkannya unsur-unsur agama
dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
. Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.6
Jadi, pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan pembentukan
kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh
ajaran Islam. Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam sendiri diarahkan pada
pencapaian tujuan, yakni tujuan jangka panjang (tujuan umum/ tujuan khusus) dan
tujuan jangka pendek atau tujuan khusus adalah merupakan hasil penjabaran dari
tujuan pendidikan jangka panjang tadi atau tujuan hidup. Karena tujuan umum
tersebut akan sulit dicapai tanpa dijabarkan secara operasional dan terperinci
secara specifik dalam suatu pengajaran.

6
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
156

5
Maka jika kita perhatikan tujuan dari pendidikan agama Islam adalah
sejalan dengan tujuan hidup manusia itu sendiri, yakni sebagaimana tercermin
dalam firman Allah dalam surat Adzariat ayat 56
َ ‫لجنَّ َواْ ِال ْن‬
:ََ‫س ِاالَّ ِليَ ْعبُد ُْون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُا‬

“Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (Q.S Adzariat, 56)

Dengan demikian tujuan pendidikan Islam haruslah diarahkan pada pencapaian


tujuan akhir tersebut, yaitu membentuk insan yang senantiasa berhamba kepada
Allah, dalam semua aspek kehidupannya.
Dari beberapa tujuan itu dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak
ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan PAI, yaitu:
1) Dimensi keimana peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
2) Dimensi pemahaman atau penalaran (itelektual) serta keilmuan peserta didik
terhadap ajaran agama Islam.
3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik
dalam menjalankan ajaran Islam.
4) Dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah
diimani, difahami dan dihayati sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta diaktualisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
5) Tujuan pendidikan agama Islam yang bersifat umum kemudian dijabarkan lagi
dengan disesuaikan dengan jenjang pendidikan menjadi tujuan-tujuan khusus
pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. 7
Pendidikan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar bertujuan
memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama Islam untuk
mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia.

7
Abdul Majir, Dasar pengembangan Kurikulum...hlm 43

6
Sedangkan pendidikan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah
(SMU) bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan khusus tersebut, kemudian dijabarkan secara rinci
dalam bentuk kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari peserta didik
setelah menyelesaikan (tamat dari) jenjang pendidikan
Tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya bisa dipandang dari satu sisi
saja atau bisa dikatakan bahwasannya pendidikan agama Islam membentuk
manusia melakukan hal baik dalam segala sisi, antara manusia dengan tuhan dan
manusia dengan manusia yang lainya. Dalam buku yang berjudulkan “Pendidikan
Islam Di Rumah Dan Sekolah” yang ditulis oleh Abdurrahman An Nahlawi
dikatakan bahwasannya tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan
penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual
maupun secara sosial.
Sedangkan Prof. H.M. Arifin, dalam bukunya “Pendidikan Islam” halaman
38 dikatakan bahwasanya bila dilihat dari ilmu pendidikan teoritis, tujuan
pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya tujuan intermediair (sementara
atau antara) yang dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam
proses pada tingkat tertentu, untuk mencapai tujuan akhir.
Tujuan insidental merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan,
akan tetapi dapat dijadikan sasaran pendidikan yang mengandung tujuan tertentu
yaitu anak didik timbul kemampuan untuk memahami arti kekuasaan tuhan yang
harus diyakini kebenarannya. Tahap kemampuan ini menjadi bagian dari tujuan
antara untuk mencapai tujuan akhir pendidikan.
Tujuan pendidikan agama Islam juga dapat dirumuskan sebagaimana berikut:
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakekat) agama
Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain
dalam kehidupan budaya manusia.

7
2. untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama yang asli,
bagaimana penjabaran Islam sepanjang sejarahnya.
3. untuk mempelajari secara mendalam sumber ajaran agama Islam yang tetap
abadi dan dinamis, bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya.
4. untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prisip dan nilai-nilai dasar ajaran
agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan
mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia
pada zaman modern ini.

D. Implementasi Kompetensi Guru dalam Pembelajaran PAI


Kunci keberhasilan tergantung pada diri guru dan siswa dalam
mengembangkan kemampuan berupa keterampilan-keterampilan yang tepat untuk
menguasai kekuatan kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian, yang saling
berhubungan satu sama lain (Rose dan Nicholl, 2002: 11). Guru menghargai dan
memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didiknya masing-masing
(Purwanto, 2003: 157).8
Guru harus menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan
diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya dengan ilmu yang akan
diajarkan kepada siswa. Juga mengetahui kondisi psikologis siswa dan psikologis
pendidikan agar dapat menempatkan dirinya dalam kehidupan siswa dan
memberikan bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa (Ramayulis: 52).
Guru sebelum mengelola interaksi proses pembelajaran di kelas, terlebih
dahulu harus sudah menguasai bahan atau materi apa yang akan dibahas sekaligus
bahan-bahan yang berkaitan untuk mendukung jalannya proses pembelajaran.
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
pembelajaran di kelas (Fathurrahman dan Sutikno: 47). Dengan menguasai materi
pelajaran, maka guru akan lebih mudah dalam pengelolaan kelas. Selain itu guru
menjadi lebih mudah dalam memilih strategi belajarnya agar tujuan yang hendak
dicapai dalam materi pelajaran tersebut berhasil terwujud.

8
Daryono, Metode Pembelajaran PAI, (Yogyakarta : Gava Media, 2013), hlm 125

8
Penguasaan bahan ajar yang berkaitan dengan materi pokoknya dari ilmu-
ilmu lain seringkali sangat dibutuhkan dalam memberikan penjelesannya. Hal ini
menjadi sebuah kebutuhan dimasa sekarang, dimana arus informasi begitu cepat
untuk diketahui siswa.
Dengan menkorelasikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
ilmu lain akan menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna dan semakin
mudah dipahami siswa. Tidak sekedar mata pelajaran yang bersifat dogmatis.
Apalagi kalau ditinjau lebih kedalam, pemahaman tentang Islam sendiri juga
beragam, sehingga tidak heran jika dalam memahami Al-Qur’an dan Hadis
sebagai sumber pokok dalam Islam banyak sekali pendapat yang berbeda, bahkan
tidak sedikit yang bertolak belakang.9
Terhadap bahan dari ilmu lain yang ada hubungannya dengan materi
pelajaran PAI, guru tidak harus tahu secara mendetail. Cukuplah gambaran umum
sebagai penunjang untuk memahami materi pokoknya. Berikut beberapa
contohnya :
Dalam materi kelas 9 tentang Iman Kepada Hari Kiamat. Dalam
praktiknya agar pembelajaran lebih bermakna dan mudah dipahami, guru sedikit
banyak tahu tetang ilmu astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika,
vulkanologi, demografi dll. Guru seharusnya juga tahu tentang gejala atau
fenomena-fenomena alam yang menjadi pemberitaan media massa, baik tingkat
lokal, regional maupun global.
Materi tentang Iman Qadha dan Qadar. Agar pembelajaran bermakna
maka dalam menyampaikan contoh konkrit tidak cukup sebatas mati, rizki, jodoh.
Setidaknya guru juga tahu banyak contoh lain, yang jika ditinjau dari ilmu lain
akan lebih memudahkan dalam pemahaman dan penerapannya, serta dapat
meningkatkan keimanan siswa. Mulai dari ilmu bumi, kedokteran, sosial dan
budaya, geografi, dan lain-lain.10
Pemahaman tentang mati suri. Pada acara Kick Andy yang disiarkan salah
satu stasiun televisi, pernah menayangkan orang yang mati suri secara langsung.

9
Lismina, Perkembangan Kurikulum Berbasis Pembelajaran PAI 2015, (Ponorogo :
Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), hlm 45
10
Ibid, hlm 48

9
Orang yang mati suri melibatkan warga Muslim, dan agama yang lain. Akibat dari
tayangan itu, muncul kegundahan dalam diri siswa dalam memahami konsep
kematian. Karena dari empat orang yang “diuji coba” mati suri dengan latar
belakang agama yang berbeda, ternyata pengalamannya berbeda-beda. Untuk
menjelaskan hal tersebut, setidaknya guru perlu tahu sedikit ilmu kedokteran,
anatomi, dan psikologi. Pada akhirnya muara dari penjelasan mati suri masuk ke
dalam materi Qadha Qadar dan Kiamat Sughra. Tentunya dengan penjelasan yang
mengglobal tersebut lebih memudahkan pemahaman siswa tentang ajaran Islam
dari hasil tayangan di televisi.11
Oleh karena itu, perlunya guru PAI senantiasa mengembangkan wawasan
keilmuan yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran, dan hal-hal
lainnya yang berkaitan dan dapat membantu pemahaman siswa. Kompetensi yang
perlu dimiliki diantaranya yaitu guru memperhatikan “seni mengajar dan
mendidik”, guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan yang diajarkan tetapi
juga harus memiliki pengetahuan tentang psikologi anak, mengetahui tingkat
kesiapan belajar mereka dan bakat intelektualnya.

11
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, ....hlm 163

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi berasal dari kata competence, yang berati kecakapan,
kemampuan. Pengertian kompetensi berdasarkan definisi Mendiknas
(SK.04/U/2002), bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang tertentu.
Pengertian dari Mendiknas ini mengandung tiga hal pokok yang menjadi potensi
dalam kompetensi. Ketiga hal tersebut yaitu akal berpikir (mental) yang berupa
seperangkat tindakan cerdas, potensi perasaan (emosi) berupa rasa penuh
tanggung jawab, dan potensi untuk melaksanakan tugas-tugas.
Alternative pertama mendesain kompetensi atau tujuan pembelajaran atau
hasil belajar mata kuliah atau mata pelajaran yaitu berdasarkan KBK (kurikulum
berbasis kompetensi), lazimnya ada tiga komponen yang harus dirumuskan
khususnya dalam KBK, yaitu:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Indicator
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam sendiri diarahkan pada
pencapaian tujuan, yakni tujuan jangka panjang (tujuan umum/ tujuan khusus) dan
tujuan jangka pendek atau tujuan khusus adalah merupakan hasil penjabaran dari
tujuan pendidikan jangka panjang tadi atau tujuan hidup.

B. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada
pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita Telaah Kurikulum
tentang yang membahas mengenai, Kompetensi pembelajaran Pai. Semoga
dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Majir, Abdul. 2017. Dasar pengembangan Kurikulum. Yogyakarta : Depublish


Sanjaya, Win. 2008. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta : Prenadamedia
Sarinah, 2015 Metodelogi Pembelajaran, Yogyakarta: Deepublish
Suarga, 2017 “Kerangka Dasar dan Landasan Perkembangan Kurikulum 2013”,Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Alauddin Makassar. Vol 6, NO. 1, Januari-Juni
2017, hlm . 19 . diakses pada pukul 13.45 tanggal. 19 Maret 2021
Wahyudin, Din. 2008 Manajemen Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Daryono, 2013 Metode Pembelajaran PAI, Yogyakarta : Gava Media
Lismina, 2017 , Perkembangan Kurikulum Berbasis Pembelajaran PAI 2015, (Ponorogo :
Uwais Inspirasi Indonesia,

12

Anda mungkin juga menyukai