Formulasi Vit C

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

DOKUMEN I

FORMULASI DAN
PENGEMBANGAN PRODUK

PEMBUATAN TABLET : Vitamin C

TANGGAL MULAI : 23 Maret 2021

TANGGAL SELESAI : ………………………….

BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK

No NAMA NIM TT
.
1.
2.
3.
Supervisor Nama :

I. TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT.


1. LATAR BELAKANG BAHAN OBAT. (FI VI) & (FI III)
Nama bahan obat : Vitamin C
Nama kimia : C6H8O6

Struktur kimia :
B. M. : 176,12
Kemurnian : Asam Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C6H8O6.
Efek terapeutik : Antiskorbut
Dosis pemakaian : Dosis Lazim
(75 mg – 1g. Biasanya 500 mg.)

2. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT.


Vitamin C berperan sebagai suatu kofaktor dalam sejumlah reaksi hidroksilasi dan

amidasi dengan memindahkan elektron ke enzim yang ion logamnya harus berada dalam

keadaan tereduksi; dan dalam kondisi tertentu bersifat sebagai antiok- sidan. Dengan

demikian vitamin C dibutuhkan untuk mempercepat perubahan residuu prolin dan lisin

pada prokolagen menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin pada sintesis kolagen. Selain itu

juga diperlukan untuk perubahart.asam folat menjadi asam folinat, metabolisme obat oleh

mikrosom dan hidroksilasi dopamin menjadi norepinefrin. Asam askorbat meningkatkan

aktivitas enzim amidaee yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosin dan

hormon antidiuretik. Dengan mereduksi ion feri menjadi fero dalam lambung vitamin C

meningkatkan absrobsi besi. Selaln itu vitamiD C juga ber· peran dalem pembentalcan

steroi&adrenal. . Farmakokinetik Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna.

Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin c dalam darah setelah dibsorpsi.
Kadar dalam leukosit dan trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan eritrosit.

Distribusinya luas ke seluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah

dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk

garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg

%. Waktu paruh eliminasi 10 jam (Farmakologi dan Terapi edisi 5)

3. ORGANOLEPTIS. (FI III)


Warna : Putih atau agak kuning
Bau : Tidak berbau
Rasa : Asam

4. MIKROSKOPIS. (FI III)


Bentuk kristal : Hablur

5. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK.
1. Titik lebur : Melebur pada suhu lebih kurang 190 (FI VI ; 175)
2. Bobot jenis : 1.688 g/cm3 (HPE 6 : 44)
3. Ukuran/distribusi ukuran partikel :
4. Sifat alir : Buruk (Dwi & Rohmani, n.d.)
5. Kompaktibilitas :
SAMPEL KEKERASAN KESIMPULAN
A
B
C

6. Higroskopisitas : Cepat Teroksidasi (HPE 6 ; 45)


7. Polimorfisme : Bentuk jarum (HPE 6 ; 44)

6. KARATERISTIK FISIKOKIMIA. pubchem


1. Kelarutan : mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam
benzene. (FI VI Hal 176)
2. pKa : pKa 1 : 4,17. pKa 2 : 11,57 (Handbook of Pharmaceutical
Excipients sixth edition Hal 44)
3. Profil kelarutan terhadap pH : 2,1 - 2,6 (Martindale ed 36 Hal 1983)
4. Laju disolusi : Dalam media disolusi 900 mL air. Alat Tipe 2 : 50 rpm.
Waktu 45 menit. Prosedur Lakukan penetapan jumLah
C6H8O6 yang terlarut, menggunakan Prosedur yang
tertera pada Penetapan kadar. Jika perlu lakukan
modifikasi.
Hitung persentase asam askorbat, C6H8O6 yang terlarut
dengan rumus:

VS adalah volume titran yang digunakan Larutan uji; VB


adalah volume titran yang digunakan Blangko; F adalah
kesetaraan tiap mL diklorofenol indofenol LV dengan
asam askorbat yang diperoleh pada pembakuan
diklorofenol indofenol LV dalam mg per mL; VM adalah
volume Media, 900 mL; a adalah volume alikot yang
digunakan untuk Analisis; dan L adalah jumlah asam
askorbat dalam mg per tablet seperti yang tertera pada
etiket. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C6H8O6 dari jumlah yang tertera
pada etiket (FI VI Hal 177).
5. Koefisien partisi : log Pow: -2,15 (Lit.) Diperkirakan tidak ada potensi
bioakumulasi. (SDS ID versi 1.6 Hal 5)

7. STABILITAS. MSDS (Material Safety Data Sheet)


1. Stabilitas bahan padat. ( FI 5 : 142)
- terhadap suhu : melebur pada suhu kurang lebih 190°C
- tarhadap cahaya : lambat laun menjadi wana gelap
- terhadap kelembaban : dalam keadaan kering, stabil udara, dalam larutan
cepat teroksidasi

2. Stabilitas larutan.
- terhadap pelarut : Dalam larutan cepat teroksidasi (FI 5 : 142)
- terhadap pH : Stabilitas maksimum pada pH 5,4 (HPE ed 6th :
45)
- terhadap cahaya : Mudah teroksidasi (HPE ed 6th :45)
- terhadap oksigen : Cepat teroksidasi di udara (Martindale 36th : 1983)

8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN.


Tidak cocok dengan alkali, ion logam berat, terutama tembaga dan besi, bahan
pengoksidasi, metenamin, fenilefrin hidroklor-ide, pyrilamine maleate, salicylamide,
sodium nitrit, sodium salisilat, teobromin salisilat, dan picotamide. Selain itu, asam
askorbat ditemukan mengganggu kolorimetri tertentu tes dengan mengurangi intensitas
warna yang dihasilkan (Handbook of Pharmaceutical Excipiens Ed VI Hal 45).

9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR.


Penetepam kadar vit.c (terdapat pada FI VI hal:177)
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, larutkan dalam
campuran 100 mL air dan 25 mL asam sulfat 2 N, tambahkan 3 mL indikator kanji LP.
Titrasi segera dengan iodium 0,1 N LV hingga berwarna biru-violet yang stabil. Lakukan
penetapan blangko. Hitung persentase asam askorbat, C6H8O6 dalam zat dengan rumus:

VS adalah volume titran dalam mL yang digunakan untuk titrasi zat; VB adalah
volume titran dalam mL yang digunakan untuk titrasi blangko; N adalah normalitas titran
dalam mEq per mL; F adalah faktor ekivalensi (88,06 mg per mEq) dan W adalah bobot
zat dalam mg. (Kemenkes RI, 2020)
Kemenkes RI. (2020). Farmakope Indonesia (VI). Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Penetapan kadar tablet Vit.c ( FI VI hal: 178)


Larutan uji persediaan Masukkan tidak kurang dari 20 tablet ke dalam labu tentukur
1000-mL yang berisi 250 mL asam metafosfat asetat LP, sumbat labu, kocok secara
mekanik selama 30 menit atau hingga tablet hancur sempurna. Encerkan dengan air
sampai tanda. Larutan uji Pindahkan sebagian Larutan uji persediaan ke dalam tabung
sentrifuga, sentrifus hingga diperoleh beningan jernih. Jika perlu encerkan beningan
secara kuantitatif dengan air, hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.
Blangko Campuran 5,5 mL asam metafosfat asetat LP dan 15 mL air.
Prosedur Pipet sejumlah larutan uji setara dengan lebih kurang 2 mg asam askorbat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 50-mL, tambahkan 5 mL asam metafosfat asetat
LP, titrasi dengan diklorofenol indofenol LV, hingga terjadi warna merah muda selama
paling sedikit 5 detik. Lakukan penetapan menggunakan blangko. Hitung persentase
asam askorbat, C6H8O6,dalam tiap tablet dengan rumus:

VS dan VB masing-masing adalah volume dalam mL diklorofenol indofenol LV


pada titrasi Larutan uji dan penetapan blangko; F adalah kesetaraan tiap mL diklorofenol
indofenol LV dengan asam askorbat yang diperoleh pada pembakuan diklorofenol
indofenol LV dalam mg per mL; W adalah bobot nominal asam askorbat yang digunakan
dalam mg (Kemenkes RI, 2020).

10. RANCANGAN KEMASAN PRIMER & SEKUNDER


 Kemasan primer: kemasan yang langsung mewadahi/membungkus bahan yang

dikemas serta menggunakan kemasan primer strip. Kemasan primer mencakup

beberapa informasi sebagai berikut :

-Nama obat Jadi -Nama Industri Farmasi

-Nomor Pendaftaran - No. Batch

-Isi bersih -No. Reg

-Tanggal kadaluarsa -Harus dengan resep dokter (obat keras)

 Kemasan sekunder: kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok

kemasan lain seperti karton. Kemasan sekunder mencakup informasi sebagai

berikut :

-Nama obat -Efek samping

-Bobot netto/volume/isi -Aturan pakai

-Bentuk sediaan -No. Reg

-Komposisi obat -No. Batch

-Dosis -Indikasi

-Kadaluwarsa -Pabri

11. RANCANGAN BROSUR


Rancangan brosur mencakup informasi sebagai berikut :

- Nama obat jadi -Nomor pendaftaran

- Bobot netto/volume/isi -Komposisi obat

- Nama industry farmasi -Alamat Industri

- Dosis -Cara penggunaan

- Cara kerja/farmakologi -Indikasi


- Kontra indikasi -Efek samping

- Interaksi obat -Peringatan/perhatian

- Cara penyimpanan -Tanda peringatan OBT

- Harus dengan resep dokter (obat keras)

12. PENENTUAN WAKTU KADALUARSA :

(Menurut USP 795 Pharmaceutical Compounding Nonsterile Preparations)

Untuk Formulasi tidak berair, tanggal sebelum digunakan tidak lebih dari waktu yang

tersisa sampai tanggal kedaluwarsa paling awal dari bahan aktif obat atau 6 bulan, mana

yang lebih awal. Untuk Formulasi oral yang mengandung air, tanggal sebelum digunakan

tidak lebih dari 14 hari. Untuk formulasi cairan topical/dermal dan cairan mukosa dan

formulasi semipadat, tanggal sbelum digunakan tidak lebih dari 30 hari (The United States

Pharmacopeial Convention, 2020).

II. ALTERNATIF-ALTERNATIF METODE PEMBUATAN.


(jelaskan permasalahan bahan obat, metode-metode pembuatan yang mungkin dilakukan,
formula-formula yang ada serta prosedur pembuatannya, tuliskan pula kepustakaannya).
Vitamin C merupakan senyawa yang bersifat higroskopis, karena masalah dari
stabilitas yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab (Dwi and Rohmani 2017), maka
dalam pembuatannya menggunakan metode cetak langsung atau dikenal dengan istilah
kempa langsung yang merupakan metode pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran dari bahan aktif dan eksipien kering tanpa melakukan perlakuan awal. Tablet
yang menggunakan metode kempa langsung jika zat aktifnya mempunyai aliran yang
baik, kompresibilitas yang baik, bentuk kristal dan mampu menciptakan adhesifitas dan
kohesifitas dalam massa tablet. (Murtini and Elisa 2018).
Proses pembuatan tablet dengan metode cetak langsung yang pertama mencampur
semua komponen serbuk dalam alat campur menjadi masa kempa. Kedua, massa kempa
dicetak menjadi tablet jadi dalam mesin tablet (Murtini and Elisa 2018). Dalam
penggunaan metode ini tidak terdapat proses aglomerasi, sehingga tablet akan langsung
hancur ke bentuk partikel inti. Kemudian, metode kempa langsung cenderung sulit untuk
pemilihan eksipien yang sesuai, terutama untuk pengisi sehingga bahan yang digunakan
cenderung lebih mahal (Gibson 2015).

PROSEDUR FORMULASI (Niazi, 2016)


1. Lewatkan semua komponen dari item nomor 2-7 melalui saringan 0,8 mm dan
campur.
2. Tekan dengan kekuatan kompresi sedang hingga tinggi (kekerasan adalah 92 N);
Tablet memiliki berat rata-rata 457 mg.
PROSEDUR FORMULASI (Niazi, 2016)
1. Lewatkan semua komponen melalui saringan 0,8 mm dan campur.
2. Tekan dengan kekuatan kompresi sedang hingga tinggi (kekerasan adalah 100 N);
Tablet memiliki berat rata-rata 395 mg.

PROSEDUR FORMULASI (Volker Bühler, 2008)


1. Lewatkan campuran I melalui roller compactor , campur dengan komponen II dan
tekan untuk tablet dengan gaya kompresi rendah hingga sedang

III. FORMULA YANG DIBUAT :

% rentang % yang Jumlah Jumlah


Nama Bahan Fungsi pemakaian dibuat tiap tablet 100 Tablet
No
(mg) (gr)
1. Ascorbic acid Bahan aktif 40% 200 20
Microcrystalline Bahan pengikat 20%-90% 56% 295 29,5
2.
cellulose 0,25
3.
Stearic acid Lubrikan 1-3% 0,5% 2,5 0,25
4. Talc Glidant 1%-10% 0,5% 2,5

% rentang % yang Jumlah Jumlah


Nama Bahan Fungsi pemakaian dibuat tiap tablet 100 Tablet
No
(mg) (gr)
1. Vitamin C Bahan aktif 33,33% 50 50
Aerosil Glidant 0,1% - 10% 0,25% 0,375 0,0375
2.
Avicel PH 102 Binder 20% - 90% 62,42% 93,625 9,3625
3.
Natrium Disintegrant 0,5%-5% 3% 4,5 0,45
4. croscamellose
5. Magnesium Lubrikan 0,25%-5% 1% 1,5 0,15
Stearate

Pembuatan Formulasi (Ilmu resep : 174)


1. Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur
jika perlu tambahkan zat pengikat, dan zat pelicin hingga menjadi masa serbuk yang
homogen.
2. Campuran langsung dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menghasilkan
tablet besar (slug) yang besar yang tidak berbentuk baik.
3. Kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel
yang diinginkan.
4. Terakhir dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan.

Kerangka konseptual :

Campurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur jika perlu tambahkan zat pengikat,
dan zat pelicin hingga menjadi masa serbuk ad homogen.

Campuran langsung dikempa cetak pada tekanan tinggi.


Menghasilkan tablet besar (slug) yang besar yang tidak berbentuk baik.

Campuran digiling dan diayak lagi.

Diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.

Terakhir dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan.

Malang,

…………………………….

Bagian Formulasi dan Pengembangan Produk,

No NAMA TTD
.

1. 1.

2. 2.

3. 3.
DAFTAR PUSTAKA:
Dwi, N., & Rohmani, S. (n.d.). Effect of Pressure Compression on Vitamin C Tablet with Avicel
Ph 102 and Dicalcium Posphate Anhydrous as Filler-Binder and Disintegran Pengaruh
Tekanan Kompresi pada Tablet Vitamin C dengan Avicel Ph 102 dan Dikalsium Fosfat
Anhidrat sebagai Filler-Binder dan Disintegran. 59–68.
Depkes RI (1979) Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI (2020) Farmakope Indonesia edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Farmakologi dan Terapeutlk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta
2007 (2012) FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI 5, Foreign Affairs. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
EU (2013) ‘Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa’, Lembar Data Keselamatan Bahan,
1253(1907), pp. 1–9.
Gibson, Mark. 2015. 199 Pharmaceutical Preformulation and Formulation Pharmaceutical
Preformulation and Formulation. second edi. New York: Informa Healthcare USA,Inc.
Ikhsan, R. (2017) ‘Formulasi Dan Evaluasi Tablet Vitamin C Menggunakan Amilum Umbi Talas
Yang Termodifikasi Dan Hpmc Sebagai Pengisi Dan Pengikat’, Educational Psychology
Journal, 2(2), pp. 65–72. Available at: lib.unnes.ac.id/6871/1/8479.pdf
%0Ahttp://www.albayan.ae.
Maiti and Bidinger (1981) ‘ 済 無 Martindale-The-Complete-Drug-Reference_-36th-Edition’,
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.
Murtini, Gloria, and Yetri Elisa. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Tahun 2018. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Niazi, S. K. (2016) Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations, second edition:
Volume one, compressed solid products, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations, Second Edition: Volume One, Compressed Solid Products.
Raymond C Rowe, Handbook of Pharmaceutical Excipients, VI. London: Pharmaceutical Press,
2009.
S. C. Sweetman, Martindale, 36th ed. London: Pharmaceutical Press, 2009.
Volker Bühler (2008) ‘Pharmaceutical Technology of BASF Excipients’, BASF The Chemical
Company, p. 166. Available at: www.pharma-ingredients.basf.com.
Yonni, E. A., Avosuahi, R. O. and Hassan, M. (2010) ‘Formulation and Evaluation of Ascorbic
acid Tablets by Direct Compression using Microcrystalline Starch as a Direct Compression
Excipient’, 3(March 2010), p. 23889.

Anda mungkin juga menyukai