Makalah Replikasi DNA Kel 7
Makalah Replikasi DNA Kel 7
Makalah Replikasi DNA Kel 7
Disusun Oleh :
Kelompok 7
LAMPUNG
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis
berterima kasih kepada Ibu Aghesna Rahmatika Kesuma., S.Pd M.Si. selaku dosen
mata kuliah Genetika di UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca
nya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya, sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penemuan struktur dobel helix DNA setengah abad yang lalu
menunjukkan mekanisme untuk duplikasinya yaitu oleh mekanisme duplikasi
semikonservatif dari sekuens nukleotida pada dua untaian DNA. Segera
setelah itu ,langkah fundamental berikutnya yang terjadi yaitu elusidasi dari
mekanisme replikasi DNA telah ditemukan setelah dapat diisolasinya enzim
DNA polimerase. Kemudain setelah beberapa tahun kemudian mekanisme
dasar dari replikasi DNA dan komponen enzim penggeraknya telah
diketahui ,kebanyakan melalui pendekatan genetika dan secara biokimia in
vitro
DNA sebagai materi genetik pada sebagian besar organisme harus
dapatmenjalankan tiga macam fungsi pokok berikut ini.
1. DNA harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat
dapatmeneruskan informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari
generasi kegenerasi. Fungsi ini merupakan fungsi genotipik, yang
dilaksanakan melalui replikasi. Inilah materi yang akan dibahas di dalam bab
ini.
2. DNA harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi
genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai
dari zigot hingga individu dewasa.Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik,
yang dilaksanakan melalui ekspresi gen.
3. DNA sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga
organisme yangbersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang berubah.Tanpa perubahan semacam ini, evolusi tidak akan
pernah berlangsung. Fungsi inimerupakan fungsi evolusioner, yang
dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.
1
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. Genom manusia
pada satu sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi
secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi
vertical (dari sel induk ke sel anak supaya informasi genetik yang diturunkan
sama dengan sel induk). Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada mamalia),
Replikasi terjadi sebelum sel membelah dan selesai sebelum fase M.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Replikasi DNA?
2. Bagaimana Model Replikasi DNA?
3. Bagaimana Proses atau Mekanisme DNA Replikasi?
4. Bagaimana Proses Replikasi DNA Prokariotik?
5. Bagaimana Proses Replikasi DNA Eukariotik?
6. Apa Saja Enzim Replikasi DNA?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Replikasi DNA
2. Mengetahui Model Replikasi DNA
3. Mengetahui Proses atau Mekanisme DNA Replikasi
4. Mengetahui Proses Replikasi DNA Prokariotik
5. Mengetahui Proses Replikasi DNA Eukariotik
6. Mengetahui Enzim Replikasi DNA
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Model replikasi DNA
1. Model konservatif
DNA induk yang menghasilkan DNA yang baru secara utuh.
2. Model semikonservatif
DNA induk menjadi dua buah rantai, masing-masing rantai membentuk DNA
baru
3. Model dispersif
DNA induk menjadi terputus-putus masing-masing ada yang membentuk DNA
baru.
4
Setelah dibuktikan secara eksperimental oleh Matthew Meselson Stahl hipotesis
mengenai model replikasi DNA Semikonservatif. Menurut model replikasi ini setiap
molekul untaian ganda DNA hasil replikasi akan terdiri dari satu untai DNA induk
dan satu untai DNA baru.
Jadi DNA awalnya yang warna merah. Dibentukan untaian DNA baru yang warna
biru. Jadi hasil transkripsinya akhirnya selang seling warna merah biru.
Komponen-komponen yang bekerja dalam replikasi DNA antara lain DNA, enzim
helikase, enzim topoisomerase, enzim DNA polimerase, enzim DNA polimerase, dan
enzim ligase.
Proses replikasi DNA merupakan suatu tahapan yang dapat dikatakan sangat
penting dalam suatu proses pertumbuhan yaitu proses perbanyakan materi genetik
yang sering dikenal dengan proses replikasi. Replikasi sendiri yaitu suatu proses
pelipatgandaan DNA. Pada sel, proses replikasi DNA akan terjadi sebelum terjadinya
pembelahan sel. Ada beberapa tahap dalam proses replikasi DNA yaitu
5
lokasi situs asal protein inisiator membentuk kompleks pra-replikasi yang
membuka ritsleting DNA untai ganda. Enzim yang berperan dalam memutus
ikatan hidrogen dari dua untai DNA.
6
untaian DNA induk pada garpu replikasi berorientasi 3’→5′, sementara untaian
lainnya berorientasi 5’→3′, dan helikase bergerak membuka untaian rangkap
DNA dengan arah 5’→3′. Oleh karena itu, replikasi harus berlangsung pada
kedua arah berlawanan tersebut.
5. Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan
nukleotida yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang
disebut tus yang mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi
jalur helikase. Ketika helikase bertemuprotein tus itu jatuh bersama dengan
untai tunggal protein pengikat terdekat.
7
berputar-putar, maka diperlukan enzim gyrase untuk merilekskan atau
mengurangi ketegangan pilinan DNA. Agar posisi ini bertahan (untai DNA
tidak merekat lagi), maka berperan enzim SSB untuk menahan posisi ini.
8
3. Pengubahan RNA menjadi DNA dan Penyambungan DNA
Setelah polimerisasi selesai, RNA primer yang menjadi awalan-awalan
dari polimerisasi harus diubah menjadi DNA, karena yang dibutuhkan adalah
DNA, bukan RNA. Maka, DNA polymerase I berperan mengubah RNA
menjadi DNA. Pada daerah lagging strand, DNA polymerase I bekerja keras
karena jumlah RNA-nya banyak.
Setelah menjadi DNA semua, fragmen-fragmen yang terputus
(fragmen okazaki) yang terbentuk pada lagging strand karena polimerisasi
yang discontinue harus disambung. Penyambungan ini dilakukan oleh enzim
ligase.
5. Terminasi : Replikasi akan terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari
urutan nukleotida tertentu. Situs ini diidentifikasi oleh protein khusus yaitu
TUS. Singkatnya, TUS menghalangi jalur helikase sehingga untai ganda
berhenti membuka. Akibatnya helikasejatuh dan proses selesai.
9
diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada
kebanyakan mamalia. Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50
replikon mengalami inisiasi secara serempak pada waktu tertentu selama fase S.
Deretan yang mengalami inisasi paling awal adalah eukomatin, sedangkan deretan
yang agak lambat adalah heterokromatin. DNA sentromir dan telomir bereplikasi
paling lambat. Pola semacam ini mencerminkan aksesibilitas struktur kromatin yang
berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.
Seperti halnya pada prokariot, satu atau beberapa DNA helikase dan protein
pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb) yang disebut
dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A)diperlukan untuk
memisahkan kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda
terlibat dalam elongasi. Untai pengarah dan masing-masing fragmen untai tertinggal
diinisiasi oleh RNA primer dengan bantuan aktivitas primase yang merupakan bagian
integral enzim DNA polimerase. Enzim ini akan meneruskan elongasi replikasi tetapi
kemudian segera digantikan oleh DNA polimerase pada untai pengarah dan DNA
polimerase pada untai tertinggal. Baik DNA polimerase maupun mempunyai fungsi
penyuntingan. Kemampuan DNA polimeraseuntuk menyintesis DNA yang panjang
disebabkan oleh adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell
nuclear antigen (PCNA), yang fungsinya setara dengan subunit holoenzim DNA
polimerase III pada E. coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di
dalam sel juga mengalami penggandaan selama fase S. Mesin replikasi yang terdiri
atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu replikasi akan diimobilisasi
di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan menggunakan
mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan
menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA
yang dilabeli tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi yang
mengenali BUdR. Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena
tidak ada DNA yang dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’
untai tertinggal. Dengan demikian, informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk
mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariot (telomir) mengandung beratus-ratus
10
sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi genetik dengan ujung 3’
melampaui ujung 5’. Enzim telomerasemengandung molekul RNA pendek, yang
sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini akan
bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’.
Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam
sel-sel somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan
pemendekan kromosom pada tiap generasi sel. Ketika pemendekan mencapai DNA
yang membawa informasi genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini
diduga sangat penting di dalam proses penuaan sel. Selain itu, kemampuan
penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan sel kanker juga berkaitan
dengan reaktivasi enzim telomerase.
11
diputus satu demi satu oleh aktivitas 5’-3’ exonuclease. Enzim primase juga
menghentikan perkembangan garpu atau cabang replikasi untuk mencegah
leading strand melampaui lagging strand. Enzim ini mengawali pembentukan
DNA baru pada leading strand atau DNA fragmen Okazaki pada lagging
strand oleh DNA polimerase.
4. Enzim DNA polymerase
Enzim DNA polimerase merupakan enzim utama yang mengkatalisis proses
polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim ini menambahkan
nukleotida bebas hanya pada ujung 3’ dari rantai yangbaru terbentuk,
sehingga terjadinya elongasi (pemanjangan) pada rantai baru dengan arah dari
ujung 5’ ke ujung 3’. DNA polimerase menggunakan gugus OH 3’ bebas pada
RNA-primer untuk mensintesis DNA dengan arah 5’ 3’. Enzim ini hanya
bisa menambahkan nukleotida ke ujung 3’ yang sudah ada, karena itu butuh
primer sehingga nukleotida dapat ditambahkan.
5. Enzim DNA Ligase
Enzim DNA ligase menggabungkan fragmen-fragmen Okazaki (lagging
strand) saat proses replikasi. Enzim ini juga menyambungkan potongan-
potongan DNA yang baru disintesis.
6. Enzim DNA Gyrase
DNA gyrase membantu proses unwinding.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-
menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi
DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau
meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang
membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun
polimer DNA.
Model replikasi DNA ada 3: Model konservatif: DNA induk yang
menghasilkan DNA yang baru secara utuh. Model semikonservatif : DNA
induk menjadi dua buah rantai, masing-masing rantai membentuk DNA baru.
Model dispersive: DNA induk menjadi terputus-putus masing-masing ada
yang membentuk DNA baru.
13
B. Saran
Sebagai mahasiswa biologi pentinng mengetahui bagaimana pproses
terjadinya replikasi DNA jadi penting bagi kita untuk dapat mempelajarinya agar
kedepan menambah ilmu kita terhadap biologi, untuk itu diperlukan lebih banyak
buku acuan materi yang harus dipakai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, A.H. 2002. Bahan Ajar Genetika . Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED
Suharsono dan Egi Nuryadin. 2018. Biologi Sel. Tasikmalaya: LPPM Universitas
Siliwangi
Elrod, Susan dan William Standsfield. 2006. Genetika Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga
15