Laporan Akhir Job 4 (Meriyanto)
Laporan Akhir Job 4 (Meriyanto)
Laporan Akhir Job 4 (Meriyanto)
Dibuat Oleh :
Nama : Meriyanto
NIM : 3201911078
Semester/Kelas : 3/B
Kelompok :4
Anggota : 1. Meriyanto
: 2. Vijay Munandar
: 3.Khairunnisa
: 4. Azwan
: 5. Syafharialdy
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2020
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan :
- Mengenal komponen IC decoder dari keluarga TTL
- Dapat memahami dan menjelaskan kerja IC decoder
- Dapat menyebutkan fungsi decoder
Teori Dasar
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder
berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang
memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan
biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner.
Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang
berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input
desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3
line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Rangkaian Encoder Desimal (10 line) ke BCD
Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah menentukan
tabel kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian mengimplementasikan
dalam gerbang logika digital seperti berikut.
Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD
Persamaan logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD
Y3 = X8 + X9
Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran
Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan
logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian karena alasan
efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak akan mengubah nilai output
yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja dengan
baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder diatas
bukan didesain sebagai priority encoder.
-Decoder
Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding
sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di
artikan sebagai rangkaian logika yang di tugaskan untuk menerima input input biner dan
mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari decoder
adalah encoder.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah
sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen. Output
dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin
merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder.
Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
Jawab :
1) Gates
2) Rangkaian aktif high merupakan rangkaian digital yang bila diberi logika low (0)
akan mati dan bila diberi logika high (1) akan hidup. Sangat simpel kan pengertian
rangkaian aktif high.
Rangkaian aktif low merupakan kebalikan dari rangkaian aktif high. Pada rangkaian
ini, rangkaian digital akan mati bila diberi logika high (1) dan akan hidup bila diberi
logika low (0).
3)
4)
5) Pin 1 Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
Pin 2 Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga
osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
Pin 3 Output, pin keluaran dari IC 555.
Pin 4 Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan
berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang)
transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini
langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset
Pin 5 Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi
input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi
untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan
kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground
Pin 6 Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset
RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
Pin 7 Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang
emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp
node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
Pin 8 Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal
jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA
s/d 15mA.
V2 L2
0V U2A U1B
V1 L3
0V U2B U1C
L4
U1D
L10 L9 L8 L7 L6 L5 L4 L3 L2 L1
V4
0V U1
74LS42
9
8
V3 7
0V 6
5
4
A3 3
V2 A2 2
0V A1 1
A0 0
V1
0V
L1
V2 U1A
0V
V3 L2
0V U1B
V4
0V
V3
0V
U3B L2
U4A U3D
U3C
U3E U1C
L3
U5A
U3F
U1D
L4
U6A
L5
V4
0V
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9
5V 5V 5V 5V 5V 5V 5V 5V 0V L4 L3 L2 L1
U1
74147
I9
I8
I7 A3
I6 A2
I5 A1
I4 A0
I3
I2
I1
Tabel Percobaan 1
2 to 4 Decoder
Inputs Outputs
B A L1 L2 L3 L4
0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1
Tabel Percobaan 2
BCD to Desimal
Inputs Outputs
D C B A L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Tabel percobaan 3
4 to 2 Encoder
Input Output
V4 V3 V2 V1 L2 L1
0 0 0 1 1 1
0 0 1 0 1 0
0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0
Tabel Percobaan 4
Biner to BCD
Input Output
D C B A L5 L4 L3 L2 L1
0 0 0 0 0 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 0 1 1 1 0
0 1 0 1 1 1 1 0 0
0 1 1 0 0 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0
1 0 0 0 0 1 1 0 1
1 0 0 1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1
Tabel Percobaan 5
Desimal to BCD
Input Output
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 A3 A2 A1 A0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
V. Prosedur Percobaan
1. Periksa semua komponen sebelum digunakan.
2. Buat rangkaian seperti pada gambar 1
3. Berikan masukan logika sesuai rangkaian percobaan.
4. Perhatikan kondisi logika keluaran dan masukan kedalam tabel percobaan
5. Buat rangkaian seperti pada gambar 2.
6. Ulangi prosedur 3 dan 4
7. Buat rangkaian seperti pada gambar 3
8. Ulangi prosedur 3 dan 4
9. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 4
10. Ulangi prosedur 3 dan 4
11. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 5
12. Ulangi prosedur 3 dan 4
Analisa :
Bilangan Biner A
01012 = (0x23) + (1x22) + (0x21) + (1x20)
=0+4+0+1
= 510
Bilangan Biner B
00112 = (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+2+1
= 310
Tabel 2
Bilangan biner A
010102 = (0x24) + (1x23) + (0x22) + (1x21) + (0x20)
=0+8+0+2+0
= 1010
Bilangan biner A
101012 = (1x24) + (0x23) + (1x22) + (0x21) + (1x20)
= 16 + 0 + 4 + 0 + 1
= 2110
Bilangan biner B
001102 = (0x24) + (0x23) + (1x22) + (1x21) + (0x20)
=0+0+4+2+0
= 610
Bilanan biner B
011002 = (0x24) + (1x23) + (1x22) + (021) + (0x20)
=0+8+4+0+0
= 1210
Bilangan biner C
000012= (0x24) + (0x23) + (0x22) + (0x21) + (1x20)
=0+0+0+0+1
= 110
Bilangan biner C
111002= (1x24) + (1x23) + (1x22) + (0x21) + (1x20)
= 16 + 8 + 4 + 0 + 1
= 2910
Bilangan biner D
000002= (0x24) + (0x23) + (0x22) + (0x21) + (0x20)
=0+0+0+0+0
= 010
Bilangan biner D
000112= (0x24) + (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+0+2+1
= 310
Tabel 4
Bilangan biner A
010101012= (0x27) + ( 1x26) + (0x25) + (1x24) + (0x23) + (1x22) + (0x21) (1x20)
= 0 + 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 0 + 1
= 8510
Bilangan biner A
010101012= (0x27) + ( 1x26) + (0x25) + (1x24) + (0x23) + (1x22) + (0x21) + (1x20)
= 0 + 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 0 + 1
= 8510
Bilangan biner B
001100112= (0x27) + ( 0x26) + (1x25) + (1x24) + (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
= 0 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
= 5110
Bilangan biner B
001100112= (0x27) + ( 0x26) + (1x25) + (1x24) + (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
= 0 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
= 5110
Bilangan biner C
000011112= (0x27) + ( 0x26) + (0x25) + (0x24) + (1x23) + (1x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+0+0+8+4+2+1
= 1510
Bilangan biner C
000011112= (0x27) + ( 0x26) + (0x25) + (0x24) + (1x23) + (1x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+0+0+8+4+2+1
= 1510
Bilangan biner D
000000002= (0x27) + ( 0x26) + (0x25) + (0x24) + (0x23) + (0x22) + (0x21) + (0x20)
=0+0+0+0+0+0+0+0
= 010
Bilangan biner D
111111112= (1x27) + ( 1x26) + (1x25) + (1x24) + (1x23) + (1x22) + (1x21) + (1x20)
= 158 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1
= 28510
2. Tabel 3
Bilangan Biner Output L2
00112 = (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+2+1
= 310
Tabel 5
Bilangan Biner Output A0
010102 = (0x24) + (1x23) + (0x22) + (1x21) + (0x20)
=0+8+0+2+0
= 1010
Bilangan Biner Output A0
10102 = (1x23) + (0x22) + (1x21) + (0x20)
=8+0+2+
= 1010
Bilangan Biner Output A1
100112 = (1x24) + (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
= 16 + 0 + 0 + 2 + 1
= 1910
Bilangan Biner Output A1
00112 = (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+2+1
= 310
Bilangan Biner Output A2
111002 = (1x24) + (1x23) + (1x22) + (0x21) + (0x20)
= 16 + 8 + 4 + 0 + 0
= 2810
Bilangan Biner Output A2
00112 = (0x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20)
=0+0+2+1
= 310
Bilangan Biner Output A3
111112 = (1x24) + (1x23) + (1x22) + (1x21) + (1x20)
= 16 + 8 + 4 + 2 + 1
= 3110
Bilangan Biner Output A3
11002 = (1x23) + (1x22) + (0x21) + (0x20)
=8+4+0+0
= 1210
Rangkaian kombinasional terdiri dari gerbang logika yang memiliki output yang selalu
tergantung pada kombinasi input yang ada.
Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk mengubah atau
mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi keluaran kode biner.
3. Tabel 1
Apabila saklar A dan saklar B tidak di aktifkan maka LED1 menyala dan LED lainnya
tidak menyala, lalu bila saklar A menyala dan saklar B tidak menyala maka hanya LED3 yang
menyala, lalu bila saklar A tidak menyala dan saklar B menyala hanya LED2 yang menyala,
dan bila kedua saklar menyala maka hanya LED4 yang menyala.
Tabel 2
Apabila semua input tidak menyala maka hanya LED1 yang tidak menyala, bila hanya
input A yang ON maka hanya LED2 yang tidak menyala, apabila input B ON maka hanya LED3
yang tidak menyala, apabila input A dan B ON maka hanya LED4 yang tidak menyala, apabila
input C ON maka hanya LED5 yang tidak menyala, apabila input A dan C ON maka hanya LED6
yang tidak menyala, apabila input B dan C ON maka hanya LED7 yang tidak menyala, apabila
input A, B, dan C yang ON maka hanya LED8 yang tidak menyala, apabila input D yang ON maka
hanya LED 9 yang mati, dan jika input A dan D ON maka hanya LED10 yang mati.
Tabel 4
Jika saklar 4 di ON kan,maka LED5 tidak menyala dan apabila di OFF kan maka LED5
akan menyala ,dan LED yang lainnya tidak akan menyala karena saklar 4 Cuma berfungsi di
LED5.
Kesimpulannya adalah Rangkaian Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang
berfungsi untuk mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya.
Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah bilangan biner
menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika decoder menerima input-input dalam
bentuk biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya.
4. Tabel 3
Saklar 1 tidak terhubung dengan rangkaian maka iya tidak mempengaruhi LED manapun.
Bila saklar 2 ON maka LED 1 menyala, bila saklar 3 ON maka hanya LED 2 yang menyala dan
bila saklar 4 ON LED1 dan LED2 menyala.
Tabel 5
Pada tabel 5 ini bila saklar 1 OFF maka hanya LED1 yang tidak menyala, lalu bila saklar
2 OFF maka hanya LED2 yang tidak menyala, bila saklar 3 OFF maka LED1 dan LED2 yang
tidak menyala, apabila hanya saklar 4 yang OFF maka hanya LED3 yang tidak menyala, bila saklar
5 OFF maka LED1 dan LED3 yang tidak menyala sedangkan LED2 dan LED4 menyala, apabila
saklar 6 OFF maka LED2 dan LED3 yang tidak menyala sedangkan LED1 dan LED4 menyala,
apabila saklar 7 OFF maka hanya LED4 yang akan menyala, apabila saklar 8 OFF maka hanya
LED4 yang tidak hidup sedangkan LED lainnya menyala, dan apabila saklar 9 OFF maka LED2
dan LED3 akan menyala dan LED1 dan LED4 akan tidak menyala.
Kesimpulan :
kesimpulan yang didapat dari praktek tentang decoder dan encoder ini adalah :
1. Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data
2. bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi
3. gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output
sedikit dalam format bilangan biner