Makalah Ujian Praktik
Makalah Ujian Praktik
Makalah Ujian Praktik
KIMIA
KIMIA UNSUR
OLEH :
ABSEN : 07
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
Ujian Praktik Kimia “Kimia Unsur”. Kemudian shalawat serta salam kita panjatkan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Kimia yang ditujukan untuk
memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan kelulusan. Selanjutnya saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Li’ara, S.Pd., selaku guru pembimbing mata
pelajaran Kimia dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan
nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar,
maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan
teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya
adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena
tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk
unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam
bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina
1
(Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun
unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran
antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral
tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam
platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral
dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia
(kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan
menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah
ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B. TUJUAN PENULISAN
C. RUMUSAN MASALAH
2
D. MAMFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
yang membacanya umumnya dan khususnya kepada siswa untuk menambah wawasan dan
pemahaman tentang kimia unsur.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari 118 unsur yang diketahui, sekitar 90 unsur berada di alam dan sisanya merupakan unsur
sintesis (unsur buatan). Sebagian dari unsur tersebut terdapat sebagai unsur bebas, tetapi lebih
banyak yang berupa senyawa, sedangkan unsur-unsur gas mulia terdapat sebagai unsur bebas.
Sebagian besar logam diperoleh dari deposit tanah, bahan-bahan alam yang mengandung
unsur atau senyawa tertentu disebut mineral. Mineral yang mengandung unsur atau senyawa
tertentu dengan konsentrasi cukup tinggi dan diolah agar bernilai ekonomis disebut bijih.
Unsur-unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah oksigen, silikon, dan
aluminium.
unsur nitrogen dalam udara 78,09% dan oksigen 20,94%. Sedangkan unsur lainnya kurang
dari 1%.
Beberapa unsur diperoleh dari air laut. Misalnya, natrium, klorin, magnesium, dan
bromin. Konsentrasi unsur terbesar dalam air laut adalah klorida sebesar 18,980 g/kg air laut,
kemudian diikuti unsur natrium sebesar 10,556 g/ kg air laut
1. Nitrogen
4
Nitrogen merupakan unsur yang paling melimpah yang dapat dengan mudah diakses oleh
manusia. Di alam, nitrogen berbentuk sebagai senyawa N2 dengan kadar 78,03% volum dan
75,45% berat. Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, serta
mencair pada suhu –195,8 °C dan membeku pada suhu –210 °C. Nitrogen diperoleh dengan
cara distilasi bertingkat udara cair. Mula-mula udara disaring untuk dibersihkan dari debu.
Udara bersih yang diperoleh kemudian dikompresikan yang menyebabkan suhu udara
meningkat. Setelah itu dilakukan pendinginan. Pada tahap ini, air dan karbon dioksida
membeku sehingga sudah dapat dipisahkan. Setelah melalui menara pendingin, udara
kemudian diekspansikan sehingga suhu akan turun lagi dan sebagian udara akan mencair,
sedangkan udara yang belum mencair disirkulasikan/dialirkan lagi ke dalam kompresor.
a). Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau yang khas dan sangat menyengat, tidak
berwarna, dengan titik didih –33,35 °C dan titik beku –77,7 °C. Amonia dibuat dengan proses
Haber-Bosch, pada suhu 370 – 540 °C dan tekanan 10 – 1.000 atm, dengan menggunakan
katalis Fe3O4. Katalis berfungsi untuk memperluas kisi dan memperbesar permukaan aktif,
sedangkan suhu tinggi dilakukan untuk mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
5
Reaksi: N2(g)+ 3H2(g) ⎯⎯→ 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan mereaksikan garam amonium dengan
basa kuat sambil dipanaskan.
Asam nitrat termasuk dalam asam kuat, di mana dapat melarutkan hampir semua logam,
kecuali emas dan platina. Asam nitrat berupa zat cair jernih pada suhu biasa dan dapat
bercampur sempurna dengan air dalam segala perbandingan. Asam nitrat dibuat dengan
melalui tiga tahap, dikenal dengan proses Oswald, sebagai berikut. Mula-mula amonia dan
udara berlebih dialirkan melalui katalis Pt – Rh pada suhu 950 °C, kemudian didinginkan
sampai suhu mencapai 150 °C di mana gas dicampur dengan udara yang akan menghasilkan
NO2. NO2(g) dan udara sisa dialirkan ke dasar menara, kemudian disemprotkan dengan air
pada temperatur sekitar 80 °C, maka akan diperoleh larutan yang mengandung 70% HNO3
6
2NO(g) + O2(g) ⎯--> 2NO2(g)
Asam nitrat banyak digunakan untuk pupuk (amonium nitrat), obat-obatan, dan bahan-
bahan peledak, seperti TNT, nitrogliserin, dan nitro-selulosa. Asam nitrat juga digunakan
pada sistem pendorong roket dengan bahan bakar cair.
2. Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang paling banyak di bumi dan merupakan elemen paling
penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk proses
respirasi (pernapasan). Oksigen terdapat di alam dalam keadaan bebas dan dalam bentuk
senyawa. Dalam keadaan bebas di alam, oksigen mempunyai dua alotropi, yaitu gas oksigen
(O2) dan gas ozon (O3). Kelimpahan oksigen di alam ± 20% dan dalam air ± 5%. Unsur
oksigen mudah bereaksi dengan semua unsur, kecuali dengan gas mulia ringan. Gas oksigen
tidak berwarna (oksigen padat/cair/lapisan tebal oksigen berwarna biru muda), tidak berbau,
dan tidak berasa sehingga tidak terdeteksi oleh panca indra kita. Oksigen mengembun pada –
183 °C dan membeku pada –218,4 °C. Oksigen merupakan oksidator yang dapat
mengoksidasi logam maupun nonlogam.
· Pemanasan campuran MnO2dan H2SO4, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh C. W.
Scheele(1771)
7
· Pemanasan HgO, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Pemanasan peroksida
1. Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-
unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai
berikut :
8
Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor atom 2 10 18 36 54 86
Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8
Afinitas elektron 21 29 35 39 41 41
(kJ mol-1)
Seperti tampak pada Tabel, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat
rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas mulia hanya beberapa
derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan sebagai
berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia terdapat molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik
antarmolekulnya hanyalah gaya London (gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas
mulia hanya akan mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi
sangat dilemahkan, yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring dengan
bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh serta titik
didihnya juga meningkat.
9
Dunia kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat
senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Penemuan itu telah mendobrak kegaiban gas mulia.
Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat membuat berbagai senyawa dari xenon, radon,
kripton. Radon ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan
pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi
dengan fluorin jika disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara helium, neon,
dan argon, ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu senyawa dari
ketiga unsur itu.
Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya,
yaitu dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap
elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun tetap harus diakui bahwa unsur
gas mulia lebih stabil dari semua golongan lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan
dengan unsur yang sangat elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.
2. Halogen
Unsur-unsur golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat
bereaksi dengan logam membentuk garam.
Sifat-Sifat Fisis
Dari tabel tampak bahwa titik didih dan titik leleh naik seiring dengan bertambahnya
nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa molekul-molekul yang lebih besar
mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki
molekul-molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi
10
dan elektro-negatifitas yang paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan
VII A, fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling lemah.
Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen (Keenan, dkk, 1992: 228).
Sifat-Sifat Kimia
Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod,
sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul
fluor yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada
unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya.
Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti
oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan
membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibanding klor terungkap
oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala
dalam atmosfer fluor.
Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung
dan tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai tekanan
uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagen kimia yang paling berbahaya karena
efek uap tersebut terhadap mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya
dalam kamar asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara (ventilasi) yang baik.
Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen
harus disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi
D. SIFAT UNSUR
1. Logam Alkali
Unsur logam alkali (IA) terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan
fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena mempunyai konfigurasi
11
elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan
reduktor yang paling kuat. Unsur alkali merupakan logam lunak, berwarna putih mengkilap,
konduktor yang baik, dan mempunyai titik leleh yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk
garamnya (Mc. Murry dan Fay, 2000: 215).
Sifat-Sifat Fisis
Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali tanah mempunyai sifat
yang tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang relatif rendah, rapatannya yang relatif rendah, dan
kelunakannya. Semua unsur logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan
memencetnya di antara jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit baik-baik). Unsur-
unsur pada golongan ini mempunyai energi ionisasi dan keelektronegatifan rata-rata yang
paling rendah. Hal ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara elektron
terluar dengan inti.
Sifat-Sifat Kimia
Reaksi antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat cepat, membentuk halida
logam.
12
X = halogen (F, Cl, Br, I)
Reaktifitas logam alkali semakin meningkat jika energi ionisasinya semakin berkurang,
sehingga Cs > Rb > K> Na> Li (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Logam alkali bereaksi dengan gas hidrogen membentuk senyawa putih berbentuk kristal yang
disebut hidrida, MH. Reaksi terjadi dengan lambat pada suhu kamar dan membutuhkan
pemanasan untuk melelehkan logam alkali (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Tidak semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium yangmembentuk litium
nitrit (Li3N) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi antara logam alkali dengan oksigen berlangsung sangat cepat. Produk yang dihasilkan
berbeda, tergantung pada kondisi reaksi dan berapa banyak oksigen yang ada, seperti oksida
(bilangan oksidasi O = –2), peroksida (bilangan oksidasi O = –1), dan superoksida (bilangan
oksidasi O = –½) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
13
Logam alkali bereaksi dengan air membentuk gas hidrogen dan hidroksida logam alkali,
MOH.
Reaksi logam alkali dengan oksigen merupakan reaksi redoks, di mana logam (M) kehilangan
elektron dan hidrogen dari air memperoleh elektron (Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
Logam alkali bereaksi dengan amonia membentuk gas H2dan logamamida (MNH2). Reaksi
ini sama dengan reaksi logam alkali dengan air(Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
3. Alkali Tanah
Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan
ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa
golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron ns2 dan merupakan reduktor yang kuat.
Meskipun lebih keras dari golongan, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak
mengkilat, dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi
Sifat-Sifat Fisis
14
Unsur-unsur logam alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium
yang kira-kira sama keras dengan timbal, sampai berilium yang cukup keras untuk
menggores kebanyakan logam lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang
sederhana, unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif mudah
dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah, keelektronegatifan rata-rata golongan
ini juga rendah dikarenakan ukuran atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron
terluar dengan inti
Sifat-Sifat Kimia
Logam alkali tanah mengalami reaksi redoks yang sama dengan logam alkali, hanya saja
mereka melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion 2+. Logam alkali tanah cenderung
kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali karena energi ionisasinya lebih besar
daripada logam alkali tanah, sehingga tren kereaktifannya: Ba > Sr > Ca > Mg > Be (Mc.
Murry dan Fay, 2000: 222).
Logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halida (MX2)
X = F, Cl, Br, I
15
Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida (MO).
Berilium dan magnesium tidak begitu reaktif jika direaksikan dengan oksigen pada suhu
kamar, tetapi keduanya mengeluarkan cahaya putih cerah jika dibakar dengan nyala api.
Sedangkan kalsium, stronsium, dan barium cukup reaktif sehingga perlu disimpan di bawah
minyak agar tidak kontak dengan udara. Seperti logam berat alkali, stronsium dan barium
membentuk peroksida (MO2) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 222).
Logam alkali tanah bereaksi dengan air membentuk logam hidroksida [M(OH)2].
Kecuali berilium, semua logam alkali tanah bereaksi dengan air membentuk logam
hidroksida M(OH)2. Magnesium bereaksi hanya jika suhu di atas 100 °C, sedangkan untuk
kalsium dan stronsium, reaksi berjalan lambat dan pada suhu kamar. Hanya barium yang
bereaksi dahsyat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 223).
1. Unsur Logam
a. Natrium
16
Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber
utamanya adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan
dengan proses Downs, yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl
diuapkan sampai kering kemudian padatan yang terbentuk dihancurkan untuk kemudian
dilelehkan. Sedangkan untuk me-ngurangi biaya pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C)
dicampur dengan 1½ bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu lebur hingga 580 °C (Martin S.
Silberberg, 2000: 971).
Na dulunya banyak digunakan untuk pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu untuk
menaikkan bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena mengandung racun
yang berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk pengisi lampu penerangan di jalan
maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi warna kuningnya yang mampu menembus
kabut dan dapat digunakan juga sebagai cairan pendingin pada reaktor atom (Sri Lestari,
2004: 23).
b. Magnesium
Magnesium adalah unsur yang sangat melimpah di permukaan bumi, tetapi tidak mudah
membuatnya dalam bentuk unsur. Sumber ko-mersial utama magnesium adalah air laut
(0,13% kadar Mg), dan dapat ditemukan pada dolomit (CaMg(CO3)2) dan karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O). Kegunaan magnesium, antara lain :
17
c. Aluminium
Aluminium ialah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen
dan silikon), mencapai 8,2% dari massa total. Bijih yang paling penting untuk produksi alu-
minium adalah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang mengandung 50 – 60%
Al2O3, 1 – 20% Fe2O3, 1 – 10% silika, sedikit logam transisi, dan sisanya air. Sumber
bauksit di Indo-nesia di Bukit Asam Aluminium diperoleh dengan menggunakan proses Hall-
Heroult, sesuai dengan nama penemunya Charles M. Hall(AS) dan Paul Heroult (Perancis)
pada tahun 1886.
2. Unsur Semi-logam
Silikon
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak yang terdapat di muka bumi, yaitu sekitar
28%. Meskipun berlimpah akan tetapi silikon tidak ditemukan dalam bentuk alaminya,
melainkan terdapat dalam mineral silikat dan sebagai silika (SiO2). Kuarsa merupakan salah
satu bentuk kristal SiO2 murni, sedangkan pasir, agata (akik), oniks, opal, ametis, dan flint
merupakan SiO2 dengan suatu bahan pengotor dalam jumlah runut.
Silikon dapat diperoleh dengan cara mencampurkan silika dan kokas (sebagai
reduktor) dan memanaskannya di dalam tanur listrik pada suhu sekitar 3000°C.
Silikon umumnya digunakan untuk membuat transistor, chips computer, dan sel surya.
Sedangkan berbagai senyawa silikon digunakan di banyak industri. Silika dan silikat
digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin,mdan semen. Silikon yang bereaksi
dengan karbon membentuk karbida (SiC) yang bersifat inert, sangat keras dan tidak dapat
melebur, banyak digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelas. Silika gel bersifat
higroskopis sehingga banyak digunakan untuk pengering dalam berbagai macam produk.
18
3. Unsur Non-logam
a. Fosforus
Sumber utama dari fosfor adalah batuan fosfat yang dikenal dengan nama apatit,
Ca9(PO4)6.CaF6.
Fosfor putih, dengan tetrahedral sebagai bentuk molekulnya, lunak, sangat reaktif, dan
beracun. Fosfor jenis ini sering disebut sebagai fosfor kuning karena kadang-kadang
berwarna kekuningan.
Fosfor merah, bentuk molekulnya belum dapat dipastikan, kurang reaktif, dan tidak
beracun.
Fosfor hitam (mirip grafit), diperoleh dengan memanaskan fosfor putih di bawah
tekanan pada suhu 550 °C.
b. Belerang
Belerang terdapat di muka bumi dalam bentuk bebas maupun senyawa. Belerang padat
mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang rombik dan belerang monoklinik. Belerang
yang biasa kita lihat adalah belerang rombik, dengan warna kuning, belerang ini stabil di
bawah suhu 95,5 °C. Bila lebih dari suhu 95,5 °C, belerang rombik akan berubah menjadi
belerang monoklinik yang akan mencair pada suhu 113 °C. Biasanya belerang dijumpai
dalam bentuk mineral sulfida dan sulfat, hidrogen sulfida, maupun senyawa belerang organik.
Belerang dapat diperoleh dengan cara ekstraksi melalui proses Frasch. Belerang yang ada
di bawah tanah dicairkan dengan mengalirkan air super panas (campuran antara air dan uap
air dengan tekanan sekitar 16 atm dan suhu sekitar 160 °C) melalui pipa bagian luar dari
suatu susunan tiga pipa konsentrik. Belerang cair kemudian dipaksa keluar dengan
memompakan udara panas (dengan tekanan sekitar 20 – 25 atm). Setelah itu belerang
19
dibiarkan membeku. Belerang yang diperoleh dengan cara ini mempunyai kemurnian sampai
99,6%, hal ini disebabkan karena belerang tidak larut dalam air.
Kegunaan belerang yang utama adalah untuk membuat asam sulfat, vulkanisasi karet, dan
membasmi penyakit tanaman. Belerang juga digunakan untuk membuat CS2 dan senyawa
belerang lainnya.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-
unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada
subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang
terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.
Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada
periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan
(Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas
listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan
golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan
kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d
dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan
+2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium
yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 .
20
3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-magnetik, di mana
atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat
ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan
pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang
tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika
jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V,
Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co,
dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja
dalam keadaan padat .
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak
ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi,
subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi
cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang
sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.
21
Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.
Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan
bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti
pada unsur-unsur dari gas mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui
penampilan dari suatu unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain,
22
serta dari sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu,
seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
B. SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang
“Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang saya buat ini ialah dengan
mencari lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet,
sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang
dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih
Wassallam.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org
24