CBR Mateko Adrian
CBR Mateko Adrian
CBR Mateko Adrian
Matematika Lanjutan
(Dosen pengampu : Sri Lestari Manurung,S.P.d.,M.Pd)
Disusun Oleh :
ADRIAN VIERI MUNTHE 7203540017
FAKULTAS EKONOMI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Critical Book Review Matematika Ekonomi ini dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan makalah critical book review ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah critical book review ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1
1.3 Tujuan………………………………………………………… 1
BAB IV PENUTUP………………………………………………………..26
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………26
4.2 Saran…………………………………………………………………..26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buku yang ditulis oleh Josep Bintang Kalangi, ia lahir di Kotamobagu,
Sulawsi Utara pada tanggal 25 November 1961. Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
diperoleh dari fakultas Ekonomi, Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado,
jurusan Ilmu Ekonomi, pada tahun 1986. Penulis mulai mengajar di Fakultas
Ekonomi pada tahun 1987 sebagai asisten dosen pad mata kuliah Matematika
Ekonomi dan Bisnis serta Teori Ekonomi. Kemudian pada tahun 1989, penulis
diangkat sebagai staf pengajar tetap di Fakultas Ekonomi, Universitas Sam
Ratulangi. Selanjutnya, pada tahun akademik 1991/1992, penulis mengikuti
program pascasarjana (S-2) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada
program studi Ilmu Manajemen dengan mengambil konsentrasi di bidang
Manajemen Pemasaran, dan meraih gelar Magister Science (M.Si) pada tahun
1994.
1.2 Manfaat
1. Mengetahu arti matematika ekonomi
2. Mengetahu makna matematika ekonomi bagi kegiatan ekonomi
3. Mengetahu fungsi matematika ekonomi
BAB II
ISI BUKU
ISBN : 978-979-061-541-0
(jilid lengkap)
: 978-979-061-542-7 (jilid 1)
Identitas pembanding
Penerbit : Erlangga
ISBN : 0-07-010910-9
Buku Utama
BAB 1
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS
Dalam matematika ekonomi dan bisnis terdapat tiga macam persamaan, yaitu
2. Operasi Himpunan
3. Pemangkatan
ATURAN-ATURAN PANGKAT
Aturan 1 : Xm.Xn=Xm+n
Aturan 2 : Xm : Xn = Xm-n
X n
Aturan 5 : ( ) = Xn : Yn dimana (X≠0)
Y
1
Aturan 6 : X = √n X
n
m n m
Aturan 7 : X = X
n √
1
Aturan 8 : X-n = n
X
Aturan 9 : X1 = X
Aturan 10 : X0 = 1 dimana (X ≠ 0)
Aturan 11 : 1n = 1
4. Pemfaktoran
Ab + ac = a(b + c)
5. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah pembagian atas dua bilangan bulat yang terdiri
dari pembilang (numerator) sebagai bilangan bulat yang dibagi dan penyebut
(denominator) sebagai bilangan bulat yang membagi. Dalam penulisan penulisan
bilangan pecahan digunakan garis horizontal ( - ) atau garis miring ( / ).
3 3
Contoh : atau
4 4
Bilangan pecahan seperti contoh diatas disebut dengan bilangan pecahan biasa.
Bilangan pecahan biasa di bagi atas 3 kelompok.
6. Bilangan Desimal
7. Persentase
Bilangan atau angka persentase adalah suatu bilangan yang menunjukkan
sebagai bagian dari 100. Angka persentase dan bilangan pecahan mempunyai
hubungan yang erat, angka persentase dapat diubah dan dikonversi ke bilangan
pecahan dan sebaliknya. Bilangan pecahan dapat dikonversikan ke angka
15
persentase. Contoh 15% = .
100
BAB 3
FUNGSI
+Y
Kuadran II Kuadran I
-X +X
Fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan dalm
bentuk umum adalah
jadi, fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas adalah suatu fungsi yang
menyatakan bahwa terdapat dua atau lebih variabel bebas yang memengaruhi
pada satu variabel terikatnya.
BAB 4
Fungsi Liner
Suatu fungsi linier yang mencakup satu variabel bebas dan satu variabel terikat
mempunyai bentuk umum,
Y = a0 + a1X
AX + BY + C = 0
Apabila dua garis yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau sama dan
juga bila titik potong dengan sumbu Y berbeda-beda atau sama, mak bila
digambarkan dalam bidang Cartesius XY akan terdapat empat kemungkinan,
yaitu:
saling berpotongan; (2) Dua garis lurus saling sejajar; (3) Dua garis saling
berimpit; (4) Dua garis lurus saling tegak lurus ( membentuk 90° ).
BAB 5
SISTEM PERSAMAAN LINIER
Jadi untuk suatu sistem persamaan linier, terdapat tiga penyelesaian yang
mungkin yaitu:
1. Metode Eliminasi
kedua garis adalah sejajar dan tidak memppunyai titik potong sehingga
tidak ada penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem
persamaan linier yang tidak konsisten
kedua garis akan berimpit, sehingga penyelesaiannya dalam jumblah yang
tidak terbatas. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan
linier yang tergantung secara linier
BAB 6
PENERAPAN FUNGSI LINIER
1. Fungsi Permintaan
Q dx ,t : f ( P x, t , P y ,t ,Y t , Pex ,t +1 , A t )
Qx = a + bPx
Qsx,t = f(Px,t,Tt,Pft,PR,t,Pex,t+1)
Qsx = g(Px)
Qsx = a + bPX
Qd = Qs
A. Surplus konsumen
CS = OPAEQe = PAPeE
B. Surplus produsen
Surplus produsen adalah selisih antara jumlah yang diterima secara actual
oleh produsen dari penjualan suatu produk dengan biaya minimum yang
dikeluarkan oleh produsen agar bias dijual atau dipasrkan dipasar. Ditulis secara
sistematis sebagai brikut :
C. Surplus total
TS =CS + PS
5. Pengaruh Terhadap Kesejahteraan
Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbanan suatu produk sebelum kena
pajak dan setelah kena pajak dapat dijelaskan berikut ini :
T = (t)(Qt)
Penerimaan pajak total T oleh pemerintah ditunjukkan oleh luas jajar genjang,
luas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Tc = (Pt – Pe)(Qt)
Sedangkan pajak yang ditanggung produsen adalah luas segiempat dapat dihitung
dengan :
Tp = (Pe – Pr)(Qt)
Pst –t = F(Q)
Dengan demikian, fungsi penawaran setelah kena pajak dalam bentuk Q = F(P)
dapat ditulis menjadi
Qst = F(P-t)
Apabila satu produk diberikan subsidi per unit, maka akan terjadi
perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah
keseimbangan. Dengan kata lain, jika pemerintah memberikan subsidi per unit
pada produk tertentu akan mengakibatkan harga produk tersebut turun dan jumlah
yang diminta/ditawarkan akan bertambah. Hal ini biasanya dilakukan oleh
pemerintah untuk membantu kepada para konsumen yang kurang mampu untuk
membeli produk produk tertentu.
Pd= f(Q);
Ps= F(Q);
Pss = F(Q) + s,
Maka jumlah dan harga keseimbangan pasar setelah diberi subsidi Es (QS, PS)
diperoleh dengan cara memecahkan persamaan fungsi permintaan dan penawaran,
setelah diberi subsidi, yaitu
S = (s)(Qs)
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah luas segi empat Pe,Ps,Es,B
atau dapat dirumuskan, yaitu :
Se = (Pe-Ps) (Q)
Sedangkan subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah luas segi empat Pe,BAPr
atau pemberian subsidi total dari pemerintah dikurangi dengan besarnya subsidi
yang dinikmati oleh konsumen,yaitu:
7. Analisis Pokok
1. Tingkat bunga
2. Pendapatan rill
3. Pajak bisnis atau perusahaan
4. Laba yang diharapkan dan keyakinan bisnis
5. Pemanfaatan kapasitas
1) Belanja konsumsi
2) Belanja ivestasi
3) Belanja pemerintah
4) Belanja ekspor dan impor
1
Y= AE0
(1−( C 1+i 1−m1 ) )
BAB 7
FUNGSI NONLINIER
1. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat dengan variabel bebas adalah fingsi polinomial tingkat dua,
diman fungsi ini mempunyai bentuk umum, Y=F(X)=a0+a1x +a2x atau bila
koevisie koevisien diubah, maka bentuknya
Y=F(X)=ax+bx+c
X= variabel bebas
Jika Y=0, maka, bentuk umum dari funhsi kuadrat Y=ax+bx+c akan
menjadi p[rsamaan kuadrat ax+bx +c. Nilai nilai penyelesaia intuk x yang juga
disebut akar aakar persaman dari kuadrat dapat diperoleh dengan cara
memfaktorkan atau dengan menggunakan rumus kuadrat rumus kuadrat berikut
ini
3. Macam-Macam Parabola
1. Jika a>0dan D>0, maka parabola akan terbuka ke atas dan memotong
sumbu x didua titiknyang berlainan .
2. Jika a>0dan D=0,maka parabola akan terbuka ke atas dan menyinggung
sumbu x didua titik yang berimpit.
3. Jika a>0dan D<0, maka maka para boila akan terbuka ke atas dan
memotongh maupun menyinggung sumbu x .
4. Jika a<0dan D>0, maka parabola akan terbuka ke bawah dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainna.
5. Jika a<0dan D =0, maka parabola akan terbuka ke bawah dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu x
X=f(Y) =aY+bY+c
4. Fungsi Rasional
Jika sumbu asimtot tegak tidak berimpit dengan sumbu y fdan sumbu
asimtot tidak berimpit dengan sumbu x, maka bentuk umum dari fungsi rasional
adalah
(X-h)(Y-k)+C
Di mana : h = sumbu asimtot tegak.
C = konstanta positif
5. Lingkaran
AX+ CY+DY+EY+=0
BAB 8
PENERAPAN FUNGSI NONLINIER
1. Fungsi Permintaan
Dalam sesi ini akan dibahas fungsi permintaan yang nonlinier, berupa
fungsi kuadrat dan fungsi rasional.
2. Fungsi Penawaran
Bentuk umum dalam matematis P = f(Q) yaitu: P = c+bQ+aQ2.
Sedangakan bila berbentuk Q = f(P) maka dalam matematisnya adalah: Q =
c+bP+aP2.
3. Keseimbangan Pasar
Penerimaan total dari suatu peruahaan adalah hasil kali antara harga per
unit produk dengan jumlah produk yang dijual. Rumus matematinya adalah: TR =
P.Q
5. Fungsi Produksi
1. Fungsi Eksponen
X = variabel beba
5. Sifat-Sifat Eksponen
1. Bunga Majemuk
2. Fungsi Pertumbuhan
BAB 11
BARISAN DAN DERET
Masing masing sauku dalam barisan setelah suku pertama diperboleh dengan cara
menambahkan nilai 3pada suku sebelumnya atau suku yang mendahuluinya .
untuk suku pertama dan beberapa suku lainya dapat kita lihat sebagai berikut
BAB 12
PENERAPAN BARISAN DAN DERET
Bab ini membahas tentang dasar nilai waktu dari uang yang menggunakan alat
bantu yang disebut dengan garis waktu. Garis waktu adalah suatu grafik yang
menunjukan arus kas masuk dan keluar.
2. Bunga Majemuk
Suatu investasi dari P rupiah berada pada tingkat bunga i per tahun maka
pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai investasi pada
akhir tahun pertama akan menjadi P+Pi = P(1+i).
Bunga majemuk adalah pendapatan Bungan yang diinvestasikan pada modal awal
untuk setiap permulaan tahun atau periode.
Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai
masa datang dapat diperoleh dengan rumus matematis sebagai berikut :
Fn
P=
(1+i)n
5. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah uang kas yang akan digunakan untuk pembayaran
utang-utang tersebut dalam jumlah yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
6. Nilai Sekarang Dari Anuitas
Nilai sekarang dari anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari
setiap periode pembayaran atau penerimaan tertentu. Nilai sekarang dari anuitas
dilambangkan dengan An .rumus secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
7. Perpetuitas
P P P
dapat ditulis sebagai berikut : PV = + +
(1+i) (1+i) (1+i)3
2
BAB 13
KALKULUS DIFERENSIAL:FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL
BEBAS
1. Konsep Limit
Untuk menjelaskan konsep lmit dari suatu fungsi ada empat elemen yang
harus diperhatikan
Dari elemen ini kita ingin mencapai beberapa nilai yang mendekati
variabel terikat Y=F(x) bila variabel bebas X mendekati nilai tertentu, katakanlah
N .Pendekatan seperti inilah yang dikatakan konstanta merupakan suatu limit, bila
nilai variabel X berubah ubah sedemikian rupa sehingga selisih absolut X dan N
atau [X-N] menjadi tetap lebih Kecil dari pada bagian positif yang telah
ditentukan terlebih dahulu
Tanda negatif menunjukkan nilai yang lebih kecil dari pada N, sedangkan
lomit sisi kanan dari f(x) ditulis dengan lambang
lim ¿
x−n +¿f (x)¿
Tanda positif menunjukkan nilai yang lebih dari pada N .
Apabila limit sisi kiri dan sisi kanan memiliki nilai hinnga L yang sama ,
maka kita katakanlimit f(x)ada dan ditulis
5. Kontuinitas
Dipandang dari sisi grafik bila suatu fungsi dapat digambarkan diatas
kertas tanpa mengangkat pena atau pensil dari kertas tersebut, maka fungsi itu
dinamaka kontinu (berkesinambungan ). Sedangkan jika pengambaranya terdapat
garis putus putus atau garis patah fungsi tersebut dinamakan diskontinu
Untuk suatu fungsi f(x)menjadi kontinu pada titik X=N ada tiga siarat
yang harus dipenuhi yiaitu,
(1)f(N)harus terdefinisi
BAB 14
OPTIMISASI FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL BEBAS
1) Mencari nilai kritis X = X0 dengan cara derifative pertama dari fungsi tersebut
disamakan dengan 0 atau f’X kemudian pecahkan lah nilai X ini dengan
mencari akar akar dari persamaan f’X = 0.
2) Substitusikanlah nilai kritis X0 ke dalam derifative kedua.
BAB 15
PENERAPAN KALKULUS DIFERENSIAL FUNGSI DENGAN SATU
VARIABEL BEBAS
2. Fungsi Biaya
3. Fungsi Penerimaan
TR P . Q
AR = = =V
Q Q
4. Laba Maksimum
Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, atau secara
MTK dapat dinyatakan denga rumus sebagai berikut:
Pengenaan pajak t per unit produk oleh pemerintah atas suatu produk yang
dihasilkan oleh seorang monopolis atau produsen akan menaikan biaya rata-rata
sebesar p yaitu ACt = AC – t
7. Model-Model Persediaan
Persediaan adalah suatu barang atau sember daya yang digunakan oleh
perusahaan atau organisasi. Tujuan dari analisis persediaan adalah untuk
menentukan kapan barang seharusnya dipesan dan berapa banyak jumlah barang
yang seharusnya dipesan.
BUKU PEMBANDING
BAB 1
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI
BAB 2
MODEL-MODEL EKONOMI
Variabel
Variabel adalah sesuatu yang besarnya dapat berubah, variabel yang
sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah
harga,laba.pendapatan,biaya,pendapatan nasional,konsumsi,investasi,impor dan
ekspor.
Konstanta
Konstanta adalah besaran yang tidak berubah, sehingga merupakan lawan
dari variabel.
Parameter (konstanta parametrik )
Secara umum konstanta parametrik biasanya dinyatakan dengan simbol
a,b,c atau dalam abjad yunaniα,β dan γ . untuk membedakan variabel
eksogen dengan variabel endogen digunakan subcript 0.
Konsep Himpunan
A. Penulisan himpunan
Secara sederhana himpunan adalah suatu kumpulan objek yang berbeda.
Objek-objek dalam suatu himpunan disebut elemen-elemen himpunan. Elemen
sederhana dapat ditulis dengan :
I ={x∨x bilangan bulat positif }
Anggota dalam suatu himpunan dinyatakan dengan simbol € yang dibaca sebagai
berikut : “suatu elemen dari”
Contoh : 2 € S , 3 € S , 8 € I , 9 € I
C. Operasi Himpunan
2. Tipe-Tipe Fungsi
1. Fungsi konstan
Fungsi konstan adalah suatu fungsi yang “range”-nya hanya terdiri dari
suatu elemen disebut fungsi konstan.
Contoh : y = f (x) = 7
2. Fungsi folinom
Kata polinom berarti “suku banyak” dan fungsi polinom dari variabel x
mempunyai bentuk umum yaitu :
y=a0 +a1 x+ a2 x 2=.. .+a n x n
3. Fungsi rasional
Fungsi rasional khusus nya mempunyai penerapan menarik dalam ilmu
ekonomi adalah fungsi :
a
y= atau xy =a
x
4. Fungsi non aljabar
Fungsi eksponensial seperti y=b x adalah fungsi non aljabar karena
variabel bebas merupakan eksponen. Fungsi logaritma seperti y=log b x
juga merupakan fungsi non aljabar.
5. Penyimpangan eksponen
Fungsi eksponen mempunyai beberapa aturan yaitu :
Aturan I : x m × x n=x m+ n
xm m −n
Aturan II : n
=x
x
−n 1
Aturan III : x = ( x ≠ 0)
xn
Aturan IV : X 0=1( x ≠ 0)
1
Aturan V : x 2 =√x x
Aturan VI : ( x n ) n=x mn
Aturan VII : x m × y m ( xy )
BAB 3
ANALISIS EKUILIBRIUM DALAM EKONOMI
1. Pengertian Ekuilibrium
Ekuilibrium adalah suatu kumpulan variabel-variabel terpilih yang saling
berhubungan dan disesuaikan satu dengan yang lainnya dengan cara sedemikian
rupa , sehingga tidak ada kecendrungan yang melekat dalam model tersebut untuk
berubah.
Qd =4− p2
Q s =4 p−1
2. Rumus Kuadrat
Rumus persamaan kuadrat dalam bentuk :
ax 2 +bx +c=0 ( a ≠ 0 )
Kedua akar dapat diperoleh dari rumus kuadrat :
1
2 2
−b ± ( b −4 ac )
x 1 , x 2=
2a
3. Ekuilibrium Pasar
Dalam model pasar tertutup, kondisi ekuilibrium hanya terdiri dari satu
persamaan yaitu : Qd =Qs atau E=Qd −Qs =0 , dimana E menunjukkan kelebihan
permintaan .
A + I 0 +G 0
membaginya dengan : Y ¿ =
1−b
BAB 4
MODEL LINIER DAN ALJABAR MATRIKS
[ x
]
d
A= a21 a22 . . . a 2 n X = 2 d= 2
a m 1 am 2 . .. amn
⋮
xn
⋮
dm [] []
3. Vektor Sebagai Matriks Khusus
Untuk membedakan vektor dan vektor lainnya , kita dapat melihat simbol
dari vektor yang menggukan simbol sebagai berikut :
x ' =[ x 1 x 2 ⋯ x n ]
D. Penjumlahan matriks
Penjumlahan matriks bersifat komutatif, asosiatif dan distributif.
Hukum komutatif : A+B = B+A
Hukum asosiatif : (A+B)+C = A+(B+C)
Hukum distributif : A(B+C) = AB+AC [yang mengalikan A]
A. Matriks identitas
Matriks identitas didefenisikan sebagai matriks kuadrat dengan 1 pada
diagonal utama dan 0 pada posisi lain, matriks ini dinyatakan dengan simbol
I , atau I n dimana subskipsi n menunjukkan dimesi baris maupun kolom.
B. Matriks nol
Sebagai pemeran bilangan nol, matriks nol mengikuti aturan operasi
penjumlahan dan perkalian ( dengan syarat penyesuaian) berikut ini :
A 0 0 A A
+ = + =
(m ×n) (m× n) (m× n) (m× n) (m× n)
A. Transpos
Sifat-sifat transpos yaitu :
- (A’)’
- (A+B)’ = A’ + B’
- (AB)’ = B’A’
-Sifat pertama menyatakan bahwa transpos dari transpos adalah matriks.
-Sifat kedua menyatakan bahwa transpos dari suatu jumlah adalah jumlah dari
masing masing transpos
-Sifat ketiga adalah transpos dari suatu hasil perkalian
B. Invers
Invers matriks A dapat ditunjukkan dengan simbol A−1 hanya dapat
ditentukan bila A adalah matriks bujur sangkar, dimana dalam hal ini invers
adalah matriks yang memenuhi kondisi.
BAB 5
MODAL LINEAR DAN ALJABAR MATRIKS (LANJUTAN)
Sifat II : pertukaran dua baris manapun ( atau dua kolom manapun) akan
mengubah tanda, tetapi nilai bilangan dri determinan nya tidak berubah.
Sifat III : perkalian dari satu baris (atau satu kolom) manapun dengan skala k
akan mengubah nilai determinan sebesar k kali.
| |
|A| = a 21 a22 a 23 akan mnghasilkan jumlah hasil perkalian yang nol sebagai
a31 a32 a 33
berikut :
3
a12 a13 a a a a
¿−a 11
| a32 a33 | | | |
+ a12 11 13 −−a13 11 12
a31 a33 a31 a32 |
¿−a 11 a12 a 33+a 11 a13 a32+ a11 a12 a33−a12 a13 a31¿−a 11 a13 a 32+a 12 a13 a31=0
BAB 6
STATIKA KOMPRATIF DAB KONSEP DERIVATIF
2. Derivatif
Jika fungsi q = g(v) memiliki limit untuk v condong ketitik N dalam domain, dan
jika limit ini juga sama dengan g(N) yaitu, sama dengan nilai fungsi pada v = N.
4 v2
Fungsi rasional q=g( v) 2
v +1
BAB 7
ATURAN DIFERENSIASI DAN PENGGUNAANNYA DALAM
STATIKA KOMPRATIF
Derivatif fungsi konstan y = k atau f(x) = k, sama dengan nol, yakni nol untuk
semua nilai x. secara simbolis, aturan ini dapat dinyatakan sebagai : jika diketahui
y = f (x) = k, maka derivative adalah :
dy dk
= =0 atau f ' ( x )=0
dx dx
Aturan fungsi pangkat
d n
x =n x n−1 atau f ' ( x ) =n x n−1
dx
dy d 3
Contoh : Dereivatif y = x3 adalah = x =3 x 2
dx dx
2. Aturan Diferensiasi yang Melibatkan Dua atau Lebih Fungsi dari Variabel
yang sama
Aturan Penjumlahan-Pengurangan
d d d
[ f ( x )± g ( x )] f ( x )± g ( x ) =f ' ( x ) ± g ' (x)
dx dx dx
Aturan Hasil-Kali
Derivatif dari hasil kali dua fungsi (yang terdiferensiasi) adalah sama dengan
fungsi yang pertama dikalikan derivatif fungsi kedua ditambah fungsi kedua
dikalikan derivatif fungsi pertama :
d
[ f ( x ) g ( x ) ]=f ( x ) d ( x ) + g ( x ) d =f ( x )
dx dx dx
y1 = 2x1 + 3x2
2 2
y 2=4 x +12 x 1 x 2+ 9 x
1 2
BAB 8
ANALISIS STATIS-KOMPRATIF DARI MODEL FUNGSI-UMUM
1. Diferensial
Berdasarkan defenisi, derivative dy/dx = f ´(x) merupakan limit dari suatu hasil
bagi selisih :
dy ' Δy
=f ( X ) lim ❑
dx Δ x→ 0 Δx
dQl Q dQl d P
εd ¿ d PlP = QlP
2. Diferensial Total
Konsep diferensial dengan mudah dapat diperluaskan menjadi fungsi yang terdiri
dari dua atau lebih variabel bebas. Fungsi tabungan :
∂S ∂S
dS= dY + =di
∂Y ∂i
3. Aturan-aturan Diferensial
Satu cara langsung untuk mencari diferensial total dy, jika diketahui fungsi
y = f (x1, x2)
dy = f1 dx1 + f2 dx2
Dalam bagian ini kita akan beralih ke studi tentang ekuilibrium tujuan, dimana
keadaan ekuilibrium didefinisikan sebagai posisi optimum bagi unit ekonomi
tertentu.
Karena fungsi tujuan y = f (x) dinyatakan dalam bentuk umum, tidak ada
pembatasan apakah fungsinya linear atau nonlinear atau fungsinya monoton atau
mengandung bagian-bagian yang menaik atau menurun.
Uji derivatif-pertama
Uji derivatif pertama untuk ekterem relative jika derivative pertama dari
fungsi f(x) pada x = x0 adalah f ´(x0) = 0, maka nilai fungsi pada x0, f(x0) akan
merupakan
1. Maksimum relative jika derivatif f ´(x) berubah tanda dari positif menjadi
negative dari sebelah kiri titik x0 kesebelah kanannya.
2. Minimum relative jika f ´(x) berubah tanda dari negative menjadi positif
dari sebelah kiri x0 kesebelah kanannya.
Tidak maksimum relative maupun minimum relative bila f ´(x) mempunyai tanda
yang sama baik disebelah kiri maupun disebelah kanan.
BAB 10
FUNGSI EKSPONENSIAL DAN FUNGSI LOGARITMA
Bentuk grafik
Beberapa fitur yang menonjol dapat dicatat dari kurva eksponensial jenis
ini. Pertama kurvanya selalu kontinu dan rata dimana pun; jadi dimanapun
fungsinya dapat diferensialkan..
Bentuk umum dari fungsi eksponensial
Perubahan eksponen ini, yang diharuskan oleh konversi basis, tidak menimbulkan
jenis fungsi yang baru.
2. Logaritama
Aturan-aturan logaritma
Disini kita akan membahas kasus fungsi tujuan dari dua variabel pilihan, z = f
( x,y ), agar dapat mengambil manfaat dari penggambaran grafiknya.
Jika diketahui fungsi z = f ( x ), kita dapat menulis diferensial dz = f 1(x) dx, dan
menggunakan dz sebagai aproksimasi atas perubahan aktual, Δz, yang disebabkan
oleh syarat perlu orde pertama untuk suatu titik ekstrem (baik maksimum maupun
minimum) sekali lagi melibatkan dz = 0, tetapi karna ada 2 variabel bebas disini,
dz sekarang merupakan diferensial total; jadi syarat orde pertama harus
dimodifikasi dalam bentuk:
∂z ∂z
fx = fy = 0 atau = =0
∂x ∂ y
Derivatif Parsial Orde Kedua
∂z ∂z
fx = dan fx =
∂x ∂y
fx juga merupakan fungsi y dan bahwa fy juga merupakan fungsi x, Oleh karna itu,
Kita dapat menuliskan 2 derivatif parsial kedua lagi:
∂2 z ∂ ∂z ∂2 z ∂ ∂z
fxy =
∂x ∂ y
=
∂ ( )
x ∂y
dan fyx =
∂ y∂ x
=
∂ y ∂x ( )
∂(dz ) ∂(dz )
d 2 z = d(dz) = dx + dy
∂x ∂y
∂ ∂
= (fx dx + fy dy) dx + (fx dx + fy dy) dy
∂x ∂y
Mis: u ≡ dx v ≡ dy
Bentuk kuadrat dengan tiga variabel u1,u2, dan u3 secara umum dapat dinyatakan
sebagai:
q(u1,u2,u3) = d11(u21) + d12 (u1,u2) + d13 (u1,u3) + d21 (u2,u1) + d22 (u22) + d23 (u2,u3) +
3 3
d31(u3,u1) + d32 (u3,u2) + d33(u23) = ∑∑ d uu ij i j
i=1 j=1
Dan karena dx1 dx2 dan dx3 telah berubah secara sembarang dalam variabel bebas,
yang tidak semuanya nol, maka satu-satunya jalan untuk menjamin dz sama
dengan nol adalah f1 = f2 = f3 = 0. Jadi, sekali lagi, syarat perlu untuk titik
ekstrem adalah bahwa semua derivatif parsial orde pertama adalah nol, sama
seperti kasus 2 variabel!
BAB 12
OPTIMISASI DENGAN KEDALA-KENDALA KESAMAAN
Dalam bab ini kita akan membahas kendala-kendala kesamaan saja, seperti
misalnya Q1 + Q2 = 950. Tujuan utamanya adalah ekstrema terkendala
relatif, sekalipun yang absolut.
Metode Pengali-Lagrange
Isi pokok metode ini adalah mengubah persoalan titik ekstrem terkendala menjadi
bentuk sedemikian rupa sehingga syarat orde pertama dari persoalan ekstrem
bebas dapat dilaksanakan.
Kita harus berhati-hati untuk tidak menyamaratakannya pada syarat orde kedua
yang dikembangkan untuk problem ekstrem bebas pada kasus terkendala saat ini.
Sebaliknya, kita harus menurunkan satu himpunan variabel yang baru.
Sebagaimana akan kita lihat nanti, kondisi yang baru dapat dinyatakan dalam
bentuk diferensial orde kedua d2z. Namun adanya kendala akanmemerlukan
beberapa perubahan yang jelas dalam kriterianya.
Syarat Orde-Kedua
BAB 13
TOPIK LANJUTAN DALAM OPTIMISASI
Dalam bab ini kita akan membahas dua topik utama, yang pertama yaitu
pemrogaman nonlinear, dan yang kedua yaitu mengulas kembali optimisasi
terkendala klasik untuk membahas beberapa topik yang belum dibahas dibab
selanjutnya.
Dalam masalah optimisasi klasik, tanpa batasan eksplisit pada tanda dari variabel
pilihan,dan dengan tidak adanya ketidaksamaan dalam kendala, syarat orde
pertama untuk ekstremum relatif atau lokal adalah bahwa derivatif persial pertama
dari fungsi Lagrangian (yang halus) terhadap semua variabel pilihan dan pengali
Lagrange harus nol.
Langkah 1 : Dampak dari Batasan Nonnegatif
Memaksimalkan π = f ( x1 )
Dengan kendala x1 ≥ 0
g2 ( x1, x2, x3 ) ≤ r2
2. Kualifikasi Kendala
Kualifikasi Kendala
3. Aplikasi Ekonomi
Memaksimalkan U = U (x,y)
cxx + cyy ≤ C
dan x, y ≥ 0
Q1, Q2, K
Dengan Kendala Q1 ≤ K
Q2 ≤ K
Di mana P1 = P1 (Q1)
P2 = P2 (Q2)
Pada masalah optimisasi klasik, syarat cukup maksimum dan minimum secara
tradisional diekspresikan dalam tanda dari derivatif atau diferensial orde-kedua.
Untuk masalah maksimisasi, Kuhn dan Tucker menawarkan pernyataan syarat
cukup berikut (dalil kecukupan) :
Memaksimalkan π = f (x)
Dan x≥0
Memaksimalkan π = f (x)
Dan x≥0
Memaksimalkan U = f ( x, y, ϕ )
Jika syarat orde-kedua dipenuhi, kedua persamaan ini secara implisit menentukan
pemecahan
x* = x* (ϕ) y* = y* (ϕ)
g( x, y, ϕ ) = 0
Masalahnya menjadi
Memaksimalkan U = f ( x, y, ϕ )
Dengan kendala g( x, y, ϕ ) = 0
Z = f ( x, y; ϕ ) + λ[0 - g( x, y, ϕ )]
Zy = fy – λgy = 0
Zλ = - g ( x, y, ϕ ) = 0
Masalah primal
Untuk soal ini, kita memiliki Lagrangian yang kita kenal baik
Zy = Uy – λPy = 0
Zλ = B – Pxx – Pyy = 0
Masalah dual
Zdy = Py - µUy = 0
Zdλ = U* - U(x, y) = 0
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kedua buku membahas materi yang sama dengan isi yang hampir sama.
Hanya saja pada buku Utana, materi yang disajikan berupa matematika berbau
bisnis, sedangkan pada buku buku pembanding, membahas Dasar-dasar
ekonomi. Dalam membuktikan teorema yang disajikan, kedua buku memiliki
teknik penyajian yang sama juga.
2. Secara visual, buku utama lebih tersusun rapi dibandingkan dengan buku
pembanding, tetapi secara ekonomis, buku pembading lebih baik
dibandingkan buku utama, karena pemanfaatan kertas yang lebih maksimal,
sehingga tidak banyak bagian kosong di tiap lembar pada buku pembanding
dan juga cover buku pembanding lebih menarik perhatian pembaca atau
pembeli daripada buku utama.
3. Bahasa yang digunakan pada kedua buku mudah dipahami. Meskipun
menggunakan bahasa campur.
DAFTAR PUSTAKA
Kalangi, Josep Bintang. 2018. Matematika Ekonomi Dan Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.