B Indo Kelompok 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Modul 8.

Menyunting Karya Ilmiah


Kegiatan Belajar 1. Kaidah Penyuntingan
A. Hakikat Menyunting
Menyunting ( editing) dalam kegiatan menulis ilmiah menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( KBBI) Edisi V Luring adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit
dengan memerhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa ( menyangkut ejaan,
diksi dan struktur kalimat). Sistematika penyajian berkaitan dengan urutan penyajian
gagasan atau pengorganisasian gagasan ; isi berkenaan dengan kebenaran hal yang ditulis
; dan bahasa merujuk pada kaidan bahasa atau kaidah tata tulis.

B. Kaidah Menyunting
Kaidah menyunting naskah ( tulisan ilmiah) dapat dilakukan oleh penulisnya atau
dilakukan oleh ahli ( pakar) dalam bidang penyuntingan. Selain itu, penyuntingan dapat
dilakukan oleh orang lian. Tentu saja orang tersebut telah mahir dalam hal sunting-
menyunting naskah tulisan ilmiah. Kepakaran ini mungkin dihasilkan karena sudah
banyak menghasilkan karya tulis ilmiah atau telah menguasai kaidah-kaidah
penyuntingan. Untuk mengenal kaidah menyunting, pahamilah uraian berikut ini :

1. Memahami Kohesi dan Koherensi Paragraf


Sebuah teks ( baik lisan/tulis) mengandung uraian gagasan yang diwujudkan
dalam kalimat-kalimat. Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang terdiri atas kalimat
utama dan beberapa kalimat penjelas. Sebuah paragraf yang baik harus memiliki
kesatuan dan kepaduan gagasan sehingga para pembaca dapat mengikuti alur berpikirnya.
Halliday dan Hasan ( dalam brown dan Yule 1996 : 190) menyatakan bahwa sekelompok
kalimat merupakan teks atau tidak tergantung kepada hubungan-hubungan yang ada di
dalam dan di antara kalimat-kalimat itu, yang menciptakan jaringan. Sebuah paragraf
dikatakan memiliki kepaduan jika hubungan makna antarkalimat dalam paragraf dapat
membentuk kesatuan gagasan.
Koherensi adalah hubungan yang mengikat makna ujaran dalam wacana atau
terhadap kalimat dalam suatu teks ( Richards, et al., 1987 :45). Kohesi adalah keserasian
hubungan antarunsur dalam wacana sehingga terciptanya pengertian yang apik. Dengan
demikian Kohesi merujuk pada perpautan bentuk. Halliday ( dalam Nunan, 1993 : 21)
mengidentifikasi lima tipe peranti kohesi, yaitu (a) referen, (b) substitusi, (c) elipsi, (d)
konjungsi, (e) kohesi leksikal.
a. Referen
Merupakan salah satu peranti kohesi yang dapat berfungsi dalam wacana. Referen
berfungsi menghubungkan kata atau istilah dengan kata atau istilah lain sebagai referen
( acuan)nya yang ada di dalam teks. Referen dapat dibedakan menjadi 2 yaitu anaforik
dan kataforik
b. Konjungsi
Merupakan peranti kohesi yang berfungsi menghubungkan antarklausa dalam kalimat,
antarkalimat dalam paragraf dan antarparagraf dalam teks
c. Elipsi
Merupakan penghilangan kata atau bagian kalimat ( Renkema, 1993 : 38). Penghilangan
ini dilakukan biasanya karena pembaca atau pendengar telah mengetahui bagian yang
dihilangkan.
d. Kohesi leksikal
Merupakan peranti kohesi berupa bentuk leksikal ( kata). Peranti kohesi ini mencakup
repetisi ( pengulangan), sinonimi ( persamaan kata), hiponimi ( kata-kata yang
menduduki posisi sebagai bagian yang lebih bawah atau subordinat) dan hipernimi ( kata-
kata yang menduduki posisi diatas atau superordinat), serta antonimi ( pertentangan kata).

2. Memahami Kalimat Efektif


Rahayu ( 2007 : 79) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan
penulis. Kalimat efektif memiliki ciri ;
a. Kesepadanan
b. Keparalelan
c. Ketegasan
d. Kehematan
e. Kecermatan
f. Kepaduan
g. Kelogisan

3. Memilih Kata yang Tepat ( Diksi)


Kata yang tepat sangat diperlukan dalam kegiatan menulis. Keraf ( 1984 : 24)
menyimpulkan perihal diksi menyangkut 3 hal berikut ini :
a. Pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan
suatu gagasan
b. Pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah
besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Selain itu ada makna denotatif dan makna asosiatif. Makna denotatif merujuk pada
makna yang sebenarnya/sewajarnya/objektif/konseptual. Makna asosiatif termasuk
makna yang tidak sebenarnya.

4. Menguasai Sistem Ejaan ( Tata Tulis)


Dalam pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia ( Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015)
dijelaskan ada ;
1. Pemakaian huruf
Merupakan pokok awal dalam hal sistem ejaan. Dalam PUEBI, pemakaian huruf
dipaparkan ;
a. Huruf abjad
b. Huruf vokal
c. Huruf konsonan
d. Huruf diftong
e. Gabungan huruf konsonan
f. Huruf kapital
g. Huruf miring
h. Huruf tebal
2. Penulisan kata
Dalam PUEBI penulisan kata bahasa Indonesia diatur untuk ;
a. Kata dasar
b. Kata berimbuhan
c. Kata ulang
d. Gabungan kata
e. Pemenggalan kata
f. Kata depan
g. Pertikel
h. Singkatan dan akronim
i. Angka dan bilangan
j. Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
k. Kata sandang si dan sang
3. Pemakaian tanda baca
Merupakan bentuk kaidah yang sering tidak mendapat perhatian pemakaian bahasa
Indonesia tulis. Berikut disajikan kaidah pemakaian tanda baca menurut PUEBI ;
a. Tanda titik (.)
b. Tanda koma (,)
4. Penulisan unsur serapan
Agar yang dimaksud tersampaikan, seorang pemakai bahasa meminjam kosakata
bahasa lain. Karena kosakata pinjaman ini berterima dan banyak digunakan
masyarakat, kosakata tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bahasa
tersebut.

5. Mengenal Tanda Koreksi


Pada umumnya tanda koreksi terdiri atas koreksi untuk ;
a. Membuang huruf
b. Membuang atau menghilangkan kata atau kalimat
c. Memisahkan kata atau jarak antarkata
d. Menggabungkan huruf atau kata
e. Memindahkan huruf atau kata
f. Menambahkan huruf atau kata

Kegiatan Belajar 2. Kegiatan Penyuntingan


A. Menyunting Gagasan
Agar kegiatan penyuntingan gagasan berjalan sesuai kaidahnya, penyuntingan perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ;
1. Sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama
2. Sebuah paragraf memiliki beberapa gagasan penjelas
3. Setiap kalimat yang ada pada sebuah paragraf harus mendukung gagasan yang ingin
disampaikan
4. Pengikat kalimat untuk mendukung sebuah paragraf dilakukan melalui penggunaan
peranti kohesi

B. Menyunting Kalimat
Kalimat merupakan bentuk bahasa yang berisi gagasan yang lengkap. Kelengkapan yang
dimaksud adalah kelengkapan pikiran.
C. Menyunting Pilihan Kata
Diksi( pilihan kata) merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan pemikiran dan
perasaan kita melalui sarana bahasa.
D. Menyunting Ejaan
Ejaan merupakan alat yang digunakan oleh pemakai bahasa tulis. Sistem ejaan dalam
bahasa Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
50 Tahun 2015

Modul 9
KEGIATAN BELAJAR 1
Etika datam Menulis Karya llmiah
A. ETIKA DALAM DUNIA AKADEMIK DAN PERLUNYA PEDOMAN ETIKA
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan an buruk serta tentang hak dan kewajiban moral
(KBBI). Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan asas perilaku yang disepakati umum.
Secara lebih operasional, apabila etika kita bawa ke ranah penulisan karya ilmiah, empat hal
penting berikut perlu diperhatikan :
1. Pertama, etika ini berupa apa yang baik yang seharusnya dilakukan oleh orang
berkecimpungan dalam karya ilmiah.
2. Kedua, etika ini berupa apa yang buruk yang seharusnya tidak dilakukan oleh para
peneliti
3. Ketiga, etika ini berupa hak-hak yang melekat pada orang orang yang terlibat dalam
penelitian
4. Keempat, etika ini berupa sejumlah kewajiban yang melekat pada orang-orang yang
terlibat dalam penelitian ini

Begitu penting dan strategis etika penelitian, setiap lembaga atau negara perlu
menerbitkan buku pedoman etika penelitian. Pedoman itu berisi norma dan nilai dasar
bagi komunitas penelitian.

B. HAKIKAT MENULIS DALAM DUNIA AKADEMIK

Sangat menarik pernyataan Murray & moore (2008 : ix) tentang hakikat dan makna menulis
dalam dunia akademis seperti berikut. Mereka menyatakan bahwa jika anda seorang akademisi,
kemungkinan besar pengembangan karier anda ditentukan oleh apa yang anda tulis.
Proses menulis yang tidak jujur dan tidak terus terang kepada sumber atau informan membuat
perasaan tidak nyaman kepada banyak orang. Artinya, ada sejumlah etika akademik yang harus
dipatuhi oleh seorang penulis dalam menghasilkan sebuah tulisan. Seorang akademisi akan
dihargai apabila mengedepankan perilaku – perilaku etis, seperti :
1. Berintegritas akademik
2. Transparan
3. Jujur dan lurus hati
4. Bertanggung jawab
C. STANDAR ETIKA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

Etika adalah norma atau standar aturan perilaku yang membahas secara

kritis (critical), rasional (rational), dan sistematis (systematic) tentang moral

serta mengarahkan moral tersebut untuk memilih perilaku kita sendiri dan

hubungannya dengan yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Cooper dan

Schindler sebagai berikut (2011: 32).

Ethics are norms or standards of behavior that guide moral choices


about our behavior and or relationships with others.

Banyak para ahli berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat

tentang perilaku manusia yang memandangnya dari baik dan buruknya

perilaku tersebut. Acap kali etika dan moral diperlakukan sebagai istilah yang

sinonim walaupun sebenarnya terdapat perbedaan. Etika adalah filsafat

moral yang membahas norma yang menentukan standar aturan perilaku

manusia dalam hidupnya, sedangkan moral adalah sistem nilai tentang

bagaimana kita hidup sebagai manusia. Etika adalah pembahasan teoretis

tentang nilai yang berlaku, sedangkan moral adalah penilaian atas perbuatan

yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Gandhi sebagai berikut


(2011: 54).
Dengan memanfaatkan pandangan oliver (2003) dan loue(2002) berikut dikemukakan berbagai
isu etika akademik yg harus diperhatikan oleh seorang mahasiswa dosen dan oeneliti serta orang-
orang yang terkait denga dunia penelitian.
1. ISU ETIKA BAGI PENELITIAN SECARA UMUM
a. Penelitian harus bebas sari pengendalian(control) dan kendala(constraint)dari
orang atau lembaga lain ,sementara kepercayaan dalam penelitian memerlukan
penerapan tanggung jawab oleh peneliti dan lembaga penelitian.
b. Penilitian harus dilakukan sesuai dengan norma etika penelitian
c. Pengetahuan adalah harta dan benda kolektif yang memiliki nilai kontributif secara
akumulatif.
d. Data pribadi yang dapat diterima yang dikumpulkan untuk tujuan penelitian tertentu
tidak dapat digunakan secara otomatis untuk penelitian lain.
e. Bertindak dengan hati-hati saat melakukan penwlitian terhadap hal-hal yang sensitif
seperti orang yang meninggal atau konsep roh.
F. Apabila ada penelitian yang meneliti budaya lain, harus ada dialog yang adil dan
saling hormat dengan perwakilan budaya yang sedang dipelajari/diteliti itu.
g. Penelitian harus menghormati kebutuhan untuk melestarikan semua jenis monumen
atau sisa-sia dari monumen budaya.
2. ISU ETIKA BAGI PENELITI UTAMA
a. Penelitian diwajibkan untuk mematuhi sejumlah konversi norma etika penelitian
yang disepakati dan diakui bersama
b. Penelitian dilarang melakukan plagiasi yang nerupakan oelanggaran seriys terhadap
norma-norma etika penwlitian yang diakui
c. Penelitian harus mendasarkan pekerjaan meraka pada penghormatan mendasar
terhadap martabat manusia
d. Peneliti harus mengakui kebebasan individu dan kehidupan keluarga
e. Peneliti harus menunjukan rasa hormat terhadap nilai dan pandangan partisipasi
penelitian,paling tidak bila berbeda dari yang diterima secara umum oleh masyarakat
luas.
f. Peneliti harus seimbang dalam mengenali perbedaan budaya dan mengenali nilai
fundamental lainya dan ham secara umum
g. Peneliti harus mengamati secara teliti praktik publikasi yang baik,menghargai
kontribusi peneliti lain, dan mematuhi standar kepengarangan dan kerja sama yang
diakui
3. ISU ETIS BAGI HUBUNGAN PENELITI DAN PARTISIPAN LAIN YANG TERLIBAT
a. Peneliti harus memberi partisipan dengan informasi yang memadai tentang bidang
penelitian, tujuan penelitian, pihak-pihak yang mendanai proyek,pihak-pihak yang akan
menerima akses terhadap informasi dan tujuan penggunaan hasilnya, serta konsekuensi
dari partisipasinya dalam proyek penelitian
b. Peniti utama bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada partisipan tentang
batasan,harapan,dan persyaratan yang terkait dengan peran mereka sebagai (anggota)
peneliti
c. Peneliti utama tetap harus menjaga kerahasiaaan data pribadi dan kewajiban untuk
memberi tahu
d. Peneliti utama bertanggung jawab untuk memastikan bahwa partisipan tidak terkena
bahaya fisik yang serius dengan ketegangan(strain)berat atau tidak masuk akal lainya
akibat peneltian ini
e. Peneliti utama memiliki tanggung jawab yang khusus untuk menghormati kepentingan
kelompok yang rentan(tarhadapan kecaman,ejekan,kritikan atau cemoohan) sepanjang
keseluruhan proses penelitian
f. Semua peneliti diwajibkan untuk mengikuti praktik perujukan/pengutipan yang baik.
4. ISU ETIKA BAGI HUBUNGAN PENELITI DAN LEMBAGA PENELITIAN
a. peneliti dan lembaga peneliti bertanggung jawab untuk melestarikan kebebasan dan
kemandirian penelitian,terutama bila topik ini kontroversial atau bila pertimbangan
strategis atau komersial memberikan tekanan dan hambatan pada penelitian
b. Peneliti dan lembaga penelitian harus mengedepqnkan norma-norma untuk praktik
ilmiah yang baik
c. Peneliti dan lembaga penelitian berkewajiban untuk melaporkan dan
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan peran
d. Peneliti dan lembaga penelitian harus memastikan bajwa pendanaan dan
pengorganisasian peneliti tidak bertentangan dengan norma penelitian yang
terbuka,dapat diandalkan dan independen
e.peneliti dan lembaga penelitian diwajibkan menyebarkan pengetahuan ilmia ke
khalayak yang lebih luas diluar komunitas peneliti.
5. ISU ETIS TERKAIT LEMBAGA PENELITIAN
a. Lembaga penelitian harus menjamin bahwa penelitian yang dilakukan itu baik dan
bertanggung jawab dengan mwncegah kesalahan dan mengedepankan pedoman untuk
penelitian yang baik
b. Lembaga penelitian harus menciptakan kondisi untuk penyebaran penelitian yang
kebar dan luas yang ditandai dengan kualitas dan kualitas dan relevansi yang tinggi
c. Lembaga penelitian harus memfasilitasi kegiatan deseminasi
d. Lembaga penelitian menjamin penelitian untuk dapat memberikan kontribusi argumen
ilmiah untuk debat publik
e. Lembaga penelitian menjamin peneliti memiliki kewajiban khusus untuk melaporkan
hasilnya kembali kepada partisipan dengan cara yang dapat dipahami dan diterima

Anda mungkin juga menyukai