Laporan Praktikum Kimor II - Modul 6
Laporan Praktikum Kimor II - Modul 6
Laporan Praktikum Kimor II - Modul 6
PEMBUATAN ASPIRIN
Disusun Oleh:
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PEMBUATAN ASPIRIN
Disusun Oleh:
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2020/2021
BAB I
I.1 PRINSIP PERCOBAAN
Pembuatan aspirin berdasarkan prinsip reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan
asam asetat anhidrat.
TINJAUAN PUSTAKA
Aspirin merupakan nama lain dari asam asetil salisilat yang memiliki peranan
sangat besar dalam bidang farmasi yaitu sebagai obat yang berkhasiat anti piretik dan
analgenik. Senyawa aspirin ini tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, jadi
untuk memperolehnya perlu sintesa. Sintesa adalah reaksi kimia antara dua zat atau
lebih untuk membentuk suatu senyawa baru. Sintesis senyawa organic adalah sintesis
teknik preparasi senyawa yag dapat dianggap sebagai seni, salah satu senyawa
organik yang dapat disentesis adalah aspirin. Aspirin atau asetosal atau asam
asetilsalisilat adalah turunan dari senyawa asam salisilat yang diperoleh dari simplisia
tumbuhan Coretx salicis. [ CITATION Gra04 \l 1033 ]
Aspirin adalah salah satu jenis obat yang palin dikenal. Aspirin adalah obat
pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan
dalam bentuk bubuk(puyer). Dalam menyambut piala dunia FIFA 2006 di Jerman,
replica tablet aspirin raksasa di pajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka
Deutschland, land der Ideen (“Jerman, negeri berbagai ide”). Orang Romawi dan
Yunani kuno telah menggunakan sejenis aspirin yang diekstrak dari sejenis tumbuhan
sebagai analgesic (penghilang rasa sakit). Selain itu, aspirin juga dikenal sebagai
antipyretic (penurun demam), dan anti inflamasi. Penggunaan lain aspirin digunakan
untuk mencegah thrombus koroner dan thorombus vena-dalam berdasarkan efek
penghambat agregas trombosit. Laporan menunjukkan bahwa dosis aspirin kecil (325
mg/hari) yang diminum tiap hari dapat mengurangi incident infark miokard akut, dan
kematian pada penderita angina tidak stabil.
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah
analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan
untuk obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini merupakan standar dalam menilai
efek obat sejenis. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai
obat luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara sistemik, adalah ester salisilat dari
asam organik dengan substitusi pada gugus hidroksil, misalnya asetosal. Salisilat
merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan
anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik.
[ CITATION Gan95 \l 1033 ]
2.2 Pembuatan
Pembentukkan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah
nukleasi primer atau pembentukkan inti, yaitu tahap dimana kristal-kristal mulai
tumbuh namun belum mengendap. Tahap ini membutuhkan keadaan superjenuh dari
zat terlarut. Saat larutan didinginkan, pelarut tidak dapat menahan semua za-zat
terlarut, akibatnya molekul-molekul yang lepas dari pelarut saling menempel dan
mulai tumbuh menjadi inti kristal. Semakin banyak inti-inti yang bergabung, maka
akan semakin cepat pula pertumbuhan kristal tersebut.Tahap kedua setelah nukleasi
primer adalah nukleasi sekunder. Pada tahap ini petumbuhan kristal semakin cepat,
yang ditandai dengan saling menempelnya inti-inti menjadi kristal-kristal
padat[ CITATION Aus84 \l 1033 ]
2.4 Sifat Aspirin
Sifat-sifat aspirin :
Sifat kimia :
Berbentuk serbuk Kristal, berwarna putih, tidak berbau, rasa pahit, berat molekul
180.2 g/mol, titik didih: 140o C, gratvitasi khusus: 1.35 (air.1), sedikit larut dalam air
(0.25 g/100 ml pada suhu 150C). Rumus molekul: C9H8O4.
Toksikologi :
PROSEDUR PERCOBAAN
- Labu ukur
- Penangas air
- Termometer
- Pompa filter
- KertasSaring
- Gelas ukur
- Pipet ukur
- Asam salisilat
- Asetat anhidrida
- Asam sulfat
- Alcohol
- Aquadest
- Fecl3
1. Kedalam 2 tabung reaksi yang terpisah larutkan sedikit Kristal asam salisilat
dan sedikit demi sedikit Kristal aspirin kedalam 1 ml methanol
2. Tambahkan reagen FeCl3
3. Amati hasilnya masing masing
BAB IV
4.2 Perhitungan
Diketahui :
Jawab :
10 gram
= 138.12
= 0.072 gram
Berat teoritis aspirin = mol aspirin x BM aspirin
= 0.072 x 180.2
= 13.04 gram
% Rendemen Kristal
17.05
¿ x 100 %=130.7 %
13.04
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mensintesis aspirin. Dasar dari pembuatan
aspirin adalah asetilisasi antara asam salisilat dengean asam asetat anhidrida.
Penggunaan asam asetat anhidrida bertujuan agar reaksi yang terjadi lebih maksimal
dan irreversible, sehingga aspirin dapat juga maksimal.
Pembuatan Aspirin
Kemudian kami menyaring kristal. Kristal ini yang kami dapat bewarna putih
menyerupai jarum. Setelah dilakukan pengeringan dan penimbangan rendemen yang
kami peroleh adalah 130.7%.
Karena asam salisilat dan aspirin adalah senyawa yang mengandung fenol maka
rekasi dengan FeCL akan menghasilkan warna ungu. Hal ini menunjukan bahwa telah
terbentuk senyawa kompleks dari Fe3+ dengan fenol. Fenol merupakan senyawa
yang mengandung gugus hidroksil yang terikat pada karbon tak jenuh, sehingga dapat
bereaksi dengan besi (III) kloridamenhasilkan larutan berwarna.
1. Asam salisilat yang ditambah FeCl3 berwarna ungu. Hal ini menunjukan asam
salisilta mengandung gugus fenol.
2. Kristal Aspirin yang ditambah FeCl berwarna ungu, Hal ini menunjukan
bahwa aspirin mengandung asam salisilat.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu aspirin dibuat dengan cara asetilasi yakni
mereaksikan asam salisilat dengan asetat Anhidrida menggunakan asam sulfat pekat
sebagai katalis.
Hasil rekristalisasi aspirin dalam pratikum berwujud kristal. Berat aspirin yang
didapatkan dari percobaan yaitu 13.04 gram dengan rendemen sebesar 130,7 %.
Berat zat akhir lebih berat dari berat teoritis disebabkan karena zat belum murni
sepenuhnya, masih terdapat pengotor pada rendemen.
Pada uji fenol dengan FeCl3 didapatkan hasil berwarna ungu yang dapat disimpulkan
zat yang diuji positif mengandung Gugus fenol.
5.2 Saran
VII. LAMPIRAN