Partnership 1
Partnership 1
Partnership 1
1. Pendahuluan
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah untuk membentuknya
dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan keterampilan mereka
dalam suatu usaha bersama tertentu. Persekutuan menyiapkan laporan keuangan bertujuan umum
harus mengadopsi SAK-ETAP untuk pencatatan akuntansinya, kemudian membuat laporan keuangan
dari pencatatan tersebut. Persekutuan harus membuat laporan keuangan untuk pihak eksternal
karena hubungan mereka dengan bank/kreditor, maka mereka harus mengadopsi SAK-ETAP.
Kebanyakan persekutuan tidak diwajibkan untuk memiliki untuk memiliki audit atas laporan
keuangan tahunannya.
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau Undang-undang terkait
dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut menjelaskan hak-hak setiap
sekutu/partner dan kreditor pada tahap pembuatan, operasi, dan likuidasi persekutuan. Dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
Indonesia tertera definisi hak dan tanggung jawab sekutu/partner dengan sekutu yang lain dan
kreditor dari persekutuan.
3. Definisi Persekutuan
“Persekutuan/ perseroan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk
menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi
antara mereka”.
4. Pembentukan Persekutuan
Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang yang
berjabat tangan atau bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak di atas kertas yang disebut
akta pendirian persekutuan. Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian pendirian, dan para sekutu
sangat disarankan untuk memiliki perjanjian tertulis secara formal untuk menghindari potensi konflik
yang mungkin timbul selama pengoperasian usaha. Perjanjian persekutuan harus mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu seperti hak manajemen dari
masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara, dan metode akuntansi.
5. Jenis –Jenis Persekutuan Terbatas
a. Limited Partnership (LP) : terdapat setidaknya satu sekutu umum dan satu atau lebih sekutu
terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan dan
memiliki tanggung jawab manajemen. Sekutu terbatas bertanggung jawab hanya sampai
dengan kontribusi modal, tidak memiliki wewenang manajemen.
b. Limited Liablity Partnership (LLP) adalah salah satu persekutuan yang tiap-tiap sekutu
memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum/terbatas
,sehingga tiap-tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu umum, tetapi dengan
kewajiban hukum terbatas ( sekutu dlm LLP tidak bertanggung jawab secara personal atas
kewajiban persekutuan)
c. Limited Liability Limited Partnership (LLLP) setiap sekutu hanya bertanggung jawab atas
kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan yang
dilakukan sekutu lain dalam kegiatan usaha normal.
Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang tepat terhadap
aset dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Aset yang dikontribusikan harus
dinilai pada nilai wajarnya, yang mungkin membutuhkan jasa penilai atau teknik penilai lainnya.
Liabilitas yang diasumsikan oleh persekutuan harus dinilai sebesar nilai sekarang.
Contoh:
Aldi pemilik tunggal, telah mengembangkan perangkat lunak untuk berbagai jenis komputer. Berikut
adalah saldo akun pada tanggal 31 Desember 20x0.
Kas 3.000.000 Liabilitas 10.000.000
Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000
Peralatan 20.000.000
Dikurangi: Akumulasi Penyusutan (5.000.000)
Total Aset 25.000.000 Total Liabilitas & Modal 25.000.000
Aldi membutuhkan bantuan teknis tambahan untuk meningkatkan penjualan dan menawarkan
kepada Bayu sebuah kepentingan dalam bisnis tersebut. Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk
persekutuan. Bisnis Aldi telah diaudit dan dinilai aset netonya. Hasil audit dan penilaian menyatakan
bahwa liabilitas sebesar Rp. 1.000.000 tidak dicatat, persediaan memiliki nilai pasar sebesar
Rp. 9.000.000 dan peralatan memiliki nilai wajar sebesar Rp. 19.000.000
Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangi perjanjian persekutuan yang mencakup semua
kebijkan operasi yang signifikan. Bayu akan berkontribusi uang tunai sebesar Rp. 10.000.000 untuk
sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih semua usaha Aldi dan mengaggap
sebagai hutang.
Jurnal untuk mencatat kontribusi modal awal pada pembukuan persekutuan adalah sebagai berikut:
1 Januari 20X1
(1) Kas 13.000.000
Persediaan 9.000.000
2
Peralatan 19.000.000
Liabilitas 11.000.000
Modal, Aldi 20.000.000
Modal Bayu 10.000.000
7. Akun Sekutu
7.1 Akun Modal
Investasi awal dari para sekutu, kontribusi modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau kerugian,
dan penarikan modal oleh sekutu dicatat dalam akun modal para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu
akun modal, yang biasanya bersaldo kredit. Dalam keadaan tertentu, akun modal seorang sekutu
bisa bersaldo debit, disebut juga dengan defisiensi/defisit yang terjadi karena kerugian dan
penarikan dan penarikan modal seorang sekutu melebihi kontribusi modal dan pembagian
keuntungan.
Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode bersangkutan dengan
perjanjian persekutuan. Jika tidak ada dalam perjanjian, Bab VIII, Bagian II Pasal 163 KUH Per
menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai
dengan jumlah yang dikontribusi ke persekutuan. Hampir semua persekutuan memiliki perjanjian
alokasi laba atau rugi.
Ada berbagai macam rencana distribusi laba di dunia usaha. Hal ini menjadi tanggung jawab
akuntan untuk mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas
seberapa sederhana atau kompleksnya perjanjian tersebut. Distribusi laba serupa dengan deviden
untuk korporasi. Sebagian besar persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi
sebagai berikut:
1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio)/ Rasio pembagian laba Arbiter
3
2. Bunga atas saldo modal (interest on capital balance)
3. Gaji kepada sekutu
4. Bonus kepada sekutu
Ilustrasi Alokasi Laba
Selama tahun 20X1, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp. 45.000.000 dan beban
Rp 35.000.000 sehingga menghasilkan laba Rp. 10.000.000 pada tahun tersebut. Aldi mengelola
saldo modal sebesar Rp 20.000.000 selama tahun berjalan, tetapi investasi modal Bayu selama tahun
berjalan berubah-rubah sebagai berikut.
Para sekutu setuju untk membagi laba atau rugi dengan rasio 60% untuk Aldi dan 40% untu Bayu.
Beberapa perjanjian persekutuan menyatakan perbandingan ini sebagai raso 3:2. Tabel berikut ini
menggambarkan bagaimana laba neto didistribusikan menggunakan rasio pembagian laba 3:2
Aldi Bayu Total
Persentase pembagian laba 60% 40% 100%
Laba neto 10.000.000
Alokasi 60:40 6.000.000 4.000.000
Total 6.000.000 4.000.000
Distribusi aktual diselesaikan dengan menutup akun ikhtisar laba rugi. Selain itu, akun penarikan
ditutup ke akun modal pada akhir periode.
31 Desember 20X1
Modal Bayu 4.000.000
Penarikan-Bayu 4.000.000
(menutup akun penarikan oleh Bayu)
Pendapatan 45.000.000
Beban 35.000.000
Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000
(menutup pendapatan dan beban)
Kas 500,000
Modal, Bayu 500.000
4
(Investasi tambahan oleh Bayu)
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika bunga atas saldo modal dimasukan dalam rencana
distribusi laba, jumlah yang didistribusikan dapat berbeda secara signifikan tergantung pada apakah
bunga dihitung dari saldo awal, saldo akhir modal atau rata-rata saldo modal selama satu periode.
Sebagian besar provisi untuk bunga atas modal menyatakan bahwa harus menggunakan modal rata-
rata tertimbang. Metode ini secara eksplisit mengakui rentang waktu untuk setiap tingkat modal
yang digunakan selama periode berjalan. Misalnya, Saldo modal rata-rata tertimbang Bayu untuk
tahun 20X1 dihitung sebagai berikut.
Jika Aldi dan bayu setuju untuk mengenakan bunga sebesar 15% pada saldo modal rata-rata
tertimbang dengan sisa laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40 , maka distribusi laba
10.000.000 akan dihitung sebagai berikut:
8.3 Gaji
Gaji untuk para sekutu biasanya dimasukan sebagai bagian dari rencana distribusi laba untuk
mengakui dan mengompensasi atas jumlah yang berbeda dari jasa yang diberikan masing-masing
sekutu kepada persekutuan. Untuk menghitung gaji para sekutu, asumsikan bahwa perjanjian
persekutuan memberikan gaji kepada Aldi sebesar Rp. 2.000.000 dan Bayu sebesar Rp. 5.000.000.
Sisanya akan didistribusikan dengan rasio pembagian laba rugi 60:40. Distribusi laba dihitung sebagai
berikut:
5
Alokasi 60:40 1.800.000 1.200.000 (3.000.000)
Total 3.800.000 6.200.000 0
8.4 Bonus
Bonus terkadang digunakan sebagai cara untuk memberikan kompensasi tambahan kepada sekutu
yang menyediakan jasa kepada persekutuan. Bonus biasanya dinyatakan dalam persentase dari laba
sebelum atau setelah bonus. Sering kali perjanjian persekutuan mensyaratkan laba minimum yang
harus diperoleh sebelum bonus dibagikan. Misalnya, bonus 10% dari laba akan dikredit pada akun
modal Bayu jika laba melebihi 5.000.000 sebelum mendistribusikan sisa laba.Dalam kasus 1, bonus
dihitung sebagai persentase dari laba sebelum dikurangi bonus. Dalam kasus 2 bonus dihitung
sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus.
Kasus I
Bonus = X% (NI-MIN)
Dimana: X% = persentase bonus
NI = Laba neto sebelum bonus
MIN = Jumlah minimum laba sebelum bonus
Bonus = 0,10 (10.000.000-5.000.000) = 500.000
Kasus II
Bonus = X% (NI-MIN-Bonus)
B= 0,1 (10.000.000-5.000.000-Bonus)
B= 0,1 (5.000.000-Bonus)
B= 500.000-0,10 Bonus
1,1 Bonus = 500.000
Bonus = Rp. 454,545
Distribusi laba neto berdasarkan pada kasus II dihitung sebagai berikut:
6
Persentase laba 60% 40% 100%
Modal rata-rata 20.000.000 8.000.000
Laba neto: Rp.10.000.000
Langkah 1:
Bunga atas modal rata-rata (15%) 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
Sisa setelah langkah 1 5.800.000
Langkah 2:
Gaji 2.000.000 5.00.000 (7.000.000)
Defisiensi setelah langkah 2 (1.200.000)
Langkah 3:
Bonus (500.000) (500.000)
Defisiensi setelah langkah 3 (1.700.000)
Langkah 4:
Alokasi 60:40 (1.020.000) (680.000) 1.700.000
Total 3.980.000 6.020.0000 0
Sebuah persekutuan merupakan entitas pelaporan terpisah untuk tujuan akuntansi, dan ada tiga
laporan keuangan- laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas yang biasanya
disusun pada akhir periode pelaporan. Selain ketiga laporan keuangan dasar, laporan modal sekutu
biasanya disiapkan untuk menyajikan perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode berjalan
contohnya sebagai berikut:
Persekutuan AB
Laporan Modal Sekutu
Untuk tahun yang Berakhir pada 31 Desember 20x1
Aldi Bayu Total
Saldo 1 Jan 20x1 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Ditambah:
Investasi tambahan 500.000 500.000
Distribusi laba neto 3.980.000 6.020.000 10.000.000
23.980.000 16.520.000 40.500.000
Dikurangi :penarikan (4.000.000) (4.000.000)
Saldo 31 Des 20x1 23.980.000 12.520.000 36.500.000
Latihan Soal
Diminta:
Buatlah skedul pembagian laba dengan mengasumsikan laba persekutuan adalah a) 80.000.000 dan b)
20.000.000. Jika tidak ada perjanjian persekutuan, apakah KUHP Per menetapkan persentase distribusi laba
atau rugi?
7
Soal 2 ( Pembagian Laba-Bunga atas Saldo Modal)
Lolita dan Rima adalah sekutu. Akun modal mereka selama tahun 20X1 adalah sbb:
Modal Lolita
23/8 6.000.000 1/1 30.000.000
¾ 8.000.000
31/10 6.000.000
Modal Rima
5/3 9.000.000 1/1 50.000.000
6/7 7.000.000
7/10 5.000.000
Laba neto persekutuan selama tahun ini adalah 50.000.000. Perjanjian persekutuan menetapkan pembagian
laba sbb:
1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 8% bunga atas modal rata-rata mereka
2. Sisa laba atau rugi akan dibagi sama rata
Diminta :
Buatlah skedul distribusi laba untuk keduanya!
8
Sisa (jika negatif) 50% 50%
Diminta:
a. Buatlah skedul yang menyajikan distribusi laba neto persekutuan untuk tahun 20X5!
Tunjukkan perhitungan pendukung dengan rapi.
b. Buatlah laporan modal sekutu per 31 Des 20X5
c. Bagaimana pengaruh terhadap jawaban bagian a, jika semua ketentuan dari rencana
distribusi laba sama seperti semula kecuali gaji untuk aprilia menjadi 30.000.000 dan gaj
untuk jaka menjadi 35.000.000
Diminta:
a. Gaji untuk Eka, Norman dan Wanti masing-masing adalah 15.000.000, 20.000.000, dan
18.000.000. Eka menerima bonus sebesar 5% dari laba neto setelah dikurangi bonus yang
diterimanya. Bunga 10% dari saldo akhir modal. Eka , Norman dan Wanti membagi sisa laba
dengan rasio 3:3:4. Laba neto tahun ini adala 78.960.000
b. Bunga 10% dari saldo modal rata-rata tertimbang. Gaji untuk Eka, Norman dan Wanti
masing-masing 24.000.000, 21.000.000, dan 25.000.000. Norman menerima bonus sebesar
10% dari laba neto setelah dikurangi bonus dan gajinya. Sisa laba akan dibagi sama besar.
Laba neto tahun ini adalah 68.080.000
c. Wanti menerima bonus 20% dari laba neto setelah dikurangi bonus dan gaji, gaji
Eka,Norman dan Wanti masing-masing 21.000.000, 18.000.000, dan 15.000.000. Bunga 10%
dari saldo awal modal. Eka, norman dan wanti membagi sisa laba dengan rasio 8:7:5. Laba
neto tahun ini adalah 92.940.000
1/4 5.000.000
9
Modal Denisa
1/9 22.500.000
Diminta:
Untuk setiap situasi independen berikut, buatlah skedul distribusi laba!
a. Bunga didasarkan atas saldo modal rata-rata tertimbang. Bonus 5% berdasarkan laba neto
setelah dikurangi bonus. Pada tahun 20X3 laba neto 64.260.000. Sisa laba akan dibagi antara
Lulu dan Denisa dengan rasio 3:2
b. Bunga didasarkan atas saldo akhir modal setelah dikurangi gaji, yang biasanya diambil para
sekutu sepanjang tahun berjalan. Bonus sebesar 8% dan dihitung berdasarkan laba neto
setelah dikurangi bonus dan gaji. Laba neto tahun ini adalah 108.700.000. Sisa laba akan
dibagi sama rata diantara para sekutu.
c. Bunga didasarkan atas saldo awal modal. Bonus sebesar 12,5% dan dihitung berdasarkan
laba neto setelah dikurangi bonus. Laba neto tahun ini adalah 76.950.000. Sisa laba akan
dibagi antara Lulu dan Denisa dengan rasio 4:2
10