Penggerek Batang Padi Print

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KONSULTASI DI BIDANG PERTANIAN SECARA


KONSTITUSI/ KELOMPOK

1. Nama Petani : Wayan Semiarta


2. Jabatan : Anggota Kelompok Tani Karya Mertasari
3. Alamat : Desa Boilan
4. Hari / Tanggal : Selasa, 21 Juli 2020
5. Permasalahan : Belum Memahami Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang
Padi Secara Tepat

Petani

Wayan Semiarta
I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Hama merupakan organisme penginfeksi tanaman yang menimbulkan kerusakan
sehingga berdampak pada penurunan hasil pertanian. Penurunan hasil pertanian
yang ditimbulkan oleh hama memiliki kisaran yang bervariasi, mulai dari penurunan
hasil panen yang tidak terlalu singifikan sampai tahap paling parah, yaitu gagal
panen. Salah satu jenis hama yang sering menyebabkan kerugian parah terhadap
hasil pertanian adalah penggerek batang padi.
Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang palig sering menyerang
tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama ini menyerang
tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai
generatif. Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang secara
umum ada 2 jenis, yaitu sundep dan beluk.
Untuk gejala sundep, serangan dimulai dengan larva ngengat merusak tanaman
padi sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan) dan gejalanya mulai
terlihat ketika tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam. Selanjutnya
setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur dan meletakkannya pada batang
tanaman padi, dan selang 4-5 hari telur akan menetas sekaligus merusak sistem
pembuluh tanaman yang terdapat pada batang padi. Dampak visualnya yaitu pucuk
batang padi menjadi kering kekuningan serta mudah dicabut. Sedangkan untuk
gejala beluk, serangannya terjadi pada fase generatif (masa pembentukkan malai).
Dampak serangan yang ditimbulkan menyebabkan bulir padi menjadi hampa akibat
proses pengisian bijinya tidak berjalan sempurna karena kerusakan pada pembuluh
batang padi. Kerugian hasil yang disebabkan oleh gejala beluk berkisar 1-3%
dengan rata-rata 1,2%.
Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif
dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi
pada stadium vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat
kerusakan oleh penggerek batang padi sampai 30%. Serangan pada stadium
generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang disebut beluk
(whiteheads). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar
1-3% atau rata-rata 1.2%.
Di Indonesia telah di temukan  enam jenis penggerek batang padi yang terdiri
dari penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas (Walker), penggerek
batang padi putih Scirpophaga innotata (Walker), penggerek batang padi
bergaris Chilo suppressalis (Walker), penggerek batang padi kepala hitam Chilo
polychrysus Meyrick, penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon
(kelima spesies tersebut termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae), dan
penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens (Walker) (spesies ini
termasuk ordo Lepidoptera dan famili Noctuidae). 
Dari enam spesies tersebut hanya empat spesies yang banyak ditemukan
sebagai hama utama padi yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang
padi putih, penggerek batang padi bergaris, dan penggerek batang padi merah
jambu. Penggerek batang padi kepala hitam dan penggerek batang padi berkilat
jarang ditemukan karena populasinya rendah. Setiap spesies penggerek batang
padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun
hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman padi serta
kerusakan yang ditimbulkannya.

b. Tujuan
Konsultasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku utama
tentang cara penggendalian hama penggerek batang padi.

c. Rumusan
Pelaku utama belum memahami cara pengendalian hama penggerek batang
dengan tepat.
II. METODE KONSULTASI

a. Gambaran Tentang Responden dan Usahatani-nya


Responden merupakan salah satu petani yang ada di Desa Boilan yang sangat aktif
baik di tingkat kelompok maupun di tingkat Desa, dengan usia yang tergolong tidak
muda lagi (47 Thn), tetapi niat untuk mengembangkan diri begitu besar, sehingga
berbagai macam cara dilakukan untuk mendapatkan informasi terutama tentang cara
budidaya padi sawah yang baik dan benar.

b. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan konsultasi dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2020, bertempat di rumah
responden

c. Teknik Pemberian Konsultasi


Konsultasi dilakukan dengan metode diskusi dan praktek.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil (saran yang akan dilaksakan oleh petani)


Dari hasil diskusi yang dilakukan bersama responden, ada beberapa saran yang di
harapkan bisa ditindak lanjuti oleh responden, yaitu :
- Pengendalian hama penggerek batang sebaiknya dilakukan pada sore hari, hal ini
dikarenakan aktivitas hama terjadi pada malam hari.
- Pengendalian secara kimiawi, sebaiknya dilakukan apabila telah terjadi serangan
diatas ambang ekonomi.
- Penggunaan insektisida sebaiknya yang bersifat sistemik.

b. Pembahasan (acuan teori, kerangka teori untuk pemecahan masalah)


Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan metode atau strategi
guna mengatasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya
meningkatkan produksi padi. Salah satu hama yang konsen diamati adalah penggerek
batang padi. Hal itu disebabkan hama ini yang paling sering menyerang tanaman padi
dengan intensitas serangan sampai 90%.
Hama penggerek batang padi merupakan hama penting yang perlu dipantau dan
dikendalikan karena intensitas serangannya cukup tinggi, khususnya Jawa Barat dan
Jawa Tengah. Strategi yang ampuh untuk mengendalikan hama penggerek adalah
mengimplementasikan triangle strategy, yaitu menerapkan SOP pengendalian
penggerek dengan benar, membangun kebersamaan pengendalian di masyarakat, dan
dukungan kebijakan dan komitmen pemerintah pusat maupun daerah. Penerapan SOP
pengendalian penggerek batang padi harus menerapkan ambang ekonomi terbaru
berdasarkan monitoring populasi ngengat menggunakan lampu perangkap, empat hari
setelah penerbangan ngengat pertama. Perlu ditegaskan bahwa pengendalian hama
penggerek tidak lagi menggunakan ambang ekonomi lama berdasarkan intensitas
serangan, karena saat ambang tercapai sudah terjadi kehilangan hasil yang cukup
tinggi, sebelum aplikasi.
upaya pengendalian OPT perlu dilakukan untuk mencegah kerugian akibat
serangan penggerek batang. Adapun cara-cara pengendalian hama penggerek batang
padi yaitu :
a. Pengaturan Pola Tanam
- Melakukan penanaman secara serentak dalam areal penanaman yang luas
agar tanaman padi berada pada fase yang sama sehingga perkembangan
serta penyebaran sumber hama di lapangan dapat ditekan.
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus
siklus hidup hama.
- Pengelompokkan persemaian yang bertujuan untuk memudahkan upaya
pengumpulan telur penggerek batang secara masal.
b. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
- Secara fisik dapat dilakukan dengan penyabitan tanaman serendah mungkin
sampai permukaan tanah pada saat panen dan ketika lahan disingkal. Usaha
tersebut dapat diikuti dengan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami
cepat membusuk sehingga larva mati.
- Secara mekanik dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok telur
penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan
ngengat dengan menggunakan lampu perangkat.
c. Pengendalian Hayati
- Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun pathogen
- Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara
semprotan.
d. Pengendalian Secara Kimiawi
- Menggunakan aplikasi insektisida sistemik saat tanaman padi berumur 2-3
minggu.
IV. PENUTUP

a. Kesimpulan

Dengan adanya konsultasi ini, petani lebih memahami tentang cara pengendalian hama
penggerek batang yang tepat.

b. Saran
Diharapkan dari hasil konsultasi ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
petani.

Anda mungkin juga menyukai