Penggerek Batang Padi Print
Penggerek Batang Padi Print
Penggerek Batang Padi Print
Petani
Wayan Semiarta
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Hama merupakan organisme penginfeksi tanaman yang menimbulkan kerusakan
sehingga berdampak pada penurunan hasil pertanian. Penurunan hasil pertanian
yang ditimbulkan oleh hama memiliki kisaran yang bervariasi, mulai dari penurunan
hasil panen yang tidak terlalu singifikan sampai tahap paling parah, yaitu gagal
panen. Salah satu jenis hama yang sering menyebabkan kerugian parah terhadap
hasil pertanian adalah penggerek batang padi.
Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang palig sering menyerang
tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama ini menyerang
tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai
generatif. Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang secara
umum ada 2 jenis, yaitu sundep dan beluk.
Untuk gejala sundep, serangan dimulai dengan larva ngengat merusak tanaman
padi sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan) dan gejalanya mulai
terlihat ketika tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam. Selanjutnya
setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur dan meletakkannya pada batang
tanaman padi, dan selang 4-5 hari telur akan menetas sekaligus merusak sistem
pembuluh tanaman yang terdapat pada batang padi. Dampak visualnya yaitu pucuk
batang padi menjadi kering kekuningan serta mudah dicabut. Sedangkan untuk
gejala beluk, serangannya terjadi pada fase generatif (masa pembentukkan malai).
Dampak serangan yang ditimbulkan menyebabkan bulir padi menjadi hampa akibat
proses pengisian bijinya tidak berjalan sempurna karena kerusakan pada pembuluh
batang padi. Kerugian hasil yang disebabkan oleh gejala beluk berkisar 1-3%
dengan rata-rata 1,2%.
Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif
dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi
pada stadium vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat
kerusakan oleh penggerek batang padi sampai 30%. Serangan pada stadium
generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang disebut beluk
(whiteheads). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar
1-3% atau rata-rata 1.2%.
Di Indonesia telah di temukan enam jenis penggerek batang padi yang terdiri
dari penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas (Walker), penggerek
batang padi putih Scirpophaga innotata (Walker), penggerek batang padi
bergaris Chilo suppressalis (Walker), penggerek batang padi kepala hitam Chilo
polychrysus Meyrick, penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon
(kelima spesies tersebut termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae), dan
penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens (Walker) (spesies ini
termasuk ordo Lepidoptera dan famili Noctuidae).
Dari enam spesies tersebut hanya empat spesies yang banyak ditemukan
sebagai hama utama padi yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang
padi putih, penggerek batang padi bergaris, dan penggerek batang padi merah
jambu. Penggerek batang padi kepala hitam dan penggerek batang padi berkilat
jarang ditemukan karena populasinya rendah. Setiap spesies penggerek batang
padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun
hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman padi serta
kerusakan yang ditimbulkannya.
b. Tujuan
Konsultasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku utama
tentang cara penggendalian hama penggerek batang padi.
c. Rumusan
Pelaku utama belum memahami cara pengendalian hama penggerek batang
dengan tepat.
II. METODE KONSULTASI
a. Kesimpulan
Dengan adanya konsultasi ini, petani lebih memahami tentang cara pengendalian hama
penggerek batang yang tepat.
b. Saran
Diharapkan dari hasil konsultasi ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
petani.