Laporan Pendahuluan Ami
Laporan Pendahuluan Ami
Laporan Pendahuluan Ami
Disusun Oleh:
SN. 152052
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
AKUT MIOCARD INFARK
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
berkurang. ( Brunner & Sudarth, 2010 ).
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke
otot jantung terganggu. (Suyono, 2011).
2. Etiologi
a. Faktor penyebab :
Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3
faktor :
1) Faktor pembuluh darah :
• Aterosklerosis.
• Spasme
• Arteritis
2) Faktor sirkulasi :
• Hipotensi
• Stenosos aurta
• Insufisiensi
3) Faktor darah :
• Anemia
• Hipoksemia
• Polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
Aktifitas berlebihan
Emosi
Makan terlalu banyak
hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
Kerusakan miocard
Hypertropimiocard
Hypertensi diastolic
d. Faktor Predisposisi
1) Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
usia lebih dari 40 tahun
jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada
wanita meningkat setelah monopause
hereditas
Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2) Faktor resiko yang dapat diubah :
a) Mayor :
Hyperlipidemia
hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b) Minor
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.(Kasuari, 2012).
3. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
a. Nyeri :
Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus
tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan
abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai
nyeri tidak tertahankan lagi.
Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya
lengan kiri).
b. Pemeriksaan Enzim jantung
1) CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara
4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam
36-48 jam.
2) LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
3) AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam,
memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
c. Perubahan EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T
tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen
ST.Perubahan yang terjadi kemudian adanya gelombang Q/QS
yang menandakan adanya nekrosis. (Suyono, 2011)
4. Komplikasi
Aritmia ; ekstra sistol, bradikardia, AV block, takikardia, dan
fibrilasi ventrikel
Gagal jantung dan edema paru
Shock
Ruptur miokard
Henti Jantung Nafas ( Cardio Pulmonary Arrest ). (Corwin, E. J.
2007).
5. Patofisiologi dan Pathway
Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian terbesar ventrikel kiri,
septum dan atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi
diafragmatik ventrikel kiri, sedikit bagian posterior septum, dan
ventrikel serta atrium kanan. Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh
arteri koroner kanan daripada kiri ( cabang sirkumfleks ). Nodus AV
90 % diperdarahi oleh arteri kanan dan 10 % dari sisi kiri ( cabang
sirkumfleks ). Kedua nodus SA dan AV juga mendapat darah dari
arteri Kugel. Jadi jelaslah obstruksi arteri koroner kiri sering
menyebabkan infark anterior, dan obstruksi arteri koroner kanan
menyebabkan infark. Tetapi bila obstruksi telah terjadi dibanyak
tempat dan kolateral – kolateral telah terbentuk, lokasi infark mungkin
tidak dapat dicerminkan oleh pembuluh asal mana yang terkena. AMI
sulit dikenali pada 24 – 48 jam pertama, setelah ini serat – serat
miokard membengkak dan nuklei menghilang. Di tepi infark dapat
terlihat perdarahan dan bendungan. Dalam beberapa hari pertama
daerah infark akut sangat lemah. Secara histologis penyembuhan
tercapai sekurang – kurangnya setelah 4 minggu, namun pada
umumnya setelah 6 minggu.
Proses terbentuknya plaque ( aterosklerosis ) banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, terutama kebiasaan hidup yang jelek, antara lain :
Merokok, makan berlebihan ( obesitas ), latihan fisik yang kurang,
pengaruh psikososial, pada diit rendah serat, asupan natrium, alcohol.
Dari hal – hal tersebut di atas akan menimbulkan penumpukan lemak
yang berlebihan, sehingga akan terbentuk kolesterol. Bila aktivitas
manusia rendah, kolesterol ini akan menumpuk di dalam lumen arteri
koronaria dan terbentuklah plaque ( aterosklerosis ). Plaque ini
semakin lama semakin menebal dan bisa sampai menutupi pembuluh
darah koroner, sehingga jantung tidak mendapatkan suplai O2 dan
nutrisi, yang hasilinya akan terjadi infark miokard akut, gejala yang
paling sering muncul adalah adanya nyeri dada. (Corwin, E. J. 2007).
Pathway
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri kononaria
Kerusakan
pertukaran Timbunan asam laktat Nyeri Integritas membrane sel berubah
gas Meningkat
Penurunan Curah
Gagal jantung
jantung
Kelebihan volume
Nyeri Oedema cairan
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
2) Airways
Sumbatan atau penumpukan secret
Wheezing atau krekles
3) Breathing
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
4) Circulation
Nadi lemah , tidak teratur
Takikardi
TD meningkat / menurun
Edema
Gelisah
Akral dingin
Kulit pucat, sianosis
Output urine menurun
b. Pengkajian Sekunder.
Full Set of Vital Sign ( F )
Berisi pengkajian TTV (TD, Nadi, Suhu, RR dan saturasi O2)
Give Comfort Measure ( G ) Berisi pengkajian Nyeri ( P, Q, R, S,
T)
History and Head to Toe ( H )
1) History ( menggunakan prisip SAMPLE )
S : Subyektif ( Keluhan Utama )
A : Allergies ( Adakah alergi terhadap makanan atau obat -
obatan tertentu )
M : Medication ( Obat-obatan yang dikonsumsi )
P : Past Medical History ( Riwayat penyakit )
L : Last Oral intake ( masukan oral terakhir , apakah benda
padat atau cair )
E : Event ( Riwayat masuk Rumah sakit )
2) Head to Toe
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Ektremitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri
b. Gangguan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-
faktor listrik, penurunan karakteristik miokard.
d. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran
darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran
alveolar-kapiler
3. Perencanaan Keperawatan
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan langkah akhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang di sengaja
dan terus-menerus dengan melibatkan Pasien, perawat, dan anggota
tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi
keperawatan adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Carolyn M. Hudak. 2011. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII.
Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2002. Brunner and Suddarth’s textbook of medical –
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC.
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2005. Pathophysiology: Clinical concept of disease
processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC.
Suyono, S, et al. 2011. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit. FKUI.