Yuyun I A-AB180321614557-Tugas Soal Bab 5

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mengerjakan Soal B123459

Nama : Yuyun Iqmatul Amalia

NIM : 180321614557

Kelas : AB 2018

Soal Konsep

1. Bandingkan struktur persamaan Schrodinger dengan persamaan-persamaan gelombang yang


Anda Kenal dalam fisika klasik. Adakah perbedaan atau kesamaannya? Daftar dan deskripsikan
perbedaan dan kesamaan yang Anda temukan itu.

Jawab :

Dalam fisika klasik terdapat persamaan gelombang

−ℏ2 𝑑2 Ψ
𝑦 = 𝐴 sin 𝜔𝑡 ± 𝑘𝑥 sedangkan persamaan schrodinger dinyatakan dalam + 𝑉 (𝑥) = 𝐸Ψ
2𝑚 𝑑𝑥 2

➢ Menurut saya kesamaan dari persamaan keduanya adalah sama-sama merupakan


persamaan diferensial
➢ Menurut saya perbedaan dari keduanya adalah
1. Persamaan Schrodinger menggunakan operator Hamiltonian dalam pengerjaannya
sedangkan pada persamaan gelombang di fisika klasik tidak
2. Dalam persamaan Schrodinger terdapat persamaan untuk bebas waktu, ruang posisi dan
ruang momentum sedangkan pada persamaan gelombang fisika klasik bergantung ruang
dan waktu
3. Pada persamaan Schrodinger patuh pada postulat de Broglie sedangkan persamaan pada
fisika klasik tidak patuh pada postulat de Broglie

3. Dapatkah persamaan Schrodinger digunakan untuk partikel immaterial (partikel tak bermassa)
seperti foton misalnya?
𝑝 2
Jawab : Tidak. Pada persamaan schrodinger terdapat energi kinetik . Karena foton tidak
2𝑚

bermassa maka m = 0 sehingga hasilnya nanti adalah tak hingga sedangkan nilainya haruslah
berupa bilangan real

Soal Analisis

2 −𝐼𝐸𝑡⁄
2. Diketahui fungsi gelombang Ψ(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑥 −𝑎𝑥 𝑒 ℏ dengan A suatu tetapan .(a) Jika fungsi
gelombang tersebut merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger, dapatkan potensial partikel
yang dideskripsikan oleh fungsi gelombang itu . (b) Adakah hubungan antara E dan a?

Jawab :

a) Persamaan Schrodinger
ℏ2 𝜕 2 𝜓(𝑥, 𝑡) 𝜕𝜓(𝑥, 𝑡)
− + 𝑉 ( 𝑥, 𝑡 ) 𝜓( 𝑥, 𝑡 ) = 𝑖ℏ
2𝑚 𝜕𝑥 2 𝜕𝑡
Fungsi gelombang 𝜓(𝑥, 𝑡) dapat dinyatakan sebagai perkalian fungsi posisi 𝜓(𝑥) dan fungsi waktu
2
𝐹(𝑡). Diketahui fungsi gelombang 𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑥𝑒 −𝑎𝑥 𝑒 −𝑖𝐸𝑡/ℏ . Maka :
2
𝜓(𝑥 ) = 𝐴𝑥𝑒 −𝑎𝑥
𝐹 (𝑡) = 𝑒 −𝑖𝐸𝑡/ℏ
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝜓(𝑥 )𝐹(𝑡)
𝜕𝜓(𝑥 )𝐹(𝑡) ℏ2 𝜕 2 𝜓(𝑥 )𝐹(𝑡)
𝑖ℏ =− + 𝑉 (𝑥, 𝑡)𝜓(𝑥 )𝐹(𝑡)
𝜕𝑡 2𝑚 𝜕𝑥 2
𝜕𝐹(𝑡) ℏ2 𝜕 2 𝜓 (𝑥 )
𝑖ℏ𝜓(𝑥 ) =− 𝐹 (𝑡 ) + 𝑉(𝑥, 𝑡)𝜓(𝑥 )𝐹(𝑡)
𝜕𝑡 2𝑚 𝜕𝑥 2
Kedua ruas dibagi dengan 𝜓(𝑥 )𝐹(𝑡)
1 𝑑𝐹 (𝑡) ℏ2 1 𝑑 2 𝜓(𝑥)
𝑖ℏ =− + 𝑉 (𝑥, 𝑡)
𝐹(𝑡) 𝑑𝑡 2𝑚 𝜓(𝑥) 𝑑𝑥 2
Kemudian nilai 𝜓(𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝐹 (𝑡) disubtitusikan menjadi
2
1 𝑑𝑒 −𝑖𝐸𝑡/ℏ ℏ2 1 𝑑 2 𝐴𝑥𝑒 −𝑎𝑥
𝑖ℏ −𝑖𝐸𝑡/ℏ =− + 𝑉 (𝑥, 𝑡)
𝑒 𝑑𝑡 2𝑚 𝐴𝑥𝑒 −𝑎𝑥 2 𝑑𝑥 2
Dengan menggunakan deritative calculator diperoleh bahwa
2
𝑑2 𝐴𝑥𝑒 −𝑎𝑥 2
= 2𝐴𝑎𝑥𝑒 −𝑎𝑥 (2𝑎𝑥 − 3), Sehingga
𝑑𝑥 2
1 −𝑖𝐸𝑒 −𝑖𝐸𝑡/ℏ ℏ2 1 −𝑎𝑥 2
𝑖ℏ −𝑖𝐸𝑡/ℏ =− −𝑎𝑥 2 2𝐴𝑎𝑥𝑒 (2𝑎𝑥 − 3) + 𝑉(𝑥, 𝑡)
𝑒 𝑑𝑡 2𝑚 𝐴𝑥𝑒
ℏ2
𝐸=− (4𝑎2 𝑥 − 6𝑎) + 𝑉 (𝑥, 𝑡)
2𝑚
ℏ2
𝑉 (𝑥, 𝑡) = 𝐸 + (4𝑎2 𝑥 − 6𝑎)
2𝑚
ℏ2
b) Ada sebanding. E adalah energi total dan a adalah bagian dari energi kinetic 2𝑚 (4𝑎2 𝑥 −
6𝑎)

8. Tuliskan persamaan Schrodinger bagi partikel yang dipengaruhi oleh potensial periodic dengan
periode (a+b) jika dalam interval 0<x<b potensial tersebut berbentuk

0;0 < 𝑥 < 𝑎


𝑉 (𝑥 ) = {
𝑉0 ; 𝑎 < 𝑥 < 𝑏

Jawab :

• Untuk 0 ;0 < 𝑥 < 𝑎


ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝐸𝜓(𝑥 ) = − + 𝑉 (𝑥 )𝜓(𝑥 )
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝐸𝜓(𝑥 ) = − + (0)𝜓(𝑥 )
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝐸𝜓(𝑥 ) + =0
2𝑚 𝑑𝑥 2
𝑑 2 𝜓(𝑥 ) 2𝑚
+ 2 𝐸𝜓(𝑥 ) = 0
𝑑𝑥 2 ℏ

• Untuk 𝑉0 ; 𝑎 < 𝑥 < 𝑏


ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝐸𝜓(𝑥 ) = − + 𝑉 (𝑥 )𝜓(𝑥 )
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝐸𝜓 (𝑥) = − + 𝑉0 𝜓(𝑥 )
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝐸𝜓(𝑥 ) − 𝑉0 𝜓(𝑥 ) + =0
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥 )
𝜓(𝑥)(𝐸 − 𝑉0 ) + =0
2𝑚 𝑑𝑥 2
𝑑 2 𝜓(𝑥 ) 2𝑚
+ 2 𝜓(𝑥 )(𝐸 − 𝑉0 )𝜓(𝑥 ) = 0
𝑑𝑥 2 ℏ
Misalkan definisi besaran real 𝜆 𝑑𝑎𝑛 𝛽
2𝑚 2𝑚
𝜆2 = 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝛽 2
= (𝑉 − 𝐸)
ℏ2 ℏ2 0
Maka
𝑑 2 𝜓 (𝑥 )
2
+ 𝜆2 𝜓(𝑥 ) = 0
𝑑𝑥
2 ( )
𝑑 𝜓 𝑥
− 𝛽 2 𝜓 (𝑥 ) = 0
𝑑𝑥 2
Karena energi potensialnya berupa fungsi periodik, maka fungsi gelombang tersebut haruslah
berbentuk fungsi Bloch, yaitu:
𝜓(𝑥 ) = 𝑒 ±𝑖𝑘𝑥 𝑈𝑘 (𝑥)
Dengan 𝑈𝑘 (𝑥) fungsi periodik dalam x dengan periode a+b yaitu:
𝑈𝑘 (𝑥 ) = 𝑈𝑘 (𝑥 + (𝑎 + 𝑏))
Hitung turunan kedua terhadap x
𝑑 2 𝜓 (𝑥 ) 2 𝑖𝑘𝑥 𝑖𝑘𝑥
𝑑𝑈𝑘 𝑖𝑘𝑥
𝑑 2 𝑈𝑘
= −𝑘 𝑒 𝑈𝑘 ( 𝑥 ) + 2𝑖𝑘𝑒 + 𝑒
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥 𝑑𝑥 2
Untuk 0 ;0 < 𝑥 < 𝑎
𝑑 2 𝑈1 𝑑𝑈1
2
+ 2𝑖𝑘 + (𝜆2 − 𝑘 2 )𝑈1 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Untuk 𝑉0 ; 𝑎 < 𝑥 < 𝑏
𝑑 2 𝑈2 𝑑𝑈2
2
+ 2𝑖𝑘 + (𝛽 2 + 𝑘 2 )𝑈1 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Fungsi penyelesainnya:
𝜓1 = 𝐴𝑒 𝑖(𝜆−𝑘)𝑥 + 𝐵𝑒 −𝑖(𝜆+𝑘)𝑥
𝜓2 = 𝐶𝑒 (𝛽−𝑖𝑘)𝑥 + 𝐷𝑒 −(𝛽+𝑖𝑘)𝑥
Untuk 0 ;0 < 𝑥 < 𝑎
𝜓1 (𝑥 ) = 𝐴𝑠𝑖𝑛(𝜆𝑥 ) + 𝐵𝑐𝑜𝑠(𝜆𝑥)
Untuk 𝑉0 ; 𝑎 < 𝑥 < 𝑏
𝜓2 (𝑥 ) = 𝐶𝑠𝑖𝑛(𝛽𝑥 ) + 𝐷𝑐𝑜𝑠(𝛽𝑥)
Penerapan Batas
𝜓1 = (𝑥 = 𝑎) = 𝜓2 = (𝑥 = 𝑎)
𝑑𝜓1 (𝑥 ) 𝑑𝜓2 (𝑥 )
| = |
𝑑𝑥 𝑥=𝑎 𝑑𝑥 𝑥=𝑎

𝜓1 = (𝑥 = 0) = 𝜓2 = (𝑥 = 𝑏)
𝑑𝜓1 (𝑥) 𝑑𝜓2 (𝑥)
| = |
𝑑𝑥 𝑥=0 𝑑𝑥 𝑥=𝑏

Anda mungkin juga menyukai