3464 9073 1 PB
3464 9073 1 PB
3464 9073 1 PB
Inovatif)
JKPBK Vol. 2. No. 1, Juni 2019 Hal 48 - 59
Abstrak
Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan manusia, khususnya pada
penderita hipertensi. Gaya hidup yang mempengaruhi kejadian hipertensi antara lain
mengkonsumsi garam berlebihan, mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi kopi/ kafein,
kebiasaan merokok, kebiasaan kurang beraktifitas fisik dan stress. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan gambaran gaya hidup pada penderita hipertensi di wilayah RT 17 kelurahan
Baqa Samarinda Seberang tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan survey. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan 45 sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden mengkonsumsi garam rendah sebanyak 34 responden (76%). Responden terbanyak
tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 41 responden (91%). Responden yang sering
mengkonsumsi kopi sebanyak 27 responden (60%). Responden bukan perokok sebanyak 26
responden (58%). Responden memiliki kebiasaaan aktifitas fisik kurang sebanyak 23 responden
(51%) dan responden mengalami keadaan stress sedang sebanyak 32 responden (71%).
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pada penderita hipertensi ialah
sering mengkonsumsi kopi/ kafein, kurang melakukan aktifitas fisik dan mengalami stress
sedang. Saran bagi masyarakat yaitu melakukan modifikasi gaya hidup dan selalu menerapkan
pola hidup sehat serta selalu mengontrol tekanan darah.
Abstract
Lifestyle is an important factor affecting human life, especially in people with hypertension. A
lifestyle that affects the incidence of hypertension include consuming excessive salt, consuming
alcohol, consuming coffee/caffeine, smoking habits, habits of lack of physical activity, and stress.
This study aims to describe the lifestyle description of hypertension sufferers in RT 17, Baqa
Samarinda Seberang in 2019. The research method used is quantitative descriptive with the
survey approach. The sampling technique uses purposive sampling with 45 research samples.
The results of this study indicate that the majority of respondents consume low salt as many as
34 respondents (76%). Most respondents did not drink alcohol as much as 41 respondents (91%).
Respondents who frequently consume coffee are 27 respondents (60%). Non-smoking
respondents were 26 respondents (58%). Respondents had less physical activity habits as many
as 23 respondents (51%), and respondents experienced a state of moderate stress as many as 32
respondents (71%). Based on this study, it can be concluded that the majority of people with
hypertension are often consuming coffee/caffeine, lack of physical activity, and moderate stress.
Suggestions for people to do lifestyle modification and always apply a healthy lifestyle and
forever control blood pressure.
Pendahuluan
Hipertensi atau penyakit tekanan darah dengan prevalensi hipertensi tertinggi yang
tinggi merupakan suatu keadaan dimana salah satunya ialah Kalimantan Timur
seseorang mengalami peningkatan tekanan dengan 29, 6 % dan 1.218.259 jiwa dari
darah di atas normal. Peningkatan tekanan 4.115.741 jumlah penduduk di Kalimantan
darah tinggi dilakukan dengan pemeriksaan Timur yang menderita hipertesi.
tensi darah yang di dapatkan hasil dari dua Hipertensi di Kalimantan Timur
nilai yaitu nilai sistolik dan nilai diastolik. menjadi penyakit terbanyak yang diderita
Terjadinya hipertensi disebabkan dari terutama di Samarinda. Dari data Dinas
faktor genetik (riwayat keluarga), jenis Kesehatan Samarinda pada tahun 2016,
kelamin, usia, diet, berat badan dan gaya terdapat 5.942 jiwa menderita hipertensi
hidup, sehingga dapat menimbulkan Dinkes (2016). Hipertensi berada di puncak
berbagai macam penyakit atau komplikasi daftar penyakit yang paling banyak diderita
(Setianingsih, 2013). sejak 2015. Dari data Dinas Kesehatan
Komplikasi akibat penyakit hipertensi Samarinda pada tahun 2018 penderita
yang tidak terkontrol antara lain penyakit hipertensi menempati posisi kedua
jantung koroner, stroke, ginjal, gangguan sebanyak 2.420 jiwa. Sedangkan jumlah
penglihatan hingga yang paling berbahaya penderita hipertensi di Puskesmas Baqa
ialah kematian. Menurut World Health pada tahun 2018 menempati diposisi
Organization (WHO) tahun 2013 di pertama sebanyak 275 orang. Peningkatan
perkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang tekanan darah di Samarinda dapat
meninggal akibat hipertensi dan dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat di
komplikasi, sehingga kematian akibat kontrol maupun yang dapat di kontrol.
hipertensi menduduki peringkat atas dari Faktor - faktor yang dapat
pada penyakit lainnya. Angka kejadian mempengaruhi hipertensi dapat dibedakan
hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu menjadi faktor yang tidak dapat dikontrol
25, 8% penduduk menderita penyakit meliputi umur, jenis kelamin, genetik dan
hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia ras dan faktor yang dapat di kontrol yaitu
sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat gaya hidup. Gaya hidup merupakan faktor
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi terpenting yang dapat mempengaruhi
(Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan hasil kehidupan pada masyarakat. Khususnya
Riskesdas (2013) terdapat 5 provinsi pada penderita hipertensi gaya hidup
1
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi makanan garam berlebih, satu orang
antara mengkonsumsi garam berlebihan, penderita hipertensi sering mengalami
mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi stress dan tiga orang penderita hipertensi
kopi/ kafein, kebiasaan merokok, kebiasaan melakukan kebiasaan merokok. Dari
kurang beraktifitas fisik dan stress keterangan penderita hipertensi bahwa
(Kemenkes RI, 2014). masyarakat di RT 17 masih memiliki gaya
Pola makan yang salah dapat hidup yang tidak sehat seperti
mempengaruhi terjadinya hipertensi. mengkonsumsi makanan garam berlebih,
Makanan yang diawetkan dan garam dapur mengalami stress dan kebiasaan merokok,
serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, yang merupakan sebagai pemicu penyebab
dapat meningkatkan tekanan darah karena terjadinya hipertensi. Berdasarkan data di
mengandung natrium dalam jumlah atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
berlebih Muhaimin (2008) dalam Roza gambaran gaya hidup penderita hipertensi
(2016). di wilayah RT 17 kelurahan Baqa
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Samarinda Seberang. Tujuan penelitian ini
yang di lakukan peneliti secara wawancara untuk memberikan gambaran tentang gaya
dan observasi dari 6 orang penderita hidup pada penderita hipertensi di wilayah
hipertensi di RT 17 kelurahan Baqa RT 17 kelurahan Baqa Samarinda
Samarinda Seberang. terdapat dua orang Seberang.
penderita hipertensi mengkonsumsi Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
adalah penelitian deskriptif kuantitatif 2015), dengan kriteria inklusi memiliki
dengan pendekatan survey yang bertujuan riwayat hipertensi, bisa membaca dan
untuk menggambarkan gaya hidup pada menulis. Sedangkan kriteria eksklusi
penderita hipertensi di wilayah RT 17 adalah jika responden tidak ada ditempat
kelurahan Baqa Samarinda saat penelitian, responden sedang
Seberang.Penelitian ini dilaksanakan di mengalami sakit / gawat darurat atau
wilayah RT 17 kelurahan Baqa Samarinda mengalami gangguan jiwa.
Seberang pada tanggal 26 Maret - 1 April Instrumen yang dipergunakan pada
2019. penelitian ini yaitu kuesioner yang
Sampel yang digunakan dalam mengacu pada parameter penelitian,
penelitian ini sebanyak 45 keluarga dengan menggunakan pertanyaan tertutup atau
teknik total sampling yaitu pengambilan berstuktur (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner
yang digunakan merupakan kuesioner yang 10) yang telah diterjemahkan dalam bahasa
dimodifikasi dari Alfiani, Astiari dan Indonesia yang telah diuji dan memiliki
Rahma (Alfiyani, 2017; Astiari, 2016; nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar
Rahma, 2017). Kuesioner ini telah teruji 0,96 (Pin, 2011).
validitas dan reliabilitas, teridiri dari dua Definisi Operasional
bagian. Bagian A berisi tentang data Mengkonsumsi garam. Kebiasaan
demografi responden yang meliputi umur, dalam mengonsumsi makanan, rata-rata
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, berat setiap hari, khususnya makanan asin
badan, tinggi badan, riwayat penyakit dengan kategori rendah jika mengkonsumsi
hipertensi orangtua dan hasil tekanan garam 2- 3 sendok teh/ hari dan kategori
darah. Data demografi tersebut termasuk tinggi jika mengkonsumsi garam > 3
variabel yang diteliti dengan yaitu sebagai sendok teh/ hari. Mengkonsumsi Alkohol.
karakteristik subjek. Bagian B berisi Kebiasaan meminum alkohol seperti bir,
pertanyaan yang menggambarkan variabel whiskey, anggur dan tuak dengan kategori
gaya hidup yang diteliti yaitu kebiasaan : konsumsi alkohol rendah < 3 gelas/ hari
mengkonsumsi garam, mengkonsumsi dan konsumsi alkohol tinggi ≥ 3 gelas/ hari
alkohol, mengkonsumsi kopi/ kafein, serta Tidak konsumsi alcohol
kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan Mengkonsumsi Kopi/ kafein.
stress. Kebiasaan meminum kopi/ kafein dalam
Penilaian masing- masing variabel sehari/ hari Di kategorikan: Sering ( ≥ 1x
ditentukan oleh jawaban yang diberikan /hari), kadang- kadang (3- 6x/ minggu),
dari responden pada setiap pertanyaan dan jarang (1-2x/ minggu) dan Tidak pernah
diberikan skor pada masing- masing Kebiasaan Merokok.
variabel yaitu pertanyaan konsumsi garam, Kebiasaan/perilaku menghisap rokok dan
konsumsi alkohol, konsumsi kopi/ kafein, atau pernah merokok dalam sehari-hari
kebiasaan merokok, aktivitas fisik diukur dengan kategori perokok ringan ( ≤ 10
dengan cara setiap jawaban pada masing- batang/ hari), perokok sedang (11- 20
masing pertanyaan diberikan skor atau nilai batang/ hari), perokok berat (>20 batang/
sesuai kategori: Skor 1 apabila jawaban Ya, hari) dan bukan perokok (Tidak pernah
skor 0 Apabila jawaban Tidak. Alat ukur sama sekali merokok)
yang digunakan untuk mengukur stress Aktivitas fisik. Kebiasaan olahraga
adalah The Perceived Stress Scale (PSS- yang dilakukan oleh subjek minimal 3 kali
dengan durasi ideal 30 menit dalam sekali yang menderita hipertensi sebanyak 22
olahraga. Dikategorikan Baik ( jika responden (49%), jenis kelamin perempuan
dilakukan 30 menit, 3 kali per minggu), terbanyak yaitu sebanyak 34 responden
Cukup (jika dilakukan 30 menit, < 3 kali (76%). Berdasarkan tingkat pendidikan
per minggu) dan Kurang (jika dilakukan < pada responden mayoritas yaitu SD dengan
30 menit, < 3 kali per minggu) 16 responden (36%), dengan pekerjaan
Stress. Segala situasi di mana tuntunan terbanyak sebagai ibu rumah tangga yaitu
non-spesifik mengharuskan seorang 27 responden (60%). Tingkat penghasilan
individu untuk merespon atau melakukan responden mayoritas tidak berpenghasilan
tindakan diukur menggunakan The sebanyak 25 responden (56%).
Perceived Stress Scale (PSS-10). Sedangkan karakteristik responden
Dikategorikan: Stress ringan: 0-13, Stress berdasarkan riwayat penyakit hipertensi
sedang: 14- 26 dan stress berat: 27-40. pada keluarga pada tabel 2. Mayoritas
Hasil Penelitian responden tidak memiliki riwayat
Tabel 1 Distribusi Karakteristik responden hipertensi pada keluarga sebanyak 28
berdasarkan usia dan jenis kelamin pada penderita
hipertensi di RT 17 Kelurahan Baqa Samarinda Seberang responden (62%), riwayat hipertensi pada
tahun 2019 salah satu orang tua sebanyak 11 responden
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%) (24%) dan kedua orang tua yang memliki
Usia
20 - 44 tahun 22 49% riwayat hipertensi sebanyak 6 responden
45 - 54 tahun 16 36%
55 - 59 tahun 4 9%
60 - 69 tahun 2 4%
(13%). Sedangkan responden berdasarkan
> 70 tahun 1 2%
Jenis Kelamin lama menderita terbanyak 1-5 tahun (47%)
Pria 11 24%
Perempuan 34 76% Tabel 2 Distribusi Karakteristik riwayat hipertensi dan lama
Pendidikan menderita pada keluarga penderita hipertensi di RT 17
Tidak Sekolah 2 4%
Kelurahan Baqa Samarinda Seberang tahun 2019
SD 16 36%
SMP 10 22% Karakteristik Frekuensi Persentase
SMA 15 33%
PT (Perguruan Tinggi) 2 4% (%)
Pekerjaan Riwayat Hipertensi
PNS/ POLRI/ ABRI 2 4%
Swasta 10 22% Salah satu dari Orang Tua 11 24%
Wiraswasta 6 13% Kedua Orang Tua 6 13%
IRT 27 60% Tidak Ada 28 62%
Penghasilan Lama Menderita Hipertensi
< Rp 2.868.000/ bulan 14 31%
< 1 tahun 9 20%
≥ Rp 2.868.000/ bulan 6 13% 1 - 5 tahun 21 47%
Jumlah 45 100% > 5 tahun 16 33%
Jumlah 45 100%
penumpukan plak. Nikotin dalam tembakau (51%), aktivitas fisik baik sebanyak 17
dapat membuat jantung bekerja lebih keras responden (38%) dan aktivitas fisik cukup
merokok menjadi salah satu faktor risiko Aktivitas fisik juga melambatkan
merupakan faktor risiko yang potensial serangan jantung dan stroke (Kowalski,
penyakit kardiovaskular Menurut asumsi bahwa dari 45 reponden maka terdapat dari
terjadinya hipertensi dar jumlah rokok yang melakukan aktivitas fisik, dan 17 responden
dihisap perhari. Hasil penelitian ini (38%) yang melakukan aktivitas fisik baik.
diketahui bahwa mayoritas perilaku Hal ini disebabkan karena kurangnya minat
merokok adalah laki – laki berumur diatas masyarakat RT 17 untuk berolahraga akibat