0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
801 tayangan

Etsa Dan Bonding

1. Etsa dan bonding digunakan untuk mempersiapkan permukaan gigi sebelum restorasi resin. Etsa menghilangkan lapisan luar email sedangkan bonding membentuk ikatan antara resin restorasi dengan struktur gigi.

Diunggah oleh

mandaribaiq
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
801 tayangan

Etsa Dan Bonding

1. Etsa dan bonding digunakan untuk mempersiapkan permukaan gigi sebelum restorasi resin. Etsa menghilangkan lapisan luar email sedangkan bonding membentuk ikatan antara resin restorasi dengan struktur gigi.

Diunggah oleh

mandaribaiq
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 6

1.

Etsa dan Bonding

a. Etsa

Jenis asam yang secara universal digunakan adalah assam fosforik dengan konsentrasi

antara 30%-50%. Kuas kecil digunakan untuk menempatakan gel atau asam dipasok

dalam bentuk suntikan sehingga mempermudah peletakan pada permukaan email.

Lamanya waktu pemberian etsa bervariasi, tapi akhir-akhir ini pengaplikasian bahan

etsa lamanya adalah 15 detik. Begitu gigi dietsa, asam harus dibilas dengan air, dan

email dikeringkan dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan

berwarna putih, seperti bersalju, menunjukkan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini

harus dijaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakkan untuk membentuk ikatan

yang baik (Anusavice, 2013).

b. Bonding

Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga

membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam

dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena

matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik

maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada

permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan

restorasi resin.
c.
A. Bahan bonding email
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia.

Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun

dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana

tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan
dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang

dengan diameter sekitar 5 µm. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang

tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang

sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik.

Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang

encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding

email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang

teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan

dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan

kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi

cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang

optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah

digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan

ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin

dibandingkan karena kekuatan bonding.

B. Bahan bonding dentin

Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir

diseluruh panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan

matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 %

materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian

dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa.

Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm2 didekat dentino enamel jungtion
dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.
Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage

atau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel.

Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan

asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri

dari :

 Dentin Conditioner

Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear

layer yang terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang

termasuk dentin conditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic,

asam phosric dan asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan

dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal

ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan

terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan demineralisasi

dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang

digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari

dentin conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal

sebagai bahan untuk penyambung kolagen. Proses penyambungan ini

untuk menghasilkan substrat dentin yang lebih kuat dengan

meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.

 Primer
Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding

agen yaitu menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat

hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik.


Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri

dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai.

Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan

penggabungan antara dua material yang berbeda. Secara umum bahan

pengikat pada dentin primer dapat diformulakan sebaagai berikut

(Gambar 3)

Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group

M-S-R

Gambar 3: Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group. (Cabe FJ, Walls


AWG. Applied Dental Materials. 9th ed. USA : Blackwell
Scientific Publications, 1984 : 231)

M adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan

dengan komposit resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah

yang biasanya meningkatkan fleksibilitas bahan pengikat, sedangkan R adalah

reactive group yang merupakan gugus polar atau gugus terakhir (membentuk

perlekatan dengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat distribusi elektron

yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi dengan

molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus
amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga

dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi.

Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling

banyak digunakan. HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam

permukaan dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan

kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen. Aksi dari

bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan

molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.

 Sealer (Bahan pengisi)

Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari

Bis-GMA dan HEMA. Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding

terhadap permukaan dentin.

Bonding pada bagian yang dietsa lalu dipolimerisasi

Sifat:

 Hidrofilik: untuk mendapatkan pembasahan yang optimal dan ikatan

dengan permukaan dentin yang basah

 Hidrofobik: untuk mendapatkan ikatan dengan resin komposit

Fungsi: untuk membentuk resin tag (ikatan micromechanical interlocking)

Ikatan Micromechanical Interlocking

1) Kimia: merupakan ikatan antara bonding dengan komposit, sehingga bahan

bonding akan menempel pada resin komposit. Interaksi kimia antar gugus fungsi

amina kolagen dengan gugus karbonil resin akan membentuk ikatan peptide

(ikatan primer kovalen yang kuat).


2) Mekanik: antara bonding yang masuk ke enamel dan dentin (mikroporositas

enamel dan tubuli dentin). Bonding yang masuk ke mikroporositas enamel dan

tubuli dentin akan membentuk ikatan resin tag (ikatan resin dengan enamel dan

dentin)

Anda mungkin juga menyukai