BAB 8 Kurva Normal
BAB 8 Kurva Normal
BAB 8 Kurva Normal
KURVA NORMAL
=================================================================
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kepada para pengguna mampu:
Memahami kurva normal dan cara mengaplikasikannya dengan data yang tersedia. Adapun
materi yang akan dipelajari meliputi:
1. Pengertian Kurva Normal
2. Cir-ciri Kurva Normal
3. Pengertian Kurva Tidak Normal
==================================================================================
A. PENGERTIAN KURVA NORMAL
Kita telah mempelajari teknik-teknik pokok yang digunakan untuk membuat
deskripsi distribusi bahan mentah. Deskripsi distribusi dilakukan untuk membuat data-data
mentah menjadi lebih berarti atau bermakna. Langkah permulaan yang kita tempuh adalah
menyajikan tendensi sentral (mean, median, modus), dan variabilitas distribusi gejala data
yang akan kita selidiki. Informasi yang kita gali dari tendensi sentral tidaklah cukup sampai
di situ saja. Biasanya peneliti menginginkan pertanyaaan-pertanyaan yang jauh lebih
banyak daripada sekedar deskripsi semata-mata. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih
jauh diperlukan kurva normal yang dibuat dari berdasarkan distribusi normal.
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita perlu mengetahui ciri-ciri
pokok suatu bentuk distribusi yang disebut distribusi normal, yaitu suatu alat statistik yang
sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Kita
akan mengetahui apa yang disebut distribusi normal dan kurva normal menjadi dasar bagi
hampir segala pembicaraan dalam bab ini dan bab-bab selanjutnya. Mengapa begitu?
Sebab banyak sekali peristiwa atau gejala yang mendekati atau mengikuti ciri-ciri distribusi
normal itu, dan jika suatu peristiwa atau gejala telah diketahui mendekati atau mengikuti
ciri-ciri distribusi normal, kita akan dapat menggunakan ciri-ciri itu sebagai landasan untuk
menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas atau yang bakal terjadi. Kita
mengetahui bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak mengikuti suatu hukum atau tidak
mempunyai ciri-ciri tertentu sulit diramalkan. Sebaliknya, jika kita tidak mengetahui ciri-
ciri atau hukum-hukum yang menguasai suatu gejala atau peristiwa, tidak mungkin kita
dapat meramalkan dengan teliti peristiwa-peristiwa semacam itu.
Sebagai contoh: Perhatikan Tabel. 8.1 Daftar Nilai Hasil Ujian Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Statistik di S1, jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP)
diikuti oleh 98 mahasiswa.
Tabel. 8.1.
Daftar Nilai UTS Statistik Total
35 36 42 43 44 45 50 50 50 395
50 51 52 56 56 56 57 57 57 492
57 58 58 58 58 59 61 61 61 531
62 62 62 62 62 63 63 63 63 562
65 65 65 65 65 65 66 66 66 588
66 67 67 67 67 67 67 67 67 602
67 67 67 67 67 67 67 67 67 603
67 67 67 67 67 67 69 70 74 615
74 74 75 81 81 81 81 81 81 709
81 81 82 82 82 82 82 83 85 740
85 90 90 90 90 91 95 98 729
∑= 6566
6566
𝑀𝑒𝑎𝑛 (𝑀𝑒) = = 67
98
1
Me = (x 98 + x (98+1) )
2 (2) 2
1
Me = (x + x50 ) = 67
2 49
1
Me = (67 + 67)
2
1
Me = (134)
2
Modus = 67
Dikarenakan data nilai-nilai UTS cukup banyak, dan agar data-data mentah tersebut
menjadi lebih praktis dan tidak terlalu panjang perlu dibuat Tabel distribusi frekuensi
berkelompok. Adapun cara pengempokan mengikuti aturan seperti berikut ini.
Tabel. 8.2.
Hasil UTS Statistik
𝐢 x 𝐟
1 35 - 42 3
2 43 - 50 7
3 51 - 58 13
4 59- 66 23
5 67 - 74 28
6 75 - 82 14
7 83 - 90 7
8 91 - 98 3
Total 98
Tabel. 8.2 tersebut merupakan bahan untuk membuat grafik histogram atau batang,
sehingga kita dapat menganalisis nilai hasil UTS tersebut dengan lebih cermat.
Gambar. 1 adalah Grafik histogram nilai UTS Statistik.
25 23
20
13 14
15
10 7 7
5 3 3
0
34.5 42.5 50.5 58.5 66.5 74.5 82.5 90.5 98.5
Keterangan Gambar. 1.
Gambar. 1 adalah gabungan grafik histogram dan polygon. Grafik histogram adalah
berbentuk balok-balok persegi empat, sedangkan grafik polygon adalah garis yang
menghubungkan titik tengah (nilai tengah) pada balok dari grafik histogram tersebut
dengan garis merah (grafik polygon). Artinya grafik polygon menggabungkan nilai
hasil UTS dari setiap nilai tengah. Apabila kita perhatikan kurva normal adalah garis
penghubung (grafik polygon) yang diperhalus akan menyerupai sebuah kurva atau
lonceng (genta). Absisnya menunujukkan frekuensi dan garis absisnya menunjukkan
nilai variabel.
Dengan memperhatikan bentuk kurva normal bahwa nilai sebelah ujung kiri dan ujung
sebelah kanan memperoleh distribusi frekuensi yang paling kecil atau rendah,
sedangkan nilai-nilai yang berada ditengah mempunyai distribusi frekuensi yang paling
tinggi atau banyak. Artinya, misalkan variabel nilai UTS statististik mengikuti ciri-ciri
kurva normal, maka kelompok nilai terbesar berada di tengah atau berada disekitar
mean (nilai rata-rata), dan hanya sedikit sekali mahasiswa yang memperoleh nilai UTS
statistik paling rendah dan nilai UTS yang paling tinggi. Singkat kata apapun variable
yang akan kita teliti, maka makin jauh nilai variable dari mean, makin sedikit frekuensi
individu yang memperoleh nilai itu.
Apabila suatu distribusi empirik mendekati bentuk kurva normal, pengetahuan tentang
kurva ini akan sangat membantu kita dalam memperoleh informasi yang sebanyak-
banyaknya dari bahan-bahan mentah yang kita kumpulkan. Dengan bersandarkan pada
sifat-sifat kurva normal itu kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
menaksirkan atau memprediksi hasil.
Untuk pembagian kurva perhatikan Gambar. 8.3. Marilah kita beri ilustrasi apa yang
sudah kita bicarakan itu. Misalkan: Distribusi tinggi badan 1.000 mahasiswa mengikuti
distribusi normal dengan mean tinggi badan 150 cm, dan SDnya = 15 cm, maka:
a. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 150 cm sampai 165 cm atau (1
SD) ada 340 mahasiswa diperoleh dari (34%) x 1.000.
b. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 165 (1 SD) cm sampai dengan
180 cm (2 SD) ada 140 mahasiswa diperoleh dari (14%) x 1.000.
c. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 180 (2 SD) cm sampai dengan
195 cm (3 SD) ada 20 mahasiswa diperoleh dari (20%) x 1.000.
d. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 150 cm sampai dengan 180 cm (2
SD) ada 480 mahasiswa diperoleh dari (34% + 14%) x 1.000.
e. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 150 cm sampai dengan 195 cm (3
SD) ada 500 mahasiswa diperoleh dari (34% + 14% + 2%) x 1.000.
f. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 150 cm sampai 135 cm atau (-1
SD) ada 340 mahasiswa diperoleh dari (34%) x 1.000.
g. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 135 (-1 SD) cm sampai dengan
120 cm (2 SD) ada 140 mahasiswa diperoleh dari (14%) x 1.000.
h. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 120 (-2 SD) cm sampai dengan
105 cm (-3 SD) ada 20 mahasiswa diperoleh dari (2%) x 1.000.
i. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 150 cm sampai dengan 120 cm (-
2 SD) ada 480 mahasiswa diperoleh dari (34% + 14%) x 1.000.
j. Mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 150 cm sampai dengan 105 cm (-
3 SD) ada 500 mahasiswa diperoleh dari (34% + 14% + 2%) x 1.000.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar. 8.4.
dibagi dengan SD, maka akan menunjukkan seberapa jauh suatu nilai menyimpang dari
x
M dalam satuan SD. Akan tetapi, oleh karena adalah z-score, maka angka-angka
SD
dalam kolom paling kiri (lihat kutipan sebagian di halaman yang menyusul) dalam tabel
kurva normal itu adalah z score = 1.00 menunjukkan suatu nilai yang menyimpang 1
SD dari mean;
Perlu kita catat bahwa tabel kurva normal itu hanya memberikan persentase setinggi-
tingginya 50%. Ini disebabkan karena table ini hanya mencantumkan daerah sebelah
kurva, yaitu daerah diatas atau di bawah M. Kita ingat, kurva normal adalah kurva
simetris, sehingga tidak ada perlunya memberikan dua tabel yang mencantumkan
angka-angka yang sama. Dengan kata lain, frekuensi dalam persen di antara suatu z
adalah sama, tidak peduli apakah z-scorenya positif atau negative. Tabel. 8.3. adalah
cuplikan dari tabel z.
Tabel. 8.3.
Contoh Tabel. z
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1.0 34.13 34.38 34.61 34.85 35.08 35.31 35.54 35.77 35.99
1.1 36.43 36.65 36.86 37.08 37.29 37.49 37.70 37.90 38.10
1.2 38.49 38.69 38.88 39.07 39.25 39.44 39.62 39.80 39.97
1.3 40.32 40.49 40.66 40.82 40.99 41.15 41.31 41.47 41.62
∑fx 2 ∑fx 2
SD = √ −( )
N N
2
452644.5 𝟔𝟓𝟒𝟗
SD = √ −( )
98 98
SD = √4618.82 − (66.82)2
SD = √4618.82 − 4465.78
SD = √153
SD2 = 12.37
Langkah 3.
Kurva normal umum dapat diubah kedalam kurva normal baku dengan menggunakan
rumus z:
Rumus 1.
Rumus Keterangan
z = nilai standard
x−̅X x = Data ke i dari suatu kelompok data
𝑧= 𝑋̅ = rata-rata kelompok
SD
s = simpangan baku
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8
0.0 00.00 00.40 00.80 01.20 01.60 01.99 02.39 02.79 03.19
0.1 03.98 04.38 04.78 05.17 05.57 05.96 06.36 06.75 07.14
0.2 07.93 08.32 08.71 09.10 09.48 09.87 10.26 10.64 11.03
5. Apabila yang diperlukan persen maka setelah melalui langkah ke lima kalikan
dengan 100. Karena luas daerah kurve normal adalah 1 atau 100 %, dan bentuk
kurva simetrik, maka luas dari garis tegak pada titik nol ke kiri ataupun kekanan
adalah 0.5 atau 50%.
Pembahasan
Hasil UTS yang diikuti oleh 98 mahasiswa, diperoleh Mean nilai adalah 66.8
dengan nilai Standard Deviasi (SD) 12.37 Untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini, hanya dengan mengetahui nilai Mean dan SD dari nilai UTS
mahasiswa itu saja tidak cukup, masih diperlukan komponen yang lain yaitu tabel
z. Marilah kita mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Berapa banyak mahasiswa mendapat nilai diatas 75?
2. Berapa proporsi mahasiswa yang nilainya di bawah atau = 58?
3. Berapa persen jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai 35 sampai 58?
Pembahasan
Pertanyaan 1. Berapa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai di atas 75?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus mengubah deviasi nilai ke dalam z score.
Angka kasar nilai 75 menyimpang sejauh 8.2 nilai dari mean yaitu 66.8. Karena hasil
8.2
UTS nilai SD = 12.37, maka penyimpangan angka kasar 75 itu adalah = 0.66 SD
12.37
di atas mean. Dengan kata lain, z dan nilai 75 sama dengan +0.66. tanda + menandakan
bahwa z score itu menunujukkan bahwa deviasi ada di atas mean.
Dengan melihat tabel kurva normal kita dapat menemukan bahwa daerah kurva dengan
z = 0.66 adalah 24.54%. ingat ini adalah daerah kurva di antara M dan suatu titik yang
jauhnya 0.66 SD di atas M, yang memiliki frekuensi (jumlah mahasiswa) yang
mempunyai nilai 67 sampai 75. Dengan demikian, daerah kurva diatas +0.66 SD = 50%
- 24.54% = 25.46% . Apabila di gambarkan grafiknya seperti pada Gambar. 8.5.
dan tinggi nilai 58 sama dengan -0.71. tanda - menandakan bahwa z score itu berada
di bawah mean.
Dengan melihat tabel kurva normal kita dapat menemukan bahwa daerah kurva dengan
-0.71 adalah 26.11%. ingat ini adalah daerah kurva di antara M dan suatu titik yang
jauhnya -0.71 SD di bawah M. karena itu, daerah di antara titik 58 ke bawah adalah
50% - 26.11% = 23.89%. Jadi, proporsi mahasiswa yang mendapat nilai 58 adalah
23.89
= 0.2389
100
sebanyak 49.49%
66−66.8
Nilai 66 menyimpang sebanyak -0.06 SD diperoleh ( ). ini meliputi daerah kurva
12.37
sebanyak 2.39%.
Karena daerah kurva diantara nilai 35 dan 66 adalah daerah di antara M (66.8) dan nilai
35 dikurangi dengan daerah dari M dan nilai 66, maka daerah yang dipersoalkan itu
adalah 49.49% - 2.39% = 47.1%. jadi, jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai 35
sampai 66 adalah 47.1% atau setara dengan 47.1% x 98 = 46.1 dibulatkan 46.
Secara ringkas perhitungannya sebagai berikut:
x = 35 dan x = 66
X = 66.8
SD = 12.37
x−X
𝑧=
12.37
35 − 66.8
𝑧=
12.37
−31.8
𝑧=
12.37
𝑧 = −2.57
Luas daerah kurva dengan nilai z = 2.57 adalah 49.49%
x−X
𝑧=
12.37
66 − 66.8
𝑧=
12.37
−0.8
𝑧=
12.37
𝑧 = 0.06
Luas daerah kurva dengan nilai z = 0.06 adalah 02.39%
Luas daerah kurva yang diselidiki adalah: 49.49% – 02.39% = 47.1%
Jadi mahasiswa yang mempunyai nilai antara 35 sampai 66 adalah :
47.1% x 98 = 46.1 dibulatkan 46 mahasiswa.
Ingat untuk meramalkan berapa mahasiswa yang mendapatkan nilai antara 35 dan 66
maka gunakan nilai batas bawah dan atas.
Tabel. 8.2
Hasil UTS Statistik
int 𝐟
35 - 42 3
43 - 50 7 3 + 7 + 13 + 23
51 - 58 13 = 46
59 - 66 23
67 - 74 28
75 - 82 14
83 - 90 7
91 - 98 3
98
Tabel. 8.5.
Tabel Penolong Hasil UTS Desain Grafis
𝐢 Nilai X 𝐟 𝐟𝐗 X2 𝐟𝐗𝟐
1 35 - 42 38.5 8 308 1482.25 11858
2 43 - 50 46.5 30 1395 2162.25 64867.5
3 51 - 58 54.5 23 1253.5 2970.25 68315.75
4 59 - 66 62.5 16 1000 3906.25 62500
5 67 - 74 70.5 10 705 4970.25 49702.5
6 75 - 82 78.5 7 549.5 6162.25 43135.75
7 83 - 90 86.5 3 259.5 7482.25 22446.75
8 91 - 98 94.5 1 94.5 8930.25 8930.25
Total 98 5565 38066 331756.5
Tabel. 8.5. tersebut merupakan bahan untuk membuat grafik histogram atau batang,
sehingga kita dapat menganalisis nilai hasil UTS tersebut dengan lebih cermat. Gambar.
8.8. adalah nilai hasil UTS mata kuliah desain grafis bentuk grafik histogram
∑fx 2 ∑fx 2
SD = √ −( )
N N
2
𝟑𝟑𝟏𝟕𝟓𝟔. 𝟓 𝟓𝟓𝟔𝟓
SD = √ −( )
98 98
SD = √3385.27 − (56.78)2
SD = √3385.27 − 3223.96
SD = √161.31
SD2 = 12.7
Bentuk kurva tidak normal tidak dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Pertayaan. Berapa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai 59 ke atas?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus mengubah deviasi nilai kedalam z-score. Angka
kasar nilai 59 menyimpang sejauh 2.22 nilai dari mean yaitu 56.78. diketahui SD nilai
2.22
adalah 12.7, maka penyimpangan angka kasar adalah SD di atas mean. Dengan kata
12.7
lain, z dan tinggi nilai 59 sama dengan +0.17. tanda + menandakan bahwa z score itu
menunujukkan bahwa deviasi ada di atas mean.
Dengan melihat tabel kurva normal kita dapat menemukan bahwa daerah kurva dengan
0.17 adalah 06.75%. ingat ini adalah daerah kurva di antara M dan suatu titik yang jauhnya
0.6.75 SD di atas M, yang memiliki frekuensi (jumlah mahasiswa) yang mempunyai nilai
59 sampai 98. Dengan demikian, daerah kurva diatas +0.17 SD = 50% - 06.75% = 43.25%.
Mahasiswa yang diselidiki adalah 98 mahasiswa, maka mereka yang mendapat nilai 59
adalah 43.25% x 98 mahasiswa = 42.38 mahasiswa atau dibulatkan sama dengan 42
mahasiswa.
Secara ringkas perhitungannya sebagai berikut:
x = 59
X = 56.78
SD = 12.7
x−X
𝑧=
12.7
59 − 56.78
𝑧=
12.7
2.22
𝑧=
12.7
𝑧 = 0.17
Luas daerah kurva dengan nilai z = 0.17 adalah 06.75%
Nilai UTS yang memiliki lebih dari 59, pada grafiknya ada di sebelah kanan z = 0.17.
Luas daerah kurva ini adalah 50% – 06.75% = 43.25%. Jadi mahasiswa yang mempunyai
nilai diatas 59 ada 43.25% .
Mahasiswa yang diselidiki adalah 98 mahasiswa, dengan demikian, mahasiswa yang
mendapatkan nilai diatas 59 adalah (43.25% x 98 mahasiswa) = 42.38 mahasiswa atau
dibulatkan sama dengan 42 atau 43 mahasiswa. Jawaban ini tidak tepat sebab mahasiswa
yang mendapatkan nilai 59 keatas ada 37 mahasiswa (cek di Tabel 7.5).
Tabel z
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 00.00 00.40 00.80 01.20 01.60 01.99 02.39 02.79 03.19 03.59
0.1 03.98 04.38 04.78 05.17 05.57 05.96 06.36 06.75 07.14 07.53
0.2 07.93 08.32 08.71 09.10 09.48 09.87 10.26 10.64 11.03 11.41
0.3 11.79 12.17 12.55 12.93 13.31 13.68 14.06 14.43 14.80 15.17
0.4 15.54 15.91 16.28 16.64 17.00 17.36 17.72 18.08 18.44 18.79
0.5 19.15 19.50 19.85 20.19 20.54 20.88 21.23 21.57 21.90 22.24
0.6 22.57 22.91 23.24 23.57 23.89 24.22 24.54 24.86 25.17 25.49
0.7 25.80 26.11 26.42 26.73 27.03 27.34 27.64 27.94 28.23 28.52
0.8 28.81 29.10 29.39 29.67 29.95 30.23 30.51 30.78 31.06 31.33
0.9 31.59 31.86 32.12 32.38 32.64 32.89 33.15 33.40 33.65 33.89
1.0 34.13 34.38 34.61 34.85 35.08 35.31 35.54 35.77 35.99 36.21
1.1 36.43 36.65 36.86 37.08 37.29 37.49 37.70 37.90 38.10 38.30
1.2 38.49 38.69 38.88 39.07 39.25 39.44 39.62 39.80 39.97 40.15
1.3 40.32 40.49 40.66 40.82 40.99 41.15 41.31 41.47 41.62 41.77
1.4 41.92 42.07 42.22 42.36 42.51 42.65 42.79 42.92 43.06 43.19
1.5 43.32 43.45 43.57 43.70 43.82 43.94 44.06 44.18 44.29 44.41
1.6 44.52 44.63 44.74 44.84 44.95 45.05 45.15 45.25 45.35 45.45
1.7 45.54 45.64 45.73 45.82 45.91 45.99 46.08 46.16 46.25 46.33
1.8 46.41 46.49 46.56 46.64 46.71 46.78 46.86 46.93 46.99 47.06
1.9 47.13 47.19 47.26 47.32 47.38 47.44 47.50 47.56 47.61 47.67
2.0 47.72 47.78 47.83 47.88 47.93 47.98 48.03 48.08 48.12 48.17
2.1 48.21 48.26 48.30 48.34 48.38 48.42 48.46 48.50 48.54 48.57
2.2 48.61 48.64 48.68 48.71 48.75 48.78 48.81 48.84 48.87 48.90
2.3 48.93 48.96 48.98 49.01 49.04 49.06 49.09 49.11 49.13 49.16
2.4 49.18 49.20 49.22 49.25 49.27 49.29 49.31 49.32 49.34 49.36
2.5 49.38 49.40 49.41 49.43 49.45 49.46 49.48 49.49 49.51 49.52
2.6 49.53 49.55 49.56 49.57 49.59 49.60 49.61 49.62 49.63 49.64
2.7 49.65 49.66 49.67 49.68 49.69 49.70 49.71 49.72 49.73 49.74
2.8 49.74 49.75 49.76 49.77 49.77 49.78 49.79 49.79 49.80 49.81
2.9 49.81 49.82 49.82 49.83 49.84 49.84 49.85 49.85 49.86 49.86
3.0 49.49 49.87 49.87 49.88 49.88 49.89 49.89 49.89 49.90 49.90
3.1 49.90 49.91 49.91 49.91 49.92 49.92 49.92 49.92 49.93 49.93
3.2 49.93 49.93 49.94 49.94 49.94 49.94 49.94 49.95 49.95 49.95
3.3 49.95 49.95 49.95 49.96 49.96 49.96 49.96 49.96 49.96 49.97
3.4 49.97 49.97 49.97 49.97 49.97 49.97 49.97 49.97 49.97 49.98
3.5 49.98 49.98 49.98 49.98 49.98 49.98 49.98 49.98 49.98 49.98
3.6 49.98 49.98 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99
3.7 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99
3.8 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99 49.99
3.9 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00
D. TUGAS
Buatlah sembarang data tentang nilai Ujian Tengah Semester (UTS, yang diikuti oleh lebih
dari 100 mahasiswa (lebih bagus). Kemudian buatlah tabel penolong sehingga dapat
ditentukan mean dan standar deviasinya. Usahakan bahwa data yang anda buat tersebut
benar-benar berkurva normal dengan cara mean, median dan mode mempunyai angka yang
mendekati sama dan grafik berbentuk lonceng atau genta.
1. Buatlah grafik poligon atau histogram dari data tersebut
2. Berapa jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai diatas ……
3. Berapa jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai dibawah …….
4. Berapa jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai antara …..dan ……