Dokumen tersebut membahas tentang proses perencanaan kota yang komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Proses perencanaan kota meliputi pengumpulan data, analisis kebutuhan, pengembangan program, dan partisipasi masyarakat dalam membangun kota.
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
52 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang proses perencanaan kota yang komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Proses perencanaan kota meliputi pengumpulan data, analisis kebutuhan, pengembangan program, dan partisipasi masyarakat dalam membangun kota.
Dokumen tersebut membahas tentang proses perencanaan kota yang komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Proses perencanaan kota meliputi pengumpulan data, analisis kebutuhan, pengembangan program, dan partisipasi masyarakat dalam membangun kota.
Dokumen tersebut membahas tentang proses perencanaan kota yang komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Proses perencanaan kota meliputi pengumpulan data, analisis kebutuhan, pengembangan program, dan partisipasi masyarakat dalam membangun kota.
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10
ARSITEKTUR KOTA WAHYU PRABOWO, ST., M.Sc.
PROSES PERENCANAAN KOTA
PROSES PERENCANAAN KOTA Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat, senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat. Perkembangan kota perlu dikelola secara baik agar tidak terjadi hal- hal yang merugikan masyarakat. Sebagaimana diketahui fenomena yang terjadi akibat perkembangan kota yang tidak dikelola secara baik contohnya adalah banjir lokal karena tersumbatnya saluran drainase oleh sampah, galian-galian pipa dan kabel yang tidak kunjung selesai, perubahan lahan hijau menjadi lahan komersial, dan lainnya, yang semua itu diakibatkan pembangunan yang dilaksanakan tidak secara terpadu antara satu sektor dengan sektor lainnya Perencanaan Kota, yang akan didahului dengan tinjauan terhadap proses perencanaan secara umum, karakteristik serta tahapan atau langkah-langkah kegiatannya secara rinci. Dengan dasar pemahaman terhadap proses perencanaan secara umum tersebut selanjutnya dibahas proses perencanaan tata ruang kawasan perkotaan secara spesifik sesuai dengan ketentuan prosedur perencanaan yang berlaku., berkaitan dengan pertumbuhan perkotaan yang pesat, beberapa isu atau tantangan yang dihadapi pemerintah daerah/kota seperti globalisasi, urbanisasi, kemiskinan dan lingkungan kota dibahas tentang kebijakan pembangunan perkotaan yang tanggap terhadap berbagai isu dan tantangan tersebut, baik secara eksternal maupun internal. PERENCANAAN KOTA MODERN Perencaan kota di Amerika dan Negara-negara lain pada akhir decade 1960 an, orientasi perkembangan secara fisik sudah dikurangi , karena juga mengikuti perkembangan social, ekonomi dan politik. Kota sebagai bentuk organisasi manusia yang paling kompleks, terdiri atas ragam ketetanggaan, selain itu perencanaan yang paling penting membutuhkan : Tempat pendidikan Pusat perkantoran Permukiman Pusat-pusat perdagangan Sentra-sentra industri Perencanaan kota membutuhkan keahlian untuk mengembangkan dan mengimplemasikan rencana fisik. Beberapa kemampuan dan aktivitas yang dibutuhkan antara lain : - Mengumpulkan data dan menganalisis data tentang kota bederta populasinya. - Meneliti kebutuhan tentang ketersediaan fasilitas social. - Mengembangkan, mengevaluasi, mengkoordinasi, mendata program dan jadwal pelayanan fasilitas umum. - Program pengembangan ekonomi dan perumahan serta pengembangan ulang.Pelaksanaan aktivitas yang berupa partisipasi masyarakat dalam memberikan kontribusi pada program pengembangan perkotaan. PERENCANAAN KOMPREHENSIF Istilah ‘komprehensif’ yang arti katanya adalah ‘menyeluruh’ dalam hal ini diartikan bahwa penelitian perencanaan semua aspek perkotan dianalisis. Aspek-aspek tersebut menurut Per Mendagri No.2 Tahun 1987 Pasal 22 meliputi antara lain : - Aspek fisik dasar - Aspek lingkunga hidup - Aspek kependudukan dan kebudayaan - Aspek penggunn lahan - Aspek status penguasaan tanah - Aspek perekonomian - Aspek fasilitas dan utilitas - Aspek sistem transportasi - Aspek keruangan dan pembiayaan pembangunan kota - Aspek kelembagaan Pemerintah dan pengelola kota. Berbagai aspek tersebut diatas juga dapat menjadi kajian dalam perancangan kota, selain itu beberapa masalah yang biasa dihadapi perancangan kota seperti misalnya citra kota (image of the city), juga menjadi bahan masukan bagi proses perencanaan kota. Perencanaan ini berupa pengaturan zona-zona kota, pembaharuan peraturan daerah, pengaturan bangunan dan perumahan, menetepkan standar penggunaan lahan serta standar kualitaskonstruksi. Pada perencanaan ini harus ada analisis terhadap aspek social, ekonomi dan fisik kota (seperti distribusi penduduk, kawasan industry, sentra bisnis, ruang terbuka, dan fasilitas bangunan umum). Kontrol Pengembangan Kontrol pengembangan berupa pengaturan distrik atau zona meliputi, ukuran, tipe dan struktur kota. Lokasi khusus dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tipe-tipe perumahan yang berbeda, begitu juga dengan pengaturan zona industry dan bisnis. Selain itu kontrol pengembangan juga termasuk penetapan standar pengembangan lahan terhadap sistem pergerakan lalu lintas dan sistem drainase. Kebijaksanaan pada aspek social, ekonomi dan lingkungan. Aspek-aspek yang harus disediakan Pemerintah Kota dalam hal pendukung terhadap zona permukiman dan sentra bisnis meliputi : fasilitas pendidikan, penyediaan air, kantor polisi, dinas pemadam kebakaran dan tempat rekreasi. Fasilitas-fasilitas tersebut difungsikan sebagai implementasi dari aspek soaial, ekonomi dan lingkungan. Perencanaan kota yang komprehensif (comprehensive urban plan) diartikan sebagai kebijaksanaan jangka panjang (20-30 tahun) mengenai distribusi keruangan (spasial) obyek, fungsi dan kegiatan serta tujuan (Catanese dan Snyder, 1979). Rencana kota tersebut mengkoordinasikan kegiatn pemerintah dan kegiatan swasta atau masyarakat dalam membangun fisik dan keruangan kotanya. Menurut Soejarto (1992) dalam Hestin Mulyandari (2011), untuk kota-kota di Indonesiia yang telah menyusun rencana kotanya berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 1980, pada umumnya secara otomatis menyetarakan jenis-jenis rencana dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.2 Tahun 1987 atau SK Menteri PU No. 640/KPTS/1886, yaitu RIK disetarakan dengan RUTRK ; RBWK diseterakan dengan RDTRK dan RTK disetarakan dengan RTRK (lampiran 12 dan UU RI No. 241/1992. SKB Menteri Dalam Negeri/Menteri PU 650-1595 ; 503/KPTS/1985 adalah sebagai berikut :