Evaluasi Tugas Tutorial 3 PDGK4301

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 3

MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARA DI SD


PDGK4301

Nama : RETNO HAPSARI


NIM : 857700848
Semester : satu
Tanggal : 22 November 2020

I. NASKAH SOAL
1)
a. Jelaskan mengenai kualitas alat ukur !
Jawab :
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa
yang ingin diukur. Jika alat ukur yang kita gunakan tidak dipersiapkan dengan
cermat maka skor yang kita peroleh tidak dapat menggambarkan dengan tepat tingkat
kemampuan setiap siswa. Alat ukur hasil belajar yang baik haruslah menunjukkan
ketepatan hasil pengukuran dan ketetapan hasil pengukuran. Masalah yang
berhubungan dengan ketepatan hasil pengukuran inilah yang dikenal dengan istilah
validitas sedangkan maslah – masalah yang berhubungan dengan ketetapan hasil
pengukuran dikenal dengan istilah reliabilitas.
validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau
evaluasi. Secra umum validitas ada tiga jenis : Validitas isi (concent validity),
Validitas konstrak (construct validity), Validitas yang dikaitkan dengan kriteria
tertentu ( criterion related validity).
Reliabilitas adalah hasil pengukuran yang reliabel (tetap, konsisten, stabil). Hasil
pengukuran yang berhubungan dengan aspek fisik seperti mengukur panjang meja,
berat badan, tinggi badan,dll biasanya menghasilkan reliabilitas yang tinggi
sedangkan yang berhubungan dengan aspek psikologi dan social seperti dalam
pengukuran mewakili intelegensi, sikap dan konsep diri yang tidak dapat diukur
dengan ketepatan dan konsisten yang tinggi.

b. Jelaskan jenis-jenis validitas !


Jawab :
1. Validitas isi (content validity)
Mengacu pada seberapa banyak materi tes tersebut dapat mengukur keseluruhan
bahan atau materi yang telah diajarkan.
2. Validitas konstrak (construct validity)
Mengacu pada seberapa banyak alat ukur tersebut dapat mengungkap
keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes
tersebut. Konstrak adalah konsep hipotesis yang digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan alat ukur.
3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity)
Mengacu pada seberapa banyak materi tes dapat dengan tepat memprediksi
kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki sekarang dengan keberhasilannya
pada masa yang akan dating atau kesesuaian antara penguasaan suatu
pengetahuan dengan keterampilan penggunaan pengetahuan.

c. Analisis soal uraian objektif dan non objektif !


Jawab :
Tes uraian objektif
Tes uraian objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan
jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti, sehingga dapat dilakukan
penskoran secara objektif (walaupun pemeriksa berbeda namun dapat menghasilkan
skor yang relatif sama). Artinya model tes ini memiliki kunci jawaban yang pasti,
sehingga jawaban benar bisa diberi skor 1 dan jawaban salah 0. Tes essay terbatas
tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa
kemampuan-kemampuan:
a. Menjelaskan hubungan sebab akibat
b. Melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
c. Mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
d. Merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
e. Merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
f. Melukiskan keterbatasan-keterbatasan data
g. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat
h. Menjelaskan metoda dan prosedur
i. hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya.
Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya dimungkinkan dengan dua
kata gori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang benar diberi skor 1
(satu), sedangkan setiap kata kunci yang dijawab salah atau tidak dijawab diberi skor
0 (nol). Dalam satu rumusan jawaban dapat mengandung lebih dari satu kata kunci,
sehingga skor maksimum jawaban dapat lebih dari satu. Kata kunci tersebut dapat
berupa kalimat, kata, bilangan, simbol, gambar, grafik, ide, gagasan atau pernyataan
yang merupakan kunci jawaban atas satu pertanyaan (soal). Dengan pembagian yang
tegas seperti ini, unsur subjektifitas dapat dihindari atau dikurangi.

Tes Uraian Non-objektif


Tes Uraian Non-objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki
sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut siswa untuk
mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan dan memadukan
gagasan- gagasan) pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis
sehingga dalam penskorannya mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan
secara objektif). Tes essay bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
yang bersifat kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan:
a. Menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide
b. memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi
c. Merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen
d. mengevaluasi nilai suatu ide.
Dalam penyekoran soal bentuk uraian non-objektif, skor dijabarkan dalam rentang.
Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban. Oleh karena itu
mungkin berentang dari 0 – 4, 0 – 8, 0 – 10, dan lain-lain. Skor minimum harus 0,
karena jika tidak yang tidak menjawab pun akan mendapat skor minimum tersebut.
Sedangkan skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal dan keadaan jawaban
yang dituntut oleh soal itu.
2)
a. Jelaskan prinisp-prinsip pemberian nilai !
Jawab :
Prinsip-prinsip pemberian nilai adalah sebagai berikut :
1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran
Penilaian kelas yang baik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan
aktivitas proses belajar mengajar. Demikian proses belajar mnegajar akan efektif
apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif. Penilain merupakan bagian
integral dari proses belajar mengaja, oleh karena itu penilaian mencakup
penilaian proses dan hasil belajar.
2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
Penilaian harus mengarah pada pengungkapan kemampuan siswa dalam
memecahkan persoalan yang ada dalam masyarakat dan dunia kerja. Penilaian
harus dapat mengarahkan siswa untuk memahami keterkiatan kemampuan yag
diperoleh dari proses pembelajaran degan masalah yang dihadapi dalam
msyarakat. Kemampuan yang dimiliki siswa harus dapat diaplikasikann dalam
memecahkan masalah –masalah kehidupan sehari-hari.
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria
Berbagai aspek kemampuan belajar siswa memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk dapat mengungkapkan kemampuan yang yang dicapai siswa diperlukan
ukuran, metode, criteria, dan teknik yang sesuai agar penilaian dapat
memberikan hasil yang tepat dan terpercaya. Prinsip penilaian yang demikian itu
akan dapat menjamin dikembangkanya alat penilaian yang valid dan reliabel.
Alat penilaian yang digunakan tidak terbatas hanya pada penilain berupa tes,
melainkan juga non-tes.
4. Penilaian harus bersifat holistik
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengembangkan kemampuan siswa pada
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, maka untuk mengetahui pencapaian
kemampuan siswa secara utuh diperlukan penilain yang mencakup seluruh aspek
tersebut. Dengan prinsip penilaian semacam itu maka dapat diketahui pula
karakteristik kemampuan siswa dalam setiap aspek kemampuan. serta hubungan
setiap aspek kemampuan dalam diri siswa.
5. Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (Comptency Referenced)
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah
menguasai kemampuan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam kurikulum.
Butir-butir yang dicakup dalam penilaian harus terkait secara langsung dengan
inndikator pencapaian kemampuan tersebut. Hal penting lainya adalah standar
kemampuan. Hasil penilaian harus mmberikan informasi pencapaian siswa
terhadap standar kompetensi yang telah ditetapkan.
6. Berkelanjutan (continous)
Penilaian harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana
mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
7. Didaktis
Hasil penilaian diharapkan dapat digunakanuntuk mendorong dan membina
siswa dalam meningkatkan kualitas hasil belajar. Dalam hal ini guru dapat
melakukan berbagai upaya yang bersifat konstruktif, seperti pemberian hadiah
bagi siswa yang berprestasi baik.
8. Menggali informasi
Penilaian kelass yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi
guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemiliham metode, teknik,
dan alat penilaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali
dari proses penilaian kelas.
9. Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian guru hendaknya melakukan analisis terhadap
hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan
yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus melihat hal-hal positif yang
diberikan siswa.
b. Jelaskan pemanfaatan hasil tes untuk meningkatkan proses pembelajaran!
Jawab :
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas proses
pembelajaran atau untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang kita lakukan
sudah berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana pembelajaran maka kita dapat menggunakan pemanfaatan
hasil tes, baik yang berupa pre- test – post test, tes formatif maupun tes diagnostik.
Berikut uraiannya

1. Memanfaatkan hasil Pre-tets – post-test.


Pre test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajran, sedangkan
post-test dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Pr- test bertujuan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Cakupan materi
dalam pre-test meliputi seluruh materi yang akan disampaikan dalam proses
pembelajran.
Dan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang telah kita lakukan efektif
atau tidak maka pada akhir preses pembelajaran kita dapat melakukan post-test dan
post test adalah set tes yang pararel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang
sama. Set tes untuk pre-test harus mengukur TIK yang sama.

2. Memanfaatkan hasil Tes Formatif


Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah
siswa menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk
memberi nilai kepada siswa. Hasil tes formatif terutama digunakan untuk
memonitor apakah proses pembelajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan
pembelajaran yang diterapkan. Dengan kata lain tes formatif merupakan alat untuk
melihat efektivitas proses pembelajaran. Titik berat dari tes formatif adalah pada
pengukuran pencapaian kompetensi siswa, bukan mencari penyebab kesulitan
belajar siswa.
3. Memanfaatkan hasil Tes Diagnostik
Dari tes diagnostik guru dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa selama
proses pembelajaran. Karena tes diagnostik akan digunakan untuk menemukan
kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa, maka materi tes diagnostik
dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa. Selanjutnya guru
harus berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut dan sekaligus
berupaya untuk menemukan alternatif atau cara untuk menghilangkan penyebab
kesulitan belajar itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program
pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.

4. Memanfaatkan hasil penilaian Non-Tes


eknik penilaian non tes dapat memberikan informasi umpan balik bagi proses
pembelajaran. Hasil penilaian sikap, penilaian diri dan portofolio dapat dianalis
untuk menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Teknik non-tes yang digunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap dan
portofolio. Hasil dari penilaian non-tes dapat memberikan informasi tentang
perkembangan kemampuan siswa dalam kurun waktu tertentu, ekcenderungan
belajar siswa, dan sikap siswa. Bagi guru hasil penilaian tersebut dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan profesionalisme dalam proses pembelajaran. Bagi
siswa hal tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapan belajarnya.

c. Jelaskan cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar secara


kuantitatif dan kualitatif !
Jawab :
Teknik pengumpulan data kualitatif
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan
berbagai cara.
a. bila dilihat setting nya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah natural
setting, pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai
responden, dan lain lain.
b. bila dilihat dari sumber datanya, maka mengumpulkan data dapat menggunakan
sumber primer dan sekunder. sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen.
c. bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner angket,
observasi ( sugiyono 2012: 193 - 194 ).
Pengolahan data kuantitatif.
a. Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi
kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban,
keseragaman satuan data yang digunakan, dan sebagainya.
b. Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di
setiap instrumen penelitian untuk memudahkan dalam penganalisisan dan
penafsiran data.
c. Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel -
tabel agar mudah dipahami.

Teknik pengumpulan data kualitiatif


Dalam metode penelitian kualitiatif, lazimnya data mengumpulkan dengan beberapa
teknik pengumpulan data kualitiatif, yaitu : wawancara, observasi, dokumentasi, dan
diskusi terfokus ( focus group discussion ). pada pendekatan ini, penelitian membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti rata rata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami .
• Pengolahan data kualitatif.
1. Reduksi Data, yaitu suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan - catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian Data dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan sebagai
kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Menarik Kesimpulan / Verifikasi dengan tidak tergesa - gesa, secara bertahap
dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data

d. Bagaimana cara menginterprestasi dan menilai hasil belajar siswa?


Jawab :
Cara menginterpretasi dan menilai hasil belajar siswa yaitu dengan melakukan
pencocokan jawaban dengan indikator/kunci jawaban yang sebelumnya telah dibuat,
baik itu berupa pilihan ganda, jawaban singkat ataupun essay. Sehingga ada standar
baku dalam menginterpretasikan dan menilai jawaban hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai