Panduan Singkat Standar Teknis Jalan Desa
Panduan Singkat Standar Teknis Jalan Desa
Panduan Singkat Standar Teknis Jalan Desa
24
PANDUAN SINGKAT
STANDAR TEKNIS JALAN DESA
PENDAHULUAN
Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan
fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal daerah pedesaan yaitu :
1) sebagai penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran
2) sebagai penghubung hunian/perumahan
3) penghubung desa ke pusat kegiatan yang lebih tinggi
tingkatnya
(kecamatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jalan baru antara lain :
1) trase jalan mudah untuk dibuat
2) pekerjaan tanahnya relatif cepat dan murah
3) tidak banyak bangunan tambahan (jembatan, gorong-gorong, dll)
4) pembebasan tanah tidak sulit
5) tidak akan merusak lingkungan dan yang perlu diperhatikan
dalam peningkatan jalan lama antara lain :
6) lokasi memungkinkan untuk pelebaran jalan
7) geometri jalan harus disesuaikan dengan syarat teknis
8) tanjakan yang melewati batas harus diubah sesuai syarat teknis
9) sistem drainase dan pekerjaan tanah tidak akan merusak lingkungan
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 2dari
24
1) Pertimbangan Drainase
Drainase diperlukan karena air mempunyai pengaruh yang buruk
untuk jalan, antara lain yaitu :
- Jalan menjadi jelek jika badan jalan tidak cepat kering sehabis
hujan
- Jalan akan mudah terputus (pavement erosions) bila air
dibiarkan melintangi permukaan jalan
- Jalan menjadi rusak bila air dibiarkan mengalirdi tengah
jalan
- Jalan menjadi bergelombang bila fondasi jalan tidak
kering
Pertimbangan yang paling sederhana dari masalah drainase adalah
:
- Jalan kawasan perbukitan diusahakan mengikuti punggung
bukit karena jalan yang mengikuti punggung bukit tidak akan
mengalami masalah drainase sebab air tidak perlu melintangi jalan.
- Jalan yang dibuat pada lereng bukit harus ada galian dan
timbunan, selokan pinggir jalan, talud, gorong-gorong dan
bangunan pelengkap lainnya.
- Jalan yang dibangun di lembah (cekungan) sebaiknya
dihindari karena kemungkinan jalan tidak bisa dikeringkan.
2) Geometri Jalan
Jalan direncanakan untuk kecepatan 15 s.d. 20 km/jam,
pandangan bebas harus memperhatikan keselamatan pemakai jalan
yaitu :
- Tikungan vertical dengan pandangan bebas 30
m
- Tikungan horizontal dibuat dengan pandangan bebas 30
m
- Jari-jari tikungan minimal 10 m dan untuk tikungan tajam
perkerasan dibuat dengan pelebaran dan kemiringan melintang
miring ke dalam.
3) Tempat Persimpangan
4) Tanjakan Jalan
• Tanjakan diukur dengan rumus "jumlah meter naik per setiap
seratus meter horizontal " ( 10 m naik per 100 m horizontal sama
dengan tanjakan 10 % )
• Untuk peningkatan keselamatan dan penggunaan jalan, pilih trase
jalan tanjakan yang tidak terlalu curam. Jika jalan menanjak terus,
tanjakan maksimal dibatasi 7 %
• Pada bagian pendek, tanjakan di batasi 20 %. Setelah 150 m,
harus disediakan bagian datar atau menurun.
Ukuran BIirnirm al
Safr en PinagiT i
8) Permukaan Jalan
Penentuan tebal lapisan batu belah disesuaikan dengan kebutuhan
(jenis dan frekuensi lalu lintas) dan ketersediaan batu. Untuk tebal
lapisan 15 cm digunakan batu belah/ pecah dengan ukuran 8/15,
dan untuk ukuran batu 15/20 biasanya digunakan untuk lapisan dengan
tebal
20 cm. Lapisan batu belah dapat diganti dengan lapisan sirtu (pasir
&
batu tebal 20 cm), terutama untuk daerah kesulitan batu dan
mempunyai tanah dasar yang stabil. Batu belah/pecah harus bersifat
keras dan minimal mempunyai tiga bidang pecah.
9) Bahu Jalan
Fungsi bahu jalan antara lain
:
• Pelindung permukaan
jalan
Perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan
jalan menuju saluran tepi.
• Tempat pemberhentian sementara.
Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut
:
1. Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar
minimum 50 cm
2. Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan
jalan, biasanya 6-8 cm (sama dengan turun 3-4 cm per 50 m')
3. Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang dapat
ditembusi air, sehingga pondasi jalan dapat dikeringkan melalui
proses perembesan.
4. Tanah pada bahu jalan harus
dipadatkan.
5. Lebih baik bila ditanami rumput ditepi luar bahu, mulai 20 cm dari
tepi yang berfungsi sebagai stabilisasi tepi jalan.
6. Penanaman pohon perdu di luar bahu (dan saluran bila ada) untuk
membantu stabilitas timbunan baru.
13. GORONG-GORONG
Gorong-gorong adalah jenis bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air yang
harus melewati di bawah permukaan jalan Gorong-gorong dipcrlukan:
• Di daerah perbukitan, setiap tempat terendah pada profil jalan. Kebutuhan ini dapat
dilihat pada garnbar di bawah ini:
-X
Garis Aliran
Garis
Aliran
17
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan Halaman 10 dari 24
2008
Jenis gorong-gorong yang layak untuk jalan desa adalah gorong-gorong:
(I) Buis beton (bulat), dengan ukuran garis tengah 40 cm sampai dengan
100
cm.
(2) Plat beton, yang dibuat dengan fondasi dari pasangan batu dan lantai
dari beton bertulang, berukuran sisi antara 60 cm sampai 1,00 meter.
Gorong• gorong plat beton lebih layak di mana buis beton tidak dapat
ditanam cukup dalam.
(3) Boog duiker, yang dibuat dari batu belah dan berukuran 40 s.d. 60 cm.
Gorong-gorong buis beton, boog duiker, atau kayu harus ditanam supaya
ada lapisan tanah di atasnya minimal 30 cm atau setengah ukuran garis tengahnya, seperti
yang digambar di bawah ini:
ARUS LALU
LINTAS
c±zL
Lapisan batu (permukaan
AA7,
batu Jarak antara buis beton
dan
batu minimal setengah ukuran
buis beton
gorong•
gorong buis bet on
ikuran gorong-gorog tergantung debit air yang akan mengalir. Luas lahan yang
dapat dikeringkan gorong-gorong buis beton dan plat beton diperkirakan sebagai
berikut:
Luas lahan yang dapat dikeringkan gorong-gorong boog duiker dan kayu
diperkirakan sebagai berikut:
, 1.o¢ 1,4
MIN
POT. A•
- - I
I .. I -- -
I 0
he
4
. .. .• --- - p
,.
f
I
-- I
4 •
4
' .
: .
I
i,
..... •
t
I I !
I
.] " '.,
I 1 ( I
I ..: •
a
I
.. A
!
.'+
L-es¢ _'
'
p
J I . -
sI
I
SELISIH KETINGGIAN
UUG $,%
6.2
TT
p.
SKALA 1:50
•• +-«
B
E
L
A
H
P
A
S
I
R
B
E
R
S
I
H
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 13 dari 24
p, 1.40 t+4.10
1.4
4
MIN MIN
t
,
I --
' ss1 BtToN,/ ' 8tSl BtTON
0 4.et -0.1 '0eat-4.t¢
#
8ETON BERTULANG
ADUKAN 1:2:4
(SEMEN:PASIR:KERIKI )
2.06
I
I
..
1
s
SKALA 1:50
"
l
BAHAN THAN PE LOS! GORONG-GORONG PLAT BET0N
L+d4 BATU BELAK DAN
-
ADUKAN 1:2
L+ t.At f x
,
(SEMEN:PASIR LT»P ¥ ¥ r x x ¥ r r
7 ,,_
sr sBAuN
%
I
Eis G• [G• G• G• G•
_ m
f
URUL DAN
' PEMAEATAN SATAN I
1I '
K5MAHlp--. . . . . ,.,. , , I
EtRL "IS SEMEN Pc. ZAK t
'
ii"
7
321 --
BATU BEL AH
'
w?
I -
t
-
PASIR BERSIM ;3
i /, I
! 't·.£
KERIKI! M'
.
POT. A-A DAN
DETAIL TIMBUNAN TANAM
1- ---- --
pk 7
l · ·~ · · ·
0.1
BATU
·l il
!
SELA H DA N A DUKAN
1"
l POT. A-A
't
;
tLisIM KL!"tm l 4
l,
I
SKALA 1:40
,i uJuNG I
BAHAN-BAHAN PER LOKASI GORONG-GORONG BUJIS BETON
G• G• G• G• G•
BAHAN SAT
I
SEMEN P.C. ZAK I
BATU BELAH ?
PASIR BERSIH 13
BUIS BETON gM BLAH
pg·4.n DETAIL TIMRUNAN TANAM
0uIs BE TON gu BUAH
]__) l
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 15 dari 24
6Marti1 5 std 10 kg
Saluran Tepi
c. Jalan Beton
Merupakan perkerasan kaku (rigid) tersusun dari bahan semen,
pasir, kerikil. Konstruksi ini dipakai didaerah dengan struktur
tanahnya labil, mudah pecah, lembek, dan pada turunan/tanjakan
diatas singkapan batu. Kualitas campuran sama dengan standar
beton yaitu 1pc: 2ps : 3kr
Persyaratan material antara lain
:
- Pasir maupun krikil harus bebas dari bahan lain seperti
tanah lempung, sampah, dan kotoran lainnya.
- Krikil harus keras dengan bidang pecah minimal 3
bidang
- Tebal konstruksi 15
cm
- Fas (faktor air semen) kecil / proses percampuan penggunaan
air jangan terlalu banyak.
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 21 dari
24
Pelaksanaan :
(1) Pada tanah labil
- Tanah dasar dibentuk punggug sapi
- Pasir beton dihampar setebal 5 cm dan dipadatkan
- Dipasang papan cetakan untuk membatasi ketebalan yang
disaratkan
- Adukan beton dituang ke permukaan dan dipadatkan dengan
penggetar atau ditusuk-tusuk dengan kayu.
- Permukaan dibuat kasar dengan menggunakan sapu lidi kea
rah menyamping.
- Setiap 1 m memanjang dibuat dengan lebar 1 cm dan dalam 2
cm
- Setiap 2 m panjang diberi delatasi/pemisah selebar 1 cm
- Pemakaian setelah umur beton minimal 21 hari dihitung dari
akhir pengecoran.
(2) Pada Singkapan Batu
- Badan jalan dibentuk seperti punggung sapi dengan alat
blencong/gancu/pahat.
- Bila terdapat bagian yang susah dibentuk misalnya cekungan,
maka dibagian ini dibentuk batas persegi dan diisi dengan beton
yang sudahdipersiapkan.
- Untuk jenis badan jalan seperti ini di bawah beton tidak perlu
menggunakan pasir.
andagan ltas
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 22 dari 24
Persyaratan :
- Daerah singkapan harus bersih dari kotoran organik
maupun anorganik
- Daerah yang akan diaspal harus kering dan dibuat rata
- Penggunaan aspal sand sheet dengan ketentuan
sebagai berikut:
Disemprotkan tack eoaf tipe MC (medium current) atau
RC (rapid current) : 0,2 - 0,35 kg/m?
Komposisi sand sheet adalah 0, 68 - 0,90 It/m (aspal institute)
5,5 - 8,0 kg/m pasir (Manual series No 19 (MS - 19))
ketebalan sand sheet antara 1--2 m
Cara pelaksanaan :
Bila menggunakan cara sederhana dilakukan dengan system "Aspal
Goreng", yaitu :
- Pasir digoreng agar kering
Aspal drum yang sudah dipanaskan dicampur dengan
pasir dengan kapasitas seperti yang tercamtum diatas.
- Diaduk dengan sekop hingga rata
- Diangkut dengan kotak pengangkut
- Dihamparkan dilokasi yang akan diaspal dan diratakan
dengan alat perata aspal
- Ketebalan diukur dengan besi pengukur dengan
perkiraan ketebalan sebagai berikut :
Padat Loose
2cm 2,5 cm
1 cm 1,5 cm
- Digilas dengan alas penggilas dari tepi
18) Stabilisasi
Proses ini dilakukan dengan menambah sedikit bahan tertentu
pada tanah asli.
Bila tanah dilokasi ini (subgrade) labil dan tidak mempunyai bahan
lokal lain yang layak, maka teknik ini dnilai sebagai alternative yang
terbaik.
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 23 dari 24
Perlakuan tanah dengan teknik ini berbeda untuk tiap jenis tanah, dan
mempunyai zona efisiensi yang berbeda pula.
Bahan tambah semen digunakan untuk stabilisasi tanah jenis pasir
kasar dan pasir halus, dan untuk bahan kapur digunakan pada jenis
tanah lanau halus, lempung kasar, dan lempung halus.
19) Pembangunan Jalan Di Daerah Rawa
Pada proses pembangunan jalan desa teknik untuk membuat jalan
didaerah rawa dianjurkan dengan menggunakan teknologi penggantian
sebagian subbase (lapisan pondasi jalan diatas subgrade), kemudian
dipasang matras galar kayu, cerucuk kayu, cerucuk dari papan atas,
atau yang lain dengan memperhatikan ketinggian air minimum agar
kayu selalu dalam keadaan terendam. Timbunan biasa tidak termasuk
tanah lempung dengan plastisitas tinggi, tidak termasuk bahan
organik, dan mempunyai CBR diatas 6%. Timbunan terpilih
mempunyai CBR diatas
10% dan Pl diatas 6%. Teknogi lain yang dianjurkan yaitu Tiang
Turap
Kayu atau Stabilisasi dengan
Cerucuk.
Conteh pelaksanaan jalan di daerah
gambut/rawa
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 24 dari 24