LP Maternitas Kehamilan Normal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari. (40 minggu
atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1 .Trimester I: dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
2 .Trimester II: dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan kehamilan.
3 .Trimester III: dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin,
2002:89)

Antenatal care adalah, pengawasan sebelum persalinan terutama


ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama yang ditujukan pada
ibu disebut ante partal care.
Antenatal adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan
yaitu sejak masa kehamilan. Antenatal ini bersifat preventife care dan
tujuan secara umumnya adalah mencegah hal-hal yang kurang baik bagi
bayi maupun ibu (Prof Sulaiman Sastra Winata).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai
suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat
dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
2 . Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar
sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
( konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
a. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
b. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat.
c. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel
telur di tuba pallofi. Terjadi pada 1/3 distal tuba. Mengalami
pembelahan: zigot- morula- balstula.
d. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Terjadi hari ke 4-7 hari setelah konsepsi.
e. Plasentasi: Tumbuh kembangnya khorion dan desidua. Pembentukan
plasenta. Pada akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.
3. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada
alat kandung, dan juga organ lainnya.
1) Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
Berat : dari 30 gr – 1000 gr, panjang 32 cm dan lebar 24 cm.
Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis,
akhir ; rongga perut sampai hati.
Menurut spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:
1. Kehamilan 22 - 28 minggu : 24 - 25 cm dari simfisis
2. Kehamilan 28 minggu : 26,7 cm dari simfisis
3. Kehamilan 30 minggu : 29,5 - 30 cm dari simfisis
4. Kehamilan 34 minggu : 31 cm dari simfisis.
5. Kehamilan 36 minggu : 32 cm dari simfisis.
6. Kehamilan 38 minggu : 33 cm dari simfisis.
7. Kehamilan 40 minggu : 37,7 cm dari simfisis
Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak
sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim
bentuknya tidak sama. Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang
disebabkan oleh terjadinya gangguan perimbangan hormonal dimana
estrogen dan progesteron berubah konsentrasinya sehingga progesteron
mengalami penurunan.
2. Serviks
Servik menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks bertambah
disebut tanda “goodell”.
3. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti sampai terbentuknya uri. Ovarium yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
4. Vagina dan vulva
• kekenyalan atau elastisitas bertambah artinya daya regang bertambah
sebagai persiapan persalinan.
• Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
5 . Perubahan pada organ dan sistem lainnya : 1) Sistem sirkulasi darah a.
Volume darah serum darah meningkat 25-30 %, sel darah bertamabah 20%.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%
b. Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap meningkat
sampai akhir kehamilan.
c. Hitung jenis dan Hb
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk
kebutuhan oksigen.
d. Nadi dan TD
TD menurun, nadi meningkat rata-
rata 84x/mnt e. Jantung
Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir,
EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri
2) Sistem pernapasan
• Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim.
• Kapasitas vital paru meningkat.
• Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada
3) Sistem pencernaan
• nafsu makan meningkat, sekresi usu berkurang, aktivitas peristaltik menurun
akibatnya bising usus menghilang karena konstipasi. Aliran darah ke panggul
dan tekanan vena meningkat menyebabkan haemoroid. Saliva meningkat, mual
dan muntah
• Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas
• Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness) pengaruh hormon
HCG
4) Tulang dan gigi
• Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak
• Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan
kalsium janin 5) Kulit:
Terjadi hiperpigmentasi pada :
• Muka : cloasma gravida
• Payudara : putting susu dan areola payudara
• Perut : striae gravidarum(garis-garis memanjang atau serong pada perut,
memanjang dari simpisis ke umbilikalis), cicatrix (selulit)
6) Kelenjar endokrin
• Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
• Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
• Kelenjar adrenal : tidak satu berpengaruh ( – )
7) Payudara
• Payudara bertambah besar, tegang dan berat
• Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli
• Bayangan vena lebih membiru
• Kaku diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
8) Metabolisme
• BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga
• Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara. Laktasi
• Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
• Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
• BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh
- Janin, uri, air ketuban, uterus
- Payudara, uri, darah, lemak, protein, retensi urine.
• Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan
dan laktasi 8 . Kenaikan berat badan
a. trimester I : 1 Kg
b. trimester II: 5 kg
c. trimester III: 5,5 kg
4. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu:
a. timbang berat badan
b. ukur tinggi badan
c. ukur tekanan darah
d. pemberian imunisasi TT
e. ukur tinggi fundus uteri serta pemberian tablet besi minimal 90 tablet
selama masa kehamilan.
5. Tujuan umum dan khusus :
a. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
b. Tujuan khusus:
1. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi
kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
3. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
4. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
5. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal ( memberikan nasehat-
nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan, persalinan).
6. Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
1. Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan
2. 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali
3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali).
Kecuali jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
4. Untuk ibu hamil:
Trimester Waktu Kunjungan Tindakan
I dan II Sebulan sekali a. Pemeriksaan
laboratorium.
b. Pemeriksaan
ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang
menu seimbang.
d. Observasi adanya
penyakit yang dapat
mempengaruhi
kehamilan, resiko
komplikasi kehamilan.
e. Rencana untuk
pengobatan penyakit,
menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan,
dan imunisasi Tetanus
Toksoid I.

7. Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:


a menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
b menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c menentukan status kesehatan ibu dan janin
d menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor
risiko kehamilan
e menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
8. Tahap pengkajian
a. Anamnesis
1) Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan
tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara
20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di
luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang
tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor
kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi
obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan
preterm, abortus.
2) Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin
periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan.
 Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir, siklus
haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk
memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan
saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x +
1mg) untuk siklus 28 + x hari.
 Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan
kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data
dasar inisial pemeriksaan kita).
 Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun
tidak.
4) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
5) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan
sebagainya.
6) Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya
(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa
jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan /
persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan,
kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan
terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan
bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
7) Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT,
hali ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual
dan memperkirakan atau menentukan tanggal persalinan
menggunakan rumus Naegele:
a. Januari – Maret: 7+9+0
b. April – Desember: 7-3+1
c. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
d. Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
2. Objektif
a. Status generalis / pemeriksaan umum
1. Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi.
2. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan),
tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145
cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan
yaitu 140/90 mmHg ( nilai diastolik lebih bermakna untuk
prediksi sirkulasi plasenta ).
3. Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri
frontal, hypertensive / tension headache nyeri suboksipital
berdenyut).
4. Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
5. Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan
gusi, gigigeligi.
6. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi
auskultasi umum.
7. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis,
varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat
kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus
infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan
direncanakan penatalaksanaannya.
b. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik
1. Proses
Sebelum palpasi abdominal: Kosongkan kandung kemih.
Baringkan ibu terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga
bantal
2. Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen
mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan
ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat
diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri
dengan tepi atas simfisis os pubis).
a. Leopold I
Tujuan:
1. Menentukan umur kehamilan melalui tinggi fundus
uteri dengan menggunakan jari atau meteran.
2. Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua
telapak tangan
Menyimpulkan bagian yang teraba di fundus:
a. Kepala: teraba keras, bundar dan melenting
b. Bokong: kurang bundar dan kurang melenting
c. Letak lintang: fundus uteri kosong
b. Leopold II
Tujuan:
1. Menentukan letak punggung janin dan letak bagian terkecil
janin (letak membujur)
2. Meraba kepala janin disebelah kanan atau kiri (letak
lintang)
Menyimpulkan bagian punggung dan bagian terkecil:
a. Punggung: bila pemeriksa merasakan adanya tahanan
uterus dari atas kebawah seperti memapan
b. Bagian kecil: pada arah yang berlawanan dari punggung
teraba benjolan kecil (kaki dan tangan janin)
c. Leopold III
Tujuan:
Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawah
ibu Menyimpulkan:
a. Kepala: besar, bulat, keras, melenting (bila belum masuk
PAP)
b. Bokong: besar tidak keras
c. Lintang: tidak teraba bagian besar
d. Leopold IV
Tujuan:
Menentukan sampai dimana bagian terbawah janin sudah masuk
PAP.
Menyimpulkan:
a. Convergen: belum masuk PAP (kedua jari tangan bisa
bertemu) kepala belum masuk PAP.
b. Divergen: sudah masuk ke rongga panggul/PAP (tangan
tidak bisa bertumpu/sejajar), kepala sudah masuk PAP.
Taksiran berat janin (TBJ) Rumus “Johnson-Tossec”:
TFU (cm) - (11/12) x 155 gram. Atau BB = (Md – 11/12) x 155
gram.
11: divergen (leopold 1-3)
12: convergen (leopold 4)
c. Auskultasi : Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat
Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin,
dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima,
kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh
frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi
yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya
selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin
normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi
menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban /
stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi
menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada
janin (fetal distress/gawat janin).
d. Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda
radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia
dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia
dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco
(cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal
kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga
horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks
(permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/
discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina,
ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum
ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
e. Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah
tangan dan BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus
dari luar abdomen.
Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan
serviks.
Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat
ditemukan. Ditentukan bagian terbawah (presen JANGAN
LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL PADA
PEMERIKSAAN VAGINAL.
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan
pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi
fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga,
karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi
pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di
meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan
sangat hati-hati)
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran
infeksi ( korioamnionitis ).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak
dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada
indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk
kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia
kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran,
letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan
lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan
persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia
kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak
sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk
eksplorasi. Pemeriksaan rektal (rektal touché) dilakukan atas
indikasi.
f. Pemeriksaan panggul luar Tujuan :
a. Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b. Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
a. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
b. Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada
persalinan yang lalu
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara
g. Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :
a. Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran
normal 23 – 26 cm.
b. Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran
normal : 26 –
29 cm
c. Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii
kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm. d. Conyugata
eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus
(ruas tulang lumbal lima).
e. Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri,
kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali
ke atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.
h. Pertumbuhan janin
a. 0 – 4 minggu pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf,
jantung mulai berdenyut, jari mulai keluar/nampak. b. 4 – 8
minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna
mulai tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak (USG).
c. 8 – 12 minggu mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran
urin (10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex
terlihat, bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
d. 12 – 16 minggu berkembang skeletal, meconium ada
di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum menyatu.
e. 16 – 20 minggu quecning – ibu merasakan, auskultasi,
verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit.
f. 20 – 24 minggu sebagian organ mampu berfungsi,
respon pada suara, kulit merah keriput. g. 24 – 28 minggu
kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata
– respon pernapasan.
h. 28 – 32 minggu mengisap, lemak dan besi, testis turun
skrotum, lanugo tidak ada di muka, kulit mulai putih dan keriput
kurang. i. 32 – 36 minggu meningkatnya lemak seluruh tubuh,
lanugo tidak ada, rambut kepala panjang, kuku sampai ujung jari,
tulang rawan, telinga, rambut.
j. 38 – 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat
i. Pemeriksaan lanjutan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap
bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36
minggu setiap minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan
lanjutan, diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus
uteri.
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin,
presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin,
perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika
memungkinkan dengan USG).
j. Nasehat untuk perawatan umu atau sehari-hari:
1. Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai
sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika
duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika
tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi.
Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai
sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi
melebihi 140 kali per menit. Jika ada gangguan / keluhan
yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya,
perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
2. Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat
atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama
pada usia kehamilan muda.
3. Imunisasi
Terutama tetanus toksoid (2x). Imunisasi lain sesuai
indikasi.
4. Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus /
antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat
mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi
sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan
emboli udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya.
Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan,
pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
5. Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau
keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan
(abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya,
coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu,
di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan
implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan
menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4
minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan.
Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus.
Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda
persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan,
ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens
atau abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit
menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.
6. Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik
manual dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat
terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
7. Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan
dan sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-
obat depresan adiktif
(narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan
perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
8. Gizi / nutrisi
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar
kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan
anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
9. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia
kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot
yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan
juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama
calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi
pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan
psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan
menjadi semakin mantap.
10. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan
secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan
dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih
stabil.
9. Konsep Dasar Keperawatan
A. Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir.
Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi
sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
2. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum
terjadi, penambahan BB 2 – 4 kg trimester pertama.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton
hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan
daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan
janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin
pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan
keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan
payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak
bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi :
kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar,
Chadwick positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
2. Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
3. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
5. Titer rubella
> a : ad menunjukkan imunitas
6. Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
7. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes,
penyakit ginjal).

C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman
pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan :
Kecemasan
berkurang/hilang Intervensi
:
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah
dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang
dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan
membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi
secara positif terhadap pilihan.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi.
Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah
melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis. R/
dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
suplemen vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan
tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan
pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan
atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal
yang optimum. R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal
dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan
resiko retardasi pertumbuhan intrauterine ( IUGR) pada janin dengan
BBLR.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status
nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan
kebutuhan cairan.
Tujuan :
Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan
metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan
muntah pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran. R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat
dikontrol.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
4 . Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran
diafragma. Tujuan :
Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan) R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-
kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi
berkurang oleh pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan
program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah
waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti
berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok,
makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi –
fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat. R/ postur yang baik dan
makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik
meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok
menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan
posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus
gravid.
5 . Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan :
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan
trimester ketiga.
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih
dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas
kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas
sehari. R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat
yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-
angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan
keluhankeluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami
edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema
fisiologi.
e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
6 . Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak. Tujuan :
Pola tidur teratur.
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang
berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi
air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan
tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen
menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi
semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu
mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat ± 2 jam
dan dapatkan 8 jam tidur per malam.
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan
janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara
dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi


dan KB. Jakarta : EGC.
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
Dongoes, RE. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi:
2. Jakarta :
EGC.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri
Fisiology. Bandung : Elemen.
http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluananc-
antenatal-care.html
http://www.scribd.com/doc/62008932/Antenatal-Lp
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/pemeriksaan-obstetri-dan-
asuhan.html http://www.scribd.com/doc/71391112/8/Perubahan-fisiologis-
pada-kehamilan http://askep45kesehatan.blogspot.com/2012/02/lp-antenatal-
care.html

Anda mungkin juga menyukai