Tugas 3 - Logika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indri Tiyanti

Nim : 043452545

TUGAS 3

LOGIKA

1. Penalaran oposisi dan bentuk penalaran oposisi sebagai penyimpulan


langsung

Jawab :

Penalaran oposisi adalah Penalaran dalam logika pertentangan dua


pernyataan dengan term yang sama, yang didefinisikan pertentangan antara
dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan di sini
diartikan juga dengan hubungak logik, yaitu hubungan yang di dalamnya
terkandung adanya suatu penilaian benar atau salah terhadap dua pernyataan
yang diperbandingkan. Adapun dua pernyataan yang diperbandingkan itu
keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dua term sebagai subjek dan
predikat yang menghasilkan penyimpulan langsung

2. Dua contoh setiap bentuk peralaran oposisi


Jawab :
 Semuanya adalah korupsi
Semuanya tidak ada yang
korupsi
 Semua manusia terpelajar
Beberapa manusia tidak
terpelajar
3. silogisme beraturan dan bentuk silogisme beraturan sebagai penyimpulan
tidak langsung
Jawab :

a. Silogisme Beraturan

Silogisme beraturan adalah bentuk penyimpulan yang terdiri dari tiga


proposisi (kesimpulan, premis mayor dan premis minor), serta term tengah. Ada
4 bentuk silogisme beraturan:

a) Silogisme Sub-Pre, yaitu: Bentuk silogisme, dimana term tengah sebagai


term subyek dalam premis mayor, dan sebagai term predikat dalam premis
minor.
Misalnya :
 Premis mayor : Korupsi adalah kejahatan extraordinari bagi rakyat
Indonesia.
 Premis minor : Salah satuanggota DPR melakukan tindak korupsi
 Kesimpulan : Salah satu anggota DPR adalah penjahat extraordinarin
bagi rakyat Indonesia.

b) Silogisme Bis-Pre, yaitu: Bentuk silogisme, dimana term tengah sebagai


term predikat dalam premis mayor dan minor.
c) Silogisme Bis-Sub, yaitu: Bentuk silogisme, dimana term tengah sebagai
term subyek dalam premis mayor dan minor.
d) Silogisme Pre-Sub, yaitu: Bentuk silogisme, dimana term tengah sebagai
term predikat dalam premis mayor, dan sebagai term subyek dalam premis
minor.

b. SILOGISME TIDAK BERATURAN

Silogisme tidak beraturan adalah bentuk penyimpulan, dengan empat


macam:
1. Entimema, yaitu: Bentuk silogisme, dimana satu proposisi dihilangkan,
karena dianggap sudah diketahui. Ada 4 macam bentuk kemungkinan:
a. Entimema dari silogisme, dimana premis mayor dihilangkan.
b. Entimema dari silogisme, dimana premis minor dihilangkan.
c. Entimema dari silogisme, dimana kesimpulan dihilangkan, karena
langsung sudah diketahui.
d. Entimema dari silogisme, dimana premis mayor dan minor
dihilangkan, karena dianggap sudah diketahui.

Faedah praktis entimema, yaitu dengan mengembalikan entimema ke


dalam bentuk asal, merupakan sebagai bukti kebenaran dan ketepatan
susunan proposisinya.
2. Epikirema, yaitu: Bentuk silogisme. Bentuk silogisme, dimana salah satu
atau kedua premis (mayor dan minor) disertai dengan alasan. Terjadi di
dalam buku-buku atau percakapan sehari-hari.
3. Sorites, yaitu: Bentuk silogisme, dimana premis berhubungan lebih dari
dua proposisi, sehingga kesimpulan berbentuk hubungan antara premis
mayor dan premis minor, tanpa term tengah. Penyimpulan yang pasti
dalam Sorites harus memenuhi beberapa syarat :

a) Jika dalam hubungan itu universal kepartikular, maka hubungan


selanjunya tidak boleh dibalik, meski sebagai term subyek atau term
predikat.
b) Jika dalam hubungan itu partikular ke universal, maka hubungan
selanjutnya tidak boleh dibalik, meski sebagai term subyek atau term
predikat.
c) Jika dalam hubungan itu ada negasi, maka yang menegasi atau
dinegasi harus universal, atas dasar prinsip penyimpulan yang
ketujuh.
d) Jika dalam hubungan itu tiap proposisi premis (mayor dan minor)
berbentuk ekuivalen, maka proposisi kesimpulan selanjutnya pun
berbentuk ekuivalen, atas dasar prinsip penyimpulan yang pertama.
4. Poli-silogisme, yaitu: Bentuk silogisme, dimana hubungan pada
kesimpulan sebelumnya menjadi premis pada silogisme berikutnya. Ada
2 poli-silogisme: Pro-silogisme (silogisme yang bukan bagian akhir); dan
Epi-silogisme (silogisme yang bagian akhir).

Tiap silogisme hingga silogisme akhir bisa memiliki penyimpulan yang tepat
dan pasti, jika mengikuti hukum dasar penyimpulan dan berbentuk hanya
satu diagram himpunannya.

4. Dua contoh setiap bentuk silogisme beraturan


Jawab :

 Semua mahasiswa terdidik


Sebagian manusia tidak
terdidik
Sebagian manusia bukan mahasiswa
 Semua yang halal dimakan
menyehatkan. Sebagian makanan tidak
menyehatkan Sebagian makanan tidak
halal

Sumber Refrensi :
BMP/ISIP421/LOGIKA/MODUL 6/Hal. 6.1-6.56

Anda mungkin juga menyukai