Struktur, Fungsi Dan Sirkulasi Tali Pusat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

A.

STRUKTUR, FUNGSI DAN SIRKULASI TALI PUSAT

Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan fetus (janin).
Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas (kelangsungan hidup) dan memfasilitasi
pertumbuhan embrio dan janin. Pembuangan senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen,
nutrisi, dan faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat
tersusun dari 90% air dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago
tulang rawan sendi (95%). Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan dipotong
kemudian dibiarkan terpapar di udara untuk pengeringan. Dalam waktu 24 jam, warna putih
kebiruan dari tali pusat akan hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari. Pengukuran gas
tali pusat perlu dilakukan pada bayi yang lahir melalui proses bedah sesar untuk mengetahui
kondisi kesehatan bayi. Darah dari tali pusat telah dimanfaatkan sebagai sumber sel punca
untuk mengatasi beberapa penyakit tertentu.

1. DEFENISI TALI PUSAT

Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan
menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak
diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah
umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut. Funiculus
umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta. Funiculus umbilicalis
berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan
mempunyai sekitar 40 puntiran spiral. Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-
50 cm dan diameternya 1-2 cm.
Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta keluar dari rahim ibu. Tali
pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan
kedua relatif banyak, diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika
oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali
pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di
sekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh
darah khususnya pada saat persalinan.

2. STRUKTUR TALI PUSAT


Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta. Warnanya dari
luar putih dan merupakan tali yang berpilin. Panjangnya ± 55 cm (30 – 100 cm) dan diameter
1 – 1,5 cm. Pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri
sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang menimbulkan tonjolan pada permukaan
tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus
menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang

menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di
dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion
plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat
tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :
1. Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran
darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
2. Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta
dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di
ekskresikan.
3. Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi
pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti
jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi
pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang
kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah
penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli
Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk
simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan
funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.

Insersi/letak tali pusat ke plasenta :

1. Tengah : insertio sentralis


2. Sedikit ke samping: insertio paracentralis
3. Samping : insertio lateralis
4. Pinggir : insertio marginalis
5. Di luar plasenta/di selaput janin : insertio velamentosa
3. FUNGSI TALI PUSAT

Fungsi tali pusat yaitu :


 Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin
sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
 Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang
akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
 fungsi dan aktivitas yang ada di plasenta yang dibutuhkan oleh janin untuk
pertumbuhan, perkembangan, kelangsungan hidup janin, disalurkan oleh tali pusat
agar bisa digunakan oleh janin. Misalnya transfer O2 dan nutrisi, begitupun
sebaliknya, buangan dari janin dikirim kembali ke plasenta. Jadi fungsi tali pusat
yaitu sebagai media.

4. SIRKULASI TALI PUSAT

Fetus dalam rahim ibu mempunyai dua kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu
oksigen dan nutrisi serta membuang produk sisa yang dihasilkan oleh sel-selnya.
Struktur yang bertanggungjawab memenuhi kebutuhan fetus adalah plasenta. Plasenta
mempunyai banyak vilus yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan
menembus dinding uterus yaitu endometrium.

Endometrium kaya dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari darah fetus
berada di dalam vilus. Darah yang kaya oksigen dan nutrien dibawa melalui vena
umbilicalis. Sebaliknya darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri
umbilicalis dalam tali pusat, mengandung produk sisa seperti karbon dioksida dan
urea. Produk sisa ini akan meresap ke membran dan masuk darah ibu. Darah ibu dan
darah fetus dalam vilus sangat rapat, akan tetapi kedua darah tersebut tidak bercampur
karena dipisahkan oleh suatu membran.
Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan
antibodi dari darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus
yang terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap
ke dalam darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang
dilahirkan daripada jangkitan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai