PPK Anestesi Prosedur Sedasi Sedang-Berat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

RSUD Asy-Syifa’
Sumbawa Barat
Ditetapkan oleh :
Direktur,

PROSEDUR ANESTESI SEDASI


SEDANG-RINGAN dr. Carlof
NIP. 19820124 201001 1 014
1. Pengertian (Definisi) Sedasi sedang adalah suatu keadaan dimana setelah
pemberian obat sedasi menyebabkan penurunan
kesadaran, namun pasien masih memiliki respon terhadap
rangsang suara, baik disertai maupun tidak dengan
rangsang sentuhan.

Ventilasi spontan masih adekuat dan belum diperlukan


intervensi untuk menjaga patensi jalan nafas. Fungsi
kardiovaskular masih tidak berubah.

Sedasi berat adalah suatu keadaan dimana setelah


pemberian obat terjadi penurunan kesadaran, pasien
hanya berreaksi dengan pemberian rangsang nyeri. Fungsi
pernafasan dapat terganggu. Pasien membutuhkan
bantuan untuk menjaga patensi jalan nafas dan pernafasan
spontan dapat menjadi tidak adekuat. FUngsi kardiovskular
biasanya tidak terganggu.

Desaturasi adalah penurunan konsentrasi oksigen di dalam


darah yang ditadai dengan angka SpO2 < 92% pada
monitor oksimetri.
2. Indikasi Untuk tindakan diagnostic yang kurang dari 30 menit dan
terapeutik yang kurang dari 15 menit yang membutuhkan
sedasi.
3. Kontra Indikasi 1. Hemodinamik tidak stabil.
2. Pada tindakan di luar kamar operasi kesulitan
melakukan bantuan ventilasi.
4. Persiapan 1. Pasien
a. Penjelasan rencana dan reisko komplikasi tindakan
anestesi umum dengan intubasi endotracheal.
b. Ijin persetujuan tindakan sedasi sedang-berat.
c. Puasa
d. Medikasi sesuai resiko anestesi.
e. Premedikasi pra anestesi.
f. Kelengkapan pemeriksaan penunjang.

2. Alat
a. Sulfat atropine 0,25 mg (2 ampul)
b. Lidokain 2% (3 ampul).
c. Efedrine 50 mg (1 ampul)
d. Midazolam 5 mg (2 ampul).
e. Fentanyl 100 µg atau pethidin 100 mg (2 ampul)
f. Ketamin 100 mg.
g. Propofol 200 mg (1 ampul)
h. Laringoskop 1 buah.
i. Sungkup muka
j. Set Suction 1 buah
k. Pipa endotracheal 1 buah
l. Selotip 1 buah
m. Oksigen
n. Ambu bag 1 buah

3. Dokter
a. Visite perioperative
b. Penentuan klasifikasi ASA PS
c. Check list kesiapan anestesi
5. Prosedur Tindakan 1. Pramedikasi
a. Meninjau ulang rekam medis pasien
b. Anamnesis pasien berupa :
1) Identitas pasien.
2) Identifikasi prosedur yang akan dilakukan.
3) Verifikasi status masuk pasien (rawat jalan,
rawat inap, one day care dan lainnya.
4) RIwayat penyakit pasien yang relevan.
5) Abnormalitas system organ utama.
6) Riwayat anestesi/sedasi sebelumnya dan efek
samping yang pernah terjadi/dialami.
7) Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini, alergi
obat, dan interaksi obat yang mungkin terjadi.
8) Asupan makan terakhir.
9) RIwayat merokok, alkohol, atau
penyalahgunaan obat-obatan.
c. Lakukan pemeriksaan fisik terfokus
1) Tanda vital
2) Evaluasi jalan napas
3) Auskultasi jantung dan paru
d. Lakukan evaluasi hasil pemeriksaan laboraturium,
radiologi dan EKG (berdasarkan pada kondisi yang
mendasari dan efek yang mungkin terjadi dalam
penanganan pasien), profilaksis sesuai indikasi.
e. Catat di rekam medis pasien. Konfirmasi temuan
klinis segera sebelum melakukan anestesi/sedasi.
f. Konsultasi medis, jika memungkinkan.
g. Susunlah rencana tindakan sedasi dan diskusi
dengan pasien / keluarganya mengenai risiko-
keuntungan dari tindakan sedasi.
h. Tandatangani surat persetujuan tindakan (informed
consent).
i. Berikan pre-medikasi dan antibiotik.

2. Intrasedasi
a. Pemasangan IV line
b. Pemasangan alat monitor minimal 4 parameter
(tekanan darah, EKG, saturasu, respirasi).
c. Pemberian obat-obatan sedasi.
d. Pemantauan pasien.
1) Tingkat kesadaran pasien (dinilai dari respon
pasien terhadap stimulus).
2) Respon menjawab (verbal) : menunjukkan
bahwa pasien bernafas.
3) Hanya memberikan respon berupa reflex
menarik diri : dalam sedasi berat / dalam.
3. Ventilasi paru (observasi, auskultasi)
a. Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi
harus memiliki ventilasi yang adekuat dan dipantau
secara terus-menerus.
b. Lihat tanda klinis : pergerakan dinding dada,
pergerakan pernafasan, dan aukultasi dada.
6. Pasca Prosedur 1. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.
Tindakan 2. Terapi oksigen 6 lt/menit dengan menggunakan
masker NRM.
3. Atasi komplikasi yang terjadi.
7. Tingkat Evidens IV
8. Tingkat Rekomendasi C
9. Penelaah Kritis KSM Anestesi
10. Indikator 90% dari pasien dapat dlakukan sedasi sedan-berat.
11. Kepustakaan 1. Stoelting RP, Hillier S. Hormones as drug. In :
Pharmacology and physiology in anesthesia practice.
4th edition. Philadelphia : Lippincott William and Wilkins,
2006. p. 461-69.
2. Morgan GE, Mikhail MS,, Murray MJ. Airway
Manajement. In : Clinical Anesthesiology. 4th edition.
New Yowk : Lange Medical Books, 2006. p 412-49.
3. Pedoman Praktek Klinik Anestesiologi. Perhimpunan
Dokter Anestesi dan terapi Intensif. Indonesia. 2013.

Anda mungkin juga menyukai