PPK Anestesi Prosedur Sedasi Sedang-Berat
PPK Anestesi Prosedur Sedasi Sedang-Berat
PPK Anestesi Prosedur Sedasi Sedang-Berat
RSUD Asy-Syifa’
Sumbawa Barat
Ditetapkan oleh :
Direktur,
2. Alat
a. Sulfat atropine 0,25 mg (2 ampul)
b. Lidokain 2% (3 ampul).
c. Efedrine 50 mg (1 ampul)
d. Midazolam 5 mg (2 ampul).
e. Fentanyl 100 µg atau pethidin 100 mg (2 ampul)
f. Ketamin 100 mg.
g. Propofol 200 mg (1 ampul)
h. Laringoskop 1 buah.
i. Sungkup muka
j. Set Suction 1 buah
k. Pipa endotracheal 1 buah
l. Selotip 1 buah
m. Oksigen
n. Ambu bag 1 buah
3. Dokter
a. Visite perioperative
b. Penentuan klasifikasi ASA PS
c. Check list kesiapan anestesi
5. Prosedur Tindakan 1. Pramedikasi
a. Meninjau ulang rekam medis pasien
b. Anamnesis pasien berupa :
1) Identitas pasien.
2) Identifikasi prosedur yang akan dilakukan.
3) Verifikasi status masuk pasien (rawat jalan,
rawat inap, one day care dan lainnya.
4) RIwayat penyakit pasien yang relevan.
5) Abnormalitas system organ utama.
6) Riwayat anestesi/sedasi sebelumnya dan efek
samping yang pernah terjadi/dialami.
7) Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini, alergi
obat, dan interaksi obat yang mungkin terjadi.
8) Asupan makan terakhir.
9) RIwayat merokok, alkohol, atau
penyalahgunaan obat-obatan.
c. Lakukan pemeriksaan fisik terfokus
1) Tanda vital
2) Evaluasi jalan napas
3) Auskultasi jantung dan paru
d. Lakukan evaluasi hasil pemeriksaan laboraturium,
radiologi dan EKG (berdasarkan pada kondisi yang
mendasari dan efek yang mungkin terjadi dalam
penanganan pasien), profilaksis sesuai indikasi.
e. Catat di rekam medis pasien. Konfirmasi temuan
klinis segera sebelum melakukan anestesi/sedasi.
f. Konsultasi medis, jika memungkinkan.
g. Susunlah rencana tindakan sedasi dan diskusi
dengan pasien / keluarganya mengenai risiko-
keuntungan dari tindakan sedasi.
h. Tandatangani surat persetujuan tindakan (informed
consent).
i. Berikan pre-medikasi dan antibiotik.
2. Intrasedasi
a. Pemasangan IV line
b. Pemasangan alat monitor minimal 4 parameter
(tekanan darah, EKG, saturasu, respirasi).
c. Pemberian obat-obatan sedasi.
d. Pemantauan pasien.
1) Tingkat kesadaran pasien (dinilai dari respon
pasien terhadap stimulus).
2) Respon menjawab (verbal) : menunjukkan
bahwa pasien bernafas.
3) Hanya memberikan respon berupa reflex
menarik diri : dalam sedasi berat / dalam.
3. Ventilasi paru (observasi, auskultasi)
a. Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi
harus memiliki ventilasi yang adekuat dan dipantau
secara terus-menerus.
b. Lihat tanda klinis : pergerakan dinding dada,
pergerakan pernafasan, dan aukultasi dada.
6. Pasca Prosedur 1. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.
Tindakan 2. Terapi oksigen 6 lt/menit dengan menggunakan
masker NRM.
3. Atasi komplikasi yang terjadi.
7. Tingkat Evidens IV
8. Tingkat Rekomendasi C
9. Penelaah Kritis KSM Anestesi
10. Indikator 90% dari pasien dapat dlakukan sedasi sedan-berat.
11. Kepustakaan 1. Stoelting RP, Hillier S. Hormones as drug. In :
Pharmacology and physiology in anesthesia practice.
4th edition. Philadelphia : Lippincott William and Wilkins,
2006. p. 461-69.
2. Morgan GE, Mikhail MS,, Murray MJ. Airway
Manajement. In : Clinical Anesthesiology. 4th edition.
New Yowk : Lange Medical Books, 2006. p 412-49.
3. Pedoman Praktek Klinik Anestesiologi. Perhimpunan
Dokter Anestesi dan terapi Intensif. Indonesia. 2013.