Laporan Praktikum Mekanika Fluida - Sedimentasi - Ariel, Fadzia, Rizal, Naja

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARIEL KEVIN LAPONDU


MULANGSARI FADZIA UMARDI
RIZAL NUR ASSEGAF
ZAFIRA NAJA SAKINA
NIM : 011900003
011900017
011900021
011900028
PROGRAM STUDI: D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : SEDIMENTASI
PEMBIMBING : HARIES HANDOYO, M.Eng.
TGL PENGUMPULAN: 24 APRIL 2021

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
I. TUJUAN
Mencari hubungan antara kecepatan sedimentasi partikel padatan dengan
konsentrasi slurry berdasar data percobaan serta membuat grafiknya.

II. DASAR TEORI


Jika suatu partikel padatan yang mempunyai berat jenis lebih besar dari
cairan dan berada dalam cairan tersebut, maka partikel akan bergerak jatuh ke
bawah dengan percepatan tertentu sampai dicapai suatu kecepatan yang
maksimum (terminal velocity). Resultan gaya yang bekerja pada padatan tersebut
terdiri dari gaya berat Fg, gaya dorong ke atas (bouyanci force) Fb, dan gaya
gesek (drag force) Fd.

dv  C v2 A 
m  (mg )   L vg )   d  . . . . . . . . . . . (1)
dt  2 

dengan :

A : luas partikel yang tegak lurus arah aliran

m : massa padatan

g : percepatan gravitasi

v : kecepatan gerak padatan jatuh

V : volume partikel

t : waktu

CD : koefisien gerak

ρL, ρs : densitas cairan, padatan

Jika Persamaan 1 diselesaikan akan diperoleh :

dv    C  v2 A
 g 1  L   D L . . . . . . . . . . . . . . . (2)
dt  s  2
Pada saat kecepatan mencapai kecepatan terminal, percepatan akan sama
dengan nol. Kecepatan terminal dapat diperoleh dari penyelesaian Persamaan (2).

4 s   L gD
vt  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
3C D  L

Untuk aliran laminer CD = 24/Re, sehingga diperoleh :

gD2  s   L 
vt  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
18 L

dengan :

vt : kecepatan terminal

D : diameter partikel padatan

g : percepatan gravitasi

μL, ρL : viskositas, densitas slurry

Proses sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Keadaan alamiah partikel padatan seperti distribusi ukuran, bentuk,


specific gravity, sifat kimiawi padatan, dll.

Partikel dengan bentuk bola atau mirip bola akan mengendap lebih cepat
dibanding dengan bahan non bola serta suspensi yang membentuk agregate untuk
berat yang sama. Proses flukulasi dan koagulasi akan memperbaiki sifat
mengendap dari partikel padatan yang bentuknya tidak teratur.

2. Konsentrasi slurry

Jika konsentrasi slurry cukup encer, partikel padatan akan turun dengan
kecepatan terminalnya dan berharga tetap seperti ditunjukkan oleh Persamaan 3
atau 4. Pada keadaan ini densitas dan viskositas slurry akan sama dengan densitas
dan viskositas cairan dan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi padatan.
Penambahan konsentrasi slurry akan mengurangi kecepatan jatuh partikel dalam
cairan. Jika konsentrasi cukup tinggi, interaksi antar pertikel akan berpengaruh
terhadap kecepatan pengendapan padatan. Interaksi dapat berupa tumbukan atau
koagulasi. Peristiwa pengendapan dimana konsentrasi slurry cukup tinggi disebut
hindered settling. Pada keadaan ini densitas dan viskositas slurry akan merupakan
densitas dan viskositas bulk yang harganya dipengaruhi oleh konsentrasi padatan.
Viskositas bulk dapat dinyatakan berdasarkan persamaan empiris sebagai :

 B 101,82(1 x )
  R . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
L x

Kecepatan pada saat hindered settling menjadi :

gD2  s   L 
vH  R . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
18  L

3. Perlakuan awal

Pada partikel yang mengalami flukolasi, meskipun kecepatan jatuh floc


akan lebih cepat dari kecepatan partikel secara sendirian, ada kemungkinan floc
akan mengandung air yang terperangkap dalam floc yang terbentuk. Bentuk floc
dan densitasnya menjadi sangat kompleks untuk diperkirakan secara matematis.
Kecepatan sedimentasi hanya dapat diperkirakan berdasar data percobaan secara
empiris.

4. Tangki tempat sedimentasi berlangsung.

Adanya dinding tangki akan mengurangi kecepatan sedimentasi. Jika rasio


antara diameter dinding tangki dengan diameter partikel lebih dari 100, maka
pengaruhnya dapat diabaikan. Jika diameter tangki tetap sepanjang tinggi tangki,
bentuk tangki tidak berpengaruh terhadap kecepatan sedimentasi. Akan tetapi jika
diamter tangki berubah dengan ketinggian, pengaruh ketinggian harus
dipertimbangkan. Contoh untuk kasus ini adalah pada high capacyty thickner.
Perancangan alat thickner didasarkan pada data percobaan sedimentasi secara
batch. Percobaan dilakukan dengan mengamati penurunan interface antara
padatan dan cairan dalam suatu tabung kaca. Pada Gambar 1, gambar pertama
menunjukkan slurry dengan konsentrasi seragam di seluruh bagian tabung.
Segera sesaat setelah sedimentasi berlangsung, zona-zona konsentrasi mulai
terbentuk. Zona D akan berisi partikel yang paling berat. Zona C’ merupakan
zona transisi dimana akan terjadi saluran-saluran sehingga cairan akan naik.
Fluida ini akan naik karena terdesak dalam zona D yang mengalami pemampatan.
Zona C adalah daerah konsentrasi yang tidak seragam. Zona B adalah daerah
konsentrasi yang kira-kira sama dengan konsentrasi awal. Zona A adalah daerah
bening.

Keterangan :

A : cairan bening

B : zona konsentrasi seragam

C : zona ukuran butir tidak seragam

C’ : zona transisi

D : zona dengan partikel padat terendapkan

Selama sedimentasi berlangsung, ketinggian daerah konsentrasi berubah.


Zona A dan D akan tumbuh besar dan B menjadi hilang. Seluruh padatan akan
berada di zona D dan ciran di zona A. keadaan dimana tepat terjadi z ke arah
konsentrasi disebut critical point. Sedimentasi yang terjadi tinggal pemampatan
padatan pada zona D dan berlangsung sangat lambat.

Perancangan thickner didasarkan atas identifikasi dari konsentrasi pada


lapisan yang mempunyai kapasitas terendah untuk lewatnya padatan pada kondisi
operasi. Lapisan semacam ini disebut dengan rate limiting layer.

Gambar 2 menunjukkan suatu lapisan dengan konsentrasi c di dalam suatu


test batch. Lapisan itu diasumsikan merupakan rate limiting layer, sehingga
dipandang naik dengan kecepatan vL. Padatan akan mengendap masuk lapisan ini
dari atasnya mempunyai konsentrasi c-dc dan kecepatan v+dv terhadap kolom
dan v+dv+vL terhadap lapisan. Padatan mengendap keluar dari lapisan ini dengan
kecepatan v terhadap dinding dan v+vL terhadap lapisan. Jika lapisan
diasumsikan mempunyai padatan yang tetap, maka neraca massanya adalah :

c  dcv  dv  vLAt  cv  vLAt . . . . . . . . . (7)


dengan :

A : luas penampang tabung

t : waktu sedimentasi

c : konsentrasi

v : kecepatan sedimentasi

Dengan cara substitusi dan integrasi, maka didapat persamaan :


c0 Z 0
c . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8)
Z  vt

Berdasarkan percobaan dapat diperoleh hubungan antara tinggi interface


dengan waktu sedimentasi. Dari slope dapat diperoleh :

Zi  Z
v  tg  atau Z i  Z  vt . . . . . . . . . (9)
t

Dari Persamaan 8 dan 9 diperoleh :

Zo
c  c0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10)
Zi

III. METODE
 Bahan
1. Tepung Tapioka
2. Aquadest

 Alat
1. Botol air mineral
2. Sendok makan
3. Stop watch
 LANGKAH KERJA
1. Tepung tapioka diayak dengan ayakan ukuran mesh tertentu.
2. Slurry dibuat dengan dengan konsentrasi tertentu.
3. Slury dimasukan kedalam botol.
4. Tinggi interface dan waktu sedimentasi dicatat setiap saat
5. Ketika tinggi interface relatif tetap (tidak turun lagi) percobaan
dihentikan.
6. Gafik hubungan antara waktu (detik) versus tinggi interface (cm) di
buat

IV. DATA PENGAMATAN


 Konsentrasi 2 sdm/L
Massa slurry : 2 sdm
Volume air : 1000 mL

No Zi (cm) t (detik) Delta z Delta t Vt


1 18,2 0 2 0 0
2 16,2 170 2 170 0,011764706
3 14,2 354 2 184 0,010869565
4 12,2 523 2 169 0,01183432
5 10,2 730 2 207 0,009661836
6 8,2 972 2 242 0,008264463
7 6,2 1225 2 253 0,007905138
8 4,2 1583 2 358 0,005586592
9 2,2 4286 2 2703 0,000739919
10 0,2 8282 2 3996 0,000500501
Tabel 1. Data sedimentasi konsentrasi 2sdm/L
 Konsentrasi 4 sdm/L
Massa slurry : 4 sdm
Volume air : 1000 mL

No Zi (cm) t (detik) Delta z Delta t Vt


1 18,3 0 2 0 0
2 16,3 171 2 171 0,011695906
3 14,3 402 2 231 0,008658009
4 12,3 653 2 251 0,007968127
5 10,3 925 2 272 0,007352941
6 8,3 1245 2 320 0,00625
7 6,3 1654 2 409 0,004889976
8 4,3 3016 2 1362 0,001468429
9 2,3 6163 2 3147 0,000635526
10 0,3 9943 2 3780 0,000529101
Tabel 2. Data sedimentasi konsentrasi 4 sdm/L

Dari data diatas, dibuat grafik t vs Z seperti dibawah ini:

Grafik t vs Z (2 sdm)/L
20

15
y = -0.0019x + 12.577
10 R² = 0.6315
Z (cm)

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000

-5
t (detik)

Gambar 1. Grafik hubungan t vs Z (2 sdm/L)

Grafik t vs Z (4 sdm/L)
20

y = -0.0016x + 13.131
15 R² = 0.7099

10
Z (cm)

0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

-5
t (detik)

Gambar 1. Grafik hubungan t vs Z (4 sdm/L)


V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pengujian proses sedimentasi dari slurry
yang terbuat dari campuran tepung dan air. Pengujian ini dilakukan dengan
mengamati proses sedimentasi slurry dalam suatu botol. Slurry yang digunakan
memiliki konsentrasi 2 sdm/L dan 4 sdm/L dan kedua slurry tersebut dimasukkan
pada dua botol yang berbeda. Proses yang digunakan dalam praktikum ini adalah
dengan cara batch. Salah satu alasan menggunakan cara ini, dikarenakan
sedimentasi batch paling mudah dilakukan dari pada cara lainnya (semi batch &
kontinyu), pengamatan penurunan ketinggian juga mudah.

Ketika slurry dimasukkan dan diaduk, proses pengendapan seketika


berlangsung. Partikel tepung yang memiliki tingkat kelarutan air yang rendah,
dan densitasnya lebih besar dari air, akan turun mengendap di dasar kolom
dikarenakan adanya gaya gravitasi bumi. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh
hubungan antara ketinggian slurry dengan waktu tinggal sedimen seperti pada
Gambar 1. Dan Gambar 2.

Dari kurva tersebut, dapat diketahui bahwa semakin lama slurry


didiamkan, maka ketinggian slurry akan menurun. Pada slurry 2 sdm/L
penurunan tinggi sedimen terhadap waktu mengikuti persamaan y = -0,0019x +
12,577 dengan R² = 0,6315 ,dan pada slurry 4 sdm/L penurunan tinggi sedimen
terhadap waktu mengikuti persamaan y = -0,0016x + 13,131 dengan R² = 0,7099.

Pada praktikum ini juga menghitung kecepatan penurunan slurry. Dapat


dilihat pada Tabel 1. dan Tabel 2. kecepatan sesaat jatuh partikel terus menurun
seiring dengan perubahan waktu. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antar
partikel yang lebih sering terjadi ketika padatan sering berdekatan dan
meningkatkan konsentrasi serta viskositas. Peningkatan konsentrasi slurry juga
mengurangi kecepatan jatuh partikel dalam cairan. Jika konsentrasi cukup tinggi,
interaksi antar pertikel akan berpengaruh terhadap kecepatan pengendapan
padatan.
Pada praktikum ini tidak dilakukan pengayakan karena partikel tepung
tapioca yang kami gunakan lebih kecil daripada penyaringan yang kami punya.
Sehingga partikel tapioca pada 2 sdm/L dan 4 sdm/L terkena gaya dorong fluida
ke atas (bouyanci force: Fb) dan gaya gesek dengan fluida (drag force: Fd)
dengan besar yang sama.

Pada praktikum ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil, yaitu
tidak adanya timbangan sehingga digunakan sendok sebagai satuan untuk
padatan. Lalu sulitnya diamati tinggi slurry karena gradasi warna yang kurang
jelas. Padatan tidak diayak karena tepung tapioka yang kami gunakan sudah
homogen ukurannya.

VI. KESIMPULAN
1. Semakin besar konsentrasi, maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan
untuk sedimentasi.
2. Pada slurry 2 sdm/L penurunan tinggi sedimen terhadap waktu mengikuti
persamaan y = -0,0019x + 12,577 dengan R² = 0,6315 ,dan pada slurry 4
sdm/L penurunan tinggi sedimen terhadap waktu mengikuti persamaan y
= -0,0016x + 13,131 dengan R² = 0,7099
3. Kecepatan sesaat jatuh partikel semakin lama semakin menurun. Hal
inilah yang menyebabkan saat ketinggian slurry rendah maka akan
semakin lama juga penurunan untuk interval selanjutnya.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Puspita. Resti E, 2016, Laporan Resmi OTK I ”Sedimentasi”, Surabaya:
UPN Veteran Jawa Timur
Putra, Sugili dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida.
Yogyakarta: STTN-BATAN
Brown, G.G. 1978. Unit Operation. John Wiley and Sons.Inc.
Newyork, Charles.E.Turtle Co., Tokyo.
Yogyakarta, 24 April 2021
Dosen pembimbing Praktikan

Haries Handoyo, M. Eng Ariel Kevin Lapondu

Rizal Nur Assegaf

Mulangsari Fadzia Umardi

Zafira Naja Sakina

Anda mungkin juga menyukai