Makalah Kel. 5 System Thingking

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Berpikir System

Dosen : Dr. Drs. H. La Ode Saafi, M.Sc. DAP & E.H.EC

MAKALAH

“SYSTEM THINGKING”
(BERPIKIR SISTEM)

Oleh :
KELOMPOK 2
SENIWATI M202001010
EVI NURMAISA BIDURI M202001018
LUCIANA PAPUA M202001019
HASADIN M202001023
HARIFUDDIN M202001025
ENDANG FITRIANI MALAIJI M202001031

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR

          Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “System Thingking”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Kendari, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 1
C. Tujuan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
A. Sistem................................................................................. 2
1. Pengertian Sistem ........................................................ 2
2. Ciri & Karakteristik Sistem............................................. 3
3. Tujuan Sistem................................................................ 4
B. System Thingking (Berpikir System).................................. 5
1. Pengertian System Thingking....................................... 5
2. Tujuan System Thingking (Berpikir System)................. 7
3. Manfaat System Thingking (Berpikir system)............... 8
4. Cara pemimpin menerapkan
system thinking (Berfikir Sistem).................................. 8
5. Pendekatan System Thinking (Berfikir Sistem)......... 10
6. Aplikasi dari System Thinking..................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................. 13
A. Kesimpulan......................................................................... 13
B. Saran.................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berfikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena
dengan tidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Dalam berfikir
sistem ini, juga dapat dilihat adanya satu kesatuan yang terdiri dari komponen-
komponen seperti atasan, bawahan, klega, dan pihak terkait lainnya. Masing-
masing komponen ini memiliki kontribusi terhadap tujuan sistem. Namun perlu
disadari bahwa satu bagian komponen tidak akan dapat berdiri sendiri dalam
mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, interaksi, kerja sama, dan komunikasi
yang baik antarkomponen, antarpimpinan, bawahan, kolega, dan yang lainnya,
mutlak dibutuhkan.
Dilihat dari manfaat pemikiran sistemik, pemikiran sistemik sangat penting
untuk diterapkan dalam dunia kesehatan. Masukan (input) dalam pelayanan
kesehatan adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Dalam
proses pelayanan kesehatan erat kaitannya dengan pemerintah, sistem
kesehatan, infrastruktur kesehatan, peratuaran dan panduan, dan sebagainya.
Hasil pelayanan kesehatan mencakup status kesehatan masyarakat dan
ketersediaan pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan tentang sistem?
2. Bagaimana penjelasan tentang system Thingking?

C. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan tentang system.
2. Mengetahui penjelasan tentang system Thingking.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin, yaitu Systema yaitu suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Secara garis besar, sistem
diartikan sebagai suatu unit kesatuan yang saling berhubungan dan
mempengaruhi antara satu sama lain yang  diarahkan pada suatu tujuan. Dan
umumnya, ciri-ciri sistem itu adalah memiliki tujuan, punya batas, terbuka,
tersusun dari subsistem, ada saling keterkaitan dan saling ketergantungan
satu sama lain.
Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling
bekerjasama dengan menjalankan fungsinya masing-masing untuk mencapai suatu
tujuan.Sehingga bila salah satu komponen tersebut tidak berfungsi, maka tatanan
tersebutakan tidak berfungsi dan tidak akan bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan
y a n g diperlukan agar manusia dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini
denganlebih menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan
pilihan aksidapat dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan
mengubahsistem secara efektif.
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli terkait dengan pengertian
sistem atau defenisi dari sistem:
a. Menurut Gordon B. Davis;
Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud.
b. Menurut Webster’s Unabridged;
Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu
kesatuan atau organisasi.
c. Menurut Bertalanffy;
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama.

2
d. Menurut Koentjaraningrat;
Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak; suatu cabang ilmu
niscaya mempunyai objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu
umumnya dibatasi.
e. Menurut Umar Fahmi Achmadi;
Sistem adalah tatanan yang menggambarkan adanya rangkaian berbagai
komponen yang memiliki hubungan serta tujuan bersama secara serasi,
terkoordinasi yang bekerja atau berjalan dalam jangka waktu tertentu dan
terencana.

2. Ciri & Karakteristik Sistem


Menurut William Shrode dan Dan Voich, Jr, menyebutkan ada 6 ciri-ciri sistem,
yaitu:
a. Sistem itu mempunyai tujuan
Suatu sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh
b. Sistem memiliki sifat terbuka
Suatu sistem melakukan kegiatan transformasi (tempat memproses,
mengolah, mengubah, atau mentransformasikan bahan-bahan).
c. Dalam sistem terdapat  saling keterkaitan  
Sistem memiliki mekanisme kontrol
  Sedangkan suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu :
a. Komponen / elemen (component) suatu sistem terdiri dari komponen yang
saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen dari suatu sistem
tersebut dikenal dengan subsistem. Subsistem ini mempunyai sifat-sifat
dari sistem itu sendiri dalam menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan
b. Batas Sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara
sistem yang satu dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Dengan adanya batas sistem ini maka sistem dapat membentuk suatu
kesatuan, Dengan kata lain batas sistem ini merupakan ruang lingkup atau
scope dari sistem / subsistem itu sendiri.

3
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment) adalah Segala sesuatu diluar dari
batas sistem yg mempengaruhi operasi dari suatu sistem Lingkungan luar
sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Lingkungan luar
yang bersifat menguntungkan harus dipelihara dan dijaga agar tidak hilang
pengaruhnya, sedangkan lingkungan yang bersifat merugikan harus
dimusnahkan dan dikendalikan agar tidak mengganggu operasi dari sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung Sistem merupakan suatu media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya untuk membentuk satu kesatuan
Dengan kata lain melalui penghubung ini output dari suatu subsistem akan
menjadi input sari subsistem lainnya.
Masukan (Input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam suatu sistem
Pengolah (Process) suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan
mengubah input menjadi output.
Keluaran (Output) adalah hasil dari energi yang diolah. Keluaran ini dapat
diklasifikasikan sebagai :
 Keluaran yang berguna
 Keluaran yang tidak berguna atau sisa pembuangan

3. Tujuan Sistem
Tujuan sistem adalah menciptakan atau mencapai suatu yang bernilai
dan dalam perubahan skill.
1. Tipologi Sistem (Klasifikasi & Jenis)
a. Sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran, ide-ide yang tidak
tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, Sistem fisik merupakan
sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem
produksi dan lain sebagainya.
b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan
manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

4
c. Sistem tertentu dan sistem tak tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Misalnya
adalah sistem komputer. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
d. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya yaitu bekerja secara otomatis
tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya.
e. Sistem terbuka adalah sistem yang terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran
untuk lingkungan luar atausubsistem yang lainnya.
2. Jenis sistem terdiri dari :
a. Sistem deterministik, yaitu interaksi antara bagian-bagian diketahui
dengan pasti.
b. Sistem probabilistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku yang
mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap
jalannya sistem.

B. System Thingking (Berpikir Sistem)


1. Pengertian System Thingking
Menurut peter singe, system thinking adalah suatu kerangka kerja untuk
melihat keseluruhan proses, melihat hubungan saling keterkaitan dan
mengenali pola-pola daripada melhat potret terpotong-potong yang
statis.syarat awal untuk memulai system thinking adalah adanya kesadaran
untuk mengapresiasi dan memikirkan sesuatu kejadian sebagai sebuah sitem
(system approach). kejadian apapun, baik fisik maupun non fisik, dipikirkan
sebagai unjuk kerja dan keseluruhan interaksi antara batas lingkungan tertentu
(forrester, 1968). System thinking dapat digunakan sebagai pendekatan untuk
memahami suatu permasalahan secara keseluruhan dan akurat sebelum

5
bertindak, sehingga bisa mengajukan pertanyaan yang lebih baik sebelum
melompat ke kesimpulan.
System thinking adalah kemampuan atau pendekatan yang melihat
bagaimana sistem organisasi berinteraksi dan saling memengaruhi secara
menyeluruh.
System thinking adalah kemampuan yang dapat dikembangkan oleh
pemimpin secara bertahap dengan membiasakannya dalam pengalaman kerja
sehari-hari. Karena itu mulailah untuk menerapkannya dari sekarang, ya. 
System thinking dianggap menjadi salah satu kompetensi yang  penting
dimiliki pemimpin sebab memungkinkan pemimpin menangani dan memeriksa
kompleksitas baik eksternal atau internal perusahaan tersebut dengan lebih
efektif, melihat masalah, serta mengenali di mana perubahan dibutuhkan dan
berarti. 
System thinking dapat membuat pemimpin menjadi lebih efektif karena
ia dapat memfokuskan bagaimana ia dapat berkontribusi, memberdayakan tim
untuk melakukan pekerjaan secara kompeten dan produktif, serta membuat
semua orang fokus pada tujuan yang sama. 
Berpikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena
dengan tidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Berpikir
sistem berarti bagaimana memahami bahwa suatu fenomena akan
dipengaruhi oleh banyak fenomena lainnya. Sebagai contoh sederhana
ekosistem yang terdiri dari berbagai elemen, seperti air, udara, tumbuhan,
hewan mereka merupakan satu kesatuan. Mereka bekerjasama untuk terus
hidup, atau sebaliknya jika tidak mereka akan mati. Contoh lain : onderdil-
onderdil sepeda; roda sepeda, setir sepeda, sadel sepeda, kerangka sepeda
tidak akan berarti apa-apa jika hanya terpisah. Sedangkan apabila membentuk
satu kesatuan maka jadilah Sepeda yang dapat bermanfaat. Dalam organisasi,
sistem terdiri dari struktur, orang dan proses yang bekerjsama untuk membuat
organisasi sehat; atau sebaliknya tidak sehat, bahkan mati.
Berpikir sistem (system thinking) adalah menyadari bahwa segala
sesuatu berinteraksi dengan perkara lain di sekelilingnya, meskipun secara
formal-prosedural mungkin tidak terkait langsung atau secara spasial berada di

6
luar lingkungan tertentu (Iman, 2008). System thinking lebih menekankan pada
kesadaran bahwa segala sesuatu berhubungan dalam satu rangkaian sistem.
Berpikir sistem mengkombinasikan antara analytical thinking (kemampuan
mengurai elemen-elemen suatu masalah) dengan synthetical thinking
(memadukan elemen-elemen tersebut menjadi kesatuan).
Berpikir kesisteman adalah suatu disiplin ilmu untuk melihat struktur
yang mendasari situasi kompleks, dan untuk membedakan perubahan tingkat
tinggi terhadap perubahan tingkat rendah. Tentu saja, berpikir kesisteman
mempermudah hidup dengan membantu kita untuk melihat pola yang lebih
dalam yang mendasari beberapa peristiwa dan detailnya (Senge, 1990).
Sistem bersifat hierarchical – tersusun dari subsistem-subsistem yang
merupakan sistem tersendiri. Oleh karena itu apabila ingin berpikir sistem
harus pula digunakan pendekatan holistic. Beberapa jenis sistem diantaranya :
a. Sistem Alam (termasuk tubuh manusia dan makhluk hidup lain) ;
b. Sistem rekayasa (dirancang oleh manusia);
c. Sistem sosial dan kegiatan manusia.

2. Tujuan System Thingking (Berpikir Sistem)


Tujuan berpikir sistem terkait langsung dengan kondisi pemikiran sistem
saat ini, yaitu sebagai suatu pendekatan di dalam ilmu sosial dan manajemen.
Pemikiran sistem juga memiliki tujuan, yaitu untuk menggabungkan
kembali pemikiran sistem sebagai pendekatan yang sesuai untuk menemukan
kebijakan dan merekayasa manajemen. Dengan demikian, pemikiran sistem
dapat menempati posisi penting dalam pengembangan disiplin ilmu terapan.
Menunjukkan bahwa dalam konteks pemikiran sistem kritis, berbagai sistem
yang diturunkan akan membantu dan menjadi bagian dari rasionalisasi
pluralis. Sehingga dapat meningkatkan kualitas tugas pengambilan keputusan
dan efektivitas manajemen. Selanjutnya, melalui pergerakan sistem, para
praktisi dapat mengetahui keragaman sebagai suatu tanda kekuatan bukan
kelemahan.

3. Manfaat System Thingking (Berpikir Sistem)

7
Mengapa perlu belajar system thinking, sebab dengan belajar dan
menguasai ilmu berpikir sistem, dapat dianalisa setiap masalah dalam
penugasan secara ilmiah, tepat guna dan berhasil guna (efektif dan efesien).
Manfaat dari System thinking antara lain:
a. Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang
mempengaruhi kinerja.
b. Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem.
c. Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama.
d. Fenomena dasar yang berkembang dengan memerhatikan interaksi dari
berbagai yang berkaitan.
e. Penyelesaian masalah dengan pendekatan antardisiplin yang bekerja
sama secara sinergis sebagai pemecah masalah (problem solver).
f. Keterbukaan menerima hal-hal baru yang berkembang cepat, untuk
meningkatkan efektivitas dari, keluarga, dan organisasi.
g. Bekerja sebagai tim untuk menangani proyek besar yang memerlukan
suatu visi, misi dan strategi yang sama untuk diterapkan menurut keahlian
masing-masing.

4. Cara Pemimpin Menerapkan System Thinking (Berfikir Sistem)


Beberapa cara yang dapat dilakukan pemimpin untuk menerapkan system
thinking adalah: 
a. Pahami level dan penyebab kompleksitas perusahaan 
Dalam konteks organisasi ada empat tingkat pengalaman organisasi yang
saling berhubungan dan menimbulkan kompleksitas, yaitu:
1) Tingkat pertama. Ini adalah lingkungan, pesaing dan pelanggan. 
2) Tingkat kedua, ini adalah tindakan organisasi dan manajer. Contohnya
strategi, praktik manajemen, kebijakan atau prosedur. 
3) Tingkat ketiga yaitu identifikasi masalah, definisi masalah, dan proses
penyelesaian masalah organisasi dan manajer itu sendiri. Contohnya
budaya, keahlian, dan orientasi fungsional 
4) Tingkat terakhir adalah kesadaran organisasi. 

8
Seorang pemimpin akan terlibat dalam empat tingkat pengalaman ini.
Mereka perlu terlibat dalam pembelajaran pemeliharaan yang diperlukan dalam
menangani kejadian sehari-hari yang dapat diprediksi. 
b. Menyadari bahwa pemimpin adalah peserta antisipatif
Salah satu cara pemimpin menerapkan system thinking
adalah menggeser cara berpikirnya dalam memahami situasi yang
kompleks dalam pekerjaan dan perusahaan. Ini dilakukan dengan
menyadari bahwa mereka bukan sebatas reaktor namun peserta aktif yang
turut membentuk realitas dan menciptakan masa depan. Karena itu setiap
tindakan harus dipikirkan dengan benar karena tidak semua memberi hasil
yang sesuai harapan. Itu sebabnya pemimpin harus terus mempelajari
berbagai variabel dalam kompleksitas yang ada di pekerjaan dan
perusahaan. 
c. Mengelola kompleksitas dinamis  
Kompleksitas dinamis dapat dikelola dengan melihat keterkaitan
utama yang mendasari suatu masalah.  Alih-alih melihat sesuatu dalam
hubungan linear sebab akibat, cobalah melihat keterkaitan dan proses
perubahan yang terjadi.
d. Mengelola pembelajaran antisipatif dan partisipatif 
Perubahan dalam perusahaan umumnya adalah sesuatu yang
bersifat berkelanjutan. Itu sebabnya pembelajaran antisipatif dan partisipatif
diperlukan. Pemimpin harus mengelola pembelajaran antisipatif dengan
membantu karyawan dan organisasi memperkirakan kebutuhan di masa
depan.
Mereka harus menyediakan kondisi bagi karyawan untuk bekerja
bersama, berpartisipasi dalam dialog, berempati satu sama lain hingga
akhirnya apa yang disebut pembelajaran partisipatif dapat terjadi. 
Pembelajaran partisipatif adalah ketika karyawan dapat
mempertanyakan asumsi, mencari tahu kegiatan apa yang dianggap tidak
produktif dan akhirnya dapat berhenti melakukannya. Ini diperlukan
karyawan dalam melakukan perbaikan, serta menciptakan inovasi produk
dan layanan.
e. Memahami feedback 

9
Cara lain menerapkan system thinking adalah dengan menerima dan
memahami feedback. Pasalnya dalam system thinking
setiap feedback dapat memberi pengaruh timbal balik. Karena itu
pahami feedback untuk menggambarkan bagaimana tindakan yang akan
kamu ambil dapat memperkuat atau menyeimbangkan feedback yang ada.

5. Pendekatan System Thinking (Berfikir Sistem)


Pendekatan System Thinking (Berfikir Sistem) adalah pendekatan
yang mengenali hubungan saling bergantung (interdependent) dan
berkaitan (interrelated) dari unsur-unsur dalam suatu sistem. Pada awalnya
pendekatan ini digunakan dalam ilmu biologi (1950-1960), yang kemudian
diadaptasi oleh ilmu sosial sebagai metode dalam memahami fenomena di
dunia nyata.
Dalam pendekatan berfikir sistem dikenal adanya paradigma yang
menyatakan bahwa suatu perubahan (perilaku atau dinamika) dimunculkan
oleh suatu struktur (unsur-unsur pembentuk yang saling
bergantung/interdependent). Selanjutnya, hubungan unsur-unsur yang
saling bergantung itu merupakan hubungan sebab akibat umpan balik,
bukan hubungan sebab akibat searah dan merupakan proses yang
berlanjut (on going process) bukan potret-potret sesaat. (Senge, 1990
dalam Tasrif, 2004).
Pendekatan berpikir sistem memiliki alat (tools) yang dikenal dengan
nama sistem archetype yang berguna untuk mengenali pola tingkah laku
sistem. Tiap archetype menggambarkan garis cerita dengan tema
tersendiri, pola tingkah laku secara khusus dapat digambarkan dan struktur
sistem yang unik dapat dilukiskan dengan diagram sebab akibat (causal
loop diagram/CLD).
Dalam paradigma berfikir sistem, hubungan sebab akibat yang
mempunyai polarisasi digambarkan dengan menggunakan anak panah yang di
bagian sebelah kiri atau kanan ujung runcingnya diberi tanda positif (+) atau
negatif (-). Anak panah bertanda positif dapat berarti sebab akan menambah

10
akibat atau sebab akan mempengaruhi akibat dalam arah perubahan yang
sama (pengaruh variabel yang lain terhadap akibat, jika ada, dianggap tidak
ada).
Arah perubahan yang sama berarti bahwa jika sebab meningkat (atau
menurun), pengaruhnya terhadap akibat akan menyebabkan akibat yang
meningkat (atau menurun pula). Sedangkan anak panah bertanda negatif
dapat berarti sebab akan mengurangi akibat atau sebab mempengaruhi akibat
dalam arah perubahan yang berlawanan (pengaruh variabel yang lain, jika
ada, dianggap tidak ada). Arah perubahan yang berlawanan berarti bahwa jika
sebab meningkat (atau menurun), pengaruhnya terhadap akibat akan
sebaliknya yaitu menyebabkan akibat yang menurun (atau meningkat).
Dalam paradigma berfikir sistem, struktur (sekumpulan lingkar
sebab-akibat) ini menentukan perilaku (behaviour atau dinamika) suatu
fenomena. Lingkar sebab-akibat positif akan menghasilkan suatu perilaku
pertumbuhan (growth) atau penurunan (peluruhan). Lingkar sebab akibat
positif dikenal juga sebagai tipe loop Reinforcing atau digunakan notasi “R”.
Sedangkan lingkar sebab-akibat negatif akan menghasilkan suatu perilaku
pencapaian tujuan (goal seeking) walaupun terkadang goal atau tujuan
dalam lingkar itu tidak tampak secara eksplisit. Lingkar sebab akibat negatif
merupakan pula suatu proses penyeimbangan (Balancing process) dengan
menggunakan notasi ”B”.
Tahapan selanjutnya setelah terbentuk diagram sebab-akibat adalah
dengan membuat perilaku beberapa unsur kunci dari struktur. Fenomena
yang tampak dan terlihat pada kejadian di dunia nyata merupakan peristiwa
yang bisa dilihat dan dirasakan. Peristiwa tersebut dalam perspektif waktu
kemudian akan menghasilkan pola perilaku (behaviour over time/BOT)
yang terbentuk dari struktur persoalan yang dibuat dalam bentuk diagram
sebab akibat (causal loop diagram/CLD). BOT berisikan perilaku variabel
atau unsur di masa lalu dan perkiraan perilaku variabel atau unsur di masa
yang akan datang apabila tidak melakukan suatu perubahan apapun
(Sulistyowati, 2012).

11
6. Aplikasi dari System Thinking
Donella Meadows, penulis pendamping Beyond the limits to Growth,
menjelaskan bahwa restrukturisasi adalah mengubah sistem kebiasaan
masyarakat lebih dahulu untuk bisa memperbaiki lingkungannya. Sebuah
sistem akan bekerja secara ideal saat semua komponen bekerja bersama
dengan optimal mengikuti suatu pola yang sama tujuannya. Bila ada
komponen yang tidak berfungsi dengan baik, keseluruhan sistem dapat
terpengaruh. Begitu pula bila salah satu komponen bekerja sangat cepat, jauh
melebihi komponen lain, sistem juga tidak berfungsi dengan benar.
Aplikasi system thinking dalam manajemen yang lebih luas,
dipopulerkan oleh Peter Senge melalui bukunya yang mengesankan The Fifth
Disipline (1990). Sekarang system thinking telah menjadi suatu disiplin baru
untuk pemecahan masalah rumit dan pengembangan kreativitas menghadapi
perubahan situasi global yang tak menentu. Dengan system thinking kita lebih
mudah dapat memahami, mengapa perusahaan perlu melakukan usaha
pemberdayaan masyarakat (community development) agar dapat hidup
berkelanjutan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling
bekerjasama dengan menjalankan fungsinya masing-masing untuk mencapai
suatu tujuan.Sehingga bila salah satu komponen tersebut tidak berfungsi, maka
tatanan tersebutakan tidak berfungsi dan tidak akan bisa mencapai tujuan yang
diinginkan. Se d an g ka n ca ra be rp i ki r si ste m ad a la h sa l ah sa tu
pe n d e ka ta n yan g diperlukan agar manusia dapat memandang persoalan-
persoalan dunia ini denganlebih menyeluruh dan dengan demikian
pengambilan keputusan dan pilihan aksidapat dibuat lebih terarah kepada
sumber-sumber persoalan yang akan mengubahsistem secara efektif.

12
System thinking dapat membuat pemimpin menjadi lebih efektif karena ia
dapat memfokuskan bagaimana ia dapat berkontribusi, memberdayakan tim untuk
melakukan pekerjaan secara kompeten dan produktif, serta membuat semua
orang fokus pada tujuan yang sama. 

B. Saran
Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Kekurangan makalah ini disebakan terbatasnya jumlah referensi
yang penulis gunakan. Sehingga kedepannya penulis akan lenih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang pembahasan makalah dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Semoga makalah ini
dapat berguna dan memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penyaji dan
pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowaty, Anny. (2012). Modul Pelatihan Cara Berpikir Sistem.


Behaviour Over Time Graph. Yayasan Kuncup Padang Ilalang,
Bandung, 7-8 Juli 2012

https://www.ekrut.com/media/system-thinking-adalah

https://oscarradyan.wordpress.com/2011/07/22/berpikir-sistem-system-thinking-
untuk-ilmu-ilmu-sosial-1/

Anda mungkin juga menyukai