Ekonomi Manajerial - Kelompok 6
Ekonomi Manajerial - Kelompok 6
Ekonomi Manajerial - Kelompok 6
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Ahmad Zaenuri Ichsan 1607522009
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teoritis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik dengan
modern. Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau harga keseimbangan
diperoleh dari interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran (suplai) dalam suatu
persaingan sempurna, hanya saja dalam perekonomian modern teori dasar ini berkembang
menyadi kompleks karena adanya diversifikasi pelaku pasar, produk, mekanisme perdagangan,
Dalam struktur pasar apapun sebuah perusahaan beroperasi, penetapan harga untuk
maksimasi laba mangharuskan analisis yang seksama terhadap hubungan antara biaya marginal
dan pendapatan marginal. Tetapi, riset tentang praktek praktek penetapan harga aktual
menunjukkan bahwa banyak perusahaan tampaknya menetapkan harga tanpa analisis eksplisit
menggunakan penetapan harga markup, menetapkan harga untuk menutup semua biaya
langsung ditambah markup sebesar satu presentase tertentu untuk kontribusi laba (biaya umum
dan laba) daripada menetapkan harga di mana MR = MC. Bagaimana sesuatu yang tampaknya
bertentangan antara teori ekonomi dan praktek penetapan harga actual ini dijelaskan?
Jika kita memahami prosedur yang dipergunakan untuk keputusan penetapan harga
actual, tidak terdapat konflik antara teori dan praktek. Pada kenyataannya, praktek praktek
penetapan harga secara markup merupakan alat praktis yang dengannya perusahaan perusahaan
menerapkan analisis marginal untuk menetapkan harga berbagai barang dan jasa. Praktek
penetapan harga secara markup yang luwes dan mencerminkan perbedaan dalam biaya marginal
2
dan elastisitas permintaan merupakan cara yang efisien untuk beroperasi sehingga MR = MC
Demikian pula, praktek penetapan harga untuk musim puncak dan di luar puncak, diskriminasi
harga, dan penetapan harga untuk produk - produk kesemuanya merupakan cara yang efisien
untuk beroperasi sehingga MR = MC untuk setiap pelanggan atau kelompok pelanggan dan
kelompok produk.
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas serta dapat lebih terarah pada pokok permasalahan,
maka dapat dirumuskan permasalahan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas
C. Tujuan Penulisan
3
Untuk mengetahui penetapan harga dalam pasar yang mapan
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat menerangkan dan menghitung cara penetapan harga secara mark up baik atas
Mahasiswa dapat menganalisis dan menghitung penetapan harga produk untuk produksi lebih
dari satu produk dan penetapan harga pada pasar yang telah mapan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harga
1. Definisi Harga
Menurut Stanton, (1984) Harga adalah Price is value expressed in terms of dollars and
cens, or any other monetary medium of exchange. yang kurang lebih memiliki arti harga adalah
nilai yang dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan
ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.
Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau
jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau
perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, Tjiptono
4
(2001 : 151). Dan harga merupakan unsur satusatunya dari unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran
1) Berorientasi pada Laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan
2) Berorientasi pada Volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai tingkat
3) Berorientasi pada citra (image), bahwa penetapan harga tertentu dapat membentuk citra
perusahaan, misalnya menetapkan harga tinggi dapat membentuk citra perusahaan yang
4) Berorientasi pada Stabilitas Harga, hal ini dilakukan untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).
Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam
penetapan harga menurut Marras (1999: 181-185), harga dapat ditentukan atau dihitung :
1) Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method).
5
5) Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar.
B. Penetapan Harga
Survey praktek bisnis menunjukkan bahwa praktek penetapan harga markup merupakan
metode penerapan harga yang paling luas dipergunakan oleh perusahaan - perusahaan bisnis.
Dalam pendekatan yang paling umum dalam praktek penerapan harga markup, perusahaan -
perusahaan mengestimasi biaya variabel rata - rata untuk memproduksi dan memasarkan sebuah
produk, menambahkan biaya umum, dan lalu menambahkan markup, atau margin sebesar
presentase tertentu untuk laba. Pengenaan biaya tidak langsung, atau biaya umum, biasanya
ditemtukan dengan mengalokasikan biaya - biaya ini di antara produk - produk perusahaan atas
Secara umum, markup atas biaya atau rumus biaya plus diketahui berdasarkan ekspresi :
Pembilang dalam ekspresi ini disebut margin laba. Memecahkan persamaan di atas untuk
mencari harga memberikan ekspresi yang menentukan harga dalam system penetapan harga
biaya plus :
Margin laba, atau markup, kadang - kadang dihitung sebagai presentase dari harga, bukan
dari biaya. Cara alternatif untuk mengekspresikan margin laba ini dapat diilustrasikan dengan
6
Markup atas Harga =
Seperti dalam rumus markup atas biaya, pembilang dalam rumus markup atas harga
adalah margin laba. Tetapi, biaya diganti dengan harga dalam penyebut.
Untuk mengkonversikan dari satu rumus markup ke rumus lainnya, cukup gunakan
Walaupun penggunaan rumus penetapan harga markup yang tidak sesuai akan mengarah pada
keputusan manajerial yang tidak optimal, perusahaan - perusahaan yang berhasil umumnya
menerapkan metode ini dengan cara yang sepenuhnya konsisten dengan maksimisasi laba. Pada
kenyataannya, penetapan harga markup juga dapat dipandang secara pendekatan umum yang
2. Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga yaitu kebijaksanaan untuk memberlakukan harga jual yang berbeda-
beda untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar. Jadi, diskriminasi harga terjadi jika
produk yang sama dijual kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda.
Diskriminasi harga dapat dipahami lebih baik dengan memperkenalkan konsep surplus
konsumen. Surplus konsumen adalah nilai barang dan jasa bagi para konsumen di atas dan di luar
Diskriminasi harga banyak dipakai sekarang ini, terutama dengan barang-barang yang
tidak mudah dipindahkan dari pasar dengan harga rendah ke pasar dengan harga tinggi. Ternyata,
praktek ini seringkali dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Monopolis menaikkan harga
7
jual produk mereka dan menurunkan jumlah penjualan mereka untuk meningkatkan keuntungan.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka mungkin bisa mendapatkan pasar untuk para pembeli
yang berkeinginan kuat dan kehilangan pasar untuk pebeli yang enggan.
Dengan memberikan harga yang berbeda untuk mereka yang mau membeli dengan harga
tinggi dan mereka yang mau membeli dengan harga yang rendah, monopolis dapat meningkatkan
Dua kondisi diperlukan untuk diskriminasi harga yang menguntungkan. Pertama, harus
terdapat elastisitas harga dari permintaan yang berada di antara berbagai bagian pelanggan untuk
satu produk tertentu. Kecuali elastisitas harga berbeda di antara berbagai bagian pasar. Kedua,
perusahaan tersebut harus mampu mensegmentasi pasar dengan mengidentifikasi bagian - bagian
pasar dan mencegah perpindahan pelanggan dalam bagian - bagian pasar yang berbeda.
Tingkat, atau derajat, sampai sejauh mana sebuah perusahaan dapat terlibat dalam
Perusahaan memperoleh jumlah maksimum yang rela dibayar oleh setiap pembeli untuk
produknya.
Merupakan jenis diskriminasi harga yang lebih sering diterapkan, melibatkan penetapan harga
8
Terjadi ketika sebuah perusahaan memisahkan pelanggan -pelanggannya ke dalam beberapa
memproduksi satu produk yang homogen. Hampir semua perusahaan memproduksi setidaknya
beberapa model, gaya, atau ukuran dari keluaran mereka, dan masing - masing variasi ini
dipandang sebagai produk yang terpisah untuk maksud penetapan harga. Walaupun penetapan
harga produk berganda mengharuskan analisis yang sama seperti untuk satu produk, analisis ini
1) Keterkaitan Permintaan
2) Keterkaitan produksi
Sama seperti produk - produk perusahaan yang dapat berkaitan melalui fungsi permintaan,
produk - produk itu juga dapat berkaitan dalam produksi. beberapa produk dapat diproduksi
bersama - sama dalam rasio yang tetap atau dalam proporsi yang dapat divariasikan.
Kasus paling sederhana dari produksi bersama adalah produk - produk yang dihasilkan dalam
9
proporsi tetap. Dalam situasi ini, adalah tidak masuk akal untuk mencoba memisahkan produk -
produk tersebut dari sudut pandang produksi atau biaya. Yaitu produk - produk yang harus
dihasilkan dalam proporsi tetap dan tidak memungkinkan penyesuaian terhadap terhadap rasio
keluaran produk.
Tingkat harga umum yang terjadi di pasar yang mapan adalah tingkat harga yang
memenuhi tujuan harga tertinggi atau tujuan perusahaan - perusahaan tersebut secara umum.
Penetapan harga dalam pasar yang mapan dapat dilakukan dengan cara :
1) Price Positioning
Jumlah maksimum yang akan dibayar oleh pembeli untuk suatu produk dikenal sebagai harga
reservasi pembeli tersebut. Penelitian pasar yang dilakukan dengan cermat akan bermanfaat bagi
perusahaan dalam menunjukkan harga - harga reservasi untuk produk tertentu dan untuk setiap
Pendekatan ini memilih markup berdasarkan estimasi elastisitas harga permintaan yang secara
implisit mengasumsikan bahwa permintaan akan setiap item pada lini produk tidak tergantung
Penentuan harga sebuah produk yang lebih tinggi akan meyakinkan konsumen bahwa item itu
berkualitas lebih tinggi dan menyebabkan penjualan serta laba lebih besar dibanding apabila
Pembundelan produk adalah praktik penjualan satu atau lebih produk secara bersama - sama
10
sebagai satu paket dengan harga tunggal. Penjualan secara paket akan meningkatkan laba yang
ditempuh dengan cara menaikkan harga setiap produk apabila dijual terpisah dan menawarkan
bundelan sebagai suatu paket dengan satu harga yang lebih rendah dari harga jual masing -
Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan
harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk - produknya yang sudah ada di
1) Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan
1) Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam
2) Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki
kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan
menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan
a. Strategi Defensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang
makin ketat.
b. Strategi Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan dengan
produk kompetiter.
c. Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan. Misalnya
11
inflasi yang berkelanjutan dan hanya kenaikan harga yang makin melonjak yang menyebabkan
3) Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk
mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar
tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang
a. Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan kualitas dan
distribusi.
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Makalah ini meneliti sejumlah topik penetapan harga. Penetapan harga secara markup,
sebuah tekhnik penetapan harga yang umum dalam praktek, diperlihatkan sangat erat berkaitan
dengan analisis marginal. Penggunaan yang tepat dari tekhnik - tekhnik penetapan harga secara
markup mengharuskan diberikannya perhatian yang erat baik pada pertimbangan biaya maupun
permintaan. Sensitivitas harga terhadap biaya marginal, digandakan dengan hubungan berbalik
yang umumnya diamati antara margin laba dan elastisitas dari permintaan, menyiratkan bahwa
baik pertimbangan biaya maupun permintaan memang memainkan peran penting dalam praktek
Analisis laba inkremental juga diperlihatkan sebagai alat yang kuat untuk keputusan
penetapan harga optimal. Selama periode - periode di luar puncak, ketika sebuah perusahaan
memiliki kapasitas berlebih, biaya yang dialokasikan sepenuhnya jarang sesuai untuk maksud
12
keputusan. Hanya biaya inkremental yang berkaitan dengan keluaran relevan dalam situasi
seperti ini.
1. Menghadapi elastisitas harga dari permintaan yang berbeda di berbagai segmen pasar
dengan menghapus semua surplus konsumen, yang adalah manfaat yang tidak dibayarkan yang
sama seperti penetapan harga satu produk Penetapan harga produk berganda yang optimal
mengharuskan bahwa pendapatan dan biaya inkremental adalah sama untuk setiap produk.
Penggunaan konsep laba inkremental secara tepat akan memastikan bahwa pengaruh total dari
sebuah keputusan penetapan harga terhadap perusahaan dianalisis dan mengarah pada penetapan
harga optimal dalam kasus produk berganda, sama seperti dengan satu produk.
13