Makalah Full Pasta Gigi Bahan Alam

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Formulasi Sediaan Pasta Gigi Anti Plak

Dari Bahan Alam


“Tugas Mata Kuliah Teknologi Kosmetik”

Dosen :
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt

Disusun Oleh
1. Walentyna Ambarita (18334711)
2. Hesny Sanitya (18334714)

Kelas (K)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
serta karunia-nya,kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
harapan. Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami
sebagai mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti yang
kami lakukan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Formulasi Sediaan Pasta Gigi
Anti Plak Dari Sediaan Bahan Alam” sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makalah ini disajikan dengan metode penggunaan bahasa yang lugas serta efektif, sehingga
mudah dipahami oleh para pembaca. Kami mengharapkan ada suatu pelajaran yang bisa
dipetik dari makalah ini yang dapat menambah wawasan pembaca.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dan
sebagai evaluasi diri dalam menyusun makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam penulisan dan kalimat serta kekeliruan bahasa, sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud dan tujuan penulis.

Jakarta, 13 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
2.1 Gigi...............................................................................................3
2.1.1 Definisi Gigi........................................................................3
2.1.2 Anatomi Gigi.......................................................................3
2.2 Gigi Berplak..................................................................................4
2.3 Karakteristik Sediaan Pasta..........................................................6
2.4 Pasta Gigi.....................................................................................6
2.4.1 Definisi Pasta Gigi.............................................................6
2.4.2 Fungsi Pasta Gigi...............................................................6
2.4.3 Syarat Utama Pasta Gigi....................................................7
2.4.4 Jenis Pasta Gigi..................................................................7
2.4.5 Komposisi Pasta Gigi.........................................................8
2.4.6 Bahan Dasar Pasta Gigi yang Berbahaya........................11
2.4.7 Bahan Aktif Pasta Gigi yang Harus diwaspadai..............13
2.4.8 Karakterisasi Pasta Gigi...................................................14
2.5 Tips Memilih Pasta Gigi yang Baik dan Sehat...........................15
2.6 Evaluasi Sediaan Pasta...............................................................16
2.7 Syarat Mutu Pasta Gigi...............................................................18
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................19
3.1 Formulasi....................................................................................19
3.2 Metode Pembuatan.....................................................................20
3.3 Evaluasi Formula.......................................................................21
3.4 Formulasi Baru...........................................................................23
BAB III KESIMPULAN...............................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta gigi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan dengan sikat gigi untuk tujuan membersihkan permukaan gigi yang dapat
dijangkau (Balsam, 1972). Pasta gigi berfungsi untuk membersihkan permukaan gigi,
mengkilapkan permukaan gigi, mengurangi insiden (peristiwa) karies gigi, meningkatkan
kesehatan gingival (gusi), memberikan sensasi kesehatan mulut dan kontrol bau mulut
(Harris, 1987).
Ada bebrapa jenis pasta gigi yaitu pasta gigi anti karies, pasta gigi anti plak, pasta gigi
pemutih dan pasta gigi herbal. Anti plak adalah senyawa antimikroba yang digunakan untuk
mencegah atau mengurangi plak, kalkulus, dan karies gigi. Pasta gigi anti plak merupakan
suatu bahan semi-aqueous yang diformulasikan mengandung senyawa antimikroba yang
digunakan bersama-sama sikat gigi untuk mencegah atau mengurangi plak, kalkulus, dan
karies gigi.
Penyebab utama penyakit gigi dan kerusakan gigi adalah plak, yang menyebabkan karies
maupun radang periodonsium. Akibat dari penyakit gigi ini tidak hanya kehilangan gigi,
namun bakteri dapat menyebar melalui aliran darah ke organ- organ tubuh yang penting
lainnya. Karies dan penyakit pada periodonsium merupakan penyakit gigi dengan prevalensi
tinggi, bahkan di negara–negara maju sampai mencapai 50% (Zaenab, 2004).
Salah satu cara pencegahan karies adalah mengusahakan agar pembentukan plak pada
permukaan gigi dapat dibatasi baik dengan cara mencegah pembentukannya atau dengan
pembersihan plak secara teratur. Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara pembersihan
plak secara mekanis dan kemungkinan penggunaan bahan anti kuman terutama untuk
menekan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Menyikat gigi membantu kontrol plak
dan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies dan penyakit periodontal baik untuk
individu maupun populasi. Saat ini, sediaan yang digunakan untuk mengontrol plak
dilengkapi dengan penambahan jenis bahan aktif yang mengandung bahan dasar alami
ataupun bahan sintetik sebagai bahan anti kuman (Pratiwi, 2005).
Banyak senyawa yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pasta gigi, baik dari bahan
alam maupun sintetik. Sediaan pembersih rongga mulut dari bahan sintetik telah banyak

4
beredar dipasaran, tetapi yang berbahan alam masih perlu dikembangkan. Banyak sekali
tumbuhan yang dapat dijadikan zat aktif dalam pembuatan pasta gigi anti plak.
Dalam makalah ini penulis tertarik untuk membahas mengenai formulasi sediaan pasta
gigi anti plak dari bahan alam. Membandingkan beberapa formulasi yang telah diuji dengan
bahan alam sebagai zat aktifnya serta membuat formulasi baru pasta gigi anti plak.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana karakteristik dari pasta gigi anti plak ?
2) Apa saja komponen yang terdapat pada pasta gigi anti plak?
3) Metode apa saja yang digunakan untuk pembuatan pasta gigi anti plak ?
4) Bagaimana evaluasi yang dilakukan untuk sediaan pasta gigi anti plak?
5) Bagaimana formula baru untuk sediaan pasta gigi anti plak ?

1.3. Tujuan Makalah


1) Memahami komponen dari pasta gigi anti plak.
2) Memahami karakteristik pasta gigi anti plak.
3) Memahami metode yang digunakan dari pembuatan pasta gigi.
4) Memahami evaluasi yang dilakukan untuk sediaan pasta gigi anti plak.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi
2.1.1 Definisi Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata.Mereka
memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak
tugas.Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada
beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata.Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi
memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di
gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah
satu yang bisa menjadi fosildengan baik.Paleontologis menggunakannya untuk
mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya.Bentuk gigi berhubungan
dengan jenis makanan hewan tersebut.Misalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham
untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna.Karnivora membutuhkan taring untuk
membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat
menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut
terlebih dahulu.
2.1.2 Anatomi Gigi

Gambar 2.1 Anatomi Gigi

6
Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Mahkota gigi
ini terdiri dari :
1) Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
2) Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
3) Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
4) Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
5) Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi
melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
6) Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada
gusi. Terdiri dari, lapisan semen yang merupakan pelindung akar gigi dalam gusi dan
gusi yang merupakan tempat tumbuh gigi.

2.2 Gigi Berplak


Plak adalah lapisan tipis dan lengket tempat mikroorganisme tertanam  yangmelekat
di permukaan gigi sebagai akibat dari sisa makanan yang tidak sempurna dibersihkan dan
terakumulasi. Plak tidak dapat dihilangkan dengan berkumur melainkan dengan disikat atau
di flossing. Proses pembentukan plak meliputi tiga tahap yaitu pembentukan pelikel,
kolonisasi dan pengerasan. Pelikel adalah lapisan tipis dari protein air ludah yang melekat
pada permukaan gigi sesaat setelah gigi dibersihkan.  Pelikel memberikan perlindungan pada
gigi dari asam, tetapi ia juga menyediakan tempat yang lengket sehingga bakteri mudah
menempel. Bakteri yang mudah menempel pada permukaan luar pelikel terutama adalah
bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguis. Pembentukan koloni bakteri terjadi
jika kebersihan gigi tidak terjaga dengan baik dan bakteri lain juga dapat bergabung dengan
mudahnya. Jika plak tidak dibersihkan, akan terakumulasi dan mengeras menjadi karang gigi
(kalkulus).
Streptococcus terbagi ke dalam empat kelompok spesies yaitu anginosus, mitis,
mutans, dan salivarus. Kelompok mutans terdiri dari S.mutans, S.criteritus, S.rattus,
S.dawneii, S.macacea, dan S.sobrinus.  Hanya S.mutans dan S.sobrinus saja yang ada di
dalam mulut manusia, sedangkan  bakterilainnya ada di dalam mulut hewan. S.mutans dibagi
lagi menjadi 3 bagian berdasarkan serotipenya yaitu serotipe c  yang hidup di plak manusia,
serotipe e di karies gigi, dan serotipe f di plak anak-anak yang memiliki resiko karies gigi.
Plak yang mengeras akan membentuk karang gigi (calculus),radang gusi, dan karies.
Ciri-ciri karang gigi adalah permukaan kasar, berwarna kuning sampai kehitaman, keras dan
susah dihilangkan dengan sikat gigi. Radang gusi (gingivitis) ditandai dengan gusi tampak
7
kemerahan, agak membengkak, dan mudah berdarah saat menggosok gigi. Radang gusi tidak
menimbulkan rasa sakit dan perdarahan gusi akan berhenti sendiri dalam waktu relatif
singkat. Dengan demikian, tidak aneh jika banyak orang yang mengabaikan penyakit ini. Jika
radang gusi dibiarkan saja, akan berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi
(periodontitis) dan lama kelamaan dapat menyebabkan gigi goyah, akhirnya tanggal. Sangat
disayangkan jika pasien harus dicabut giginya akibat penyakit periodontal padahal giginya
dalam keadaan utuh (tidak berlubang). Karies gigi merupakan penyakit multifaktoral yang
terjadi selama beberapa kurun waktu, rusaknya jaringan keras gigi seperti enamel, dentin, dan
sementum.  Proses karies berlangsung ketika pH rongga mulut <5,5 . S.mutansakan merusak
enamel gigi, untuk jangka waktu yang panjang gigi bagian luar akan berlubang. Ketika gigi
sudah berlubang, maka bakteri lain seperti Lactobasillus sp dan Actinomyces spakan masuk.
Lactobasillus spakan membuat karies gigi menjadi lebih parah.
Saliva mengandung protein, asam amino, peptida, urea, fosfat, kalsium, dan
bikarbonat yang berfungsi sebagai buffer. Buffer  ini bisa membersihkan gigi dari sisa
makanan dan meyeimbangkan asam yang dapat melarutkan enamel. Ketika Kita
mengkonsumsi makanan manis, maka pH rongga mulut akan menjadi asam, dan saliva akan
mengembalikannya ke level normal. Unsur-unsur antimikroba seperti lysozyme, lactoferrin,
dan sialoperoxidase membantu mengontrol jumlah koloni bakteri dan jamur.  Produksi saliva
menurun ketika Kita sedang tidur.  Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggosok gigi
terutama sebelum tidur.
Rajin sikat gigi  (terutama sebelum tidur) dengan pasta gigi yang mengandung fluor
akan membantu mencegah pembentukan plak. Hal ini dikarenakan akan ada proses
remineralisasi yaitu ion fluor akan berikatan dengan apatit yang ada di permukaan enamel
gigi sehingga menghasilkan gugus fluor apatit yang menjadikan enamel tahan terhadap
demineralisasi asam. Fluor menghambat sistem enzim bakteri dengan cara mempengaruhi
jenis polisakarida ekstraseluler dan menghasilkan efek germisidal yang menghambat
kolonisasi mikroorganisme di permukaan gigi. Hindari merokok karena asap panas yang
terhisap mengakibatkan rongga mulut menjadi lebih kering sehingga mendukung
pertumbuhan bakteri anaerob dalam plak. Tar dalam rokok juga dapat diendapkan pada
permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi lebih kasar dan mempermudah
perlekatan plak.

8
2.3 Karakteristik Sediaan Pasta
Karakteristik dari sediaan pasta adalah :
1. Daya absorbsi pasta lebih besar
2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan
serbuk (padat) antara 40%-50%.

2.4 Pasta Gigi


2.4.1 Definisi Pasta gigi
Pasta Gigi Pasta Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk
membersihkan gigi, biasanya dengan sikat gigi. Pata gigi didefinisikan suatu bahan semi-
aqueous yang digunakan bersamasama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles
seluruh permukaan gigi. Pasta gigi biasa digunakan pada saat menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi
adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan
untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut.
Pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari campuran bahan penggosok,
bahan pembersih, dan bahan tambahan yang digunakan untuk membantu membersihkan gigi
tanpa merusak gigi maupun membran mukosa mulut (Widodo, 2013).
Definisi pasta gigi yang dikeluarkan oleh American Council on Dental Therapeutics
(1970). Pasta gigi adalah suatu bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk membersihkan
tempat-tempat yang tidak dapat dicapai. Menyikat gigi menggunakan pasta gigi dianjurkan
dua kali sehari, yaitu sesudah makanan dan sebelum tidur.
2.4.2 Fungsi Pasta Gigi
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat
kosmetik.
Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk:
- Mengurangi pembentukan plak
- Memperkuat gigi terhadap karies
- Membersihkan dan memoles permukaan gigi
9
- Menghilangkan atau mengurangi bau mulut
- Memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan giginya
Fungsi lain pasta gigi yaitu:
- Meringankan iritasi karena gigitan serangga atau luka melepuh
- Menenangkan luka bakar ringan
- Meredakan jerawat yang meradang
- Menghilangkan bau tidak sedap
- Menghilangkan noda
- Menghilangkan goresan pada sepatu
- Menyingkirkan goresan krayon pada dinding
- Mengilapkan perhiasan
- Mengilangkan bau pada botol susu
Dengan adanya pasta gigi, kita dapat menyikat gigi lebih bersih sehingga terhindar dari
kuman-kuman penyakit di mulut. Pasta gigi juga memberikan aroma mulut yang segar
sehingga kita merasa nyaman saat berbicara dengan orang lain. Kini pasta gigi telah
mendunia dan digunakan setiap hari oleh banyak orang.
2.4.3 Syarat Utama Pasta Gigi
1) Mampu membersihkan gigi (menghilangkan sisa makanan, plak dan noda
2) Meninggalkan sensasi bersih dan segar pada mulut setelah berkumur
3) Harga terjangkau sehingga mudah didapat oleh berbagai kalangan
4) Tidak boleh membahayakan pengguna (aman dalam penggunaan)
5) Stabil selama penyimpanan
6) Bahan abrasif yang digunakan sesuai dengan enamel dan dentin dan telah teruji secara
klinis
2.4.4 Jenis Pasta Gigi
1) Pasta gigi anti karies
Pasta gigi yang beredar dipasaran umumnya mengandung fluor dalam bentuk Natrium
fluoride (NaF), Stanium Fluoride (SnF) dan Sodium monofluorofosfat (NaMNF). Pasta
gigi fluoride efektif dalam mencegah dan mengendalikan karies gigi. Fluor dapat
menghambat demineralisasi enamel dan meningkatkan remineralisasi. Flour sangat
berperan penting terhadap peningkatan kesehatan gigi. Contoh pasta gigi anti karies
adalah Colgate, Pepsodent, dan Fluorodine.
2) Pasta gigi anti plak

10
Selama dua dekade terakhir, banyak pasta gigi telah diformulasikan mengandung
senyawa antimikroba untuk mencegah atau mengurangi plak, kalkulus, dan karies gigi.
Salah satu senyawa tersebut adalah triklosan. Triklosan (2,4’ trikloro-2’-hidroksi difenil
eter) adalah suatu antimikroba anionik dengan spektrum luas (dengan minimal inhibitory
concentration atau konsentrasi penghambat minimal terhadap banyak bakteri oral kurang
dari 10 µg/g) terhadap kebanyakan bakteri yang membentuk plak. Anti mikroba ini
terabsorbsi ke permukaan oral tetapi tidak menimbulkan stein. Contoh merek dagangnya
adalah Antiplaque, AP-24lak.
3) Pasta gigi pemutih
Pasta gigi untuk pemutih meliputi enzim, peroksida, surfaktan, sitrat, pirofosfat dan
hexametaphosphate. Contoh merek dagangnya adalah Diamond, dan Opale.
4) Pasta gigi anti hipersensitivitas
Hipersensitivitas dentin merupakan suatu kondisi dari gigi yang sakit, berupa rasa
sakit yang singkat dan tajam, diakibatkan dentin yang tersingkap dalam menerima
stimulus yang berasal dari luar. Jenis bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta
gigi adalah Potassium citrate dan Stronsium chloride. Contoh merek dagangnya adalah
Colgate Sensitive, Sensodyne, Sensodyne-F
5) Pasta gigi herbal
Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan alami pilihan.
Penelitian klinis tentang pasta gigi yang mengandung herbal telah banyak dilakukan oleh
para ahli.
2.4.5 Komposisi Pasta Gigi
1) Bahan Abrasive (20-50%)
Bahan abrasive yang terdapat pada pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih
yang dapat memolis dan menghilangkan plak.Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam
pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif
antara lainsilica atau hydrated silica, sodium bikarbonat, aluminium oxide, dikalsium
fosfat, dan kalsium karbonat.
2) Air (20-40%)
Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut.
3) Humectant atau Pelembab (20-35%)
Humectant adalah bahan bersifat higroskopik yang mempunyai sifat mengabsorpsi
uap air dari udara lembab sampai mencapai suatu derajat kelembaban tertentu (Marlina,
2007). Humectant merupakan suatu komponen yang berkhasiat untuk mencegah
11
kekeringan (mengeras) pada pasta gigi pada udara terbuka karena humektan berfungsi
sebagai zat yang bisa menarik air dari lingkungan sehingga dapat mempertahankan
kelembaban pasta gigi. Humectant yang digunakan tidak boleh toksik, stabil dan
mempunyai solubilitas yang baik serta rasa yang manis (Butler, 2000).
Terdapat banyak bahan yang mempunyai sifat sebagai Humectant, yaitu sorbitol,
manitol, gliserin, propilen glikol, alpha hydroxy acids (AHA), propilen glikol, asam
laktat dan surfaktan (Sukanto, 2012). Namun yang terlihat digunakan secara luas untuk
pasta gigi, hand creams dan lotion, yaitu gliserin, propilen glikol dan sorbitol (Marlina,
2007). Ketiga senyawa organik tersebut mirip karena semuanya merupakan polihidrat
alkohol dan humektan organik. Tetapi ketiganya berbeda dalam hal berat molekul,
viskositas, volatilitas dan higroskopisitasnya. Propilen glikol mempunyai berat molekul
dan viskositas terendah, namun mempunyai volatilitas yang paling tinggi. Sedangkan
sorbitol mempunyai berat molekul dan viskositas paling tinggi, selain itu bersifat non
volatil. Dari kesemuanya gliserin paling higroskopik dan sorbitol sirup mempunyai sifat
higroskopik terendah pada keadaan equilibrium. Propilen glikol lebih bersifat
higroskopis dibandingkan dengan sorbitol. Gliserol, propilen glikol dan sorbitol sudah
digunakan dalam pasta gigi, hand creams, lotion maupun kosmetik-kosmetik yang lain
selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan adanya iritasi maupun sensitisasi (Marlina,
2007).
Humectant ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk mencegah terjadinya pengeringan
dan pengerasan pasta, serta dapat melindungi komponen-komponen yang terikat kuat di
dalam bahan yang belum mengalami kerusakan termasuk kadar air, kadar lemak dan
komponen lainnya (Elfiyani et al. 2015).
4) Bahan Perekat (1-2%)
Bahan perekat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara
mencegah terjadinya pemisahan dalam solid dan liquid pada suatu pasta gigi.
Contohnya: glycerol, sorbitol dan polyethylene glycol (PEG) dan cellulose gum.
5) Surfactan
Surfaktan digunakan dalam pasta gigi untuk membantu dalam penetrasi film pada
permukaan pasta gigi dengan cara menurunkan tegangan permukaan. Surfaktan juga
menyediakan manfaat sekunder dengan pembentukan busa untuk menghilangkan
kotoran. Bahan ini digunakan dalam pasta gigi agar tidak mengiritasi mukosa mulut
dalam kondisi penggunaan normal. Awalnya sabun adalah surfaktan yang digunakan tapi
karena sifatnya yang sangat basa dan tidak kompatibel dengan beberapa komponen
12
dalam pasta sehingga diganti oleh surfaktan sintetis yang memberikan busa lebih baik
dan lebih kompatibel dengan komponen dalam pasta karena rentang pH yang bersifat
netral. Surfaktan sintetis juga memiliki kemurnian yang lebih tinggi sehingga dapat
menghilangkan beberapa komponen rasa pahit yang mempengaruhi rasa pasta gigi.
Secara umum, surfaktan diberikan pada konsentrasi sekitar 1-2% dari berat sediaan.
Contoh surfaktan sintetis yang digunakan yaitu: Sodium lauryl sulphate (SLS)
ROSO3Na. Gugus R adalah alkil radikal rantai panjang karena SLS disintesis dari
alkohol alami. SLS ini telah menjadi surfaktan utama yang digunakan hampir oleh
semua merk pasta gigi diseluruh dunia (Butler, 2000).
6) Bahan Penambah Rasa (0-2%)
Rasa adalah campuran dari banyak minyak yang sesuai, peppermint dan spearmint
menjadi komponen dasar utama. Bahan ini selalu diperkaya dengan komponen lainnya
seperti timol, anethole, mentol (untuk memberikan efek pendinginan yang
menyenangkan), eugenol (minyak cengkeh), kayu manis, eucalyptol, adas manis, dan
wintergreen (untuk memberikan efek obat). Dengan demikian, rasa merupakan bagian
yang sangat kompleks dari pasta gigi dan juga salah satu yang paling mahal (hingga 25%
dari biaya bahan baku). Selain itu, karena rasa adalah campuran minyak organik yang
sedikit larut, interaksi dengan komponen pasta gigi sering tak terduga. Rasa dan
stabilitas dapat dipengaruhi sangat baik oleh komponen lain dari pasta gigi, misalnya
kadar air bebas atau penyerapan oleh bahan abrasif (mungkin untuk permukaan), dan
juga oleh sifat fisik pasta gigi, misalnya pH, viskositas dan lain-lain yang semuanya
dapat menyebabkan perubahan dalam persepsi rasa (Butler, 2000).
7) Bahan Terapeutik (0-2%)
Bahan terapeutik yang biasa ditambahkan dalam pasta gigi adalah flour, bahan
desentisasi, bahan anti-tartar, bahan antimikroba, bahan pemutih, bahan pengawet.
Manfaat masing bahan terapeutik adalah:
 Fluoride
Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan membuatnya
resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Jenis
fluoride yan terdapat dalam pasta gigi adalah Stannous fluoride, Sodium fluoride, dan
Sodium monofluorofosfat.Stannous fluoride atau Tin fluor merupakan fluor yang
pertama ditambahkan dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan
bahan abrasif (kalsium fosfat).Fluor ini bersifat anti bakterial namun kelemahannya

13
dapat membuat sten abu-abu pada gigi.Sodium fluoride atau NaF merupakan fluor
yang paling sering ditambahkan dalam pasta gigi, tetapi tidak dapat digunakan
bersamaan dengan bahan abrasif. Menurut Academy of General Dentistry,
menggosok gigi dengan pasta gigi ber-fluoride dua kali sehari bisa mengurangi
kerusakan gigi hingga 40 persen.
 Bahan Desensitisasi
Jenis bahan desensitisasi adalah bahan yang digunakan untuk perawatan
hipersensitivitas dentin/hipersensi.Bahan sensitivitas yang sering digunakan dalam
pasta gigi adalah Potassium citrate yang dapat memblok transmisi nyeri diantara sel
syaraf dan Stronsium chloride yang dapat memblok tubulus dentin.
 Bahan Anti-Tartar
Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium dalam saliva
sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi, misalnya
Tetrasodium pyrophosphate.
 Bahan Antimikroba
Bahan ini digunakan untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri,
misalnya Trikolsan (bakterisidal), Zinc citrate atau Zinc phosphate
(bakteriostatik).Selain itu, ada beberapa herbal yang ditambahkan sebagai antimikroba
dalam pasta gigi misalnya daun sirih dan siwak.
8. Bahan Pemutih (0.05-0.5%)
Bahan pemutih yang biasa digunakan antara lainSodium carbonat, Hidrogen
peroksida, citroxane, dan Sodium hexametaphospate.
9. Bahan Pengawet (0.05-0.5%)
Bahan pengawet ini berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam
pasta gigi.Bahan paengawet yang sering ditambahkan dalam pasta gigi adalah Sodium
benzoate, Methylparaben dan Etihylparaben.
2.4.6 Bahan Dasar Pasta Gigi yang Berbahaya
Beberapa orang percaya bahwa bahan-bahan yang terkandung dalam Pasta Gigi
adalah penting. Namun pada akhirnya, ada alasan bagus mengapa di setiap paket Pasta Gigi
selalu ada peringatan: "Jangan di Telan". Nah, untuk lebih mengetahui hal tersebut ada
beberapa Bahan Dasar Pasta Gigi yang sangat Berbahaya untuk Kesehatan di bawah ini.
 Formaldehyde

14
Formaldehid membunuh semua bakteri kecil yang naik ke gigi setelah makan atau
tidur.Jika sejumlah besar formaldehid tertelan, hasilnya bisa berakibat fatal.Akibat jika
menelan formaldehida adalah penyakit kuning, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan
bahkan kematian.
 Detergent
Apa rasanya jika pasta gigi Anda tidak mengeluarkan busa? Produsen menggunakan
deterjen biasa untuk memuaskan orang-orang yang lebih memilih pasta gigi yang
berbusa.Berbusa mungkin menyenangkan, tapi berhati-hatilah jika Anda secara tidak
sengaja menelan busa dalam jumlah besar.Menelan deterjen dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pencernaan.
 Seaweed
Elastis dan berlendir, rumput laut menyatukan pasta gigi. Tanpa barang hijau ini, pasta
gigi tidak akan menyatu dan akan mudah hancur berantakan. Kabar baiknya adalah
rumput laut tidak mengandung racun.Bahkan, rumput laut memiliki sejumlah manfaat
gizi.
 Peppermint Oil
Nafas segar hanya dapat dijaga segar dengan bantuan peppermint oil. Sementara
menyegarkan saat menyikat gigi, minyak peppermint dapat menyebabkan denyut nadi
lambat, mulas, dan tremor otot jika dikonsumsi.
 Paraffin
Parafin menciptakan pasta halus yang merembes ke sikat gigi Anda.Seperti yang
mungkin Anda bayangkan, parafin tidak dimaksudkan untuk dimakan.Jika Anda
kebetulan menelan bahan ini, Anda mungkin berakhir dengan rasa sakit perut, mual,
muntah, dan sembelit berat.
 Glycerine Glysol
Gliserin glikol di pasta gigi berguna untuk mencegah pasta menjadi terlalu
kering.Meskipun Gliserin tidak beracun, zat ini dapat menyebabkan mual jika tertelan.
 Kapur
Faktanya bahwa kapur terbuat dari exoskeletons, cukup sulit untuk menghapus semua
yang menempel pada gusi Anda.Kapur debu dapat menyebabkan masalah paru-paru
jika dihirup, dan menelan sedikit kapur dapat menyebabkan perdarahan.
 Titanium Dioxide

15
Ini adalah satu lagi bahan pasta gigi yang umum, meskipun biasanya ditemukan di cat
putih.Bila ditambahkan ke pasta gigi, titanium dioksida memiliki efek menjaga pada
gigi anda tetap putih seperti halnya pada dinding, bahan ini membuat gigi anda bagus
dan terlihat putih (selama beberapa jam, setidaknya). Menelan Titanium dioksida tidak
akan menyakiti Anda, tapi tidak dianjurkan.
 Sakarin
Sesuatu harus menutupi rasa deterjen yang mengerikan. Sakarin manis, tetapi tidak
terlalu manis, mungkin inilah alasan kenapa kebanyakan orang menyukai pasta gigi
mereka. Sakarin telah menjadi topik hangat setiap perdebatan sejak Theodore Roosevelt
di Gedung Putih.USDA mencoba untuk melarang substansi ini pada tahun 1972.
 Menthol
Salah satu bahan terakhir untuk menambahkan rasa mint ke napas Anda. Tanpa mentol,
pasta gigi mungkin rasa seperti kapur gliserin, parafin dioksida, deterjen, titanium, dan
rumput laut.Silahkan telan mentol jika Anda suka, tetapi meminum teh yang
mengandung mentol adalah ide yang jauh lebih baik daripada Anda mengunyah pasta
gigi.
2.4.7 Bahan Aktif Pasta Gigi yang Harus diwaspadai
Berapa kali Kamu menyikat gigi dalam sehari?Lebih dari 3 kali, atau 3 hari sekali?
Berapapun, sebaiknya Kamu tahu, bahan aktif pasta gigi kamu, bisa berbahaya!
Triclosan, salah satu bahan aktif pasta gigi, bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap
beberapa terapi antibiotik. Bahan aktif lain yang  ada dalam pasta gigi antara lain: Fluoride,
Silica, Alkohol dan Hidrogen Peroksida. Faktanya,semua bahan aktif pasta gigi tersebut bisa
menimbulkan efek yang ‘mengerikan’. Bahan-bahan aktif pasta gigi yang disebutkan
sebelumnya diatas, bisa menimbulkan efek poisonic(beracun), carcinogenic(menyebabkan
kanker) sampai abrasi(pengikisan) enamel/email gigi.
Bahan-bahan aktif pasta gigi tersebut terutama mengiritasi membran mukosa dalam
mulut, karena membran mukosa dalam mulut mempunyai efisiensi penyerapan sampai 90%.
 Bahan Aktif Pasta Gigi Fluoride
Fluoride sering direkomendasikan untuk ‘menguatkan gigi’ dan mencegah pelubangan
pada gigi. Tetapi, tahukah kamu, kalau fluoride juga digunakan pada racun serangga dan
gas syaraf  (nerve gas)? Yang mengejutkan Fluoride belum pernah menerima persetujuan
dari FDA (Pengawas Bahan Makanan dan Obat)nya Amerika. Fluoride dapat
menyebabkan mual, muntah dan sakit kepala.

16
 Bahan Aktif Pasta Gigi Hidrogen Peroksida
Bahan yang digunakan dalam odol pemutih ini dapat menimbulkan efek yang sama
dengan fluoride. Bahan ini juga digunakan dalam industri kertas, pewarna pakaian dan
deterjen. Penggunaan secara topikal dalam kadar berlebih dapat mengakibatkan iritasi dan
kekeringan mukosa.
 Bahan Aktif Pasta Gigi Sodium Hidroksida
Sodium Hidroksida (SH) dapat melarutkan permukaan jaringan mulut.Sodium Hidroksida
sangat basa dan pelarut protein yang baik terhadap gigi dan gusi.
 Bahan Aktif Pasta Gigi AlkoholAlkohol digunakan untuk mempercepat penyerapan
bahan aktif lain dalam pasta gigi ke gigi. Ethanol, derivat alkohol bersifat
karsinogenik.Penelitian secara klinis menunjukkan ethanol dapat merusak tambalan.
2.4.8 Karakteristik Pasta Gigi
Karakteristik Pasta Gigi Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi,
kemampuan menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan keamanan
(Butler, 2000). Konsistensi Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. Konsistensi yang
ideal dari pasta gigi yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat
mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat diukur melalui
densitas, viskositas dan elastisitas.
1. Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat bervariasi. Pasta gigi
yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok yang cukup untuk dapat
dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda dan mengkilatkan permukaan gigi.
2. Penampilan
Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogen, mengkilat, bebas dari gelembung
udara dan memiliki warna yang menarik.
3. Pembentukan busa
Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan membersihkan sisa
makanan melalui proses gosok gigi.
4. Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan merupakan
karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah konsumen akan membeli produk
atau tidak.

17
5. Stabilitas
Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan. Waktu
penyimpanan pasta gigi dapat mencapai tiga tahun. Sediaan pasta gigi tidak boleh
memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan pasta gigi harus dapat
dipertahankan selama waktu penyimpanan.

2.5 Tips Memilih Pasta Gigi yang Baik dan Sehat


1) Pilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride.
Kadar fluoride berfungsi untuk menjaga gigi agar tidak berlubang.Namun, anak-anak di
bawah 3 tahun sebaiknya tidak memakai odol.Karena, terlalu banyak fluoride juga tidak
sehat dan membuat gigi lebih rapuh.Fluoride juga juga dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan jika tertelan.Pilih pasta gigi yang memiliki kandungan detergent paling
sedikit.Busa yang terlalu banyak mengindikasikan bahwa kandungan deterjen yang
dimiliki juga banyak.Stigma bahwa semakin banyak busa semakin baik, tidak benar
adanya.
2) Hindari langsung makan setelah menyikat gigi. Pasalnya, kadar asam mulut akan turun
dan fluoride pun hilang, sehingga kuman akan masuk lagi. Aktifitas makan sebaiknya 1
hingga 2 jam setelah menyikat gigi.
3) Dari hasil penelitian di banyak negara fluoride merupakan bahan yang terbukti dapat
menurunkan prevalensi karies. Penambahan zat adiktif sebagai desinfektan juga dapat
membunuh kuman-kuman yang ada di plak gigi hingga beberapa jam setelah melakukan
sikat gigi. Namun bukan berarti fluoride sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh manusia,
hingga kini fluoride masih dipakai para ahli senjata sebagai bahan campuran pembuatan
bom atom, jika tertelan dalam dosis tertentu fluoride dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada beberapa organ vital tubuh. Bahan lain yang ditambahkan pada pasta gigi
dewasa ini adalah pyrophosphates yang membantu mencegah timbulnya karang gigi.
4) Ada pula pasta gigi yang ditujukan untuk mengurangi gigi sensitif. Penting untuk diingat,
pemakaian pasta gigi semacam ini tidak akan efektif apabila rasa ngilu yang timbul pada
gigi disebabkan oleh adanya lubang yang sudah mencapai syaraf gigi. Jika demikian,
diperlukan perawatan saraf gigi (endodontic intra canal) oleh dokter gigi. Pemakaian
pasta gigi yang mengandung bahan pemutih gigi juga tidak dapat membuat gigi menjadi
instan putih cemerlang. Terutama bagi yang memiliki gigi berwarna kecoklatan akibat
konsumsi antibiotik, menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung zat pemutih sama
sekali tidak akan menyebabkan gigi menjadi berwarna putih. Pada hal ini, konsumen
18
pasta gigi disarankan jangan berharap banyak pada pasta gigi pemutih yang dijual bebas
dipasaran. Pemutihan gigi hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi.

2.6 Evaluasi Sediaan Pasta


Untuk mengetahui kestabilan sediaan pasta, perlu dilakukan beberapa pengujian, yakni:
1. Organoleptik
Organoleptik merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan pancaindra untuk
mendiskripsikan bentuk atau konsistensi (misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna
(misalnya kuning, coklat) dan bau (misalnya aromatik, tidak berbau). (Anonim, 2000).
2. pH
pH adalah prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran aktivitas ion
hidrogen secara potensiometri/ elektrometri dengan menggunakan pH meter (Anonim,
2004).
3. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin
tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya (Martin et al., 1993).
4. Penghamburan/daya sebar
Uji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada kulit.
Penemuannya dilakukan dengan Extensometer. Caranya yakni salep dengan volume
tertentu dibawa ke pusat antara dua lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam interval
waktu tertentu dibebani oleh peletakan dari anak timbang. Permukaan penyebaran yang
dihasilkan dengan menaiknya pembebanan menggambarkan suatu karakteristik untuk
daya hambur (Voigt, 1994).
5. Resitensi panas
Uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan salep atau gel dalam daerah
iklim dengan perubahan suhu (tropen) nyata dan terus menerus. Caranya yakni salep
dalam wadah tertutup diulang dan ditempatkan dalam pertukaran kontinue suhu yang
berbeda beda (misalnya 20 jam pada 37°C dan 4 jam pada 40°C) dan ditentukan
waktunya (Voigt, 1994).
6. Pengamatan organoleptis
Pemerian dilakukan pada bentuk, warna,bau, dan suhu lebur.
7. Homogenitas.
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan
pasta bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan
19
tercampur secara homogen.Persyaratannya harus homogen, sehingga pasta yang
dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat
yang biasanya digunakan pada uji homogenitas adalah roller mill, colloid mill,
homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis
maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau
mill pada temperatur 30-40° C.
 Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass
 Tutup dengan obyek glass yang lain
 Amati homogenitasnya menggunakan lup
8. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin
tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Nilai viskositas dipengaruhi oleh zat
pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel.
9. Uji stabilitas fisik
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam
batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat (Dirjen
POM,1995). Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap
bahan obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun
sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar
penentuan batas kadaluarsa, cara cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label
(Lachman, 1994). Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan
fisik, warna, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang
terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia.
10. Pemeriksaan konsistensi
Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kekerasan
semisolid.
11. Pengukuran diameter globul rata-rata
Pengukuran diameter globul rata rata dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan
perbesaran 100x.
12. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
13. Keseragaman sediaan

20
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu
keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan
yang mengandung dua atau lebih zat aktif.Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada
produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih ,
dari bobot satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil
ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan (Dirjen POM, 1995).
14. Evaluasi fisik
Berupa penampilan, distribusi ukuran partikel, homogenitas, konsistensi, uji kebocoran
tube, isi minimum, pengukuran kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan dan Pengujian
difusi zat aktif dari sediaan.
15. Evaluasi kimia
Berupa penetapan kadar zat aktif dan Identifikasi zat aktif.
16. Evaluasi biologi
Berupa uji Penetapan potensi antibiotika dan uji sterilitas.

2.7 Syarat Mutu Pasta Ggi

Tabel 2.1 Syarat Mutu Pasta Gigi (SNI 12-3524-1995)

21
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Formulasi
Formula I,II,III
No. Bahan Fungsi Formula 4
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
1 Daun Sirih Zat Aktif 0,5 - - -
Ekstrak Daun -
2 Zat Aktif - 4% -
Murbai
3 Daun Suji Zat Aktif 20
4 Ekstrak Stevia Pemanis 0,5 - - -
5 Cengkeh Perasa 0,3 - - -
7 Ekstrak Bunga Turi Zat Aktif - - 5% -
Bahan 45
8 CaCo3 40 37 % 15 %
Abrasive
9 Propilenglikol Humectant 25 ml - - -
Bahan 5
10 Na-CMC 1,25 0,5 % 3%
Pengikat
11 Gliserin Pelembab - 27 % 25 % 27
12 Menthol Perasa - 0,3 % - 0,5
13 Na Metabisulfat - 1% - -
14 Na Lauril Sulfat Surfaktan 1 2% 2% 2
Colloidal silica Bahan -
15 - 3,5 % -
dioxide Abrasive
16 Peppermint Oil Pengararoma - - 0,25 % -
17 Nipagin Pengawet 0,5 ml 0,2 % 0,18 % 0,2
18 Sakarin Perasa - - 0,5 % 0,2
19 Aquadest Pelarut Add 100 qs Add 100 Add 100

3.2 Metode Pembuatan


1. Formulasi I
Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Natrium Carboxy Methyl Cellulose (Na-CMC) ditabur di
atas air panas, didiamkan selama 15 menit agar terbentuk adonan yang homogen (massa 1).
Ekstrak daun stevia sesuai dengan perlakuan dilarutkan dengan sebagian aquades ditambah
nipagin diaduk hingga homogen (massa 2). Kalsium karbonat ditambah sedikit demi sedikit
ke dalam 25 ml propilenglikol diaduk dengan kecepatan konstan sampai homogen (massa 3).
Massa 1 ditambahkan ke dalam massa 2, ditambahkan massa 3 diaduk hingga homogen. Lalu

22
ditambahkan kalsium karbonat sedikit demi sedikit. Massa 1 ditambahkan ke dalam massa 3
dan nipagin diaduk hingga homogen. Natrium lauril sulfat kemudian ditambah lalu diaduk
dengan kecepatan rendah untuk menghindari terjadinya busa, diaduk hingga homogen sampai
terbentuk massa pasta. Serbuk daun sirih ditambahkan sesuai dengan perlakuan dan diaduk
sampai homogen. Serbuk cengkeh dimasukkan terakhir, diaduk sampai membentuk massa
pasta. Sediaan pasta yang sudah jadi dimasukkan ke dalam wadah.
2. Formulasi II
Na. CMC didispersikan dalam gliserin dan diaduk hingga terbasahi sempurna (Massa 1).
Na metabisulfat dilarutkan dengan air suling dengan pengadukan hingga terbentuk massa gel
(Massa 2). Campurkan massa 1 dan massa 2 dan gerus homogen. Nipagin digerus
ditambahkan colloidal silica dioxide digerus perlahan dan ditambahkan kalsium karbonat
digerus homogen (Massa 3). Tambahkan massa 3 sedikit demi sedikit kedalam campuran
massa 1 dan massa 2. Mentol dilarutkan dengan etanol 96% kemudian ditambahkan Na lauryl
sulfat dan sisa gliserin (massa 4), lalu tambahkan massa 4 ke dalam campuran sebelumnya.
Pada saat penambahan fase 4 pencampuran dilakukan secepat mungkin dengan digerus
hingga homogen. Dalam lumpang terpisah ekstrak daun murbai digerus dan ditambahkan
basis pasta sedikit demi sedikit sambil digerus homogen (basis dimasukkan kedalam ekstrak).
3. Formulasi III
Formulasi pasta gigi menggunakan ekstrak bunga turi dengan konsentrasi 10%, dan
konsentrasi Na CMC 3%. Selain zat aktif, juga terdapat bahan tambahan lain dalam formula
pasta gigi meliputi gliserin (pengental), kalsium karbonat (pengisi), sodium lauril sulfat
(pembusa), sodium sakarin (perasa), dan minyak mint (pengaroma). Mula-mula dilarutkan Na
CMC dalam air hangat, diaduk hingga homogen (disebut sebagai formula A). Selanjutnya
SLS, sodium sakarin dan titanium dioksida dimasukkan ke dalam mortir, digerus dan diaduk
hingga homogen, lalu ditambahkan ekstrak bunga turi sedikit demi sedikit dan diaduk hingga
homogen (disebut sebagai formula B). Formula A dan formula B dicampur hingga homogen,
kemudian ditambahkan gliserin dan diaduk kembali hingga homogen. Setelah semua bahan
tercampur merata ditambahkan kalsium karbonat sedikit demi sedikit dan diaduk hingga
homogen. Langkah terakhir yaitu ditambahkan mentol dan sisa akuades diaduk hingga
tercampur semua lalu dimasukkan dalam wadah kering dan diberi label.

3.3 Hasil Evaluasi Formula


1. Formula 1

23
Uji organoleptik pasta gigi yang diamati antara lain tekstur, warna dan aroma. Hasilnya
berbentuk kental, berwarna krem dan beraroma sirih. Untuk hasil pengujian homogenitas
selama 3 minggu masa pengujian, pasta gigi tersebut didapatkan homogen. Hasil
pengukuran viskositas dilakukan dengan alat Viscotester VT-04E Rion (co) dPas dengan
rotor nomor 2. Dari hasil yang diperoleh, pasta gigi memiliki nilai viskositas antara 200-
300 (dPas), hsil ini sudah sesuai dengan sedangkan SNI (12-3524-1995) nilai viskositas
pasta gigi berkisar antara 200-500. Hasil evaluai pH selama penyimpanan tiga minggu
mengalami perubahan setiap minggunya dan berada pada rentang pH 8,2-8,82 yang masih
sesuai SNI (12-3524-1995) yaitu 4,5-10,5. Kesimpulannya pasta gigi yang dihasilkan
homogen, nilai viskositas berkisar antara 200-300 (dPas), dan nilai pH berkisar antara 8,2-
8,82.
2. Formula 2
Pemeriksaan organoleptis pasta gigi ekstrak murbai yang dilakukan secara visual
selama 4 minggu didapatkan bentuk setengah padat lembek, bau khas,warna hijau pekat, rasa
manis pedas. Evaluasi pH pasta gigi ekstrak daun murbai yang diamati selama 4 minggu
menunjukkan hasil yang berubah-ubah setiap minggunya. pH pasta gigi yang dihasilkan
harus berada pada range pH mulut agar tidak menimbulkan iritasi pada mukosa mulut, pH
normal mulut yaitu berada dalam range 4,9 - 10,5 (SNI, 1995). Hasil pH yang diamati 8,08
7,25. Pengukuran konsistensi pasta gigi ini bertujuan untuk menentukan masa pasta gigi yang
dibuat, dimana pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mudah dikeluarkan dari wadahnya
atau mempunyai daya ekstrudability yang baik dan mampu mempertahankan bentuknya pada
bulu sikat gigi sesaat sebelum digunakan. Hasil evaluasi ukuran partikel pasta gigi ekstrak
murbai pada memberikan hasil yang sama dimana diperoleh hasil sesuai dengan kriteria yaitu
< gigi ekstrak murbai telah tersebar merata dan homogen. Ukuran partikel yang kecil ini,
menjadikan pasta gigi aman digunakan karena ukuran partikel yang besar akan dapat
mempengaruhi lapisan email gigi dan gusi. Hasil pengujian aktivitas antibakteri
menunjukkan pasta gigi ekstrak murbai memberikan daya hambat terhadap plak gigi ditandai
dengan terbentuknya daerah bening disekitar sumur yang dibuat pada media. Dapat
disumpulkan bahwa ekstrak etanol daun murbai dapat diformulasi menjadi pasta gigi,
berdasarkan hasil evaluasi fisika, kimia dan mikrobiologi, pasta gigi ekstrak daun murbai
( L.), memberikan hasil yang baik dan memenuhi syarat sebagai pasta gigi. Pasta gigi ekstrak
etanol daun murbai ( L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap plak gigi.
3. Formula 3

24
Hasil uji organoleptis berupa bentuk dan aroma dan uji fisik viskositas, pH, dan tinggi busa
dapat dan aroma mint. Hasil uji sifat pasta gigi setelah 14 hari penyimpanan telah memenuhi
persyaratan mutu SNI 12-3524-1995 pasta gigi dengan rentan pH 4,5 hingga 10,5 yaitu7-
8,39. Dengan adanya hasil uji pH pasta gigi yang telah memasuki standar SNI maka
diharapkan pasta gigi ekstrak etanol bunga turi tidak mengiritasi mukosa rongga mulut ketika
digunakan. Hasil uji viskositas pasta gigi setelah 14 hari menunjukkan bahwa viskositas pasta
gigi paling baik yaitu 451,11 dPas. Hasil uji pembentukan busa setelah 14 hari penyimpanan
menunjukkan bahwa pasta gigi ekstrak etanol bunga turi dapat menghasilkan buih busa ketika
digunakan. Hasil uji antibakteri menghasilkan hasil diameter yang terbentuk dikategorikan
sangat kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans karena diameter
zona hambat yang dihasilkan pasta gigi ekstrak etanol bunga turi sudah melebihi standar daya
hambat bakteri yaitu ³20 mm Hasil penelitian aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak etanol
bunga turi terhadap bakteri Streptococcus mutans belum dapat disimpulkan dengan pasti
bahwa pasta gigi menghasilkan zona hambat yang akurat, hal ini disebabkan karena ketika uji
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans pasta gigi yang dioles pada disk
tidak ditimbang terlebih dahulu sehingga jumlah pasta gigi keempat formula tidak dapat
dipastikan sama. Ekstrak etanol bunga turi dapat dibuat sediaan pasta gigi dengan sehingga
diperoleh hasil uji organoleptis dan uji fisik pH, viskositas, dan tinggi busa yang baik sesuai
dengan persyaratan yaitu dengan konsentrasi Na CMC 3% dan ekstrak 5%. Ekstrak etanol
bunga turi belum dapat dibuktikan dengan pasti memiliki aktivitas hambat terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans setelah diformulasi menjadi sediaan pasta gigi.

3.4 Formulasi Baru

No. Bahan Fungsi Konsentrasi (%)

1 Daun Suji Zat Aktif 20


2 CaCo3 Bahan Abrasive 45
3 Na.Lauril Sulfat Surfaktan 2
4 Gliserin Perasa 27
5 Na CMC Bahan Pengikat 5
25
6 Sakarin Perasa 0,2
7 Menthol Perasa 0,5
8 Nipagin Pengawet 0,2
9 Aquadest Pelarut Add 100
Metode pembuatan untuk formula baru tersebut adalah bahan Pengikat (CMC Na dan
Karbomer) ditimbang, dikembangkan dengan Aquades didalam cawan lalu dimasukkan
dalam mortir, Kalsium Karbonat ditimbang, ditambahkan sedikit-sedikit kedalam pengikat
sambil diaduk sampai homogen kemudian ditambahkan Gliserin diaduk sampai homogen.
Sakarin dilarutkan dalam Aquades aduk sampai homogen. Natrium Lauril Sulfat ditimbang,
dilarutkan dalam Aquades dicampur, aduk sampai homogen. Nipagin ditimbang dilarutkan
dalam aquades dicampur aduk sampai homogen. Ekstrak etanol daun suji ditimbang
dilarutkan dalam Etanol 96% kemudian diencerkan dengan Aquades dimasukkan dalam
campuran diaduk sampai homogen. Menthol ditimbang, masukan dalam campuran, diaduk
sampai homogen. Sisa Aquades ditambahkan, diaduk dengan stamper sampai terbentuk pasta.
Sediaan yang telah jadi dimasukkan kedalam tube yang terlindung cahaya.
Bentuk pasta gigi dipengaruhi oleh air yang digunakan, semakin tinggi komposisi Na
CMC dan ekstrak maka air yang digunakan juga semakin rendah sehingga formula pasta gigi
yang dihasilkan semakin kental. Perbedaan konsentrasi Na CMC juga mempengaruhi wujud
fisik pasta gigi yang berkaitan dengan sifat homogenitas. Menurut hasil uji viskositas yang
telah diketahui dari ketiga jurnal dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
dan Na CMC maka viskositas pasta gigi semakin tinggi pula. Konsentrasi ekstrak dan Na
CMC yang tinggi menyebabkan jumlah akuades yang digunakan juga semakin rendah,
sehingga pengembangan Na CMC oleh akuades tidak sempurna dan mengakibatkan pasta
gigi yang dihasilkan lebih kental. Berdasarkan hasil uji pembentukan busa setelah 14 hari
penyimpanan dapat disimpulkan bahwa semakin padat bentuk sediaan pasta gigi maka busa
yang dihasilkan akan semakin sedikit, begitu sebaliknya jika bentuk sediaan lebih encer maka
busa yang dihasilkan akan lebih banyak.

26
BAB IV
KESIMPULAN

Komponen dari pembuatan pasta gigi anti plak yaitu :

Komponen Fungsi

Bahan Abrasive (20-50%) menambah kekentalan pasta gigi

Air (20-40%) Pelarut

Humectant atau Pelembab (2035%) Mempertahankan kelembaban

Bahan Perekat (1-2%) Membentuk krim

Surfactan Penetrasi film

Bahan Penambah Rasa (0-2%) Penambah rasa pasta gigi

27
Bahan Terapeutik (0-2%)
Floride Memperkuat enamel
Bahan desensitisasi Perawatan hipersensitivitas dentin
Bahan anti-tartar Mengurangi kalsium dan magnesium
Bahan antimikroba Menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri
Bahan Pemutih (0.05-0.5%) Pemutih gigi

Bahan Pengawet (0.05-0.5%) Mencegah pertumbuhan mikroorganisme

Karakteristik Sediaan Pasta Gigi


Karakteristik dari sediaan pasta adalah :
1. Daya absorbsi pasta lebih besar
2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan
serbuk (padat) antara 40%-50%.

Evaluasi Sediaan Pasta Gigi


Untuk mengetahui kestabilan sediaan pasta, perlu dilakukan beberapa pengujian, yakni:
1. Organoleptik
2. pH
3. Viskositas
4. Penghamburan/daya sebar
5. Resitensi panas
6. Pengamatan organoleptis
7. Homogenitas
8. Uji Viskositas
9. Uji stabilitas fisik
10. Pemeriksaan konsistensi

28
11. Pengukuran diameter globul rata-rata
12. Penetapan kadar zat aktif
13. Keseragaman sediaan
14. Evaluasi fisik
15. Evaluasi kimia
16. Evaluasi biologi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Arief, M. 2000. Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
Akmal Djamaan, Fatimah Saidah, Rina Wahyuni. 2014. Pemanfaatan Ekstrak Etanol Daun Murbai
(morus Alba L.) Sebagai Bahan Aktif Pasta Gigi dan Uji Anti Bakteri Terhadap Plak Gigi.
Universitas Andalas. Padang.
Balsam, M., S., 1972, Cosmetics Science and Technology, Volume I, 2nded. A Willey
Interscience Publication John Willey & Sons, New Cork, London.
Elis Widarsih, Auna Mahdalin, Kun Harismah. 2017. Formulasi Pasta Gigi Daun Sirih (Piper
betleL.) dengan Pemanis Alami Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

29
Harris, 1987, Flurosis Therapy Primary Preventive Dentistry, 2nd ed. Appleton & Large,
Norwalk, Connnenticut, Los Angeles, California
Ria Laila Qomariah. 2017. Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Bunga Turi (Sesbania grandiflora
L.) dengan Basis Natrium Karboksi Metil Selulosa dan Aktivitas Terhadap Bakteri
Streptococcus Mutans. Universitas MUhamadiyah Surakarta.

30