Paket 13 Kebumian

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

KEBUMIAN – PAKET 13

FENOMENA GEOSENTRIK

Bab ini disebut fenomena geosentrik, sebab kita mengasumsikan bahwa bumi diam
dan benda-benda langit lain mengitarinya. Benda-benda langit terletak pada jarak yang
berbeda-beda. Untuk memudahkan pemetaan posisi bintang bagi pengamat di Bumi, semuanya
diasumsikan berada pada jarak yang sama jauhnya, seolah-olah ditempatkan pada suatu bola
khayalan besar yang menyelubungi bumi, yang disebut bola langit. Dalam bola langit kita
memperhitungkan arah dari suatu bintang tanpa mempedulikan jaraknya.

BOLA LANGIT
Bola langit memiliki bagian-bagian yang penting, yaitu ekuator langit, Kutub Langit
Utara (KLU), Kutub Langit Selatan (KLS). KLU merupakan perpanjangan dari kutub utara
bumi, sedangkan KLS perpanjangan dari kutub selatan bumi.

Bagian lain yang penting ialah ekliptika (bidang edar tahunan matahari), serta titik
aries dan titik libra (perpotongan ekuator langit-ekliptika). Bagi pengamat di bumi (yang
diam), bola langit tampak berputar (lihat tanda panah) dengan arah timur ke barat atau dilihat
dari arah Utara searah jarum jam, dengan periode 23 jam 56 menit. Akibat dari putaran bola
langit, semua bintang akan nampak bergerak mengikuti lintasan harian bintang. Sementara
matahari akan mengikuti lintasan harian matahari. Selama bola langit berputar, matahari pun
bergerak mengikuti lintasan tahunan, sehingga membutuhkan 1 derajat atau 4 menit tambahan
untuk memenuhi satu putaran lintasan hariannya, sehingga periode 1 hari matahari ialah 24
Jam. Bola langit akan berbeda-beda penampakannya, tergantung pada posisi pengamat di
permukaan bumi.

Gambar 1 Gambaran bola langit dan beberapa komponennya

Pada pengamat di lintang tertentu, kutub langit akan tampak naik dari arah kutub belahan bumi
pengamat sebesar lintang pengamat tersebut. Misalnya untuk pengamat di lintang 30 0 Utara,
KLU naik 300 dari titik Utara. Ekuator langit akan membentuk sudut 90 0 terhadap arah KLU, dan
lintasan harian bintang akan sejajar dengan ekuator langit.
Gambar 2 Gambaran bola langit untuk pengamat yang berada di
lintang 300 Utara

GERAK SEMU MATAHARI


Ketika siang hari tiba, langit yang penuh bintang akan tertutupi oleh cahaya Matahari
yang mendominasi langit. Sebenarnya langit berwarna biru karena adanya fenomena
penyebaran cahaya matahari (scattering) oleh atmosfer Bumi, dimana cahaya dengan panjang
gelombang terpendek (biru) akan paling efisien disebarkan.

Di bola langit, Matahari memiliki lintasan tahunan yaitu bidang ekliptika, dimana Matahari akan
menempuh lintasan tersebut dengan periode satu tahun. Apabila kita mengambil acuan bintang
tertentu, periode tersebut bernilai 365,25636 hari atau 1 tahun sideris. Namun apabila kita
mengambil acuan titik Aries, periode tersebut bernilai 365,2422 hari atau 1 tahun tropis.

Akibat lintasan ekliptika yang berinklinasi


terhadap ekuator, deklinasi Matahari (jarak
sudut Matahari terhadap ekuator langit) akan
berubah-ubah dari +23,50 hingga –23,50.
Deklinasi Matahari juga berhubungan dengan
panjang siang, perubahan musim, dan titik
terbit Matahari di suatu tempat.

Gambar 3 Gerak semu tahunan matahari

Dari gambar di atas, keadaan yang tercapai bila Matahari berada pada titik-titik tersebut ialah:

- KEADAAN A (Titik Aries, deklinasi 00, bujur ekliptika 00) dicapai saat 21 Maret. Titik A
disebut titik Vernal equinox (equinox = sama), karena panjang siang sama di semua
tempat di muka bumi yaitu 12 jam. Titik ini adalah titik awal musim semi bagi lintang
sedang Utara. Matahari akan terbit tepat di titik timur dan tenggelam tepat di titik barat
di semua tempat di Bumi.
- KEADAAN B (Titik Cancer, deklinasi +23,50, bujur ekliptika 900) dicapai saat 22 Juni.
Titik B disebut titik Summer solstice (solstice = berhentinya matahari), karena pada
saat ini Matahari berhenti menambah deklinasinya ke Utara dan mulai berbalik ke
Selatan. Saat itu, tercapai lama siang terpanjang (lebih dari 12 jam) bagi belahan bumi
utara, dan lama siang terpendek bagi belahan bumi selatan. Titik ini adalah titik awal
musim panas bagi lintang sedang Utara. Matahari akan terbit di titik terbit paling jauh
ke Utara dari titik Timur, dan akan terbenam di

titik terbenam paling jauh ke Utara dari titik Barat. Apabila dilihat dari Ekuator,
Matahari akan terbit 23,50 ke Utara dari titik Timur, dan terbenam 23,50 di Utara titik
Barat.

- KEADAAN C (Titik Libra) dicapai saat 23 September. Titik C disebut titik Autumnal
Equinox. Panjang siang sama untuk semua bagian Bumi. Titik ini adalah titik awal
musim gugur bagi lintang sedang Utara. Matahari akan terbit di titik Timur di semua
bagian Bumi.

- KEADAAN D (Titik Capricornus) dicapai tanggal 22 Desember. Titik D disebut titik


Winter solstice. Lama siang terpendek bagi belahan bumi utara. Titik ini merupakan titik
awal musim dingin bagi lintang sedang Utara. Matahari akan terbit di titik terbit paling
jauh ke selatan dari titik Timur.

KONFIGURASI PLANET
Para astronom sejak zaman dahulu telah menyadari bahwa tidak semua benda melekat
di bola langit. Ada beberapa objek yang tidak tunduk pada gerakan bola langit, seperti matahari
dan planet. Planet tampak bergerak terhadap latar belakang bintang-bintang. Di langit, planet-
planet dapat dibedakan dari bintang, karena cahayanya yang tidak berkelap-kelip. Hal tersebut
disebabkan oleh dekatnya jarak planet dengan bumi. Selain itu, diameter sudut planet jauh lebih
besar daripada diameter sudut bintang. Planet-planet tidak akan ditemui terlalu jauh dari
ekliptika bumi, sebab bidang orbit semua planet hanya membentuk sudut kecil terhadap
ekliptika. Planet-planet yang dapat dilihat oleh mata telanjang hanya Merkurius, Venus, Mars,
Jupiter, dan Saturnus.

Planet-planet juga memiliki fase (seperti bulan) yang tergantung pada posisi matahari, planet,
dan bumi. Sudut pisah antara suatu planet dengan matahari dilihat dari bumi disebut sudut
elongasi. Saat diamati dari Bumi dari hari ke hari, planet akan terlihat bergerak dengan latar
belakang bintang-bintang, dengan arah dari barat ke timur (berlawanan arah bola langit).
Gerakan ini disebut gerak direct dan menggambarkan arah yang benar dari arah revolusi planet
inferior mengitari Matahari. Namun, ada kalanya planet tampak bergerak dari timur ke barat
dan disebut gerak retrograd.
Gambar di samping menunjukkan konfigurasi planet inferior.
Gerak retrograd terjadi ketika planet melintas di antara Bumi dan
Matahari (saat bergerak dari B ke F). Namun karena kebanyakan
planet inferior hanya dapat diamati saat senja/fajar, gerak
retrograd ini tidak teramati. Posisi planet inferior:

C – Elongasi Timur Maksimum (ETM) - senja


D – Konjungsi Inferior

E – Elongasi Barat Maksimum (EBM) - fajar


A – Konjungsi Superior

Gambar 4 Konfigurasi planet inferior

Catatan: keadaan C dan E terjadi saat sudut Bumi – Matahari – planet inferior 900

Sekarang, perhatikan kembali gambar 3.1.4. Tukar Bumi menjadi yang di orbit dalam, sehingga
gambar di atas menunjukkan konfigurasi planet superior. Posisi planet superior, saat Bumi di
posisi:
A – Konjungsi (Elongasi 00)
C – Kuadratur Barat (Elongasi 900)
D – Oposisi (Elongasi 1800)
E – Kuadratur Timur (Elongasi 900)

Gerak retrograd bagi planet superior terjadi karena semakin dekat


suatu planet ke Matahari, semakin cepat kecepatan orbitnya. Ketika
Bumi melintas di antara planet superior dan Matahari, planet akan
“tersusul” oleh Bumi, sehingga tampak bergerak mundur, seperti yang
diilustrasikan pada gambar 3.1.5. Gerak retrograd selalu terjadi
beberapa waktu sebelum dan sesudah planet superior mencapai fase
oposisi.

Gambar 5 Ilustrasi gerak retrograd planet superior

PERIODE SINODIS PLANET


Perhatikan gambar di samping yang menunjukan orbit planet A dan B yang dilihat dari
kutubnya dan diasumsikan orbitnya berbentuk lingkaran. Menurut pengamat di planet A,
oposisi planet B terjadi pada posisi 1. Setelah oposisi, kedua planet akan bergerak dengan
kecepatan sudut masing-masing. Karena periode orbit kedua planet berbeda, kecepatan sudut
kedua planet pun berbeda, sehingga akan membuat perbedaan sudut setiap satuan waktu.
Oposisi berikutnya (keadaan 3) akan tercapai apabila perbedaan sudut mencapai 360 0, sehingga
akan satu garis kembali. Waktu yang diperlukan dari suatu oposisi ke oposisi berikutnya
disebut periode sinodis. Persamaan untuk mencari periode sinodis:
Keterangan:
Tsin : periode sinodis
TsidA : periode sideris planet A
TsidB : periode sideris planet B

Persamaan di atas berlaku bagi semua planet atau benda lain yang mengelilingi Matahari
dengan orbit mendekati lingkaran. Bila pengamat berada di Bumi dan mengamati planet Mars,
maka Bumi menjadi planet A dan Mars menjadi planet B. Keadaan harus ditukar dalam kasus
pengamat di Bumi mengamati planet Venus.

GERAK BULAN
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya. Bulan memiliki periode revolusi yang
sama dengan periode rotasinya, yaitu 27,32 hari. Akibatnya, Bulan akan selalu menampakan
bagian yang (nyaris) sama kepada Bumi. Periode revolusi diukur dengan acuan posisi Bulan
terhadap bintang tertentu. Orbit Bulan memiliki kemiringan sekitar 5 0 terhadap ekliptika,
sehingga akan nampak memiliki kemiringan 18,50 hingga 28,50 terhadap ekuator langit. Setiap
hari, bulan terbit terlambat sekitar 48 –

56 menit. Akibat konfigurasi Bulan-Bumi-Matahari yang berubah-ubah, bulan tampak memiliki


fase-fase. Namun waktu yang dibutuhkan dari satu purnama ke purnama berikutnya tidak sama
dengan periode revolusinya, yaitu sekitar 29,53 hari dan disebut periode sinodis.

Gambar 6 Perubahan fase Bulan sepanjang revolusinya mengelilingi Bumi


Keterangan gambar 3.1.6:
- New Moon: Bulan baru
- Waxing Crescent: Sabit awal
- First Quarter: Kuartir awal
- Waxing Gibbous: Benjol awal
- Full Moon: Bulan purnama
- Waning Gibbous: Benjol akhir
- Third Quarter: Kuartir akhir
- Waning Crescent: Sabit akhir

GERHANA, TRANSIT, DAN OKULTASI


Inklinasi orbit bulan terhadap ekliptika membuat tidak
setiap konjungsi/oposisi terjadi gerhana. Gerhana hanya akan
terjadi apabila bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis
dan satu bidang. Keadaan itu hanya akan terjadi bila saat
konjungsi/oposisi bulan berada pada titik simpul bidang orbit
bulan dan ekliptika (analogi titik simpul serupa dengan titik aries
dan libra untuk bidang ekuator dengan ekliptika). Gerhana total
hanya akan terjadi apabila saat terjadi gerhana, Bumi atau Bulan
memasuki umbra. Gerhana matahari cincin terjadi apabila hanya
perpanjangan kerucut umbra (antumbra) yang sampai ke bumi.

Gambar 7 Ilustrasi peristiwa gerhana

Saat gerhana bulan, bulan tidak akan gelap total, melainkan agak kemerahan. Hal ini terjadi
karena adanya refraksi cahaya matahari oleh atmosfer bumi yang jatuh di permukaan bulan.
Besar kerucut umbra akan maksimal apabila jarak benda penghalang dengan pengamat minimal
dan jarak sumber cahaya maksimal. Diameter benda penghalang juga berpengaruh, misalnya
besar kerucut umbra bumi jauh lebih besar daripada besar kerucut umbra bulan.

Saat Venus atau Merkurius berada pada konjungsi inferior, ada kemungkinan terjadi transit.
Transit adalah lewatnya planet di depan matahari (layaknya gerhana), namun diameter sudut
benda penghalang jauh lebih kecil daripada benda yang dihalangi. Transit tidak terjadi di setiap
konjungsi inferior karena orbit Venus memiliki inklinasi 3,4 0 terhadap ekliptika. Apabila
diameter benda penghalang jauh lebih besar daripada benda yang dihalangi, maka sebutannya
adalah okultasi, Contoh okultasi adalah bulan lewat di depan planet Saturnus.
GERAK KOMET
Komet atau bintang berekor ialah anggota tata surya yang dari bumi terlihat hanya saat
tertentu lalu menghilang. Bagi pengamat dengan mata telanjang, beberapa komet akan tampak
cemerlang, memiliki ekor panjang yang arahnya selalu menjauh dari Matahari. Magnitudo
(tingkat kecerahan) komet bervariasi dan terlihat paling terang saat berada paling dekat dengan
matahari. Komet yang memiliki lintasan elips (biasanya memiliki eksentrisitas elips mendekati
1, artinya sangat lonjong) disebut komet periodik, karena ia akan mengitari matahari dengan
suatu periode tertentu. Contoh komet periodik adalah komet Halley dengan periode 76 tahun
bumi. Komet-komet yang memiliki lintasan parabola hanya akan mendekati Matahari sekali dan
tidak akan kembali lagi.

0
SOAL
1. Vernal equinox adalah . . . .
a. Bintang yang muncul di dekat ekuator langit setiap tanggal 21 Maret
b. Titik perpotongan antara ekuator langit dengan garis equinox
c. Titik di angkasa di mana Matahari memotong ekuator langit pada tanggal 21 Maret
d. Komet yang muncul mendekati garis equinox setiap tanggal 21 Maret
e. Titik posisi Matahari pada ekuator

2. Satu hari sideris . . . .


a. Lebih lama hampir 4 menit dibandingkan satu hari matahari rata-rata
b. Lebih pendek hampir 4 menit dibandingkan satu hari matahari rata-rata
c. Sama dengan satu hari matahari rata-rata
d. Lebih lama hampir 4 jam dibandingkan satu hari matahari rata-rata
e. Lebih pendek hampir 4 jam dibandingkan satu hari matahari rata-rata

3. Satu hari sideris dapat dihitung dengan cara . . . .


a. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi Bumi
b. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi Matahari
c. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi Bumi dan
Matahari
d. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk berpindah posisi
terhadap Matahari
e. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk berada kembali pada
posisi yang identik dengan posisi bintang tersebut di angkasa sehari sebelumnya

4. Sumbu rotasi Bumi miring terhadap bidang referensi sebesar . . . .


a. 20,50
b. 21,50
c. 22,50
d. 23,50
e. 24,50

5. Fakta bahwa Bulan mengorbit mengelilingi Bumi, sedangkan Bulan dan Bumi mengorbit
mengelilingi Matahari, mengakibatkan adanya perbedaan jumlah hari dalam 1 bulan sinodis
dan 1 bulan sideris. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar?
a. Jumlah hari bulan sinodis adalah 27,3 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah
29,5 hari
b. Jumlah hari bulan sinodis adalah 28,3 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah
27,5 hari
c. Jumlah hari bulan sinodis dan bulan sideris selalu berubah-ubah
d. Jumlah hari bulan sinodis adalah 27,5 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah
28,3 hari
e. Jumlah hari bulan sinodis adalah 29,5 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah
27,3 hari

6. Pada pukul 20.00 WIB, ketika Ahmad sedang berada di Observatorium Bosscha Lembang, ia
melihat sebuah satelit melewati meridian dengan latar belakang rasi Centaurus. Satelit itu

11
mempunyai periode 10 jam. Pukul berapakah satelit itu akan kembali melewati meridian Ahmad
dengan latar belakang rasi Centaurus?
a. 09:10:37
b. 11:10:37
c. 13:10:37
d. 15:10:37
e. 20:10:37

7. Sebuah asteroid bergerak mengelilingi Matahari dengan periode P = 2,88 tahun. Oposisi terakhir
terlihat pada awal tahun 2008. Kapankah ia berada pada oposisi berikutnya?
a. 2009
b. 2010
c. 2011
d. 2012
e. 2013

8. Posisi planet tidak pernah diperlihatkan dalam peta bintang standar karena . . . .
a. Terang planet tidak tetap
b. Planet bergerak dari arah barat ke timur
c. Posisi planet berubah-ubah dari waktu ke waktu terhadap bintang-bintang
d. Jarak planet dari Bumi berubah menurut waktu
e. Besar masing-masing planet tidak sama

9. Pada saat konjungsi, Bumi, Mars, dan Matahari berada pada satu garis lurus. Konfigurasinya
adalah:
a. Mars – Bumi – Matahari
b. Bumi – Mars – Matahari
c. Mars – Matahari – Bumi
d. Matahari – Mars – Bumi
e. a – d salah

10. Perhatikan pernyataan berikut ini:


(1) Gerhana matahari: matahari, bulan, dan bumi sejajar
(2) Gerhana matahari: matahari, bumi, dan bulan sejajar
(3) Gerhana bulan: matahari, bulan, dan bumi sejajar
(4) Gerhana bulan: matahari, bumi, dan bulan sejajar
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (1), (2), dan (3)

11. Di bawah ini adalah akibat dari adanya revolusi bumi, kecuali . . . .
a. Gerak semu harian matahari
b. Perubahan lamanya siang dan malam
c. Pergantian musim
d. Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
e. a – d salah

12
12. Berbagai pengaruh berikut adalah akibat rotasi bumi, kecuali . . . .
a. Bumi berbentuk bulat pepat
b. Percepatan gravitasi Bumi di setiap tempat berbeda
c. Membeloknya angin pasat
d. Timbulnya gaya Coriolis
e. Aberasi cahaya bintang

13. Bumi berada di posisi perihelion pada bulan . . . .


a. Juli
b. Maret
c. Januari
d. Oktober
e. September

14. Pernyataan yang benar tentang fase bulan ketika terjadi gerhana matahari total adalah . . . .
a. Bulan berkonjungsi dengan kedudukan terjauh dari Bumi
b. Bulan berkonjungsi dengan kedudukan terdekat dari Bumi
c. Bulan beroposisi dengan kedudukan terjauh dari Bumi
d. Bulan beroposisi dengan kedudukan terdekat dari Bumi
e. Bulan berkonjungsi atau beroposisi dengan kedudukan terdekat dari Bumi

15. Sebuah planet dalam dapat diamati dari Bumi pada saat . . . .
a. Pagi hari atau sore hari
b. Bukan pagi hari ataupun tengah malam
c. Tengah malam dan sore hari
d. Tengah malam dan pagi hari
e. Tengah malam ketika langit tak berbintang

13
PEMBAHASAN SOAL PAKET 12

1. A
Pembahasan: baca lagi paket 12

2. B
Pembahasan: lihat gambar 1 pada paket 12

3. D
Pembahasan:
Rapat massa = massa jenis = densitas
→ m=ρ.v
m

ρ=
v

Rumus percepatan gravitasi:


g = GMr2

Perbandingan percepatan gravitasi antara planet dengan bumi:


GMp
r 2
g
p = p
GM
gb b rb2
g ρ → g M xr2
p= p gb ρb gp ρ p xV p xr b 2
=
→ →
p p b

=
g M xr 2
g ρ xV xr
b b b p 2

b b p
4 3 2

x 34
x π x rp x rb

gp rp 2 x rb

x π x rb3 x rp2 →3 =1x = =2


g r r

b
b b

2 2
gp = 2 . gb = 2 . 9,8 m/s = 19,6 m/s
Keterangan:
gp : percepatan gravitasi di planet
gb : percepatan gravitasi di bumi
Mp : massa planet
Mb : massa bumi
rp : radius planet
rb : radius bumi
ρp : rapat massa planet
ρb : rapat massa bumi

4. A
Pembahasan:
R = 10 km = 10.000 m
g=
GM

2
=
2
−11
6,67 x 10
2
Nm kg
−2 30
x 4 x 10 kg
= 2,668 x 1012 m/s = 2,668 x 1014 cm/s
r (10.000 m)

g ≈ 0,3 . 1015 cm/s

5. B
Pembahasan:
r = a = 1.740 km + 95 km = 1.835 km = 1,835 . 10 6
m Hukum Kepler III

14
3
a GM

3 2 3 2
2 a x 4π a x 4π


T2
=
4π2

6
(1,835 x 10 m) x 4π
3 2
→ T= GM → T= GM =

7053,87
T = 7053,87 s = ( 3600) jam = 1,96 jam

6. C
Pembahasan: g =
9,8 m/s
2
m
2 6 2
GM gr 9,8 x (6,37 x 10 m)
2

→ M= = 5,96 x 1024 kg ≈ 6 x 1024 kg


s

g= 2
= −11 2 −2

r G 6,67 x 10 Nm kg

7. D Pembahasan:
Hukum Kepler III
a3 = T2 → a = 3√T2 2
= 3√5,2 = 3 SA

a= → 2a = dp + da → da = 2a – dp = (2 . 3 SA) – 2 SA = 4 SA
dp + d a

Keterangan:
a : jarak rata-rata asteroid-matahari
T : periode orbit asteroid
dp : jarak perihelium asteroid
da : jarak aphelium asteroid

8. D
Pembahasan:
M
1 = 1 M2 2

3
a
GM1

T 2 2 T2 M T M T M 1

3
= G

2
→ 2

2
=
1

→ (
2

)2 =
1

→ 2

=√
1

=√

T M T M T M
1 2 1 2 1 2 2
a

2

2
T2

T2 = T1√12 = 365,25 hari x √12 = 258,27 hari ≅ 258 hari

9. B
Pembahasan:
r1 = 6.371 km = 6,371 x 106 m
r2 = 6.371 km + 30.000 km = 36.371 km = 36,371 x 10 6 m
g1 = 980 cm/s2 = 9,8 m/s
2
GM

g 2
2 (36,371 x 106 m)2
r g r

g
1

=
1

GM
→ 2
g
1

=
1
r
2

2
=
(6,371 x 10
6
m)
2
= 32,59

2
2
r2

2
980 cm/
g1

→ g2 =
32,59
=
32,59
= 30,07 cm/s2 ≈ 30,06 cm/s2

10. D Pembahasan:
Hukum Kepler
III
a3 = T2 → a = 3√T2 = 3√82 = 4 SA

15
4
9
10

Anda mungkin juga menyukai