Laporan Praktikum Fishew 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

KOAGULASI DAN KOMPOSISI DARAH

Disusun oleh :

NAMA : LAILATUZ ZAHRO

NIM : 1908016058

KELAS : BIOLOGI 4B

DOSEN PENGAMPU : Asri Febriana, M.Si.

LABOLATORIUM STRUKTUR BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO

SEMARANG

2020
ACARA VII

KOAGULASI DAN KOMPOSISI DARAH

A. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Koagulasi Darah

No. Perlakuan Warna Waktu Keterangan


Merah bata

1 Kontrol 30 detik ++++

Merah

2 + Na EDTA ±10 menit +

Merah

3 + Na Oksalat ± 5 menit ++
Tabel 2. Hasil Pengamatan Komposisi Darah

No. Uji Bahan Warna Awal Penambahan Warna Akhir Keterangan


Putih keruh
terpisah-pisah
Putih keruh dan sedikit
pink

10 tetes
1 Protein Koagulum +
millon

Bening Kuning

2 Glukosa Filtrat 2ml 1ml benedict +

Putih keruh
Bening terdapat
sedikit
endapan

2 tetes perak
3 Chlorida Filtrat 2ml +
nitrat 0,1M

4. Kalsium koagulan Putih keruh 2 tetes NaCl Kuning keruh


B. PEMBAHASAN
Darah merupakan suatu suspense partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. fungsi darah secara umum adalah sebagai alat transportasi zat-zat
dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolism dan juga untuk sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan antibody dan
sel darah putih. Darah tersusun atas plasma darah dan sel darah. Sel darah mencakup
eritrosit, leukosit dan trombosit. Plasma darah mengandung kurang lebih 90% air dan
berbagai zat terlarut lain yang ada didalamnya. (Faranita, 2006)
Darah merupakan jaringan yang terdiri atas beberapa tipe sel (eritrosit, leukosit,
dan trombosit) yang tersuspensi dalam matriks ekstraseluler berupa plasma darah.
Karakter spesifik yang dimiliki oleh darah adalah adanya proses koagulasi (pembekuan)
yang melibatkan mekanisme reaksi proteolitik (pembentukan fibrin), polimerisasi fibrin,
dan proses koagulasi (pembentukan jaring-jaring fibrin yang tidak larut). Berikut akan
dijelaskan mengenai hasil pengujian koagulasi darah yang sudah dilakukan secara virtual.
(Bachyar.dkk, 2002)
1. Koagulasi Darah
Koagulasi merupakan suatu proses penggumpalan partikel koloid yang
membentuk endapan. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui faktor faktor yang
memengaruhi proses koagulasi darah dan waktu koagulasi darah. Dalam proses
tersebut melibatkan berbagai faktor seperti keberadaan trombin dan ion Ca++ serta
beberapa faktor lainnya. (Utami, 2016)
Pada praktiku ini digunakan sampel darah segar dan tiga perlakuan dengan
menggunakan tempat uji tabung reaksi. Tabung reaksi pertama darah segar dengan
perlakuan kontrol. Tabung reaksi kedua darah segar ditambahkan perlakuan dengan 5
tetes Na oksalat. Dan Tabung reaksi ketigas darah segar ditambahkan perlakuan
dengan 5 tetes EDTA 1%. Setelah itu masing-masing perlakuan mengalami
perubahan.
Dari tabel hasil pengamatan diatas dapat dilihat pada tabung pertama terjadi
penggumpalan dan darah menjadi kental setelah 30 detik, pada tabung kedua terajdi
penggumpalan darah dan darah menjadi kental setelah 10 menit, dan pada tabung
ketiga terjadi penggumpalan dan darah menjadi kental setelah 5 menit. Hal ini
menunjukkan bahwa pembuluh darah pecah atau rusak yang kemudian akan
dikelilingi oleh trombosit dibagian pembuluh darah yang pecah atau rusak tersebut
dan membebaskan enzim tropoplastin hasil dari jaringan yang terluka yang akan
bereaksi dengan kalsium dan protrombin di dalam darah. Sehingga protrombin
teraktivasi menjadi trombin yang selanjutnya mengaktivasi fibrinogen larut dalam
plasma dan menjadi benang-benang fibrin yang akan mengikat sel darah sehingga
tampak kental atau terjadi penggumpalan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan koagulasi darah yaitu
temperatur, kontak fisik darah dengan mediumnya, dan keberadaan larutan
hemostatik. Suhu tinggi akan mempercepat pembekuan, bilah darah dikocok secara
pelan juga akan cepat membeku dan hal sebaliknya jika darah dikocok dengan cepat
maka akan lebih lambat terkoagulasi. Keberadaan senyawa hormon adrenalin, dan
ekstrak jaringan yang mengandung banyak tromboplastin (paru-paru dan timus) akan
mempercepat terjadinya koagulasi.(Resti dkk, 2018)
2. Komposisi Darah
Darah merupakan suatu jaringan yang bersifat cair yang terdiri dari sel-sel darah
merah, darah putih, keping darah serta plasma darah. Sel-sel darah merah berjumlah
4-5 juta sel/mm3 darah, sel darah putih berjumlah antara 5.000-8.000 sel.mm3 darah
dan keping darah berjumlah 150.000-400.000 keping/mm3 darah. Plasma darah
mempunyai komposisi 90% air, 7%protein, 1% garam anorganik, dan 2% kandungan
lainnya. (Campbell, 2004)
Pada praktikum komposisi darah bertujuan untuk membuktikan bahwa dalam
darah terdapat berbagai macam zat, diantaranya protein, karbohidrat, karbohidrat
serta unsur natrium dan klorida.
- Uji protein
Pengujian protein yang dilakukan pada darah bertujuan membuktikan
bahwa salah satu molekul komponen darah adalah protein. Hal ini dikarenakan
protein merupakan suatu nutrien yang sangat penting untuk pertumbuhan,
produksi panas dan energi, sebagai komponen darah dan pembawa oksigen dalam
bentuk hemoglobin. (Bakta, 2013)
Uji protein ini menggunakan reagen Millon yang berfungsi untuk menguji
keberadaan protein yang mengandung fenol. Reagen Millon terdiri dari merkuri
dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. Hasil positif dari uji Millon
adalah adanya perubahan warna pada zat uji menjadi merah karena adanya
pengaruh merkuri. Garam merkuri akan terbentuk jika zat uji mengandung asam
amino dan garam ini akan memberikan warna yang spesifik yaitu merah.
(Anonim, 2011)
pada pengamatan ini dilakukan penambahan asam asetat pada koagulan
yang dipanaskan karena diharapkan akan terjadi reaksi antara asam asetat dengan
air dalam plasma yang kemudian akan membentuk solut. Alasan digunakannya
asam asetat (CH3COOH) dalam reaksi pembuatan koagulan dikarenakan asam
asetat merupakan larutan asam lemah yang dapat direaksikan dengan air. ketika
air direaksikan dengan asam asetat di atas pemanas spirtus, air yang terdapat pada
plasma akan melakukan reaksi serah terima proton. Reaksi pencapaian
kesetimbangan antara air dan asam asetat ini kemudian membentuk ion H3O+ dan
basa konjugasi asam asetat. Hasil yang didapatkan berupa solut atau padatan.
Dalam praktikum ini, padatan tersebut adalah koagulan. Warna koagulan adalah
putih keruh terpisah-pisah sedikit pink. (Kuchel 2009)
Langkah uji protein yang pertama adalah menambahkan akuades berwarna
bening pada koagulan yang berwarna putih tersebut. Penambahan ini bertujuan
untuk melarutkan koagulan agar berada dalam fasa cair sehingga akan mudah
direaksikan dengan Millon. Telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya
bahwa uji Millon akan bereaksi positif pada protein yang mengandung gugus
fenol. Jika fenol dilarutkan dalam air, akan berlaku prinsip kelarutan timbal balik
atau kelarutan biner. Sistem biner fenol-air merupakan sistem dua fasa, fenol
dalam bentuk solid dan akuades dalam bentuk cair. Ketika ditambahkan Millon
pada koagulan yang telah ditetesi akuades, warna koagulan tidak langsung
berubah, Warna koagulan perlahan berubah menjadi merah jambu, kemudian
terus berubah warna menjadi merah. Reaksi positif ini menunjukkan bahwa
koagulan memiliki kadungan protein, khususnya protein yang memiliki gugus
fenol (pdii.lipi.go.id, 2009)
Menurut Rastogi (2007), terdapat empat protein utama yang terkandung
dalam plasma darah, yaitu albumin, globulin, fibrinogen dan haptoglobin.
Perubahan warna zat uji koagulan yang berubah menjadi merah menunjukkan
bahwa salah satu atau beberapa dari keempat protein utama tersebut merupakan
protein yang mengandung gugus fenol. Menurut Mardiani (2011) albumin
merupakan protein yang mengandung asam amino tirosin sebagai komponen
strukturalnya. Sedangkan globulin merupakan molekul yang dapat diuji
keberadaannya menggunakan larutan penguji fenol melalui suatu uji yang disebut
sebagai uji Pandy.
- Uji glukosa
Uji benedict adalah uji kimia yang dilakukan untuk mengetahui
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Reagen Benedict adalah
larutan yang terdiri dari CuSO4, Na2CO3, Na sitrat dan H2O. Kompenen-
komponen tersebut akan bereaksi dengan gula pereduksi dalam suasana alkalis
dan menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari
Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict. Sampel positif
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata di bawah sampel. Sampel yang
menunjukkan hasil positif adalah glukosa dan maltose dengan perubahan warna
dan memiliki endapan merah bata yang menandakan adanya kandungan aldosa
dan ketosa (Kusbandari A, 2015).
Dari hasil data diatas diketahui bahwa setelah diberi perlakuan untuk
melakukan uji glukosa yaitu dengan pemberian reagen benedict, warna filtrat
berubah menjadi biru bening. Setelah dipanaskan warnanya menjadikuning, dan
setelah bunsen dimatikan filtrat menjadi kuning. Hal ini karena bahan uji yang
merupakan filtrat darah mengandung gula pereduksi. Gula pereduksi yang ada
dalam filtrat memiliki gugus aldehid dan keton bebas yang mereduksi benedict
yang mengandung Cu2+ menjadi Cu2O yang tidak larut dalam air. Sehingga hasil
akhir yang diperoleh adalah filtrat yang telah berubah warna menjadi kuning. Dari
hasil ini diketahui bahwa filtrat ini menunjukkan hasil yang positif terhadap uji
glukosa yang dilakukan. Hal ini sudah sesuai dengan pernyataan Subiyanto
(1994) bahwa salah satu penyusun plasma darah adalah glukosa.
- Uji chlorida
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Uji klorida pada darah
menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan adanya endapan putih dan warna
larutan yang menjadi putih keruh. Hal ini menunjukkan bahwa dalam plasma
darah terdapat elektrolit dan ion ion yang terlarut di dalamnya. Menurut
Subiyanto (1994) plasma darah tersusun atas zat padat yang larut yang meliputi
salah satunya adalah elektrolit. Selain itu Rastogi (1976) menyebutan dalam
tabelnya jumlah klorida dalm 550 ml plasma darah adalah ± 56,7 dan dalam 450
ml sel darah ± 26,5. Hal ini menunjukkan jumlah Klorida dalam plasma darah
lebih banyak daripada di dalam sel darah.
Saat filtrat ditambahkan 10 tetes perak nitrat terjadi perubahan warna,
yaitu dari yang semula berwarna bening menjadi berwarna putih keruh dengan
sedikit endapan. Adanya perubahan warna dan adanya endapan tersebut
menunjukkan bahwa plasma darah mengandung klorida. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa klorida banyak terdapat pada plasma darah.
Endapan yang terbentuk merupakan reaksi antara ion klorida dengan perak nitrat
sebagai reagennya yang nantinya akan bereaksi dan menghasilkan AgCl dalam
bentuk solid dan NO3- yang terlarut. (Poedjiadi, 2010)
- Uji kalsium

C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa Di dalam darah khusunya di
dalam plasma darah terdapat berbagai macam zat seperti protein, kalsium dan karbohidrat
yang setelah diuji menggunakan reagen mendapatkan hasil positif, sedangkan unsur-
unsur ion yang diuji dan menunjukkan keberadaanya dalam darah adalah unsur Natrium
dan Klorida. Pada praktikum koagulasi darah dapat disimpulkan bahwa darah yang tidak
ditambahkan dengan bahan kimia apapun akan lebih cepat menggumpal dibandingkan
dengan darah yang ditambahkan dengan bahan kimia lainnya. Sedangkan pada praktikum
komposisi darah dapat disimpulkan bahwa suatu jaringan yang bersifat cair, terdiri dari
sel-sel darah merah, darah putih, keping darah serta plasma darah. Sel-sel darah merah
berjumlah 4-5 juta sel/mm3 darah, sel darah putih berjumlah antara 5.000-8.000 sel.mm3
darah dan keping darah berjumlah 150.000-400.000 keping/mm3 darah. Plasma darah
mempunyai komposisi 90% air, 7%protein, 1% garam anorganik, dan 2% kandungan
lainnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indonesi :
Makassar
Bachyar.dkk, 2002.Penilaian Status Gizi.Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Bakta, I.M. (2013). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Dr. resti Rahayau. Dr.putra santoso , Dr. Efrizal, M. syukri Fadhil. Penuntukn Praktikum
Fisiologi Hewan. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Andalas Padang.
Faranita, T., Trisnawati, Y., & Lubis, M. (2016). Gangguan Koagulasi pada Sepsis. Sari
Pediatri, 13(3), 226-32.
Kusbandari, A., (2015), Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung dan Pati
Umbi Ganyong (Canna edulis Ker), Jurnal Pharmaciana vol 5 No 1
Poedjiadi, Anna. 2010. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Pers.
Rastogi, S. C. 1977. Essentials of Animal Physiology. Wiley Estern Limited. New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai