Numerik Alfabet
Numerik Alfabet
Numerik Alfabet
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Justice
B. Konsep Prinsip Justice Dalam Keperawatan
C. Prinsip Justice Dan Kode Etik Keperawatan
D. Prinsip Justice Dan Patient’s Right
E. Parinsip Justice Dan Factor Sosiokultural
F. Contoh Kasus
G. Peran Perawat Dalam Pembuatan KeputusanEtik Pada Prinsip
Justice
BAB III KESIMPULAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Undang - Undang Nomor 38 tentang Keperawatan dalam melaksankan
tugasnya perawat berkewajiban memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
kode etik, standar profesi dan standar prosedur operasional dan dalam memberikan
informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas dan mudah dimengerti mengenai
tindakan keperawatan kepada pasien ataupun keluarga sesuai dengan batas
kewenangannya. Rumah Sakit dituntut senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
kepada pasien, yang nantinya dapat menjadi ciri khas dan pendongkrak daya saing
rumah sakit. Perawat yang merupakan tenaga kesehatan yang selalu berhadapan
langsung dengan pasien, sehingga dalam pelaksanaannya memberikan pelayanan
berupa asuhan keperawatan, perawat harus senantiasa menjunjung tinggi kode etik
keperawatan dan menerapkan prinsip etik keperawatan. Kode etik sekaligus
mencegah kesalahpahaman dan konfik karena merupakan kristalisasi prilaku yang
dianggap benar menurut pendapat umum dan berdasarkan pertimbangan
kepentingan profesi, karena kode etik berisi prinsip-prinsip etik yang dianut oleh
profesi tertentu (Triwibowo, 2010). Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
pada tahun 2010 telah mensahkan Standar Profesi Keperawatan sebagaimana
tercantum dalam pasal 24 ayat (2) Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 yang
terdiri dari standar kompetensi dan standar praktik keperawatan. Standar praktik
keperawatan meliputi standar asuhan dan standar kinerja profesional yang dipakai
sebagai evaluasi dalam menilai asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
sebagai evaluasi dalam menilai asuhan yang dilakukan oleh perawat meliputi
jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, penerapan etik,
kolaborasi dan pemanfaatan sumber. Etik merupakan persamaan dari filosofi
moral, moral biasanya mengacu pada standar perilaku individu, kelompok maupun
suatu profesi tertentu (Vallent & Grace,2011). Etik keperawatan adalah kerangka
suatu sistem prinsip yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dalam
hubungannya dengan pasien, anggota keluarga pasien, tim kesehatan lain, pembuat
kebijakan dan social (Sanderson,2011). Perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien
harus mempunyai kompetansi khusus dan pengetahuan tentang etik dan hukum
keperawatan, perawat harus bertindak secara etik dan hukum untuk melindungi
dirinya dan pasien (Nikolaos, 2014). Menurut (Potter & Perry, 2005) Perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan berkewajiban berpedoman terhadap 6
prinsip etik keperawatan yaitu: Otonomi (Penentuan Diri), Non Malficience (Tidak
Merugikan), Beneficience (Melakukan Hal Yang Baik), Justice (Keadilan),
Veracity (Kejujuran), Fidelity (Menepati Janji). Penerapan prinsip etik dalam
pemberian asuhan keperawatan penting untuk dilakukan mengingat perawat yang
dalam melakukan asuhan keperawatan berperilaku tidak etik dapat menimbulkan
kerugian bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan yang dapat mengalami
injury atau bahaya fisik seperti nyeri, kecacatan atau kematian, serta bahaya
emosional seperti perasaan tidak berdaya dan terisolasi (CNA, 2004). Kerugian
yang dialami pasien tersebut akan menyebabkan ketidakpuasaan pasien yang pada
akhirnya akan berdampak pada citra dan pendapatan rumah sakit (Okpara &
College, 2002). Sebaliknya perawat yang mengetahui tentang prinsip etik dan
menerapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien akan
menimbulkan kepuasaan pada pasien dan mempertahankan hubungan antara
perawat, pasien dan petugas kesehatan lainnya, sehingga pasien merasa yakin akan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas (Malau, 2008).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Despande (2009), Goldman (2010) dan
Yu-chen (2015) menyatakan bahwa Penerapan prinsip etik keperawatan sangat
ditentukan yaitu kecerdasan emosional, perilaku caring dan karakteristik individu.
Goleman (2005) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk mengelola perasaan orang lain, memotivasi dirinya sendiri dan
orang lain, tegar menghadapi frustasi, sanggup mengatasi dorongan-dorongan
primitif dan kepuasaan-kepuasaan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif,
mampu berempati dengan orang lain.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis rumusan masalah adalah
sebagai berikut: 1. Bagaimana Konsep Prinsip Justice Dalam Keperawatan?
2. Bagaimana Prinsip Justice Dan Kode Etik Keperawatan?
3. Bagaimana Prinsip Justice Dan Patient’s Right?
4. Bagaimana Prinsip Justice Dan Faktor Sosiokultural?
5. Seperti Apa Contoh Kasus Prinsip Justice Dalam Keperawatan?
6. Bagaimana Peran Perawat Dalam Pembuatan Keputusan Etik Pada
Prinsip Justice Dalam Keperawatan?
C. Tujuan Penulis
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Prinsip justice Dalam keperawatan
2.Untuk laporan diskusi Prinsip justice
3.Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari prinsip justice dalam
keperawatan dan
4. dapat mengaplikasikan prinsip justice keperawatan dalam melakukan tindakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Justice
Justice atau keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori,
keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar, selain itu keadilan adalah
pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan
kata lain keadilan pada dasarnya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan
antara penuntutan hak dan menjalankan kewajiban
B. Konsep Prinsip Justice Dalam Keperawatan
Setiap individu harus mendapatkan tindakan yang sama, merupakan prinsip dari
justice (Perry and Potter, 1998 ; 326). Justice adalah keadilan, prinsip justice ini
adalah dasar dari tindakan keperawatan bagi seorang perawat untuk berlaku adil
pada setiap pasien, artinya setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang sama.
Prinsip ini melibatkan perlakuan yang sama dan adil terhadap setiap individu,
kecuali jika ada pembenaran atas perlakuan yang tidak setara. Prinsip keadilan
dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh
ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga
klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan childress
adalah mereka uang sederajat harusdiperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak
sederajat diperlakukan secara tidak sederajat,sesuai dengan kebutuhan
mereka.Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka
menurut prinsip iniharus mendapatkan sumber-sumber yang besar pula, sebagai
contoh: Tindakan keperawatanyang dilakukan seorang perawat baik dibangsal
maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK. Tindakan yang tidak sesuai
dengan prinsip justice adalah melakukan diskriminasi atau perlakuan sewenang-
wenang yang tidak adil, memanfaatkan atau mengambil keuntungan secara tidak
adil dari orang lain, dan membuat pernyataan yang tidak adil tentang orang lain.
C. Prinsip Justice Dan Kode Etik Keperawatan
1. Kode Etik Keperawatan
Kode etik adalah pernyataan standar professional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Kode
etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan professional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang baik dan benar, serta apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi professional. Tujuan kode etik adalah agar professional memberikan jasa
sebaikbaiknya kepada nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional. Makna dan kegunaan kode etik keperawatan, perawat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat harus memhami dan menerima
kepercyaan, kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri
sebagai profesi. Kedudukan kode etik dalam sistem keperawatan seperti :
penelitian perawatan yang mencakup semua tentang ilmu keperawatan, pendidikan
keperawatan, pelayanan keperawatan, dan organisasi profesi. Kode etik Indonesia
ada beberapa kategori yaitu perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan
masyarakat, perawt dan sejawat, dan perawat profesi. Ada beberapa kode etik
yaitu kode etik ICN (International Council of Nurse) dan kode etik ANA
(American Nursing Asosiation). Prinsip-prinsip etika
a. Autonomy (Kemandirian)
Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir logis dan
cepat dalam mengambil keputusan. Selain itu, seorang perawat juga harus
menghormati dan menghargai orang lain khususnya pasien.
b. Beneficence (Berbuat Baik)
Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan,
khususnya ketika sedang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
Perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang perawat haruslah berlandaskan kepada
ilmu dan kiat keperawatan.
c. Justice (Keadilan) Menjunung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh para
perawat, sebagai contoh ketika ada pasien baru masuk dan di waktu yang sama ada
pasien yang membutuhkan bantuan segera maka perawat harus segera
mempertimbangkan berbagai faktor sesuai dengan asas keadilan.
i. Freedom (Kebebasan)
Setiap orang apa pun profesinya mempunyai hak atas suatu kebebasan. Kebebasan
menentukan pilihan atau langkah yang hendak ia ambil. Begitu pula menjadi
perawat, seorang perawat harus secara bebas bekerja menjalankan profesinya tanpa
ada tekanan atau paksaan dalam menentukan sesuatu dari luar dirinya.
j. Advocacy (Advokasi)
Sebagai seorang perawat yang langsung berinteraksi dengan pasien atau pun
keluarga pasien maka perawat harus bisa melindungi hak-hak klien. Peran
advokasi yang harus dimiliki seorang perawat ini berasal dari etika beneficience
(kewajiban untuk berbuat baik) dan nonmaleficence (kewajiban tidak merugikan).
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
a. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat.
b. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.
c. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat
dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi
keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan.
d. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.