Paper Silvika Rizky Hidayah Saragih (191201170) HUT 2B
Paper Silvika Rizky Hidayah Saragih (191201170) HUT 2B
Paper Silvika Rizky Hidayah Saragih (191201170) HUT 2B
Dosen Pengampu :
Afifuddin Dalimunthe, SP., MP.
Disusun Oleh :
Rizky Hidayah Saragih
191201170
HUT 2B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas paper ini dengan baik
dan tepat waktu. Tujuaan dari penulisan Paper ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Silvika. Judul dari Paper ini adalah “Perkembangan Pucuk dan Tajuk”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Afifuddin Dalimunthe, SP.,
MP., selaku dosen mata kuliah Silvika di Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan paper ini.
Penulis menyadari bahwa tugas paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan paper ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pucuk .................................................................................. 3
2.2 Manfaat Pemangkasan Pucuk ................................................................ 3
2.3 Pembungaan pada Pucuk ....................................................................... 4
2.4 Pengertian Tajuk Pohon ........................................................................ 4
2.5 Posisi Tajuk Pohon................................................................................ 6
2.6 Bentuk Tajuk Pohon.............................................................................. 7
2.7 Macam-Macam Tajuk ........................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.1 Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Klasifikasi Posisi Tajuk (Crownposition) ................................... 7
Gambar 2. Klasifikasi Bentuk Tajuk (Crown form) ..................................... 8
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hutan yang memiliki banyak pohon dengan tajuk yang rapat, hanya tunas-
tunas pepohonan besar, rumput-rumputan dan tumbuhan merambat yang tahan
naungan atau dapat hidup di lantai hutan. Tumbuhan di bawah lantai hutan membawa
pengaruh yang unik terhadap iklim mikro daerah sekitarnya. Akibatnya, sinar
matahari di lantai hutan berkurang sehingga temperaturnya berbeda dengan diluar
naungan. Tajuk hutan yang menaungi lantai hutan secara berlapis-lapis menimbulkan
mikroklimat dan kegiatan mikroorganisme tinggi. Kegiatan mikroorganisme akan
mengakibatkan hancurnya serasah, yang selanjutnya melalui proses pencucian basa
dan memberikan sifat-sifat khusus tanah hutan dan mampu menimbulkan kesuburan
bagi tumbuhan hutan (Arief, 2001).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini, yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian pucuk.
2. Untuk mengetahui manfaat pemangkasan pucuk.
3. Untuk mengetahui pembungaan pada pucuk.
4. Untuk mengetahui pengertian tajuk pohon.
5. Untuk mengetahui posisi tajuk pohon.
6. Untuk mengetahui bentuk tajuk pohon.
7. Untuk mengetahui macam-macam tajuk.
3
BAB II
PEMBAHASAN
dilaksanakan secara bertahap dimulai dari pohon-pohon yang sudah mulai rapuh
(Ferry dan Listiyati, 2009).
b. Good (nilai indeks = 4) : Kriteria bagi pohon dengan tajuk hampir ideal, dimana
dari segi silvikultur memuaskan, tetapi sedikit tidak simetris dan atau beberapa
cabang mati.
c. Tolerabe (nilai indeks = 3) : Kriteria bagi pohon dengan tajuk yang hanya
memuaskan dari segi silvikultur, tajuk tampak jelas tetapi tidak simetris atau
lonjong. Meskipun demikian masih dapat diperbaiki bentuk tajuk dengan diberi
ruang lebih.
d. Poor (nilai indeks = 2) : Kriteria bagi pohon dengan tajuk yang tidak memuaskan
dari segi silvikultur. Hal ini disebabkan banyak cabang yang mati, sangat tidak
simetris dan hanya memiliki beberapa cabang saja, meskipun demikian masih
memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup.
e. Very poor (nilai indeks = 1) : Kriteria bagi pohon dengan tajuk dalam keadaan
tertekan atau rusak berat dan kemungkinan sulit untuk meningkatkan kemampuan
tumbuhnya meskipun sudah terbebas dari tekanan (pesaing ruang untuk
pertumbuhan tajuk).
Bulat
Silinder
Payung
Pagoda
Tajuk, terutama bagian yang terkena cahaya merupakan salah satu bagian
pohon yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan pohon sebagai tempat
terjadinya proses utama fotosintesis dan merefleksikan hubungan yang erat dengan
kesehatan pohon Hasil proses fotosintesis didistribusikan untuk pertumbuhan
diameter batang maupun tinggi pohon, serta digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan dalam pengelolaan tegakan apakah dimensi diameter dan
tinggi pohon tersebut masih sesuai dengan ruang tumbuh yang dibutuhkan Dalam
pengelolaan hutan, diametertajuk dapat dimanfaatkan untuk mengukur kerapatan
10
matahari lebih banyak dan cepat (Bechtold, 2003). Kerapatan kanopi dari tegakan,
yang berperan penting untuk menilai kesesuaian habitat satwa liar dan risiko
kebakaran, juga dapat diestimasi dengan menggunakan model lebartajuk. Secara
individu pohon, lebar tajuk dapat menggambarkan persaingan antar individu pohon
dan berpengaruh pada ketebalan cabang pohon, serta secara tidak langsung
berpengaruh pada kualitas kayu dan nilai ekonomi pohon tersebut. Berdasarkan
tingkattegakan, lebartajuk berfungsi untuk mengevaluasi penutupan kanopi, di mana
di satu sisi digunakan sebagai ukuran kompetisi secara umum dan di sisi lain untuk
ukuran penting kualitas suatu habitat. Lebar tajuk berkorelasi positif dengan
pencapaian akar dalam memperoleh mineral dalam tanah. Tajuk pohon yang luas
akan memperbesar proses fotosintesis yang terjadi pada pohon yang bersangkutan
sehingga pertumbuhannya juga semakin cepat. Selain itu, lebar tajuk dapat menjadi
tolok ukur kemampuan bertahan hidup suatu pohon dan memungkinkan untuk
memprediksi pertumbuhan, kematian, dan kandungan biomassa di atas tanah dari
pohon tersebut. Pertumbuhan lebar tajuk memiliki peran untuk melakukan dan
menentukan teknik pemangkasan cabang, penjarangan, serta mendukung dalam
pengambilan keputusan terkaitumurrotasi suatu jenis (Campoe, 2013).
Tajuk sering digunakan untuk mengevaluasi kondisi tegakan dan menjadi
indikator yang penting dalam suatu tegakan, misalnya untuk estimasi penutupan
tajuk, faktor kompetisi tajuk dan bahkan untuk produktivitas tapak. Ukuran lebar
tajuk adalah salah satu ciri yang paling mempengaruhi pertumbuhan pohon ke arah
radial karena lebar tajuk mendeskripsikan kerapatan tegakan dan kompetisi individu
pohon. Manfaat diketahuinya model perkembangan lebar tajuk pada tegakan adalah
untuk penentuan kebutuhan ruang tumbuh yang diperlukan tiap individu pohon.
Lebar tajuk dan kebutuhan ruang tumbuh dapat digunakan untuk menentukan jumlah
pohon referensi tiap hektarnya sesuai dengan skema jarak antar pohon, yaitu
segiempat atau segienam (Sadono, 2016).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ruang tumbuh pohon terbagi ke dalam dua bagian yaitu ruang di atas tanah dan
ruang di bawah tanah. Penentuan ruang tumbuh bagi pohon dilakukan melalui
pengaturan jarak tanam.
2. Pucuk adalah daun muda (di puncak pohon atau di ujung ranting). Sistem pucuk,
merupakan bagian yang terletak di atas tanah, berfungsi untuk
membantu tumbuhan menangkap cahaya matahari untuk keperluan fotosintesis.
3. Selama masa berbunga tidak semua pucuk dapat terinduksi dan bertransisi dari fase
vegetatif ke fase reproduktif, sehingga tidak seluruh pucuk menghasilkan bunga.
Dengan kata lain, pada saat bersamaan ada pucuk berbunga dan pucuk tidak
berbunga.
4. Tajuk pohon merupakan bagian yang mendukung proses fisiologis pohon dan
memiliki peranan dalam mengatur kerapatan tegakan. Tajuk pohon adalah
kenampakan dari keseluruhan daun, cabang, ranting, bunga dan buah.
5. Pertumbuhan tajuk dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan untuk menentukan
besarnya ruang tumbuh yang diperlukan oleh setiap individu.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam membuat paper ini penulis bukan hanya membuatnya secara
online saja, tetapi harus melakukan pengamatan secara langsung agar penulis dapat
mengetahui perkembangan pucuk dan tajuk dengan jelas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alder, D dan Synnot, T.J. 1992. Permanent Sample Plot Techniques for Mixed
Tropical Forest. Oxford. Oxford Forestry Institute, Department of Plant
Science. Vol 25.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta. Kanisisus.
Arimbawa, I. W. P. 2016. Dasar Dasar Agronomi. Denpasar.
Bechtold WA. 2003. Crown-diameter prediction models for 87 species of stand
grown trees in the EasternUnited States. Southern Journal of Applied Forestry
27(4):269-278.
Campoe OC, Stape JL, Nouvellon Y, Laclau JP, Bauerle WL, Binkley D, Le Maire
G. 2013. Stem production, light absorption and light use efficiency between
dominant and non-dominant trees of Eucalyptus grandis across a
productivity gradient in Brazil. Forest Ecologyand Management 288:14–20.
Cavalli, JP., dan Finger, CAG. 2016. Modelling of upper crown exposed to light of
Cedrela fissilis (Vell.) opengrown trees by a non-destructive method. Forestry
8:1-6.
Cunningham, A.B. 2014. Applied Ethnobotany: "People, Wild Plant Use and
Conservation" . New York. Routledge.
Ferry, Y dan D. Listiyati. 2009. Kemiri Sunan (Aleurites trisperma BLANCO),
Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati Potensial. 37
Lanisa, S. 2015. Hubungan Diameter Pohon, Bentuk Tajuk, dan Posisi Tajuk
terhadap Produksi Buah Kemiri (Aleurites moluccana) pada Hutan Kemiri di
Kabupaten Bantaeng [Skripsi] Fakultas Kehutanan. Makassar. Universitas
Hasanuddin.
Mahendra, F. 2009. Sistem Agroforestry dan Aplikasinya. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Raharjo, J.T dan Sadono, R. 2008. Model Tajuk Jati (Tectona grandis L.F) dari
Berbagai Famili Pada Uji Keturunan Umur 9 Tahun.. Jurnal Ilmu Kehutanan.
Vol. 2(2) : 89-95.
14