1 M.dananjaya 104116039 Laporan TA
1 M.dananjaya 104116039 Laporan TA
1 M.dananjaya 104116039 Laporan TA
Oleh:
M. Dananjaya Hardi
104116039
Oleh:
M. Dananjaya Hardi
104116039
MENGETAHUI,
Ketua Program Studi
Dr. Arianta
NIP. 116038
UNIVERSITAS PERTAMINA i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir saya yang berjudul Building
Information Modeling (BIM) Pada Gedung Asrama Universitas Islam Indonesia
Internasional ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak
mengandung materi yang ditulis oleh orang lain kecuali telah dikutip sebagai
referensi yang sumbernya telah dituliskan secara jelas sesuai dengan kaidah karya
ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya
bersedia menerima sanksi dari Universitas Pertamina sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
UNIVERSITAS PERTAMINA ii
ABSTRAK
This design is about modeling the dormitory building of the International Indonesia
Islamic University (UIII) with Building Information Modeling (BIM) method,
which is where the purpose of this research is to obtaining Bar Bending Schedule
image for each structural element, volume of work, and continuing to calculate the
Budget Plan for structure, refers to SNI 7394-2008 and PUPR regulation No 28-
2018. BIM is evolution of design tools in architectural, engineering and
construction industries. BIM has significant advantages over the life cycle of a
building especially during the design stage, but it also simplifies the construction
and quality management stages of a building. In era of digitalization, BIM continues
to evolve through research conducted in various countries. Indonesia is one of the
countries that wants to adopt BIM to the design and construction phase of buildings.
This modeling will use Tekla Structures 2019 software, Tekla is one of the
supporting software for the BIM method in the field of building structures which
has several advantages that allow modeling of building structures in 3D in detail
and have information on each structural element. This research aims to summarize
all the information into one modeling file.
UNIVERSITAS PERTAMINA iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan hidayah serta nikmat sehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aplikasi Building Information Modeling
(BIM) pada Gedung Asrama Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII)”
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Program Studi Teknik Sipil Universitas
Pertamina.
1. Ibu Gati Annisa H., M.T., M.sc selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta dukungan semangat selama
penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak N. Fajar Januriyadi, Ph.D selaku Dosen Penguji 1.
3. Ibu Adita Utami, M.T. selaku Dosen Penguji 2.
4. Bapak Wirman Hidayat, M.T. selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan dan masukan selama proses masa perkuliahan.
5. Seluruh Dosen pengajar dan Staff Program Studi Teknik Sipil.
6. Kedua Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan support.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan di Program Studi Teknik Sipil
Universitas Pertamina.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak sempurna dan dengan segala
kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan dapat mengembangkan ilmu
teknik sipil.
Penulis,
UNIVERSITAS PERTAMINA v
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS PERTAMINA vi
3.2.2. Spesifikasi Struktur Bangunan ........................................................ 13
3.2.3. Spesifikasi Material......................................................................... 14
3.3. Analisis Teknis ....................................................................................... 14
3.4. Peralatan dan Bahan ............................................................................... 14
3.5. Jadwal Perancangan................................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 16
4.1. Login Tekla Structure 2019 .................................................................... 16
4.2. Permodelan Struktur Beton .................................................................... 17
4.3. Permodelan Pembesian Struktur............................................................. 23
4.4. Volume Pekerjaan dan Bar Bending Schedule ....................................... 29
4.5. Perhitungan RAB Struktur Atas ............................................................. 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 42
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 42
5.2. Saran ....................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44
Gambar 2. 1 Disipin Antar Ilmu yang Terlibat Dalam Pembangunan Gedung ...... 9
Gambar 4. 1 Web Tekla Campus .......................................................................... 16
Gambar 4. 2 Login Tekla Structure 19.................................................................. 17
Gambar 4. 3 Tampilan Awal Tekla Structure 19 .................................................. 17
Gambar 4. 4 Setting Grid ...................................................................................... 18
Gambar 4. 5 Grid Gedung Asrama UIII................................................................ 18
Gambar 4. 6 Tampak Depan Struktur Kolom Asrama UIII .................................. 19
Gambar 4. 7 Contoh Salah Satu Properties Kolom ............................................... 19
Gambar 4. 8 Hasil Permodelan Kolom dan Shearwall ......................................... 20
Gambar 4. 9 File.DWG yang Dimasukan ke Aplikasi Tekla Structure ................ 20
Gambar 4. 10 Permodelan Lantai Dasar Asrama UIII .......................................... 21
Gambar 4. 11 Permodelan Lantai 4 Asrama UIII ................................................. 21
Gambar 4. 12 Permodelan Lantai 7 Asrama UIII ................................................. 21
Gambar 4. 13 Permodelan Struktur Beton Gedung Asrama UIII ......................... 22
Gambar 4. 14 Hasil Clash Check Struktur Beton ................................................. 22
Gambar 4. 15 Penulangan Kolom pada Menu Application & components .......... 24
Gambar 4. 16 Contoh Detail Penulangan pada Kolom K1 ................................... 24
Gambar 4. 17 Tipe-tipe Kolom yang Dimodelkan................................................ 25
Gambar 4. 18 Penulangan Balok pada Menu Application & Components........... 25
Gambar 4. 19 Contoh Detail Penulangan pada Balok Tiebeam1 .......................... 26
Gambar 4. 20 Tipe-tipe Balok yang Dimodelkan ................................................. 26
Gambar 4. 21 Penulangan Pelat pada Application & Components ...................... 26
Gambar 4. 22 Contoh Detail Penulangan Pelat ..................................................... 27
Gambar 4. 23 Contoh Detail Penulangan Shearwall............................................. 27
Gambar 4. 24 Visualisasi Model Gedung Asrama UIII (1) .................................. 28
Gambar 4. 25 Visualisasi Model Gedung Asrama UIII (2) .................................. 28
Gambar 4. 26 Visualisasi Model Gedung Asrama UIII (3) .................................. 28
Gambar 4. 27 Visualisasi Model Gedung Asrama UIII (4) .................................. 29
Gambar 4. 28 Kolom menu Drawing & Reports .................................................. 29
Gambar 4. 29 List Report Tekla Structures .......................................................... 30
UNIVERSITAS PERTAMINA ix
Gambar 4. 30 Report Material List Kolom Lantai 2 ............................................. 30
Gambar 4. 31 Report Material List Shearwall Lantai 2 ........................................ 30
Gambar 4. 32 Report Material List Balok Lantai 2 .............................................. 31
Gambar 4. 33 Bar Bending Schedule Balok B5 .................................................... 32
Gambar 4. 34 Bar Bending Schedule Kolom K1 .................................................. 33
Gambar 4. 35 Bar Bending Schedule Shearwall 1 ................................................ 33
UNIVERSITAS PERTAMINA x
UNIVERSITAS PERTAMINA xi
BAB I
PENDAHULUAN
Bangunan merupakan salah satu unsur penunjang kemajuan suatu daerah. Bangunan bisa berupa
gedung, perumahan, jembatan dan jalan, yang jika disatukan akan menjadi lingkungan buatan.
Berbagai macam bangunan dibangun oleh tenaga manusia untuk berbagai macam kebutuhan. Seiring
dengan kemajuan teknologi, manusia dituntut untuk bekerja dengan efisien dalam membangun
gedung agar penggunaan waktu dan biaya lebih ekonomis.
Kemajuan teknologi informasi dizaman yang modern ini memungkinkan untuk memodelkan
suatu gedung dalam bentuk 3D pada komputer dan menyimulasikan sebelum masuk kedalam proses
konstruksi. Simulasi tersebut menggunakan database yang lengkap contohnya data pembebanan dan
spesifikasi material. Selain itu dalam simulasi ini juga digunakan gambar yang detail untuk semua
elemen struktur, seperti: kolom, balok, pelat, shearwall dan atap. Sistem ini biasa disebut dengan
Building Information Modeling (BIM). BIM dengan konsep Virtual Building pertama kali digunakan
pada tahun 1987 yang terus berkembang sampai saat ini. Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah
mendorong infrastruktur secara masif, oleh karena itu dibutuhkan terobosan untuk menunjang
kecepatan suatu konstruksi di Indonesia, BIM inilah yang menjadi tools untuk mencapai tujuan
tersebut. BIM mampu memodelkan struktur, arsitek, serta mekanical elektrical plumbing (MEP)
menjadi satu kesatuan dengan konsep Virtual Building. (Berlian, Adhi, Hidayat, & Nugroho, 2016).
Dalam Pra-konstruksi suatu proyek, BIM semakin sering digunakan karena dipercaya dapat
mempercepat proses konstruksi. Selain mempercepat, BIM juga bisa mengefisienkan biaya serta
waktu yang digunakan dalam konstruksi suatu proyek, karena BIM dapat menghindari miss
komunikasi antara berbagai bidang disiplin ilmu sebelum tahap konstruksi dimulai. BIM sejauh ini
sudah mulai digunakan beberapa perusahaan kontraktor di Indonesia, hal ini terkait dengan peraturan
yang diterbitkan oleh kementrian PUPR dalam lampiran Permen PUPR No.22 tahun 2018 yang
berbunyi Bangunan Gedung Negara (BGN) dengan luas diatas 2000 m² dan diatas dua lantai harus
mulai menerapkan BIM dalam tahapan perencanaan sampai dengan konstruksi. Oleh karena
peraturan yang telah ditetapkan tersebutlah yang membuat perusahaan jasa konstruksi kedepannya
diharapkan sudah mulai menggunakan teknologi BIM dalam proses pelaksanaan konstruksinya.
(Nelson & Sekarsari, 2019).
Keberadaan BIM diharapkan dapat mengubah proses konstruksi konvensional dimana sering
terjadi konflik atau kesalahpahaman antar stakeholder, karena alur informasi yang kurang jelas dan
informasi tidak tercatat dengan baik yang mengakibatkan keterlambatan waktu yang berdampak pada
UNIVERSITAS PERTAMINA 1
membengkaknya biaya. Dalam BIM, para stakeholder saling bekerjasama, bertukar informasi,
berkolaborasi dalam mengefisienkan proses permodelan sehingga dapat mengevaluasi proyek
sebelum dilaksanakan konstruksi (PUPR, 2018).
1. Bagaimana memodelkan gedung dengan mengaplikasikan BIM pada gedung asrama UIII?
Batasan masalah merupakan hal-hal yang menjadi titik fokus penulis, sehingga penulis tidak
keluar dari batasan yang sudah ditentukan. Batasan masalah dalam merancang gedung ini adalah:
UNIVERSITAS PERTAMINA 2
1.4.Tujuan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini ditunjukan untuk penulis, program studi, dan masyarakat umum.
Manfaat penelitian dari masing masing sasaran adalah sebagai berikut:
1. Penulis
Penulis dapat memodelkan dimensi elemen struktur beton bertulang pada gedung asrama
UIII, serta penulis dapat memahami proses permodelan konstruksi gedung beton bertulang
dengan menggunakan metode BIM. Penulis juga dapat mengolah data volume pekerjaan,
gambar detail penulangan dan RAB dengan bantuan software Tekla Structures 2019.
Program studi Teknik Sipil dapat menggunakan penilitian Tugas Akhir ini untuk menjadi
referensi penelitian Tugas Akhir yang nantinya akan dibaca oleh mahasiswa selanjutnya, serta
dapat meneruskan penelitian ini lebih dalam.
3. Masyarakat umum
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan serta informasi bagi masyarakat luas
tentang dunia konstruksi gedung modern menggunakan bantuan software Tekla Structure.
UNIVERSITAS PERTAMINA 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut UU nomor 28 tahun 2002, bangunan gedung merupakan bentuk fisik dari hasil
pekerjaan konstruksi, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau didalam tanah dan atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya baik untuk tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan social, budaya maupun kegiatan khusus.
Bangunan bertingkat memiliki bentuk yang berbeda beda sesuai dengan fungsi dan rancangan
dari bangunan tersebut. Rancangan suatu bangunan bertingkat yang bersekala besar memerlukan
pendekatan tim dari berbagai disiplin ilmu, karena banyaknya komponen bangunan yang penting dan
saling berkaitan. Dalam masa perancangan arsitek lah yang berperan penting dalam menentukan
bentuk bangunan, namun dalam tahapan perancangan ada batasan batasan dalam mendesain bentuk
bangunan yang harus dipenuhi. Seorang arsitek harus mampu mengendalikan unsur unsur struktur
dan menampilkannya dalam bentuk yang baik, karena dalam bangunan bertingkat tinggi memiliki
sistem penunjang struktur yang rumit. Bangunan harus mampu menahan gaya gaya vertical dan
horizontal yang bekerja pada bangunan tersebut. (Schueller, 1989)
Asrama UIII termasuk bangunan bertingkat tinggi, karena tidak hanya terdapat 1 lantai saja
melainkan sampai 9 lantai. Gedung ini nantinya berfungsi sebagai tempat tinggal mahasiswa UIII.
Dalam masa pembangunannya gedung ini belum melakukan perancangan dengan menggunakan
metode BIM yang dapat memudahkan kerjasama dan komunikasi antar tim.
UNIVERSITAS PERTAMINA 4
mendukung kegiatan konstruksi, fabrikasi dan pengadaan yang diperlukan untuk
mewujudkan bangunan.
Di Indonesia BIM sudah mulai dikenal oleh industri konstruksi namun penggunaannya
masih sangat terbatas, padahal secara teoritis teknologi BIM menawarkan sejumlah
keunggulan dan telah banyak kajian yang telah dilakukan tentang penerapan BIM di sektor
konstruksi (Ozorhon & Karahan, 2016). Pengembangan BIM di Indonesia masih dalam
tahap kajian, demi mewujudkan dapat mendorong penerapan BIM dengan skala yang lebih
luas pada industri konstruksi nasional. Bedasarkan survey yang dilakukan AS dan Inggris,
termasuk manfaat BIM adalah kreativitas, pengurangan sumber daya manusia, serta
pengurangan biaya dan waktu menjadi lebih efisien (Yan & Damian, 2008).
Proyek konstruksi berkembang menjadi lebih kompleks dan sulit di manajemen, salah
satu penyebabnya adalah saling ketergantungan antara pemangku kepentingan yang terlibat
seperti arsitek, sipil dan mekanikal elektrikal. Oleh karena itu koordinasi system proyek
yang kompleks kemungkinan akan lebih mudah dengan BIM secara teori. Ini adalah proses
yang ideal untuk mengembangkan teknik kolaborasi stakeholders yang baik dan efisien
karena banyaknya terjadi permasalahan dalam korlaborasi secara tradisional. Tingkat
kematangan penggunaan BIM pada proses desain dan konstruksi akan mempengaruhi
meningkatnya ke efektifan dalam membangun suatu bangunan. (Raflis, Endro, &
Rayshanda, 2018).
2.2.2. Sejarah Building Information Modeling
Dalam suatu pekerjaan proyek yang berskala besar dibutuhkan komunikasi antar tim,
komunikasi bisa berupa komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Gambar Teknik
merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi antar tim di suatu proyek, gambar tersebut
diprint atau digambar langsung diatas kertas. Menurut (Eastman, 2008) kesalahan dan
kelalaian dalam dokumen kertas sering menyebabkan biaya, keterlambatan dan tuntutan
hukum yang tidak diantisipasi antara berbagai pihak dalam sebuah tim proyek. Masalah ini
menyebabkan keuangan dan waktu suatu proyek terganggu. Upaya baru untuk mengatasi
masalah adalah penggunaan teknologi dengan bantuan software.
Pertama kali kemunculan BIM sebagai metode baru yang di dasari oleh software,
banyak yang mengira BIM adalah suatu pengembangan software. (Saputri, 2012). Software
yang digunakan untuk merancang suatu bangunan berbentuk 3D sudah ada sejak tahun
1973 dan terus berkembang, karena diharapkan setiap objek yang berada pada gambar
dapat berisi informasi yang membantu dalam pembangunannya.
Menurut (Eastman, 2008) BIM dapat merubah paradigma tentang industi konstruksi
bangunan, diharapkan BIM dapat mengubah presepsi mendasar bagaimana membangun
suatu gedung, namun menurutnya dengan mengandalkan BIM saja belum tentu proyek
UNIVERSITAS PERTAMINA 5
akan berjalan dengan sukses. BIM juga harus di dukung dengan kerjasama tim, serta
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.
BIM merupakan representasi evolusi digital dari model 2D menjadi model 3D dengan
database yang cukup lengkap yang terangkum dalam satu file permodelan. Model 3D
merupakan perwakilan dari lebar, panjang, dan tinggi suatu benda yang sudah memiliki
jenis material (Saputri, 2012). Salah satu tujuan utama dari teknologi BIM adalah untuk
UNIVERSITAS PERTAMINA 6
mendukung proses berjalannya proyek dimulai dari tahapan pra-konstruksi sampai tahap
pemeliharaan atau maintenance. Berikut merupakan penggunaan BIM disetiap tahapan
suatu proyek :
1. Tahap Pra-Konstruksi
Pada tahapan ini owner mencoba untuk mengestimasi ukuran proyek dengan
anggaran proyek yang tersedia. Estimasi proyek pada tahap ini masih dibilang sangan
dasar. Dengan BIM model bangunan yang sudah dalam bentuk 3D bisa dihubungkan
dengan database guna menghitung anggaran kasar suatu proyek. Hal ini berguna demi
terjadinya proyek sesuai dengan apa yang diinginkan oleh owner.
2. Tahap Desain
Pada tahap desain, kolaborasi antara disiplin ilmu sudah mulai berjalan. Berbagai
disiplin ilmu berkolaborasi demi menjadikan suatu model 3D yang lengkap dengan
visualisasi sejelas jelasnya. Berbagai disiplin ilmu antara lain, arsitek insinyur dan
owner. Dilakukannya koordinasi dalam satu model bertujuan untuk mengurangi
kesalahan desain yang bertabrakan antara satu disiplin ilmu dengan yang lainnya.
3. Tahap Konstruksi
Pada tahap ini BIM bisa mempercepat proses konstruksi, mengurangi risiko
kesalahan, mengurangi pekerjaan yang berulang, serta mengurangi biaya akibat
kerusakan atau repair karena terjadi bentrokan antar desain. Hal ini bisa terjadi karena
sebelum masuk ke tahap konstruksi, BIM sudah memvisualisasikan bangunan sejelas-
jelasnya lengkap dengan informasi yang mudah dipahami untuk masa konstruksi.
4. Tahap Maintenance
Model proyek atau gedung yang sudah jadi, akan disimpan dalam bentuk
database atau disimpan dalam komputer. Sehingga jika ingin melakukan maintenance,
hal yang pertama dilakukan adalah membuka file BIM bangunan tersebut sehingga
memudahkan proses monitoring proyek.
Ada banyak software pendukung dari penggunaan metode BIM. Berikut akan
disebutkan contoh software permodelan berbasis BIM dan fungsi utamanya, yang bisa
dilihat pada Tabel 2.4. Daftar ini mencakup software yang dapat memodelkan struktural,
arsitektural, MEP yang bisa diintegrasikan kedalam satu model bangunan.
UNIVERSITAS PERTAMINA 7
Tabel 2. 2 Beberapa Aplikasi Program BIM
Tekla Structure merupakan salah satu aplikasi yang bisa memodelkan struktur
bangunan dengan metode BIM dan juga membantu kontraktor untuk mengelola serta
mengurangi resiko dari biaya-biaya tak terduga dan hilangnya waktu, terutama pada saat
proses konstruksi. Awalnya Tekla Structure dikenal dengan nama X-Steel yang hanya
berfokus pada bangunan baja. Dengan berjalannya waktu Tekla terus berkembang hingga
akhirnya bisa memodelkan struktur beton bertulang dan kembali menggunakan nama Tekla
Structure.
Tekla adalah aplikasi Building Information Modeling yang dikembangkan oleh Tekla
Corporation untuk keperluan dalam membangun seuatu bangunan, yang di lengkapi fitur
fitur yang bisa digunakan bagi pada detailer, fabricator manufaktur dan constructor.
(Ramadiapriani, 2012). Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan
mampu mempersingkat proses delivery desain, pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi
dan manajemen konstruksi.
UNIVERSITAS PERTAMINA 8
Gambar 2. 1 Disipin Antar Ilmu yang Terlibat Dalam Pembangunan Gedung
Dalam suatu perkerjaan konstruksi pasti tidak hanya melibatkan satu disiplin ilmu
namun banyak disiplin ilmu yang bekerja seperti ilustrasi pada Gambar 2.3, dengan Tekla
kita dimudahkan, karena Tekla dapat berintegrasi dengan program lain sehingga
memudahkan dalam bekerja sama untuk mendesain suatu bangunan. Oleh karena itu tak
mengherankan jika ribuan lisensi software ini sudah digunakan oleh perusahaan di seluruh
dunia demi mendapatkan software yang berkualitas dan bisa memberikan dampak yang
sangat besar untuk perusahaan.
Software tekla merupakan revolusi baru dalam bidang rekayasa struktur yang memiliki
beberapa keunggulan disbanding program aplikasi lainnya. Tekla (Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2002)BIM (building Information Modeling) merupakan software yang
memungkinkan untuk membuat dan mengelola data secara akurat dan rinci, serta dapat
membuat model struktur 3D tanpa melupakan material dan struktur yang kompleks. (Saputri,
2012)
Tekla juga dilengkapi dengan server multi user yang dimana bisa digunakan untuk 4
orang dalam waktu bersamaan untuk satu proyek. Tekla juga didukung dengan berbagai
macam format, yaitu : IFC, DWG, DGN, STP, dan DXF, sehingga tekla dapat digabungkan
dengan aplikasi-aplikasi dibidang ilmu lain.
2.4.Manajemen Konstruksi
Jika seseorang atau sebuah perusahaan ingin membangun suatu bangunan maka perlu dibuat
suatu perjanjian yang disetujui oleh pemilik bangunan dan kontraktor yang akan melaksanakan
pekerjaannya. Sebelum menjalankan suatu proyeknya diperlukan analisis harga dan perlu dilakukan
perjanjian tertulis bermatrai atau kontrak, dalam perjanjian itu perlu ada ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk bangunan tersebut yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga sifatnya mengikat
(Mukomoko, 1994).
Volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi suatu
pekerjaan. Menguraikan berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjan sesuai
dengan gambar detail proyek. (Ibrahim, 1994). Dalam menghitung volume pekerjaan juga
dibutuhkan keahlian dalam membaca gambar teknik, gambar ini juga nantinya berguna untuk
membantu kontraktor dalam membayangkan bentuk dan bagaimana mengaplikasikannya
langsung dilapangan. Pada era digitalisasi ini kontraktor dimudahkan karena banyaknya
UNIVERSITAS PERTAMINA 9
software yang dapat menghitung volume pekerjaan hanya dengan memodelkannya dalam
bentuk 3D, tanpa menghitung ulang dengan gambar detailnya.
Menurut (Mukomoko, 1994) RAB merupakan salah satu bagian dokumen terpenting
dalam menyelenggarakan pembuatan bangunan, dengan membuat RAB berarti menaksir
atau mengirakan harga dari suatu bangunan atau benda yang akan dibuat dengan teliti dan
secermat mungkin.
Dalam perhitungan RAB untuk bangunan yang rumit atau bersekala besar diperlukan
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP). AHSP sendiri merupakan jumlah harga bahan dan
upah tenaga kerja bedasarkan perhitungan analisis, dalam analisisnya terkandung koefisien
penggunaan bahan dan tenaga kerja untuk satu kesatuan perkerjaan bedasarkan pengalaman
terdahulu yang terangkum pada SNI 7394 2008 tentang tata cara perhitungan harga satuan
pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Sedangkan harga bahan
baku dan harga upah tenaga kerja didapatkan dari kumpulan suatu daftar yang dinamakan
Daftar Harga Satuan Bahan yang biasanya berbentuk buku. Harga satuan bahan dan upah
tenaga kerja di setiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghidung dan Menyusun RAB
harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di lokasi proyek.
Perhitungan AHSP ini meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung, biaya
langsung adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau
produk, contoh dari biaya langsung adalah harga bahan baku, upah tenaga kerja dan
sebagainya. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang sulit dihubungkan atau
dibebankan secara langsung dengan unit produksi, contohnya adalah overhead proyek, biaya
tak terduga, dan keuntungan
UNIVERSITAS PERTAMINA 10
BAB III
METODE PENELITIAN
UNIVERSITAS PERTAMINA 11
Berikut merupakan detail dari pengerjaan Tugas Akhir ini :
1. Persiapan
Tahapan persiapan adalah tahapan rangkaian mempersiapkan hal-hal penting yang harus
disiapkan untuk mengefektifkan waktu pengerjaan. Kegiatan pada tahap ini meliputi:
Kegiatan diatas dilakukan dengan baik agar menghindari pengerjaan yang berulang
sehingga tahap pengerjaan menjadi lebih efisien.
2. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu : layout gedung asrama kampus UIII dan
laporan struktur actual proyek. Data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari
PT.Wijaya Karya selaku kontraktor dari proyek pembangunan gedung asrama UIII.
Data struktur yang sudah didapatkan dari hasil pengumpulan data, dilanjutkan melakukan
pemodelan struktur gedung dalam bentuk 3D dengan menggunakan aplikasi Tekla Structures.
Pemodelan diawali dengan pembuatan grid dan dilanjut ke pembuatan kolom, balok, pelat dan
shearwall. Setelah struktur beton jadi, dilakukan pemodelan tulangan untuk semua elemen
struktur.
Menu clash check sudah tersedia pada Tekla, yang berguna untuk memastikan bahwa
elemen struktur termodelkan dengan jelas tanpa ada kesalahan seperti, tabrakan antar elemen
struktur atau elemen struktur yang saling tumpeng tindih. Cek ini berguna untuk memastikan
bahwa bentuk yang sudah dimodelkan sesuai dengan shopdrawing proyek aslinya.
UNIVERSITAS PERTAMINA 12
5. Mengeluarkan volume perkerjaan
Setelah modeling struktur gedung selesai, lalu masuk ke pengeluaran data volume
pekerjaan dengan menggunakan aplikasi Tekla Structure. Volume pekerjaan disini dibagi
menjadi dua garis besar yaitu volume pekerjaan beton dan volume pekerjaan pembesian, volume
pekerjaan beton akan keluar dengan hasil berapa volume beton yang diperlukan untuk
membangun struktur gedung tersebut, sedangkan volume pekerjaan pembesian akan keluar
dengan laporan yang bernama bar bending schedule. Laporan berisi besi beton berupa jumlah,
panjang dan juga kode pola bentuk penulangan, penulangan pada struktur menggunakan tools
yang terdapat pada Tekla Structures.
6. Menghitung RAB
Dari hasil perhitungan volume pekerjaan dilanjutkan menghitung RAB dengan harga yang
mengikuti standar pada tahun dan bulan pengerjaan skripsi.
Jika semua kegiatan diatas telah dilakukan dengan baik, maka penajian penelitian dapat
disampaikan dalam bentuk skripsi.
Gedung asrama UIII ini merupakan bangunan 9 lantai yang bertempat di Depok, Jawa Barat.
Gedung ini nantinya akan dijadikan hunian untuk mahasiswa yang berkuliah di UIII. Permodelan
struktur gedung ini mengacu pada shopdrawing yang didapat langsung dari kontraktor yang
membangun asrama ini yaitu PT. Wijaya Karya.
Permodelan struktur gedung dengan menggunakan konsep BIM masih jarang digunakan di
Indonesia. Jika digunakan dengan baik BIM memiliki banyak keuntungan salah satunya adalah
mengefisienkan tahap desain suatu bangunan, karena BIM dapat mengintegrasikan berbagai macam
software, dari mulai software peta kontur tanah, struktur, arsitek dan MEP. Selain itu BIM dapat
meminimalisir kesalahan saat proses konstruksi, karena bangunan sudah dibangun dengan jelas
didalam komputer dengan visual yang detail, dari permodelan itupun bisa didapatkan volume
pekerjaan yang berguna untuk mengestimasi biaya suatu proyek.
UNIVERSITAS PERTAMINA 13
Perencanaan gedung ini mengacu pada Standar Nasional Indonesia. Struktur bangunan
gedung 8 lantai ini bersepesifikasi seperti pada Tabel 3.1.
Spesifikasi Material
Mutu beton K-450 (f’c) 40 Mpa
Modulus Elastisitas (Es) 200.000 Mpa
Mutu Baja Tulangan (fy) 400 Mpa
Hasil dari perencanaan gedung ini akan masuk ketahap detailing dengan menggunakan software
Tekla structure. Yang akan menghasilkan model gedung berbasis Building Information Modeling
atau BIM.
Perencanaan gedung asrama UIII ini mengacu pada peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu
SNI Standar Nasional Indonesia dan Peraturan Pemerintah, Diantaranya :
1. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya mengacu pada SNI 7394:2008 dan Permen PUPR No
28/PRT/M/2016.
2. Permodelan dengan konsep BIM mengacu pada peraturan Permen PUPR No 2 Tahun 2018.
1. Laptop
2. Data skunder dari pembangunan gedung asrama UIII yang didapat dari kontraktor yaitu
PT.Wijaya Karya.
UNIVERSITAS PERTAMINA 14
3. Software Tekla Structures 2019.
Pada pengerjaan gedung ini dilakukan penjadwalan agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan
mengetahui apasaja yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Pekerjaan harus dikerjakan satu persatu
sesuai dengan penjadwalan yang tertera pada Tabel 3.3.
Waktu Pengerjaan
No Uraian Pekerjaan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan dan mencari studi literatur
2 Pengerjaan BAB I
3 Pengerjaan BAB III
4 Pengerjaan BAB II
5 Revisi BAB I, II, dan III
6 Seminar Kemajuan
7 Permodelan Tekla Structure
8 Perhitungan RAB
9 Pengerjaan BAB IV
10 Pengerjaan BAB V
11 Sidang Akhir
UNIVERSITAS PERTAMINA 15
BAB IV
Permodelan ini menggunakan data dari proyek konstruksi gedung asrama UIII yang berada di
Depok yang tengah dibangun, PT. Wijaya Karya ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana dalam masa
pembangunan gedung ini. Dalam pemodelan gedung ini diperlukan data berupa shop drawing yang
didapat langsung dari kantor di lokasi proyek. Permodelan ini akan menggunakan software Tekla
Structure 2019. Banyak kelebihan yang dapat dilakukan program ini, salah satunya adalah dapat
terintegrasi dengan software permodelan yang lain untuk memudahkan serta mempercepat proses
permodelan suatu gedung dengan metode BIM. Permodelan ini dimaksudkan untuk memperoleh
visual 3D dari gedung asrama UIII, dengan beberapa tambahan informasi didalamnya seperti volume
pekerjaan dan biaya. Dalam bagian ini akan dijelaskan detail pengerjaan dan hasil dari permodelan
gedung asrama UIII dengan metode BIM.
Setelah memiliki lisensi resmi dari Tekla Campus, buka software Tekla Structure 19 yang sudah
ter-install. Setelah membukanya muncul tampilan beberapa pilihan Environment, Role dan License
yang bisa dilihat pada Gambar 4.2. Tekla menyediakan banyak environment yang dapat dipilih
sebelum melakukan permodelan, masing-masing environment menyediakan database profil,
tulangan baut ataupun material sesuai standar yang digunakan pada negara atau wilayah tersebut,
karena Indonesia tidak ada dalam pilihan maka dipilih South East Asia. Selain environment dalam
pilihan ini juga terdapat beberapa konfigurasi sesuai dengan profesi dan kebutuhan menggunakan
UNIVERSITAS PERTAMINA 16
software, seperti bridge designer, concrete contractor, engineer, precast concrete detailer dan steel
detailer. Permodelan ini akan membuat detailing lengkap sehingga digunakan role full detailing.
Setelah masuk ke program, buat file baru dengan cara memilih salah satu menu yaitu file kemudian
new, file dinamai Asrama UIII, kemudian pilih model template none dan model type single user
setelah itu tekan OK, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.3 dengan nama file Asrama
UIII.
UNIVERSITAS PERTAMINA 17
Gambar 4. 4 Setting Grid
Setelah pembuatan grid selesai maka dilakukan tahap permodelan selanjutnya, yaitu
pembuatan struktur kolom. pembuatan kolom beton dengan cara memilih toolbar concrete
column kemudian klik dimana kolom itu akan didirikan, kolom berdiri dengan ukuran default.
Pada software Tekla Structure, untuk mengatur ukuran, jenis material dan nama dari suatu elemen
struktur caranya dengan mengklik objek tersebut dan pilih menu properties kemudian akan
muncul seperti pada Gambar 4.6. Ada banyak jenis ukuran dan bentuk kolom pada permodelan
ini, Gambar 4.5 menunjukan gambar tampak depan dari kolom dari lantai satu sampai lantai ke
sembilan dengan warna yg berbeda menandakan ukuran yang berbeda.
UNIVERSITAS PERTAMINA 18
Gambar 4. 6 Tampak Depan Struktur Kolom Asrama UIII
3. Permodelan shearwall
Setelah kolom, dilanjutkan ke permodelan shearwall, dengan cara memilih menu panel pada
kolom concrete, kemudian klik ke titik-titik sudut pada bagian yang akan di jadikan shearwall,
atur ketebalan serta ukuran dari shearwall tersebut sesuai dengan laporan struktur asrama UIII.
Kolom dan shearwall yang sudah jadi bisa dilihat pada Gambar 4.8.
UNIVERSITAS PERTAMINA 19
Gambar 4. 8 Hasil Permodelan Kolom dan Shearwall
UNIVERSITAS PERTAMINA 20
Hasil dari permodelan lantai dasar bisa dilihat pada Gambar 4.10. Lantai 2 sampai 9
menggunakan metode yang sama seperti pada lantai dasar dalam memodelkan balok dan pelat,
serta untuk menghindari kesalahan desain lantai 2 sampai 9 juga menggunakan reference model
dari file shopdrawing proyek asrama UIII. Proses permodelan bisa dilihat dari Gambar 4.11
sampai Gambar 4.13.
UNIVERSITAS PERTAMINA 21
Gambar 4. 13 Permodelan Struktur Beton Gedung Asrama UIII
Setelah selesai memodelkan struktur beton, dilakukan clash check untuk memastikan bahwa
elemen struktur tidak ada yang bertabrakan dan tidak ada elemen struktur yang saling menumpuk,
hasil clash check pada Tekla bisa dilihat pada Gambar 4.14. Dari setiap lantai yang sudah
dimodelkan, terdapat berbagai macam ukuran serta bentuk elemen struktur yang berbeda beda.
Tabel 4.1 berisi rangkuman penggunaan elemen struktur pada setiap lantai.
UNIVERSITAS PERTAMINA 22
Tabel 4. 1 Elemen Struktur Pada Setiap Lantai
Setelah melakukan permodelan struktur beton gedung asrama UIII dalam bentuk 3D, kemudian
dilanjutkan ketahap detailing yaitu memodelkan pembesian pada beton. Tulangan dimodelkan untuk
keempat elemen struktur yaitu kolom, balok, pelat dan shearwall. Dalam Tekla Structure sudah
menyediakan berbagai cara untuk memodelkan tulangan suatu struktur, bisa dengan dibuat secara
manual, grup, ataupun langsung jadi dengan menggunakan menu application & components menu
ini dibuat untuk memudahkan permodelan tulangan, karena setiap struktur memiliki struktur
tulangan yang beraneka ragam. Permodelan tulangan disini mengacu pada shopdrawing proyek
asrama UIII yang didapat dari kontraktor PT.Wijaya Karya (persero) yang dapat dilihat pada lembar
Lampiran 2, permodelan tulangan struktur dibuat semirip-miripnya dengan shopdrawing asrama UIII.
UNIVERSITAS PERTAMINA 23
1. Permodelan tulangan kolom
UNIVERSITAS PERTAMINA 24
Gambar 4. 17 Tipe-tipe Kolom yang Dimodelkan
UNIVERSITAS PERTAMINA 25
Gambar 4. 19 Contoh Detail Penulangan pada Balok Tiebeam1
UNIVERSITAS PERTAMINA 26
Gambar 4. 22 Contoh Detail Penulangan Pelat
Setelah seluruh tulangan dari semua elemen struktur dimodelkan, dilakukan visualisasi 3D
dengan menggunakan menu yang sudah tersedia di Tekla, yaitu Visualizer. Dalam menu ini model
struktur yang sudah jadi dilakukan rendering dan akan menampilkan gambar yang lebih detail yang
dilengkapi oleh background dan sinar matahari yang dapat diatur langsung untuk mendapatkan visual
3D yang lebih baik. Gambar 4.24 sampai 4.27 merupakan contoh dari hasil rendering dengan
menggunakan menu visualizer pada Tekla, dapat dilihat bahwa material beton termodelkan dengan
jelas. Selain itu dibuat juga gambar tampak dan gambar 3D yang terlampir pada lembar Lampiran 3.
UNIVERSITAS PERTAMINA 27
Gambar 4. 24 Visualisasi Model Gedung Asrama UIII (1)
UNIVERSITAS PERTAMINA 28
Gambar 4. 27 Visualisasi Model Gedung Asrama UIII (4)
UNIVERSITAS PERTAMINA 29
Gambar 4. 29 List Report Tekla Structures
UNIVERSITAS PERTAMINA 30
Gambar 4. 32 Report Material List Balok Lantai 2
UNIVERSITAS PERTAMINA 31
Selain report, Tekla memiliki menu drawing, dalam model ini mode drawing digunakan untuk
menggambar keperluan tulangan yang terangkum pada Bar Bending Schedule. Bar Bending Schedule
bisa dikeluarkan perkomponen struktur. Untuk memperhemat halaman laporan, Bar Bending
Schedule hanya dicantumkan contoh dari masing masing elemen struktur pada lantai 2 yang dapat
dilihat pada Gambar 4.33 sampai 4.35 sisanya akan terlampir pada lembar Lampiran 5. Nantinya
gambar ini bisa digunakan untuk mempermudah proses pabrikasi suatu elemen tulangan karena
dilengkapi oleh tabel yang berisi kuantitas, ukuran diameter, bentuk dan dimensi potongan tulangan,
panjang total, berat dan kode pemasangan. Selain untuk mempermudah proses pabrikasi, Bar
Bending Schedule juga berguna untuk mengatur rencana untuk permintaan material besi untuk
kebutuhan dilapangan dan dapat mengoptimalkan waste material pada pekerjaan pembesian.
UNIVERSITAS PERTAMINA 32
Gambar 4. 34 Bar Bending Schedule Kolom K1
UNIVERSITAS PERTAMINA 33
4.5. Perhitungan RAB Struktur Atas
Perhitungan RAB mengacu pada SNI 7394:2008 dan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan
Perumahan, 28/PRT/M/2016. Perhitungan RAB diawali dengan perhitungan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan atau AHSP. Dalam AHSP ini akan mem-breakdown harga dari satuan pekerjaan. Harga
dari satuan pekerjaan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu harga bahan dan upah tenaga kerja yang
mengikuti buku jurnal harga satuan bahan tahun 2019 kota bogor yang didapat melalui website
ipb.ac.id yang dapat bisa pada lembar Lampiran 6. Perhitungan AHSP ini meliputi :
1.Pekerjaan pengecoran beton.
2.Pekerjaan pembesian elemen struktur.
3.Pekerjaan pembuatan dan pelepasan bekisting.
Hasil dari perhitungan AHSP ini disajikan dalam Tabel 4.2. sampai 4.8. Seteleh selesai
menghitung AHSP kemudian dilanjutkan kedalam perhitungan RAB dengan cara mengkalikan hasil
dari perhitungan harga satuan pekerjaan dengan volume pekerjaan yang didapat langsung
menggunakan aplikasi tekla structures. Perhitungan RAB dapat dilihat pada Tabel 4.9. sampai 4.14.
Perhitungan RAB ini dilakukan untuk pekerjaan perlantai yang nantinya akan dilakukan rekapitulasi.
Tabel 4.15. merupakan hasil rekapitulasi dari RAB struktur atas asrama UIII.
UNIVERSITAS PERTAMINA 34
Tabel 4. 4 AHSP Pembesian Wiremesh
UNIVERSITAS PERTAMINA 35
Tabel 4. 6 AHSP Pembuatan Bekisting Pelat
UNIVERSITAS PERTAMINA 36
Tabel 4. 8 AHSP Pembuatan Bekisting Kolom
UNIVERSITAS PERTAMINA 37
Tabel 4. 10 RAB Lantai 2
UNIVERSITAS PERTAMINA 38
Tabel 4. 12 RAB Lantai 4-6
UNIVERSITAS PERTAMINA 39
Tabel 4. 15 Rekapitulasi & Total RAB Struktur Atas Gedung Asrama UIII
I PEKERJAAN LANTAI 1
1 Pekerjaan Kolom Rp 1.529.904.956,43 4,52%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.314.819.465,76 3,88%
3 Pekerjaan Pelat Rp 1.109.875.868,59 3,28%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 278.272.593,12 0,82%
II PEKERJAAN LANTAI 2
1 Pekerjaan Kolom Rp 1.103.025.189,70 3,26%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.500.002.881,42 4,43%
3 Pekerjaan Pelat Rp 1.124.013.278,48 3,32%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
III PEKERJAAN LANTAI 3
1 Pekerjaan Kolom Rp 1.103.025.189,70 3,26%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.295.375.246,53 3,83%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
IV PEKERJAAN LANTAI 4
1 Pekerjaan Kolom Rp 957.470.842,81 2,83%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.277.701.193,98 3,77%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
V PEKERJAAN LANTAI 5
1 Pekerjaan Kolom Rp 957.470.842,81 2,83%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.277.701.193,98 3,77%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
VI PEKERJAAN LANTAI 6
1 Pekerjaan Kolom Rp 957.470.842,81 2,83%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.277.701.193,98 3,77%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
VII PEKERJAAN LANTAI 7
1 Pekerjaan Kolom Rp 863.635.544,27 2,55%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.280.077.537,18 3,78%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
VIII PEKERJAAN LANTAI 8
1 Pekerjaan Kolom Rp 863.635.544,27 2,55%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.280.077.537,18 3,78%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
IX PEKERJAAN LANTAI 9
1 Pekerjaan Kolom Rp 863.635.544,27 2,55%
2 Pekerjaan Balok Rp 1.280.077.537,18 3,78%
3 Pekerjaan Pelat Rp 939.965.736,46 2,78%
4 Pekerjaan Shearwall Rp 267.282.005,82 0,79%
X PEKERJAAN LANTAI ATAP
1 Pekerjaan Balok Rp 964.434.565,85 2,85%
2 Pekerjaan Pelat Rp 678.251.739,50 2,00%
Setelah menghitung RAB untuk setiap jenis pekerjaan, RAB dan bobot tersebut dijumlahkan
untuk setiap lantainya dan digunakan untuk membuat kurva s seperti pada Tabel 4.16. Tabel tersebut
berisi harga pekerjaan serta bobot pekerjaan untuk setiap lantai dan dilengkapi oleh waktu
pekerjaannya yang didapat dari hasil pengalaman saya saat kerja praktik pada proyek gedung ini,
didapatkan bahwa 1 lantai dapat dikerjakan dan selesai dalam 2 minggu meliputi pekerjaan
pemasangan bekisting, pekerjaan pembesian dan pekerjaan pengecoran untuk semua elemen struktur.
Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap dan berurutan dimulai dari lantai 1 sampai lantai atap, lantai
4-6, dan 7-9 memiliki bobot yang sama karena pekerjaan yang tipikal atau sama. Tabel ini berguna
untuk menjadi target waktu dari pekerjaan per setiap lantainya, Dari tabel ini bisa disimpulkan bahwa
pekerjaan struktur atas gedung ini akan selesai dalam waktu 10 minggu jika pekerjaan dilakukan
dengan lancar tanpa adanya gangguan dari dalam ataupun luar proyek
UNIVERSITAS PERTAMINA 40
Tabel 4. 16 Rencana Kurva S Proyek Gedung Asrama UIII
UNIVERSITAS PERTAMINA 41
BAB V
5.1. Kesimpulan
BIM merupakan salah satu terobosan dibidang desain atau modeling bangunan yang sedang
dikembangkan dan terus dipelajari karena dapat membantu mempersingkat waktu desain dan
mempermudah kerjasama antar tim. BIM diharapkan dapat mengubah alur pengerjaan desain dan
tender di Indonesia. Hasil dari pekerjaan modeling gedung asrama UIII didapatkan beberapa hasil
yaitu :
1. Model 3D struktur gedung dengan konsep BIM yang dimana semua informasi dari struktur
gedung tersebut tersimpan dalam satu file modeling. Permodelan ini meliputi balok dengan 15
tipe yaitu tiebeam1, tiebeam2, tiebeam3, B1, B2, B3, B4, B5, B6, Ba1,Ba2, Bk1, Bk2, Bk3, dan
Bk4. Kolom dengan 10 tipe yaitu K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, K9, dan KT. Pelat dengan
1 tipe yaitu pelat dengan ketebalan 130mm dan shearwall dengan 2 tipe yaitu SW1 dan SW2.
Permodelan tulangan dilakukan untuk semua tipe dari elemen struktur dan dibuat semirip
mungkin dengan data shopdrawing detail penulangan gedung asrama UIII.
2. Volume Pekerjaan, berupa volume pekerjaan beton, volume pekerjaan pembesian dan volume
pekerjaan bekisting. Dari model tersebut didapatkan volume pekerjaan beton secara total
sebesar 4817,216 m³, volume pekerjaan pembesian secara total sebesar 816,970 ton, dan volume
total pekerjaan bekisting 34201,85 m². yang detailnya bisa dilihat pada Tabel 5.1. Sedangkan
hasil dari gambar dan tabel Bar Bending Schedule terlampir pada lembar Lampiran 5.
3. Dari hasil estimasi kasar perhitungan RAB, dibutuhkan biaya sebesar Rp. 37.242.000.000,-
untuk membangun struktur gedung asrama UIII dengan total luas bangunan 12815 m². Tabel
5.2 merupakan rekapitulasi harga untuk tiap lantai yang meliputi pekerjaan kolom, pekerjaan
balok, pekerjaan shearwall dan pekerjaan pelat dari gedung asrama UIII.
UNIVERSITAS PERTAMINA 42
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan pembelajaran yang lebih mendalam untuk software Tekla Structures 2019 agar
dapat memodelkan stuktur tangga, dinding dan struktur bawah atau pondasi.
2. Perlu diupayakan penambahan informasi penjadwalan pada model gedung asrama UIII agar
menjadi contoh desain BIM yang aktual.
3. Perlu diupayakan untuk pembelajaran pengenalan BIM pada masa perkuliahan.
4. Skripsi ini dapat dilanjutkan, dengan cara memodelkan arsitek ataupun MEP dari gedung ini
menggunakan software berbasis BIM. Sehingga nantinya dapat disatukan menjadi satu kesatuan
model gedung.
UNIVERSITAS PERTAMINA 43
Daftar Pustaka
Berlian, C. A., Adhi, R. P., Hidayat, A., & Nugroho, H. (2016). Perbandingan Evisiensi Waktu,Biaya dan
Sumber Daya Manusia Antara Metode BIM dan Konvensional (Studi kasus :Perencanaan Gedung
20 Lantai). 220-229.
Ibrahim, B. (1994). Rencana Dan Estimate Real of Cost. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mumoko, J. (1994). Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Nelson, & Sekarsari, J. (2019). Faktor yang Memengaruhi Penerapan Building Information Modeling (BIM)
Dalam Tahapan Konstruksi Gedung Bertingkat. Jurnal Mitra Teknik Sipil, 241-248.
Ozorhon, & Karahan. (2016). Critical Success Factors of Building Information. Journal of Management in
Engineering.
Raflis, Endro, B., & Rayshanda, R. (2018, Desember). Manfaat Penggunaan Building Information Modeling
(BIM) Pada Proyek Konstruksi Sebagai Media Komunikasi Stakeholders.
Saputri, F. (2012). Penerapan Building Information Modeling (BIM) pada pembangunan struktur gedung
perpustakaan IPB dengan menggunakan Tekla Structure [skripsi].
Setiawan, A. (2016). Perancangan Struktur Beton Bertulang Bedasarkan SNI 2847 2013. Erlangga.
SNI 7394 2008. (n.d.). Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan
gedung dan perumahan.
Yan, H., & Damian, P. (2008). Benefits and Barriers of Building Information Modelling. Proceedings of the
12th. International Conference on Computing in Civil and Engineering. Bejing.
UNIVERSITAS PERTAMINA 44
UNIVERSITAS PERTAMINA 45
Lampiran
Lampiran 1
DENAH LANTAI 1 ASRAMA UIII
DENAH LANTAI 2 ASRAMA UIII
DENAH LANTAI 3-8 ASRAMA UIII
DENAH PEMBALOKAN LANTAI 1 ASRAMA UIII
DENAH PEMBALOKAN LANTAI 2 ASRAMA UIII
DENAH PEMBALOKAN LANTAI 3-9 UIII
DENAH PEMBALOKAN ATAP ASRAMA UIII
Lampiran 2
DETAIL PENULANGAN KOLOM
DETAIL PENULANGAN KOLOM (2)
DETAIL PRINSIP PENULANGAN KOLOM
DETAIL PENULANGAN TIEBEAM
DETAIL PENULANGAN BALOK
DETAIL PRINSIP SAMBUNGAN BALOK
DETAIL PRINSIP PENULANGAN PELAT
DETAIL PRINSIP PENULANGAN SHEARWALL
DETAIL PRINSIP PENULANGAN SHEARWALL (2)
DETAIL POTONGAN TULANGAN SHEARWALL
Lampiran 3
HASIL MODELING STRUKTUR GEDUNG ASRAMA UIII VISUAL 3D
HASIL MODELING TAMPAK DEPAN GEDUNG
HASIL MODELING TAMPAK SAMPING GEDUNG
Lampiran 4
VOLUME PEKERJAAN BETON BALOK LANTAI 1
VOLUME PEKERJAAN BETON BALOK LANTAI 3
VOLUME PEKERJAAN BETON BALOK LANTAI 4-6
VOLUME PEKERJAAN BETON BALOK LANTAI 7-9
VOLUME PEKERJAAN BETON BALOK ATAP
VOLUME PEKERJAAN BETON KOLOM LANTAI 1
BBS BALOK B1
BBS BALOK B2
BBS BALOK B3
BBS BALOK B4
BBS BALOK B6
BBS BALOK ANAK 1
BBS KOLOM K9
BBS KOLOM K1 LANTAI 1
BBS KOLOM K2
BBS KOLOM K3
BBS KOLOM K4
BBS KOLOM K7
BBS KOLOM K8
Lampiran 6