Muhammad Alwi Kurniawan G - 181910101118 - Ergonomi C - Sistem Manusia Mesin
Muhammad Alwi Kurniawan G - 181910101118 - Ergonomi C - Sistem Manusia Mesin
Muhammad Alwi Kurniawan G - 181910101118 - Ergonomi C - Sistem Manusia Mesin
NIM : 181910101118
Mata Kuliah : Ergonomi C
Tugas
1. Kemampuan/kapasitas mata (retina) dalam bekerja
Retina adalah lapisan sangat tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif
terhadap cahaya. Sel dalam retina, yakni sel batang (basilus) dan sel kerucut
(konus), berfungsi memicu impuls saraf melalui saraf optik ke otak untuk
membentuk penglihatan. Retina bertanggung jawab terhadap kemampuan manusia
dalam melihat. Maka, ketika retina rusak atau terkena penyakit, manusia tak dapat
melihat dengan maksimal. Bahkan penyakit retina yang kronis bisa menimbulkan
kebutaan.
Fungsi retina bertalian erat dengan penglihatan. Sel basilus dan konus yang
bertugas sebagai penerima atau reseptor cahaya akan memberikan visualisasi atas
apa yang dilihat oleh mata. Di bagian belakang retina ada cakram optik yang lebih
dikenal dengan nama titik buta atau blind spot. Wilayah blind spot pada retina
berbentuk oval dengan ukuran 3 milimeter persegi. Ketika bayangan suatu benda
jatuh ke bagian blind spot alias cahaya tidak diterima oleh kedua sel itu, manusia
tak dapat melihat benda tersebut. Retina memproses cahaya melalui lapisan sel
fotoreseptor tersebut. Sel yang sangat peka terhadap cahaya ini pada prinsipnya
berkemampuan mendeteksi warna dan intensitas cahaya dari suatu benda yang
dilihat mata.
Retina menerima dan memproses informasi yang dikumpulkan oleh sel
fotoreseptor itu dan menyampaikannya ke otak. Nantinya, otaklah yang bekerja
untuk menyatakan apa benda yang dilihat dari informasi tersebut. Karena peran vital
retina dalam penglihatan, kerusakannya dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Fungsi retina bisa terganggu antara lain karena terlepasnya posisi retina pada mata.
Kondisi itu disebut sebagai retinal detachment. Ketika terjadi retinal detachment,
retina tak dapat menerima ataupun memproses cahaya yang masuk. Karena itu, otak
tak dapat menerima informasi dari retina yang pada akhirnya berujung pada
kebutaan. Di samping gangguan berupa retinal detachment, ada bermacam penyakit
yang bisa membuat retina tak dapat berfungsi maksimal. Beberapa di antaranya
membutuhkan penanganan oleh dokter retina segera demi menjaga kualitas
penglihatan.
2. Efek Umur Pada Kinerja Visual Mata
Bertambahnya usia seseorang maka semakin berkurang elastisitas otot-otot
mata, daya akomodasi mata, dan berkurangnya penglihatan pada jarak jauh ataupun
dekat sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada mata. Penurunan ini terjadi
pada usia pada usia 45 –50 tahun. Kenapa Penglihatan Mata Menurun Seiring
Bertambahnya Umur? Sama seperti kekuatan fisik kita menurun seiring
bertambahnya usia, mata kita juga menunjukkan penurunan kinerja ketika usia
makin bertambah - terutama saat kita mencapai usia 60an. Beberapa perubahan
kemampuan mata yang terkait usia, seperti misalnya presbiopi dan ini merupakan
hal normal dan tidak menandakan segala jenis penyakit berbahaya. Sementara
katarak dapat dianggap sebagai penyakit terkait usia, mereka sangat umum di antara
para manula dan dapat segera diatasi dengan operasi katarak.
4. Kualitas Pencahayaan
Brightness (Kontras Terang) : Kontras terang adalah perbandingan tingkat
iluminasi antara bidang kerja dengan daerah di sekelilingnya. Dengan
pengendalian kontras yang tepat dapat mengurangi pengaruh dari silau dan
kelelahan pada mata. Kontras terang yang baik dapat menghasilkan color
ambience (suasana warna) yang berkualitas. Secara umum tingkat kontras
area kurang lebih sepertiga dari pencahayaan bidang kerja.
Shadows : pembayangan terjadi karena pancaran sinar cahaya ke bidang
kerja tertutupi oleh suatu obyek (tangan). Hal ini terjadi juga karena
pancaran sinar terlalu kuat sementara tidak terdapat sumber cahaya dari arah
lain yang dapat mengurangi efek pembayangan tersebut. Cara yang
termudah adalah meletakkan sumber cahaya dari arah yang tidak tertutupi
oleh obyek baik dari obyek tetap atau bergerak.
Glare : Terdapat dua buah silau disability glare dan discomfort glare.
Disability Glare adalah silau yang menyebabkan mata tidak mampu melihat
apapun akibat dari pancaran sinar yang besar ke arah mata. Discomfort
Glare adalah silau yang ditimbulkan akibat pantulan sinar terhadap bidang
kerja atau unsur-unsur di sekitarnya yang menuju mata.
Sharpness : Ketajaman atau kejelasan penglihatan.