Pewarnaa
Pewarnaa
Pewarnaa
Abstrak
Keberhasilan dari konsep analisis kualitatif pewarna ini sangat
ditentukan oleh proses penerapan ilmu dalam bidang analisis farmasi dan
makanan, untuk diaplikasikan kepada masyarakat, dalam hal pewarna
sintetis, yang merupakan pewarna yang diizinkan yang ditambahakan
dalam produk pangan, Pewarna sintetis yang diizinkan seperti
Tartrazine, Sunset yellow FCF, Ponceau 4R, Eritromisin, Brillint Blue
FCF, Fast green FCF, Brown HT, dan pewarna sintetis yang tidak
diizinkan seperti Rhodamin B dan Methanil Yellow. Pewarna sintetis
pada makanan dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan
mengakibatkan gejala keracunan.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui analisis kualitatif pewarna sintetis serta dapat membantu
dalam pengawasan saus yang beredar di Banda Aceh. Jenis penelitian
yang digunakan kualitatif dan sampel dianalisis menggunakan metode
kromatografi lapis tipis dengan menggunakan dua eluen yang berbeda
yang dideteksi dengan lampu UV pada 254nm. Adapun yang menjadi
hasil penelitian ini adalah satu sampel positif mengandung Rhodamin B
sedangkan ketiga sampel mengandung Ponceau 4R.
PENDAHULUAN
Di Indonesia terutama di Banda Aceh, dunia kuliner merupakan suatu
objek bisnis yang sangat diminati dan disukai banyak kalangan, sehingga
berpeluang menghasilkan lapangan pekerjaan yang potensial. Banyak pedagang
membuat berbagai kreasi dan jenis makanan untuk menarik daya beli pelanggan.
Makanan yang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, dimana
makanan biasanya mengandung bahan tambahan yang ditambahkan senggaja
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 217
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
218
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
ditambah dengan bahan-bahan lain serta menggunakan zat pewarna. Saos tomat
yang terbuat dari tomat asli sebenarnya sama sekali tidak memerlukan zat pewarna.
Zat warna sering ditambahkan kedalam olahan makanan oleh produsen
makanan, selain untuk penambahan warna pada makanan dapat juga memberikan
keseragaman pada produk makanan pada bahan yang ditambahkan sehingga
mengembalikan kembali warna makanan yang hilang atau berubah selama proses
pengolahan yang menyerupai warna asli dari bahan dasar makanan. Mulanya
makanan diwarnai dengan zat warna alami yang diperoleh dari tumbuhan, hewan
atau mineral.
Namun sekarang produk makanan sering ditambahkan dengan pewarna
sintetik yang memiliki keunggulan seperti lebih stabil, tahan terhadap berbagai
kondisi lingkungan, daya mewarnainya lebih kuat dan memiliki rentang warna yang
lebih luas dan mudah digunakan. Pengertian bahan tambahan pangan (BTP)
Menurut PERMENKES RI No.033 Tahun 2012 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan
untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan,
penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau
pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan
(langsung atau tidak langsung) suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas
makanan.
Menurut Wijaya (2011) menyatakan bahwa zat aditif makanan adalah
semua bahan yang ditambahkan ke dalam makanan selama proses pengolahan,
penyimpanan atau pengepakan makanan. Berdasarkan fungsinya zat aditif
dikelompokkan menjadi zat pewarna, zat pemanis, zat penyedap dan zat pengawet.
Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat:
1. Memperbaiki kualitas atau gizi makanan, 2. Membuat makanan tampak lebih
menarik. 3. Meningkatkan cita rasa makanan. 4. Membuat makanan menjadi
lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 219
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 220
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 221
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 222
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 223
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
Tabel 3. Jenis pewarna sintesis pada produk makanan dan batas maksimum
penggunaan
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
224
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
Journal of Scientific Information and Educational Creativity 225
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 226
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
yang digunakan sebagai pewarna dalam industry tekstil , namun masyarakat masih
menggunakannnya sebagai pewarna makanan.
Methanil yellow merupakan zat warna sintetis yang membentuk serbuk,
padat, yang berwarna kuning kecoklatan. Methanil yellow juga merupakan salah
satu zat warna yang tidak diizinkan BPOM maupun Depkes untuk ditambahkan
dalam makanan. Pada umumnya methanil yellow digunakan sebagai pewarna untuk
produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis. Methanil yellow juga bisa
dijadikan indikator reaksi netralisasi asam basa. Bahan pewarna sintetis yang
dilarang ditambahkan kedalam pangan di Indonesia didasarkan pada peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 033 Tahun 2012 tentang zat warna tertentu yang
dinyatakan sebagai bahan berbahaya, salah satunya yaitu Methanil yellow.
Ciri-ciri pangan yang mengandung zat ini antara lain warnanya cerah
mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak rata, ada gumpalan
warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit. Biasanya
produk pangan yang mengandung zat ini tidak mencantumkan kode, label, merek,
atau identitas lengkap lainnya.
Sebagai besar dari cara mengatasi bahan pewarna sintetis masih berdasarkan
suatau prinsip kromatogarafi ataupun menggunakan alat Spektrofotometer. Dengan
cara tersebut, zat pewarna sintesis dapat dideteksi secara teliti namun diperlukan
fasilitas yang cukup serta dituntut tersendirinya pelarut organik yang biasanya
cukup mahal harga nya dan disamping itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari metode yang praktis namun
tetap diteliti dalam mengidentifikasi adanya pewarna sintesis dan bila perlu dapat
membedakan jenis pewarna sintesis dalam pangan (Cahyadi, 2009).
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 227
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
menimbulkan hal-hal yang tidak diiginkan dan bahkan memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia. Menurut (Cahyadi 2009),
1. Bahan pewarna sintatis ini dimakan dalam jumlah kecil namun berulang
2. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu yang lama.
3. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-hari
dan keadaan fisik.
4. Berbagi lapisan masyrakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna sintetis
secara berlebihan dan penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang
bahan kimia yang tidak memenui syarat.
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
228
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
melibatkan dua perubahan: sifat fase diam atau sifat lapisan, dan sifat fase gerak
atau capuran pelarut pengembang. Fase diam dapat berupa serbuk halus yang
berfungsi sebagai permukaan penyerap. Penyerap yang paling umum dipakai
adalah Slika Gel (asam slikat).
Identifikasi Dari Senyawa-Senyawa
Analisis kualitatif dilakukan dengan kromatografi lapis tipis yang
digunakan untuk uji identifikasi senyawa baku dan sampel mengunakan eluen yang
berbeda, eluen pertama eluen iso-butanol : etanol : Air (3:2:2) dan eluen kedua n-
butanol : asam asetat glacial : air (4 : 1 : 2,4). Kemudian dapat dilihat dibawah sinar
UV 254 nm,untuk menyakinkan identifikasi dapat dilakukan dengan penyemprotan
(Rohman, 2007). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk
mengidentifikasi pewarna sintetis yang terdapat dalam saus bungkusan dengan
warna yang mencolok yang beredar dikota Banda Aceh.Dalam mengidentifikasi
noda-noda dalam plat KLT menggunakan harga RF (Ratio Factor) yang
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎/𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎
didefinisikan sebagai berikut:𝑅𝑓 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Harga Rf untuk senyawa yang terpisah selalu lebih kecil dari satu dan secara
teoritik tidak tergantung dari panjang kertas kromatografi atau plat KLT.
Faktor-faktor yang mempegaruai gerakan noda dalam kromatrografi lapis tipis
yang juga mempengarui harga Rf.
1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.
2. Sifat dari penyerap dan daerah aktifitasnya (biasanya aktifitas dicapai dengan
pemanasan dalam oven, hal ini akan mengeringkan molekul-molekul air yang
menempati pusat-pusat serapan dari penyerap).
3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap, ketidakratan akan menyebabkan
aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.
4. Pelarut dan derajat kemurnian fase gerak.
5. Derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan yang digunakan
6. Teknik percobaan
7. Jumlah cuplikan yang digunakan
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 229
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
8. Suhu pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk
mencegah dalam perubahan komposisi pelarut yang disebabkan oleh penguapan
atau perubahan-perubahan fase
9. Kesetimbangan, kesetimbangan dalam lapisan tipis sangat penting sehingga
perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut, bila
digunakan pelarut campuran, tidak terjadi pengembangan dengan permungkaan
pelarut (Sastrohamidjojo, 1985).
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 230
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
kadaluwarsa serta perhatikan kandungan gizi yang tertera pada komposisi saus
tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan diakademi analis farmasi dan makanan Banda
Aceh, penelitian berlangsung pada saat semester genap 2018/2019 dengan subyek
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui konsep analisis
kualitatif dari saus secara kromatografi lapis tipis sebagai dasar pendidikan
masyarakat. Dimulai dari pengumpulan sampel saus yang beredar di masyarakat
agar menjamin keamanan pangan dari produk saus tersebut maka dilakukan
penelitian kualitatif apakah ada pewarna sintetis yang dilarang yang digunakan
dalam produk saus tersebut. Jika didapat saus tersebut mengandung pewarna
sintetis yang tidak diizinkan maka produsen dari saus tersebut akan disosialisasikan
agar tidak menambahkan pewarna sintetis yang dilarang.
Adapun yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menyiapkan alat, bahan
yang akan digunakan sepeti : batang pengaduk, enlenmayer, gelas kimia, gelas
ukur, cawan porselin, labu ukur, timbangan analitik, pipet volume 10 mL, water
bath (penangas air), kaca arloji, Bunsen, kaki tiga, bola hisap, pipet tetes, plas kaca
silica gel, chamber kaca, dan pipa kapiler.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Saus tomat dan saus
Cabe bungkus, Etanol 70 %, larutan Ammonia 2 %, eluen iso-butanol : Etanol : Air
(3:2:2), eluen n-butanol : asam asetat glacial : air (4:1:2,4), aquadest, asam asetat,
kalium bisulfit 10%, ammonium hidroksida, eter, benang wol, baku pembanding (
Rhodamine B, ponceau 4R, sunset yellow).
Populasi dalam penelitian ini adalah saus yang beredar di pasar – pasar besar
di Banda Aceh yang dikemas dalam plastic dengan harga kisaran Rp.3000 sampai
Rp.4000 genapn 2018/2019. Sampel Saus yang digunakan berdasarkan teknik
pengambilan sampel purposive sampling.
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 231
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 232
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
bantuan pipa kapiler, dimasukkan plat silika yang telah ditotolkan kedalam
chamber, kemudian diamati jarak noda yang terbentuk sampai tanda batas, jika
jarak tidak tampak secara manual, maka diamati secara visual dibawah sinar UV
254 nm (SNI, 1992). Kemudian dihitung Rf, apabila Rf larutan sampel menunjukan
yang sama dengan Rf larutan baku maka saos yang diidentifikasi positif
mengandung Rhodamine B. cara menghitung nilai Rf nya yaitu:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑒𝑙𝑢𝑎𝑡)
𝑅𝑓 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
233
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
sampel saus untuk dilihat apakah terjadi pemisahan antar sampel dengan pewarna
yang digunakan, dari hasil plat kromatografi dapat dilihat hasil penelitian seperti
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. Hasil Penelitian dengan dua eluen
Baku dan Sampel Eluent Warna Noda Jarak Jarak Nilai Ket
Noda tempuh Rf
eluent
Ponceau 4R Merah Muda 2,8 6,5 0,43 +
Sunset Yellow Jingga 4,8 6,5 0,73 +
Rhodamine B Isobutano Merah Muda 4,5 6,5 0,69 +
Sampel kode D l: etanol: Merah Muda 4,5 6,5 0,69 +
Sampel kode S air (3:2:2) Merah Muda 2,2 6,5 0,33 -
Sampel kode B Merah Muda 1,8 6,5 0,27 -
Sampel kode T Merah Muda 2,0 6,5 0,30 -
Ponceau 4R Merah muda 3,0 12 0,25 +
n-butanol:
Sunset Yellow Jingga 5,7 12 0,48 +
asam
Rhodamine B Merah muda 11 12 0,92 +
asetat
Sampel kode D Merah muda 6,5 12 0,54 -
glacial:
Sampel kode S Merah muda 3,0 12 0,25 +
air
Sampel kode B Merah muda 3,0 12 0,25 +
(4:1:2,4)
Sampel kode T Merah muda 3,0 12 0,25 +
Sumber penelitian semester genap 2018/2019 Akafarma Banda Aceh
Analisis kualitatif yang dilakukan terhadap empat sampel saus bungkus
dengan kromatografi lapis tipis dengan tujuan untuk mengetahui jenis pewarna apa
yang ditambahkan pada saus, eluen Isobutanol: etanol: air (3:2:2) didapat sampel
saus bungkus merek D tersebut positif mengandung pewarna Rhodamin B dilihat
dari harga Rf yang sejajar dengan Rf larutan Baku Rhodamin B yaitu 0,69.
Sedangkan ketiga sampel yang lain tidak mengandung Rhodamin B,dapat
dilihat dari gambar plat kromatografi lapis tipis dibawah ini;
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 234
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
Perlakuan yang kedua menggunakan eluen n-butanol: asam asetat glacial: air
(4:1:2,4) hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel menggunakan zat
pewarna sintetis yang diizinkan seperti Ponceau 4R dilihat dari harga Rf baku Ponceau
4R yaitu 0,25 yang sejajar dengan harga Rf dari sampel saus kode S, B dan saus kode T
yaitu 0,25. Harga Rf yang sejajar bergantung pada kepolaran eluennya. Berdasarkan
PERMENKES RI No.033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP),
penggunaan pewarna sintetis bukanlah sesuatu yang dilarang penggunaanya, akan tetapi
ada beberapa zat pewarna sintesis yang diizinkan pemakaiannya sesuai dengan kadar
pemakaiannya, Contohnya seperti Ponceau 4R, Amarant, Tartazine. Eluen n-butanol :
asam asetat glacial : air (4:1:2,4) dapat dilihat dari gambar dibawah ini
Gambar Ponceau 4R, Amarant, Tartazine. Eluen n-butanol : asam asetat glacial : air
(4:1:2,4) dapat dilihat dari gambar
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 235
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Azmalina Adriani dan Irma Zarwinda, Pendidikan Untuk Masyarakat ….
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya dari hasil penelitian analisis
kualititif pewarna sintetis pada saus yang beredar dipasar kota Banda Aceh menggunakan
metode kromatografi lapis tipis sebagai dasar pendidikan masyarakat.
1. Pada umumnya masyarakat tidak mengetahui tentang pewarna sintetis yang
diperbolehkan ditambahkan dalam produk pangan, untuk eluen Iso-butanol: Etanol :
air (3:2:2) pada saus bungkus merek D positif mengandung pewarna Rhodamin B
(pewarna sintetis yang tidak diizinkan) dengan Rf yang sejajar dengan Rf larutan baku
Rhodamin B
2. Untuk eluen n-butanol : asam asetat glacial : air (4:1:2,4) saus diperoleh
menggunakan pewarna sintetis yang diizinkan Ponceau 4R sebanyak 3 sampel.
Disimpulkan harga Rf yang diperoleh berdasarkan dari kepolaran eluennya masing-
masing.
3. Diharapkan masyarakat agar lebih selektif dalam memilih saus seperti melihat
komposisi bahan atau kandungan gizi yang tertera pada bungkus saus, memperhatikan
kemasan, tanggal kadaluwarsa, lulus uji dari produk tersebut sehingga saus tersebut
aman untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Pranita Nurdiana, dkk. (2016). Analisis Rhodamine B Pada saus Tomat Yang
beredar di Kota Madiun Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. JURNAL FLOREA
3 (1).
Cahyadi, Wisnu, 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. 5-
60, Jakarta: Bumi Aksara.
Dewi, Lusiawati. (2016). Deteksi Kandungan Rhodamin B Pada Saos Serta Cemaran
Boraks dan Bakteri Salmonella Sp. Pada Cilok Kelilingan Salahtiga. JURNAL ARGIC.
28, (1,2). pp 69-74.
_________________________________________________ 236
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 20, Nomor 2, Edisi September 2019
Djalil, A.D., Hartanti, D., Rahayu, W.S., Prihatin, R., Hidayah, N. (2005). Identifikasi
Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) Pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang, Jurnal Farmasi. Purwekerto:
Fakultas Farmasi UMP.
Erlin, Paramita. (2008). Analisis Rhodamine B Salam Saos dan Cabe Giling Di Pasar
zkecamatan Laweyan Kotamadya Suryakarta Dengan Metode KLT. Suryakarta:
UMMUHA Suryakarta.
Fitriani Armin, Bita revir, Adek zamrud adnan (2015) Validasi metode Kromatografi
lapis Tipis-Densitometri Untuk Analisis Pewarna Merah Sintetik pada beberapa
merek saus, Fakultas Farmasi, Universitas Andalas
Imadiah, (2019) Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Aplikasi Fungsi
Melalui Metode Penemuan Terbimbing. JURNAL SERAMBI ILMU, 20 (1), pp. 79-96
Setyoni, Dyah, dkk. 2010. Identifikasi Bahan Pewarna dan Pengawet Pada Saus Tomat
Yang Beredar Dikota Jember. JURNAL STOMATOGNATIC 7 (1) pp 37-44.
Anonimous (1992). SNI. Cara Uji Zat Tambahan. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.
Yulinda. (2015). Analisis Kadar Pengawet Natrium Benzoat Pada Saos Tomat
Dipasar Sekip Kota Palembang dan Sumbangsihnya Pada Materi Zat Aktif Pada
Makanan Dikelas VIII SMP/MTS. Palembang: UIN Raden Fatah.
Yana, S.Y.S, 2018. Pendidikan berbasis Kopetensi Pada sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Pembelajaran Terhadap Pengendalian Mutu Produk Roti Nusa Indah Bakery.
JURNAL SERAMBI ILMU, 17(2), pp.125-130
_________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
237
Journal of Scientific Information and Educational Creativity