Ubi Kayu - Pendahuluan
Ubi Kayu - Pendahuluan
Ubi Kayu - Pendahuluan
Latar Belakang
Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di
Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, ubi kayu merupakan makanan pokok
Berdasarkan data FAO (2013) sejak tahun 2000-an produksi ubi kayu
dunia terus meningkat mencapai 100 juta ton. Peningkatan permintaan ubi kayu
berdampak positif terhadap harga jual ubi kayu di tingkat petani. Harga komoditas
ubi kayu yang terus membaik, mendorong petani untuk memproduksi ubi kayu
penanaman (IP), menanam varietas unggul yang berumur genjah dan tahan hama
Ubi kayu merupakan salah satu kooditas tanaman pangan yang telah lama
kebutuhan ekonomi keluarga. Usahatani ubi kayu yang dapat dilakukan di lahan
kering dan bersifat marginal adalah alternaif pilihan, jadi sebagai sumber bahan
untuk pemenuhan kebutuhan pangan maupun industri. Peran ubi kayu dalam
pada kondisi kekurangan air atau curah hujan yang rendah, dapat berproduksi
petani diperlukan suatu strategi yang tepat yaitu pembangunan yang berbasis pada
( Bharoto, 2014).
yaitu penyambungan bibit stek ubi kayu dengan batang atas ubi kayu karet
(Manihot glasiovii) dan batang bawah ubi kayu varietas unggul. Penggunaan stek
sambung ubi kayu telah dimulai sejak tahun 2005 di beberapa tempat di Jawa
bibit ubi kayu mukibat sering mengalami kegagalan atau tingkat keberhasilan
tanam dan ketersediaan hara bagi tanaman. Media tanam berfungsi untuk
menopang bibit, menyimpan dan menyediakan air, serta memberikan unsur hara
bagi bibit. Media tanam yang baik adalah gembur, aerasi baik, porositas tinggi,
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tata cara
Hipotesis Percobaan
Kegunaan Penulisan
( Prihatman, 2000 ).
mencapai lebih dari 3 m. warna batang bervariasi, ketika masih muda umumnya
berwarna hijau dan setelah tua menjadi keputih-putihan, kelabu atau hijau kelabu.
Batang berlubang berisi empulur berwarna putih, lunak dengan struktur seperti
Menurut suatu catatan dari Boorsma dalam daun yangt dewasa ditemukan rata-
rata 0.05%, pada daun yang muda kadarnya 0,1% dan lebih dari itu
(Heyne, 1987).
Pembungaan memang lazim dari sebagian besar kultivar dan dapat terjadi
kulit dalam agak tebal berwarna keputih-putihan (basah), dan daging berwarna
Syarat Tumbuh
Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500 – 2.500
dengan suhu udara minimal bagi tumbuhnya sekitar 10oC. Jika suhunya dibawah
100C, pertumbuhan tanaman akan sedikit terhambat. Selain itu, tanaman menjadi
dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ubi kayu antara 10-
700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10-1.500 m dpl.Jenis ubi kayu tertentu
optimal(Kartasapoetra, 1988).
Untuk dapat berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan curah hujan 150-
200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100-150
Indonesia dan kebutuhan air tersebut, ubi kayu dapat dikembangkan di hampir
semua kawasan, baik di daerah beriklim basah maupun beriklim kering sepanjang
air tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman tiap fase pertumbuhan (Roja, 2009).
Tanah
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur
remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan
organik.Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara
lebih mudah tersedia, dan mudah diolah.Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman
ubi kayu adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran,
Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ubi kayu
berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. Umumnya tanah di Indonesia ber-
pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup
Walaupun tanah agak masam adalah medium yang optimum, ubi kayu
tanaman. Tanaman juga toleran terhadap kadar kalsium rendah dan ketersediaan
aluminium dan mangan tinggi, kondisi yang umum di daerah bercurah tinggi dan
tanah tropika masam, yang tidak dapat ditoleransi oleh sebagian besar sayuran
( Prihatman, 2000 ).
bergantung pada kultivar. Bagian batang tua memilki duduk daun yang terlihat
jelas. Ruas-ruas batang yang panjang menunjukkan laju pertumbuhan tanaman
memanjang, terdiri atas: kulit luar tipis (ari) berwarna kecokelat-coklatan (kering);
kulit dalam agak tebal berwarna keputih-putihan (basah); dan daging berwarna
berdiamter 1 cm dan tumbuh dalam kelompok yang terdapat dekat ujung cabang.
Warna bunga bermacam-macam dimulai dari ungu kehijauan hingga kuning agak
Syarat Tumbuh
Iklim
Pertumbuhan yang terbaik terjadi pada wilayah antara lintang 15o di utara
dan selatan katulistiwa, yaitu daerah yang suhunya rata-rata 25 – 27 oC, namun
pada kisaran suhu 16 – 30 oC dan lintang hingga 30o pertumbuhan tanaman pun
cukup baik. Pertumbuhan sangat terhambat pada suhu lebih tinggi dari 35 oC
( Heyne, 1987).
Tanaman lebih baik tumbuh pada dataran rendah namun jika suhu
memerlukan intensitas cahaya tinggi. Tanaman baik ditanam pada wilayah yang
kisaran curah hujannya besar mulai dari 500 – 5000 mm. Namun sebagian besar
wilayah produksi utama umumnya memiliki curah hujan rata-rata antara 1000 –
2000 mm. Tanaman toleran terhadap periode kekeringan yang panjang dan
Tanah
Tanaman ini menyukai tanah berpasir atau liat bepasir. Tanah yang dalam
tanah dengan tanah yang lebih baik. Tanah dangkal dan padat mempengaruhi
bentuk dan ukuran umbi. Tanah yang beraerasi buruk atau tergenang dapat
( Alives, 2002).
pertumbuhan tanaman. Tanaman juga toleran terhadap kadar kalsium rendah dan
Ubi kayu mukibat pada dasarnya adalah ubi kayu hasil sambungan dari
batang bawah ubi kayu (Manihot esculenta) dengan ubi kayu karet
(Manihot glaziovii). Nama mukibat diambil dari penemu teknologi tersebut bapak
Mukibat, seorang petani yang hidup dan tinggal di daerah Ngadiloyo, kabupaten
mendapatkan ide menyambung ubi karet ke ubi kayu biasa setelah mengikuti
daerah dengan cara yang beragam sehingga memberikan hasil yang beragam pula.
sambung ubi kayu di tingkat petani di Jawa Timur memberikan hasil 33-59 t/ha,
lebih tinggi dibanding stek biasa (10,05 t/ha). Hasil analisis usaha tani
menunjukkan bahwa B/C ratio ubi kayu yang diusahakan dengan sistem stek
sambung berkisar antara 2,6-5,97, jauh lebih tinggi dibanding stek biasa
(B/C ratio 1,4). Meskipun ubi kayu sistem stek sambung memberikan hasil yang
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) petani
belum terampil membuat bibit, (2) tanaman ubi kayu karet sebagai batang atas
tidak selalu tersedia di setiap daerah, (3) lubang tanam lebih dalam dan besar, (4)
pada daerah yang anginnya cukup kencang diperlukan penyangga agar tidak
patah, dan (5) kesulitan panen karena umbi lebih besar dan panjang
yang dapat dilakukan untuk tanaman yang sulit dibiakkan dengan biji.
tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada
under stock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang ditempelkan atau
disebut batang atas, entres (scion) dan merupakan potongan satu mata tunas
okulasi (Budding) menurut Ashari (2006) adalah sukarnya kulit kayu batang
bawah dibuka, terutama pada saat tanaman dalam kondisi pertumbuhan aktif,
yakni pada saat berpupus atau daun-daunnya belum menua. Hal ini berkaitan
antra batang bawah ubi kayu dengan batang atas ubi karet. Penelitian tentang
ubikayu sistim mukibat masih belum banyak dilakukan karena pada saat itu belum
ternyata cara bertanam ubikayu sistem mukibat masih cukup beragam. Pada tahun
1974 sistem Mukibat telah diteliti oleh Unibraw, yang menyimpulkan bahwa
source potential dari batang atas mampu memasok sink capacity dari batang
Bahkan dengan pemeliharaan intensif dan diumurkan > 1,5 tahun hasil ubikayu
sistem Mukibat dapat mencapai >100 kg/tanaman. Lembaga Penelitian
Internasional IITA di Ibadan Nigeria, dan CIAT di Cali Columbia juga telah
Budidaya ubi kayu mukibat telah lama dikenal, namun sejauh ini belum
ubi kayu sebagai bahan baku bioetanol, maka cara ini mempunyai prospek yang
baik dan mulai dikembangkan oleh beberapa pemerintah daerah dan petani,
dengan harapan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Hasil survei
kelayakan usaha tani menunjukkan belum ada teknologi baku untuk ubi kayu stek
Kidul, dan Lampung Tengah, masing-masing dapat mencapai 59,0 t, 72,0 t dan
59,8 t/ha dengan keuntungan Rp 23.450.000 (B/C ratio 2,6), Rp 8.027.000 (B/C
ratio 1,3), dan Rp 22.315.000 (B/C ratio 2,1) (Radjid et al., 2010 ).
Air kelapa merupakan salah satu bahan alami yang mengandung hormon
sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l. (Yong J,W,H et al.,2009 ). Senyawa lain
yang terdapat dalam air kelapa adalah protein, lemak, mineral, karbohidrat,
sebagai cadangan energi, mineral sebagai bahan penyusun tubuh tanaman, dan
jenis bahan alami air kelapa 50% menghasilkan waktu bertunas lebih cepat,
panjang tunas, jumlah daun, panjang, dan bobot basah akar yang tinggi. Bahan
alami air kelapa 50% dapat menggantikan perangsang akar sintetis sebagai zat
pengatur tumbuh pada setek batangtin. Hasil dari penelitian ini akan bermanfaat
dalam meningkatkan persentase jadi perbanyakan bibit tin melalui setek batang
atas permukaan laut.Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan
Mei 2017.
Bahan yang digunakan adalah batang bawah ubi kayu gajah, batang atas
ubi karet, air kelapa sebagai ZPT alami, plastik bening untuk menyungkup,
polybag 5 kg untuk tempat media tanam, air sebagai campuran larutan perlakuan
air kelapa, top soil sebagai media tanam dan label sebagai penanda.
tanam, penggaris untuk mengukur panjang bahan tanam, hand sprayer untuk
Metode Praktikum
1. Okulasi (Budding)
2. Penyambungan (Grafting)
Persiapan Bibit
Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang
akan dilakukan dengan cara diokulasi dan cara sambung, dimana bahan tanam
tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang
25 cm.
Prosedur Praktikum
3. Dipotong batang atas yang memiliki satu mata tunas dalam bentuk
tameng, ditempelkan batang atas pada batang bawah yang telah dikupas
5. Diikat rapat-rapat dengan pelastik bening yang arah llitannya dari bawah
ke atas. Ini untuk encegah air masuk kedalam sambungan agar tidak busuk
penguapan.
5. Diikat sambungan antara batang atas dan batang bawah dengan pelastik
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Media Tanam
Penanaman
Setelah proses okulasi selesai maka bibit siap ditanam pada media tanam
batang bawah pada media tanam dengan kedalaman 5 cm dan diberi sungkup agar
di media tanam.
Pemeliharaan
Penyiraman
dilakukan menggunakan gembor dan dijaga kondisi tanah agar tidak terlalu basah.
Penyiangan
perakaran tidak terganggu dan cangkul atau parang untuk disekitar luar polybag.
beberapa cara pengendalian secara serasi dalam waktu bersamaan ataupun tidak
bersamaan untuk menekan populasi atau tingkat kerusakan hama dan penyakit di
dan kimiawi.
Peubah Amatan
1. Kecepatan Bertunas
pengaatan.
3. Tinggi Tunas
Diukur pada bagian tunas yang muncul yang telah diberi tanda dengan
: 2 x 100% = 66,67%
3
: 3 x 100% = 100%
3
Diameter Tunas
Diameter Tunas Budding (Okulasi)
Bharoto, K.T.A. 2014. Analisa Kelayakan Usaha Pengolahan Ubi Kayu Menjadi
Selondok Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon
Progo. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta
Caniago, M., J.R. Dewi dan Herman. 2014. Deskripsi Karakter Morfologi Ubi
Kayu Juray dari Kabupaten Rokan Hulu. Jom Fakultas Ilmu Pengetahuan
Alam. Pekan Baru
Chalil, D. 2003. Agribisnis Ubi Kayu di Provinsi Sumatera Utara. USU Digital
Library. Medan.
Darwis, V., C. Muslim dan A. Askin. 2009. Analisa Usaha Tani dan Pemasaran
Ubi Kayu Serta Teknologi Pengolahan Tapioka d Kabupaten Pati Jawa
Tengah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Hartman. 1997. Analisis Potensi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Ubi Kayu.
Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Sumedang.
Lakitan. 1995. Sayuran Dunia Prinsip Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung.
Purnomo. 2009. Agribisnis Ubi Kayu di Provinsi Sumatera Utara. USU Digital
Library. Medan.
Radjid, 2010. Save and Grow Cassava. Food and Agriculture Organization.United
Nations.
Roja, A. 2009. Ubi Kayu: Varietas dan Teknologi Budidaya. Balai Pengkajian
Pertanian. Sumatera Barat.