Laporan Pendahuluan Seruni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS “TUMOR MAMAE”


DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT BENYAMIN GULUH KOLAKA

NAMA: YATNO
NIM : 182432039

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN KASUS “TUMOR MAMAE”
DI RUANG SERUNI BLUD BENYAMIN GULUH

OLEH :
YATNO
182432039

Mengetahui,

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(...............................) (.............................)
A. PENGERTIAN

Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang menggangu
pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae ( Sylvia,1995 )

Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel /
jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bias dikontol (
Dr.Iskandar,2007 )

B. ETIOLOGI
Tak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang
terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan
genetic berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan
genetic masih belum diketahui.perubahan genetic ini termaksud perubahan atau mutasi
dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan
perkembangan kanker payudara. Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium
mempunyai peran penting dalam kanker. Dua hormone utama-estradiol dan progesterone-
mengalami perubahan dalam lingkungan selular, yang dapat mempengaruhi factor
pertumbuhan bagi kanker payudara.
Factor resiko tinggi antara lain :

1. Menstruasi  dini,menofause lebih awal / lambat


2. Melahirkan anak pertama dengan usia 30 th keatas
3. Kontrasepsi oral
4. Status social ekonomi tinggi
5. Factor genetika
6. Obesitas
7. Diet tinggi masukan lemak
8. Stress fisiologi kronis

C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk melakukan
pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya kanker dan
perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan
ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal
dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang
mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel
normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:


1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat
merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan di
serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke
jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain

D. TANDA DAN GEJALA


Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan ditemukan
jika sudah teraba oleh pasien.
Tanda - tandanya:
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak
bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area mammae
4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan, kadang
disertai darah
7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
E. PATHWAY

Perubahan genetik dalam sel

Sel menjadi abnormal

Poliferasi sel-sel maligna dalam payudara

tumor Payudara

Cemas

hormonal Radiasi Mastektomi


Kurang Informasi

Luka Operasi (trauma


jaringan) Kurang
Pengetahuan

Nyeri
Tidak adekuat Kerusakan
pertahanan sistem imun integritas kulit
Emosional distress Kelemahan
(ketidakmampuan
Resiko infeksi Perubahan penampilan
mengontrol nyeri)

Kehilangan Gangguan konsep diri


selera makan

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi kanker
yang tak teraba atau tomur yang terjadi pada tahap awal.
2. Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat
kontras kedalam aliran duktus.
3. Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan
pada wanita yang jaringan payudaranya keras;hasil komplement dari mamografi.
4. Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
5. Termografi: mengidentifikasikan pertubuhan cepat tumor sebagai “titik panas”
karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan
membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar. Prosedur
masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi.
7. CT-scan dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya
massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa
dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk
mamografi.
8. Biopsi payudara(jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitive terhadap massa
dan berguna untuk klasifikasi histology pentahapan, dan seleksi terapi yang tepat
9. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi
mengandung reseptor hormon (estrogen dan progesteron). Pada sel malignan,
reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel.
Kurang lebih dua pertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor
estrogennya positif dan cenderung berespon baik terhadap terapi hormon menyertai
terapi primer untuk memperluas periode bebas penyakit dan kehidupan.
10. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan
untuk mengkaji adanya metastase.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan poliatif (non pembedahan).
Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi parsial,
mastektomi total, mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran knker.
Penanganan non pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
1. Terapi kuratif :
a. Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
- Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi
+ diseksi aksila
- Terapi ajuvan, :
 Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
 Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide
100 mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus
diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2 hari ke-1
dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.
 Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2
tahun
- Terapi bantuan, roboransia,
- Terapi sekunder bila perlu
- Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamae stadium III B dan IV :
a. Terapi utama
- pramenopause, bilateral ovariedektomi
- pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2) hormone
resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)
b. Terapi ajuvan
- operable (mastektomi simple)
- inoperable (radioterapi)
kanker mamae inoperative :
 tumor melekat pada dinding thoraks
 odema lengan
 nodul satelit yang luas
 mastitis karsionamtosa
c. Terapi bantuan ; roboransia
d. Terapi komplikasi , bila ada :
- patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah
- odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi
omentum atau kondoleon,
- Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30 mg dan
teramisin 1000 mg, intra pleura
- Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3) mitramisin ¼-
1/2 mg/kg BB IV
- Nyeri, terapi nyeri sesuai WHO
- Borok,perawatan borok
e. Terapi sekunder, bila ada
H. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
b. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak
kapan, riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan),
faktro etiologi/resiko.
c. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.
d. Pemeriksaan klinis ;
Mencari benjolan Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone antara
lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat
pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari
hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa
berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
1) Inspeksi
 Simetri mamma kiri-kanan
 Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,
kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan lain-
lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke
atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut
bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
2) Palpasi
 Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
 Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan
operabilitas.
 Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
 Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
 Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
I. MASALAH KEPERAWATAN
PRA OPERASI
1. Ansietas
POST OPERASI
1. Resiko infeksi
2. Nyeri akut
NO MASALAH
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Ansietas Tujuan : (Redukasi ansietas)
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan Observasi
kirisis situasional - Monitor tanda tanda
ditandai dengan: keperawatan diharapkan
anseitas (verbal dan non
DS: Merasa bingung, tingkat ansietas menurun.
Kriterian hasil :
verbal)
merasa khawatir
1. Verbalisasi kebingungan - Ukur tanda-tanda vital
dengan akibat menurun Trapeutik
- Ciptakan suasana trapeutik
2. Verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang
kondisi yang dihadapi
untuk menumbuhkan
dihadapi menurun kepercayaan
3. Prilaku gelisah - Gunakan pendekatan yang
DO : tampak gelisah,
menurun tenang dan meyakinkan
tampak tegang,
4. Prilaku tegang menurun Edukasi
muka tampak pucat
5. Pucat menurun - Jelaskan prosedur tindakan
inuasif
- Informasikan mengenai
diagnosisi pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan keluarga untuk
menemani
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- Latih teknik rileksasi
kalaborasi
kalaborasi pemberian obat
ansietas jika perlu

2. Resiko infeksi setelah dilakukan tindakan Observasi


- Monitor tanda dan gejala
ditandai dengan keperawatan diharapkan
infeksi lokal dan sistemik
faktor resiko ketidak tingkat infeksi menurun Trapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
adekuatan Kriteria hasil :
- Berikan perawatan kulit
pertahanan tubuh 1. Nyeri menurun pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan
skunder 2. Kebersian badan
sesudah kontak dengan
meningkat pasien dan lingkungan
pasien
3. Kultur area luka
- Pertahankan teknik aseptik
membaik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gelaja
infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan acara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Ajarkan meningkatkan
asupan cairan
Kalaborasi
kalaborasi pemberian imunisasi
jika perlu
3. Nyeri akut Tujuan : (Manajemen nyeri)
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan Observasi
agen pencedera fisik - Identifikasi lokasi,
ditandai dengan: keperawatan diharapkan
karakteristik nyeri, durasi,
DS: mengeluh nyeri tingkat nyeri menurun dengan
criteria hasil:
frekuensi, intensitas nyeri
DO: tampak
1. keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
meringis, gelisah, 2. meringis menurun - Identifikasi faktor yang
3. gelisah menurun
memperberat dan
P: Nyeri di rasakan
memperingan nyeri
pada saat bergerak
- Identivikasi pengetahuan dan
Q: Nyeri yang
keyakinan tentang nyeri
dirasakan seperti - Identifikasi pengaruh budaya
tertusuk tusuk terhadap respon nyeri
R: Nyeri pada bagian - Identifikasi pengaruh nyeri
perut bawah akibat pada kualitas hidup
post operasi - Monitor terapi keberhasilan
S: nyeri sedang skala komplementer yang suda
6 (skala 1-10) diberikan
T: nyeri yang - Monitor efek samping
dirasakan hilang penggunaan analgetik
timbul ±10 menit Trapeutik
- Berikan terapi non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis: suhu
ruangan pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode,
dan pemicu nyeri,
- jelaskan starategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
kalaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa. EGC : Jakarta.

Barbara, CL. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses keperawatan).
Bandung.
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6. EGC : Jakarta

dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa Aesculapius.

Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer
Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses Penyakit Edisi
4 buku 2 : Jakarta EGC

SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan


Pengurus Pusat.

SIKI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat.
SLKI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat

Anda mungkin juga menyukai