100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan18 halaman

Tugas Ahmad Metode Penelitian

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 18

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : A.n Ahmad.......…..........................................

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 838663271………………………………..............

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4007/Metode Penelitian..........................

Kode/Nama UPBJJ : 87/ Jayapura ................................…………….....

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Berikut adalah judul suatu penelitian yaitu ”Hubungan Antara Persepsi Siswa
Tentang Fasilitas Laboratorium Komputer Dan Keaktifan Belajar Siswa dengan
Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”.
Buatlah tinjauan pustaka untuk tema penelitian tersebut, minimal 2 referensi untuk
setiap variabel yang dicetak tebal.
Tinjauan Pustaka ditulis secara deskriptif minimal 500 kata.
ersepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Pengertian Persepsi
“Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam
otak manusia” (Slameto, 2010: 102). Melalui persepsi, manusia terus-menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat
inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium.
Menurut Sugihartono (2007: 8) “Persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan/mengintrepetasi
stimulus yang masuk kedalam alat indera”.
Menurut Bimo Walgito (2010: 99), Persepsi merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan persepsi adalah suatu proses di mana
seseorang menyimpulkan suatu pesan atau informasi yang berupa peristiwa
berdasarkan pengalamannya. Penerimaan pesan ini dilakukan melalui panca indra
yang dimilikinya.
Referensi
Bimo Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY PRESS.
b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Bimo Walgito (2010: 101), faktor yang mempengaruhi persepsi antara
lain:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga datangdari dalam
individu yangbersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor.
2) Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indra atau reseptor merupakan
alat untuk menerima stimulus.Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran, sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motoris.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukanadanya perhatian,
yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan pada sesuatu atau sekumpulan objek.

Keaktifan Belajar Siswa


Pengertian Keaktifan
Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999:45) berkenaan dengan
prinsip keaktifan mengemukakan bahwa “individu merupakan manusia belajar
yang selalu ingin tahu.”
Menurut Sriyono (1992:75),”Keaktifan adalah pada waktu guru mengajar ia harus
mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani.” Menurut
Sagala (2006:124-134), keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi antara lain:
a. Keaktifan indera : pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid harus
dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
b. Keaktifan akal : akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan
masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan.
c. Keaktifan ingatan : pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan
pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada
suatu saat ia siap mengutarakan kembali.
d. Keaktifan emosi : dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai
pelajarannya.
Menurut Sudjana (1988:72), mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar dapat dilihat dalam :
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
b. Terlibat dalam pemecahan masalah.
c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya.
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah.
e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal.
f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
Menurut Paul. B. Diedrich dalam Rohani (1991:8-9)
mengklasifikasikan aktifitas menjadi :
a. Visual activities, seperti : membaca, melihat gambar, percobaan, mengamati
pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
diskusi.
c. Listening activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti : menulis, keterangan, laporan.
e. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi.
g. Mental activities, seperti : menanggapi, mengingat-ingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran IPS sangat penting, karena dalam IPS banyak kegiatan
pemecahan masalah yang menuntut kreativitas siswa aktif. Siswa sebagai subyek
didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran guru harus membangun
hubungan baik yaitu dengan menjalinan rasa simpati dan saling pengertian.
Membina hubungan baik bisa mempermudahkan pengelolaan kelas dan
memperpanjang waktu.
Referensi
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 1988. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Rohani, Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Prestasi Belajar Siswa


Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar terlebih dahulu akan dikemukakan apa
yang dimaksud dengan prestasi dan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan
pendapat mereka. Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah
dilakukan. Menurut Djamarah (2002:19),”Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.” Selanjutnya menurut
Winkel (1996:53),“Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan,pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada
pengertian belajar itu sendiri untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang
berbeda-beda sesuai denagan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat pendapat
yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Menurut Djamarah
(2002:231),”Prestasi adalah hasil kegiatan usaha kegiatan belajarnya yang dinyatakan
dalam bentuk, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh
setiap siswa dalam periode tertentu.
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar
siswa sebagaimana yang diharapkan, menurut Syah (2004:132), maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor yang terdapat
dalam diri siswa (faktor internal), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor eksternal) :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa) Faktor internal adalah keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa. Faktor internal siswa adalah:
1) Aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang memadai tingakat organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah apabila serta pusing-pusing dapat menurunkan
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
Untuk dipelajarinya pun kurang atau
tidak terbatas. Mempertahankan tonus, jasmani agar tetap bugar siswa dianjurkan
mengkonsumsi minuman yang bergizi. Selain itu juga siswa dianjurkan memilih pola
istirahat dan olahraga ringan.
2) Aspek psikologis
Yang termasuk psikologis yang dapat mempengaruhi kulitas dan kuantitas perolehan
pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa siswa yang pada
umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan atau
intelejensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa)
Faktor Eksternal adalah kondisi lingkungan sekitar siswa.
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah, para staf guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas
yang mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin
khususnya dalam belajar.
2) Lingkungan non sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan alat-alat belajar keadaan cuaca dan waktu belajar
digunakan siswa.
Referensi
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Gramedi
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

2. Peneliti akan melakukan research tentang pengaruh penerapan e learning terhadap


minat belajar, pemahaman konsep, dan hasil belajar siswa kelas X SMA N 2
Boyolali. Selama pandemi, kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah
ditiadakan dan digantikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (daring). Media
belajar yang digunakan seperti power point, laboratorium virtual, dan penjelasan
materi melalui Zoom meeting. Variabel penelitian tersebut yaitu
• Penerapan E-learning
• Minat belajar
• Hasil belajar siswa
Berdasarkan pemaparan permasalahan dan variabel penelitian tersebut kerjakan
tugas berikut:
1. Susun tinjauan pustaka yang tepat
• Penerapan E-learning
Banyak pakar yang menguraikan definisi E-Learning dari sudut pandang yang
berbeda. Secara garis besar banyak orang mengatakan E-Learning adalah sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar.
Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning sebagai berikut:
-E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet
atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001).
-E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun
komputer standalone (LearnFrame.Com, 2001)
-E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan
mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching
materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites,
forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided
assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen
pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa
kombinasi dari penggunaan media yang berbeda (Thomas Toth, 2003; Athabasca
University, Wikipedia).
-E-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari
elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya
perangkat komputer. (Maryati S.Pd.,)
-E-Learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua
komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu,
dengan kualitas yang terjamin.( Prof. Dr. Sulistyoweni Widanarko (BPMA).
-E-learning adalah sebuah rancangan aplikasi untuk pengelolaan dan
pendistribusian materi pendidikan dan latihan melalui berbagai media elektronik,
seperti Internet, LAN, WAN, broadband, wireless, dan sebagainya. (Novira Putri
Ayuningtyas).
-E-learning tidak hanya merupakan materi training yang di-online-kan tetapi
meliputi proses distribusi informasi, komunikasi, edukasi, pelatihan, dan
manajemen pengetahuan.
-E-learning merupakan sistem berbasis web (internet) yang memungkinkan
informasi dan pengetahuan dapat diakses oleh siapa saja yang berhak serta kapan
saja dan dimana saja.
-E-learning memberikan perangkat baru untuk memberikan nilai tambah pada
berbagai model pendidikan tradisional di kelas, buku pelajaran, CD-ROM, serta
pelatihan berbasis komputer lainnya.
-E-learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang memanfaatkan
teknologi informasi (dalam hal ini internet) sebagai sarana efektif dan memperluas
pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu secara real-time. E-learning tidak
akan menggantikan pertemuan di kelas tetapi meningkatkan dan mengambil
manfaat dari materi-materi dan teknologi pengiriman baru untuk mendukung
proses belajar mengajar. Dengan e-learning, para siswa akan lebih diberdayakan,
karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada guru tetapi beralih ke
siswa. Dengan koneksi ke internet, seorang siswa punya akses ke berbagai sumber
informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning bersifat individual sehingga siswa
yang aktif dan cepat menyerap materi pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.
-Matthew Comercherodalam E-Learning, Concepts and Techniques ( Bloomsburg,
2006 ) mendefinisikan: E-learningadalah sarana pendidikan yang mencakup
motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan
dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-
learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.Jarak dieliminasi
karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dariterminal
komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang
dapatmengakses jaringan atau Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat
kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-
Learning(Wahono, 2005, p. 1).
-Menurut Allan J. Henderson, E-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question
and Answer Book, 2003). Henderson menambahkan juga bahwa e-learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka
masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.
-E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu
media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di
jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis
web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu
internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut
juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi
lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula
dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum
diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. System e-learning
ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa
dilakukan lebih banyak waktu.(Nugraha,2007).
-William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis
web (yang bisa diakses dari Internet). Terdiri dari beberapa kata kunci ;
Pembelajaran jarak jauh. E-learning memungkinkan pembelajar untuk menimba
ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.Pembelajaran dengan menggunakan
media elektronik. E-learning, seperti juga namanya “Electronic Learning”
disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan
Internet (world wide web yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh
dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa
menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan).Pembelajaran
formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun
informal.Pembelajaran yang di tunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.

• Minat belajar
Pengertian Minat Belajar
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai
dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap
kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang
berminat.
Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai
berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity
or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan
diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa,
diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.
Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek
atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 :109). Minat adalah
sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh
kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan
dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh
suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat
dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi
seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk
meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara
berkelompok.
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu
kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal
yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.
Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada
rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
a. Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar
dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan
mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat
siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar.
Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari
hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang
mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan
untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu.
Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa
bagaimana penetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari
bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting,
dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa
kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya.
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar
mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik
dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan
yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan
cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah
dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-
minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan
informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan
diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa
dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan
materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan
siswa.
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari: adanya perhatian, adanya
ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga
bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan
menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan
terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa
senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar,
dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.
• Hasil belajar siswa
Pengertian Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar. Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia,
dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga
terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah
suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan
jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap
semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan
kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa
menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang
mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung:
Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan,
ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam
menentukan keberhasilan siswa.
Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dalam domain
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan
menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedang domain psikomotorik terdiri dari
level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks
dan kreativititas.
Menurut Arsyad (2005 : 1) pengertian hasil belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perubahan
diarahkan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
Menurut Aqib (2010 : 51) hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang
menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Karena menurut Driscoll
dalam Smaldino (2011 : 11) belajar didefinisikan sebagai perubahan terus menerus
dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pembelajar dan interaksi
pembelajar dengan dunia.
Menurut Dimyati (2006 : 20) pengertian hasil belajar merupakan suatu puncak
proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil
belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak
pengajaran adalah hasil belajar peserta didik yang dapat diukur dengan segera atau
secara langsung. Dampak pengiring adalah hasil belajar peserta didik yang tampak
secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.
Menurut Sudjana (2009 : 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di
antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru
di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
peserta didik yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut
meliputi aspek kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi), afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan
karakterisasi) dan psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
angka atau nilai.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk
menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru
memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku
saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar
tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran
khususnya dapat dicapai.

2. Sebutkan sumber daftar pustaka yang digunakan


• Penerapan E-learning
Putra, Y. M. (2018). Pengenalan E-Learning. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.
• Minat belajar
Syah, Muhibbin, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
• Hasil belajar siswa
syad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya :
Penerbit InsanCendekia

3. Peneliti akan melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran


modul elektronik sebagai sarana belajar jarak jauh. Kemudian peneliti menguji
keefektifan penggunaan modul elektronik tersebut untuk mengetahui pemahaman
konsep siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Diketahui latar belakang
dilakukannya penelitian tersebut adalah siswa yang kurang memahami konsep
materi dengan benar, siswa merasa jenuh dan tidak berminat dengan belajar jarak
jauh, serta pembelajaran daring yang dilakukan sangat tidak kondusif.
1. Cari artikel penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
2. Telaah artikel penelitian yang anda temukan sesuai dengan kaidah telaah yang
tepat seperti pada modul belajar!

4. Peneliti akan melakukan research tentang pengaruh penerapan e learning terhadap


minat belajar, pemahaman konsep, dan hasil belajar siswa kelas X SMA N 2
Boyolali. Selama pandemi, kegiatanbelajar mengajar tatap muka di sekolah
ditiadakan dan digantikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (daring). Media
belajar yang digunakan seperti power point, laboratorium virtual, dan penjelasan
materi melalui zoom meeting. Pada penelitian ini tahap-tahap yang dilakukan
peneliti adalah sebagai
berikut:.
1. Peneliti melakukan observasi awal di sekolah, yaitu meminta izin untuk
melakukan penelitian di sekolah. Kemudian bertemu dengan wali kelas X SMA N
2 Boyolali untuk melakukan wawancara terbatas mengenai kelas sampel.
2. Setelah diberi izin untuk research, peneliti melakukan wawancara kepada guru
kelas X tentang minat, pemahaman konsep dan hasil belajar sebelum sistem daring
dan setelah daring berlangsung.
3. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sistem daring memanfaatkan e
learning, setelah pembelajaran usai peneliti memberikan angket kepada siswa
tentang minat belajar selama kegiatan daring, kemudian melakukan kuis untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep materi, dan hasil kuis diolah
untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dengan sistem belajar jarak jauh.
Setelah penelitian usai, peneliti melakukan olah data untuk memaparkan hasil
penelitian. Jika Anda adalah peneliti, pendekatan penelitian apa yang paling tepat
digunakan pada research tersebut? Jelaskan!
Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif merupakan cara pandang peneliti dengan mengadopsi desain
kualitatif dalam melakukan studi. Desain penelitian kualitatif memiliki beberapa
karakteristik, yaitu lebih bersifat umum, fleksibel, dinamis, eksploratif, dan
mengalami perkembangan selama proses penelitian berlangsung.
Ditinjau dari aspek teknik pengumpulan datanya, pendekatan kualitatif umumnya
mengadopsi teknik observasi partisipatoris dan wawancara mendalam. Instrumen
penelitian yang digunakan juga menyesuikan. Biasnya berupa buku catatan, alat
rekam, dan kapasitas peneliti itu sendiri untuk melakukan interpretasi.

5. Seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang pengembangan media


pembelajaran modul elektronik sebagai sarana belajar jarak jauh. Kemudian
peneliti menguji keefektifan penggunaan modul elektronik tersebut untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Peneliti
telah merumuskan permasalahan penelitiannya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan modul elektronik sebagai sarana belajar jarak jauh di
SMA N 2 Yogyakarta?
2. Bagaimana efektivitas penerapan modul elektronik sebagai media belajar jarak
jauh di SMA N 2 Yogyakarta?
3. Bagaimana pengaruh penerapan modul elektronik senagai sarana media belajar
jarak jauh terhadap pemahaman konsep siswa di SMA N 2 Yogyakarta?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, jika anda sebagai peneliti susun desain
penelitian yang paling tepat digunakan pada penelitian tersebut.Jelaskan!
Judul penelitian.
Rumusan masalah.
Tujuan dan manfaat penelitian.

Anda mungkin juga menyukai