Makalah Adellia K-D3 Anafarma

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERAN MAHASISWA KRISTEN DALAM

MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN ANTAR


UMAT BERAGAMA DI LINGKUNGAN KAMPUS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Kristen yang dibina oleh Ibu
Sri Rukmi Sumariati,S.PdK

Disusun oleh:
Adellia Krishandewi Putri - P17120183028
D-III Anafarma 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


September 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Peran mahasiswa Kristen dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan antar umat beragama di lingkungan
kampus.”

Makalah ini berisikan tentangPeran mahasiswa Kristen dalam bersikap di


lingkungan kampus sehingga tetap tercipta persatuan dan kesatuan antar
mahasiswa. Saya berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa bergaul dan
berperilaku di lingkungan kampus yang majemuk.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Malang, 03 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………...…………………………..………………i

DAFTAR ISI……………………………….……………………..………………ii

BAB I PENDAHULUAN……...……………...
………………………………………….1
1.1 Latar Belakang ………...…………………………..………………...…….1
1.2 Rumusan Masalah.……………………………………..……………...…...3
1.3 Tujuan...............……...……………………………………..…………...….3

BAB II PEMBAHASAN………...………………...………………….
…………………..4
2.1 Definisi Persatuan dan Kesatuan………...……………..………...….………...4
2.2 Definisi Kerukunan………...…………………………..……………………...4
2.3 Kerukunan Antar Umat Beragama Demi Mewujudkan
Persatuan dan Kesatuan……………………………………...………………...5
2.4 Peran Mahasiswa dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan
antar Umat Beragama …………………………………….…………………..7
2.5 Manfaat Terciptanya Persatuan dan Kesatuan antar Umat Beragama……….10

BAB III

PENUTUP……………..…..…………………………………………….………11
3.1 Kesimpulan………...…..…………………………………………………….11
3.2 Saran….……...………...…...………………………………………………..11

Daftar Pustaka………...………...………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Indonesia merupakan negara majemuk,disebut negara majemuk karena
Indonesia memiliki beragam budaya,etnis,bahasa dan agama. Dari sisi agama di
negara Indonesia terdapat 6 agama yaitu Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu. Selain itu juga banyak pula berkembang berbagai aliran atau
kepercayaan lokal.

Pada sensus BPS tahun 2010,agama yang paling banyak dianut oleh
penduduk Indonesia adalah agama islam, Kristen, katolik, Hindu, Buddha, Khong
Hu Cu dan lainnya. Pemeluk agama Islam pada tahun 2010 sebanyak 2017,2 juta
jiwa (87,18%), pemeluk agama Kristen sebanyak 16,5 juta jiwa (6,96%), lalu
pemeluk agama Khatolik sebanyak 6,9 juta jiwa (2,91%), sedangkan pemeluk
agama Hindu yakni 4.012.116 jiwa (1,69%), pemeluk agama Buddha sebanyak
1.703.254 (0,72%), kemudian agama termuda yang diakui pemerintah Indonesia
yaitu Khong Hu Cu dianut sekitar 117,1 ribu jiwa (0,05%). Berdasar data tersebut
mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun
tidak demikian dalam persebaran per provinsi atau kabupaten/kota seperti di Bali,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Papua Barat,
dan Papua. Persentase dari penduduk beragama Islam di Bali hanya sebesar 13,37
persen. Sedangkan persentase penduduk beragama Hindu mencapai 83,46 persen.
Sementara presentase di Nusa Tenggara Timur, sebesar 9,05 persen penduduk
beragama Islam, 34,74 persen benduduk beragama Kristen, dan 54,14 persen
beragama Katolik. Di Provinsi Kalimantan Barat dan Maluku, sekitar separuh
penduduk beragama Islam. Separuh penduduk lainnya beragama Kristen/Katolik.
Daerah dengan mayoritas penduduk Kristen yaitu Provinsi Sulawesi Utara, Papua
Barat dan Papua. Persentase penduduk Kristen di tiga provinsi tersebut berturut-
turut adalah 63,60 persen, 53,77 persen, dan 65,48 persen.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia di tahun 2010 memang ada
sekitar 1 juta lebih masyarakat Indonesia yang tidak diklasifikasi agamanya,
diperkirakan sebagian dari mereka adalah penganut kepercayaan asli leluhur.
Penduduk yang dicakup dalam kegiatan sensus BPS ini adalah seluruh penduduk,
baik Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNA) yang
tinggal di Indonesia. Jumlah WNI berdasar sensus adalah sebanyak 236.728 ribu
jiwa atau 99,6%, sementara penduduk Indonesia yang berstatus WNA mencapai
sebanyak 73 ribu jiwa atau 0,03%.

Masalah toleransi dalam beragama selalu menjadi masalah yang hangat


dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Sampai saat ini masih
banyak kelompok masyarakat yang melakukan perbuatan intoleransi atau sikap
acuh. Oleh sebab itu sikap tersebut harus dideteksi sejak dini dan dijadikan dasar
untuk mengembangkan budaya toleransi demi menjaga keutuhan Negara Republik
Indonesia.  Dalam realitasnya, konflik akibat intoleransi sampai saat ini masih
sering terjadi dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk juga
mahasiswa. Padahal, mestinya kenyataan adanya perbedaan agama, paham,
penafsiran dan organisasi keagamaan haruslah diterima sebagai keberagaman dan
kenyataan yang harus dimengerti dan diterima. Solusi yang harus dilakukan
adalah bagaimana cara mengelola perbedaan itu menjadi kekuatan dalam
kehidupan sosial keagamaan dan mencerminkan kedewasaan beragama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu sejak dini
seharusnya sudah ditanamkan kesadaran kepada anak-anak, pelajar, pemuda dan
tentunya mahasiswa tentang adanya realitas kemajemukan bangsa ini.

Mahasiswa sebagai harapan bagi masa depan bangsa dan tokoh perubahan
sosial, setidaknya harus dibekali dengan pengetahuan, pengalaman dan
kebijaksanaan yang cukup dalam menyikapi keberagaman bangsa yang memang
sangat tinggi. Untuk itulah sangat perlu dilakukan penelitian tentang toleransi
umat berbeda agama di kalangan mahasiswa untuk mengetahui realitas yang ada,
karena selama ini belum diketahui benar, bagaimana sikap para mahasiswa
terhadap pandangan keagamaanya berkaitan dengan toleransi kehidupan beragama
agar kegiatan di kampus berjalan dengan lancar.

1.2    Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah
dalam makalah ini seperti:
1. Apa definisi dari persatuan dan kesatuan ?
2. Apa definisi dari kerukunan?
2.    Apakah definisi dari kerukunan antar umat beragama?
3.    Bagaimana peran mahsiswa menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama?
4.    Apakah manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama?

1.3   Tujuan
1.   Mengetahui definisi dari persatuan dan kesatuan
2. Mengetahui definisi dari kerukunan
3.    Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
4.    Mengetahui peran mahasiswa dalam  menjaga persatuan dan kesatuan
antar umat beragama
5.    Mengetahui manfaat dari terciptanya persatuan dan kesatuan antar umat
beragama
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi persatuan dan kesatuan

a. Persatuan
Persatuan berarti gabungan, ikatan, kumpulan dengan kata lain persatuan
adalah kumpulan manusia yang menjadi satu

b. Kesatuan
Kesatuan adalah sekumpulan orang yang memiliki persamaan latar
belakang, suku, budaya, adat istiadat, atau agama yang sama yang
membangkitkan jiwa untuk menjadi satu keutuhan.

Indonesia terbagi dari berbagai agama yang dianut maka dari itu perlu
usaha ekstra untuk tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Contoh
dari penerapannya misalkan saja dengan menanamkan nilai kerukunan dimana
toleransi antar umat beragama di junjung tinggi, namun juga diperlukan
partisipasi masyarakat untuk bias mewujudkannya.

2.2 Definisi kerukunan


Kata kerukunan berasal dari bahasa arab ruknun (rukun) kata jamaknya
adalah arkan yang berarti asas, dasar atau pondasi (arti generiknya). Dalam bahasa
Indonesia arti rukun ialah:

1. Rukun (nominal), berarti: Sesuatu yang harus di penuhi untuk sahnya


pekerjaan, seperti tidak sahnya manusia dalam sembahyang yang tidak
cukup syarat, dan rukunya asas, yang berarti dasar atau sendi: semuanya
terlaksana dengan baik tidak menyimpang dari rukunnya agama.

2. Rukun (ajektif) berarti: Baik dan damai tidak bertentangan: hendaknya


kita hidup rukun dengan tetangga, bersatu hati, sepakat.  Merukunkan 
berarti:  mendamaikan menjadikan bersatu hati. Kerukunan berarti :
perihal hidup rukun; rasa rukun; kesepakatan: kerukunan hidup bersama.
Kerukunan berarti sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan menjadikan
perbedaan-perbedaan itu sebagai titik tolak untuk membina kehidupan sosial yang
saling pengertian serta menerima dengan ketulusan hati yang penuh ke ikhlasan.

Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan


proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta
cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek
ibadah, toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.

Manusia dijadikan Tuhan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan


hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial,
manusia memerlukan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
baik kebutuhan material maupun spiritual. Maka dari itu sangat penting bagi
manusia untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama.

2.3 Kerukunan antar umat beragama demi mewujudkan persatuan dan


kesatuan bangsa
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang
baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama
tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan
unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak
nilai agama itu sendiri.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya
masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya
misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya
tidak saling mengganggu.

Kerukunan hidup umat beragama di Indonesia dipolakan dalam Trilogi


Kerukunan yaitu:

1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama Ialah kerukunan


di antara aliran-aliran / paham-paham /mazhab-mazhab yang ada dalam
suatu umat atau komunitas agama.

2. Kerukunan di antara umat / komunitas agama yang berbeda-beda Ialah


kerukunan di antara para pemeluk agama-agama yang berbeda-beda yaitu
di antara pemeluk islam dengan pemeluk Kristen Protestan, Katolik,
Hindu, dan Budha.

3. Kerukunan antar umat / komunitas agama dengan pemerintah Ialah supaya


diupayakan keserasian dan keselarasan di antara para pemeluk atau pejabat
agama dengan para pejabat  pemerintah  dengan  saling  memahami  dan
menghargai  tugas  masing-masing  dalam  rangka membangun
masyarakat dan bangsa Indonesia yang beragama.

Dengan demikian kerukunan merupakan jalan hidup manusia yang memiliki


bagian- bagian dan tujuan tertentu yang harus dijaga bersama-sama, saling tolong
menolong, toleransi, tidak saling bermusuhan, saling menjaga satu sama lain

Wujud dari Kerukunan antar umat beragama :

1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan


agamanya.

2. Saling hormat menghormati dan bekerjasama intern pemeluk agama, antar


berbagai golongan agama dan umat-umat beragama dengan pemerintah
yang sama-sama bertanggung jawab mmbangun bangsa dan Negara.

3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada
orang lain.
Maka dari itu kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari- hari karena dengan adanya kerukunan antar umat beragama
kehidupan akan damai dan hidup bias saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal
bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka
bahkan menjalankan ajaran agama mereka tetapi menghargai saat mereka
melakukan peribadahan.

Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar
tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di dalam kehidupan
mahasiswa Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup
dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar
agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung
memberikan stabilitas dan kemajuan negara. Sehingga mahasiswa bisa dijadikan
teladan dalam hal toleransi beragamanya dan dapat membawa perubahan untuk
kedepannnya. Jika kita memiliki rasa toleransi tinggi terhadap sesama maka akan
terwujud persatuan dan kesatuan negara yang kokoh.

2.4 Peran Mahasiswa Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan antar Umat
Beragama
Agama adalah elemen yang fundamental dan penting dalam hidup dan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kebebasan dalam beragama dan saling
menghargai satu sama lain merupakan suatu keharusan dan sebuah pilihan.
Kebebasan dalam memeluk agama dan beribadah bahkan sudah diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Hal tersebut tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi:

“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya


masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.”.

Ungkapan kebebasan dalam beragama mempunyai arti yang luas,


kebebasan beragama menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi
untuk beragama dan untuk mempercayai kepercayaan yang diyakini.
Peran mahasiswa dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
sangatlah penting dan semakin penting di masa sekarang ini dan di masa yang
akan datang. Apa lagi untuk menghadapi era globalisasi saat ini selain
mendatangkan banyak masalah bagi umat beragama, tentunya juga bakal tentu
akan menghadirkan banyak tantangan untuk membangun perdamaian dunia yang
berkelanjutan, ketegangan, konflik, dan kekerasan di antara umat manusia,
tentunya juga sebagai tantangan generasi sekarang dan generasi yang akan datang
terutama bagi para pelajar atau mahasiswa untuk membangun lingkungan
masyarakat yang semakin baik untuk membangun hubungan beragama,
bermasyarakat, dan bernegara yang lebih toleran.

Tugas utama seorang mahasiswa adalah selain aktif dalam aktifitas


akademika dan melanjutkan pendidikan tingkat akademisi yang lebih tinggi
mahasiswa juga tentu harus mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama tentang
toleransi dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari baik itu saat bergaul
dengan posisi yang sebagai mahasiswa ataupun saat berkumpul di tengah
keluarga. Toleransi merupakan sikap terbuka dalam menghadapi perbedaan,di
dalamnya terkandung sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan atau
eksistensi yang ada dari masing-masing pihak. Keaneka ragaman itu tidak di
posisikan sebagai ancaman, namu justru peluang untuk saling berkembang
menjadi lebih baik lagi dan menjadi kekuatan bangsa.

 Peran Mahasiswa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan


kampus :

a. Mahasiswa mampu bersikap saling menghargai


b. Tidak menyindir atau merendahkan orang lain
c. Tidak membeda bedakan agama
d. Tidak melakukan asusila (pelecehan seksual)
e. Saling mengingatkan dan berpartisipasi pada hari-hari besar keagamaan

Seperti yang ada dalam ajaran alkitab yaitu “Kasihilah Tuhanmu, dengan


segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu,
dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri (Lukas 10:27)”. Dari ayat tersebut kita belajar bahwa kita sudah
seharusnya mengasihi Tuhan dan sesama dengan segenap hati dan jiwa sehingga
akan tercipta kerukunan antar sesama yang akan mengokohkan persatuan dan
kesatuan bangsa.

Kasih dan kerukunan dalam kemajemukan sebagai umat beragama dan


warga bangsa harus tercermin pada tindakan atau perbuatan nyata kita yang
menunjukkan adanya tindakan saling menolong, mengasihi, menghargai,
menghormati, termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain.

Tentu dengan demikian setiap mahasiswa harus mampu mengelola


perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, “perbedaan adalah sesuatu yang harus di
hargai, karena dengan menyadari akan perbedaan-perbedaan yang ada, kita akan
mampu membangun kebersamaan yang berlandaskan kasih. (P. Dr. Bortomeleus
Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013). Mahasiswa tidak perlu ragu
atau takut berteman dengan orang lain yang berbeda agama dengan kita karena
rasa toleransi pasti sudah tertanam, namun ada suatu waktu kita berhati-hati dalam
memberikan argument atau pendapat kita jangan sampai apa yang kita sampaikan
menyinggung perasaan orang lain apalagi menimbulkan polemik.

Hidup rukun menjadi dambaan umat manusia karena kerukunan


menghasilkan kebahagiaan, kita harus belajar dan mengajarkan untuk hidup rukun
dengan sesama. Seperti yang disampaikan P. Krist Jawa, CMF “Pintu berkat
Tuhan terbuka ketika kita semua yang mencari hidup dalam kerukunan dengan
saling menghormati satu sama lain.”

Sebagai mahasiswa yang menjadi agen perubahan harus bias memberikan


kontribusi terhadap kemajuan bangsa dari hal kecil saja dengan kita menanamkan
sikap toleransi antar agama, menjaga kerukunan dengan teman di kampus maka
kita sudah menjadikan Indonesia lebih baik lagi dan tetap bias menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa.
2.5 Manfaat dari terciptanya persatuan dan kesatuan antar umat beragama

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat beragama,
karena ini merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Akan tetapi dalam penerapannya harus dengan sewajarnya dan tidak
boleh berlebih-lebihan, karena hal itu dapat mengganggu kepentingan umum
maupun hak orang lain, dapat menyinggung perasaan orang lain, dan justru dapat
merugikan diri kita sendiri.

 Manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat beragama :


a. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat.
b. Toleransi antar umat Beragama meningkat.
c. Menciptakan rasa aman bagi agama – agama minoritas dalam
melaksanakan ibadahnya masing masing.

d. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan agama.

e. Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama

f. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.

g. Terpenuhi hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan


kepuasan batin.

h. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan antar


umat beragama adalah agar tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis dalam
kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa
menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan
stabilitas dan kemajuan Negara. Cara juga peran mahasiswa untuk menjaga
sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan
berbincang antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan
antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus
mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain:
 Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama
lain
 Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan
tetapi salahkan orangnya.
 Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain
yang sedang beribadah. (saling menghormati)
 Hindari diskriminasi terhadap agama lain
 Berhati hati jika ada diskus yang menyinggung hal-hal yang “sensitive”

3.2 Saran

Tentunya makalah yang saya buat ini mungkin jauh dari kesempurnaan, saya
berharap saran dan kritik bagi para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pesan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan sejak dini pentingnya
menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar
sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera. Sekian penutup
dari saya semoga dapat diterima dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://tumoutounews.com/2017/11/08/jumlah-penganut-agama-di-indonesia-tiap-
provinsi/

http://seputarpengertian.blogspot.com/2015/07/pengertian-kerukunan-antar-umat-
beragama.html

Anda mungkin juga menyukai