Analisis Isu Agenda 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Angkatan : 78 Kelompok : 2

Nama : Hafiz Arifin

Imam Askani

Azzam Saffani

Avicena

Julfikar

KASUS KORUPSI PENGADAAN BANTUAN SOSIAL PENANGANAN COVID-19

1. Pemetaan Masalah Kasus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Sosial
Juliari Batubara dan kawan kawan terkait kasus covid-19. KPK menduga Menteri Juliari menerima
suap senilai Rp.14,5 miliar dari komisi pengadaan bantuan sosial sembako untuk masyarakat
terdampak Covid-19 di Jabodetabek. Sebelum terjadi nya kasus korupsi,Menteri Juliari Batubara
menjawab pertanyaan dari presenter tentang tanggapan dari Presiden Joko Widodo agar jangan
korupsi pada saat sidang perdana Kabinet Indonesia Maju, Oktober 2019. Dan dalam kesempatan itu
Menteri Sosial Juliari Batubara menyatakan untuk mencegah terjadinya korupsi di Kementerian Sosial
ia menggunakan metode humanis, yaitu memberi nasihat kepada para penjabat dilingkungan
Kementerian Sosial mengenai betapa malunya anak, istri dan keluarga terdekat ketika mereka
melakukan korupsi. Kemudian ditunjukkan sejumlah barang bukti dugaan suap pengadaan barang
atau jasa terkait Bansos penanganan Covid-19 di Kementerian Sosial yang melibatkan Juliari P
Batubara. Bukti yang diperlihatkan oleh KPK adalah sejumlah uang yang berjumlah Rp. 14,5 Miliar
yang terdiri dari pecahan mata uang Rupiah, Dollar Amerika dan Dollar Singapura. Sejumlah uang
dimasukkan didalam koper, tas ransel, dan juga amplop. Selain dari Menteri sosial KPK juga
menetapkan 5 tersangka lain terkait kasus korupsi dana bantuan penanganan Covid-19.

2. Penyebab terjadinya : Penyebab dari masalah ini adalah adanya dugaan kasus korupsi dana
bantuan sosial untuk penangan Covid-19 dari bulan Mei sampai dengan September oleh Menteri
Sosial yaitu Juliari Batubara. Ada beberapa Fee yang diduga diterima oleh Menteri Sosial, ada
sejumlah dugaan aliran dana yang masuk dari pihak swasta kepada pihak Kementerian Sosial dalam
hal ini adalah Menteri Sosial Juliari Batubara. kasus dugaan korupsi di Kementerian Sosial ini diawali
dengan adanya pengadaan barang berupa bansos dalam rangka penanganan Covid-19. Pengadaan
barang itu berupa paket sembako di Kementerian Sosial pada 2020 dengan nilai Rp 5,9 triliun dengan
272 kontrak dan dilaksanakan sebanyak dua periode . Diduga disepakati adanya fee dari tiap-tiap
paket pekerjaan. Untuk fee setiap paket bansos disepakati Rp10.000 paket sembako dari nilai
Rp300.000 per paket bansos.
3. Fakta-fakta : Berawal dari penangkapan pejabat Kemensos Menemukan 7 koper, 3 tas ransel dan
amplop yang jumlah nya kurang lebih Rp 14,5 miliar. KPK menemukan pecahan rupiah dan valuta
asing dalam OTT ini. Yaitu Rp 11,9 miliar, US $ 171.085 (atau setara Rp 2.420 miliar) dan dolar
Singapura 23.000 (atau setara Rp 243 juta) • Di tetapkan 3 orang tersangka sebagai penerima suap dan
2 orang dari pihak swasta tersangka sebagai penyuap • Hasil dari korupsi digunakan untuk keperluan
pribadi . Adanya fee setiap paket bansos Rp 10.000 untuk setiap paket sembako dari nilai paket Rp
300.000 per paket bansos .

4. Kaitan dengan Nilai-nilai ANEKA

a. Akuntabilitas ; * Kepemimpinan, yaitu Tidak memberi contoh yang baik kepada orang lain dan
tidak memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. * Integritas, yaitu Tidak adanya
kesesuaian antara perkataan dan tindakan. *Tanggungjawab, yaitu Tidak adanya kewajiban terhadap
setiap tindakan yang telah dilakukan. * Kepercayaan, Menghianati kepercayaan yang sudah diberikan
rakyat. *Kejelasan, yaitu Menyalahgunakan kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi. * Konsistensi, yaitu Tidak menjamin stabilitas untuk mencapai
lingkungan yang akuntabel.

b. Nasionalisme; Tidak adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya
Tidak memahami nilai-nilai pancasila.

c. Etika publik; Tidak memegang teguh Ideologi Pancasila. Tidak setia dan mempertahankan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah. Tidak mengabdi kepada negara
dan rakyat Indonesia. Tidak menjalankan tugas secara professional. Tidak memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika luhur. Tidak mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi . Tidak
meningkatkan evektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

d. Komitmen mutu; Tidak memberikan pelayanan yang baik kepada publik. Tidak dapat dipercaya.

e. Anti Korupsi; Tidak Jujur . Tidak disiplin, yaitu tidak taat/patuh kepada peraturan.. Tidak
Tanggungjawab atas jabatan yang diberikan.

5. Solusi terkait penerapan nilai-nilai ANEKA

a. Akuntabilitas; Kepemimpinan, dimana seharusnya pemimpin menjadi contoh yang baik kepada
para bawahannya. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan. Jadi apapun yang diucapkan
seharusnya hal tersebutlah yang dilakukan. Seharusnya apa yang dikatakan harus sesuai dengan
tindakan yang dilakukan, bukan malah sebaliknya dengan melakukan tindak pidana korupsi.
b. Nasionalisme; Dengan menerapkan nilai pancasila yaitu sila ke 2, dimana kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan moral dalam hidup bersama dengan melakukan segala sesuatu sebagaimana
mestinya. Bukan dengan melakukan tindak pidana yang dapat merugikan orang banyak.

c. Etika Publik; Memberikan layanan kepada publik secara jujur, dimana seharusnya seorang
pemimpin memberikan pelayanan kepada publik secara lebih transparan baik itu segi informasi dan
hal lainnya.

d. Komitmen Mutu ; Inovatif, Seorang pemimpin harus mampu menciptakan perubahan-perubahan


untuk keadaan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Tidak melakukan tindakan yang nantinya
akan berakibat buruk untuk masa depan.

e. Anti Korupsi; Gaya yang sederhana, tidak hedon, tidak menjadi pribadi yang berjiwa konsumtif,
membiasakan tidak hidup boros agar kebutuhan kehidupan seharihari terpenuhi sehingga tidak
melakukan tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai